MENYOAL Aqidah QADHA & QADAR Hizbut TAHRIR Vs AHLUS Sunnah

QADHA & QADAR Hizbut TAHRIR Vs AHLUS Sunnah


Termasuk salah satu kekeliruan Hizb dalam perkara aqidah adalah pemahaman atas Qadha dan Qadar, dan hal ini meskipun telah banyak dibahas oleh banyak pihak namun kiranya masih ada yang menginginkan untuk dibahasnya masalah ini di blog yang mubarokah ini, insyaAllah.
Sekaligus untuk menjawab keinginan dari beberapa pihak yang meminta Tim KomaHT melakukan diskusi copy darat dengan aktivis HT maka berikut ini kami sajikan bahasan Qadha dan Qadar ini dalam bentuk file audio (.mp3) rekaman diskusi antara salah satu kontributor kami dengan seorang aktivis HTI (al akh Roni) yang sampai saat terakhir kami berdiskusi beliau masih aktif di Hizbut Tahrir Indonesia.

Dan kami mohon maaf apabila hasil audio rekaman kurang bersih mengingat diskusi dilakukan oleh salah satu kontributor kami langsung di sebuah masjid selepas sholat Isya’ berjama’ah saat masih banyak kaum muslimin bercengkerama disana.

Satu hal yang ingin ditunjukkan bahwa diskusi tidaklah membuat pertikaian atau saling laknat (mubahalah) bahkan kontributor kami berhasil menjauhi debat kusir, sehingga kekhawatiran kaum muslimin bahwa aktifitas Tim Koma-HT hanya akan membuat ummat kafir senang hal itu tidak benar, bahkan justru kami berhasil menunjukkan betapa Islam mampu membangun sebuah diskusi dan debat ilmiyah antar pemeluk dengan damai, tidak seperti agama lain yang terkadang melarang berfikir dan berdiskusi ilmiyah disisi lain terkadang justru saling hantam dengan kekerasan antar sekte satu dan sekte lain, dan ini kita jumpai pada agama diluar Islam, adapun Islam mengajarkan diskusi Ilmiyah dalam pencarian kebenaran tanpa kekerasan maupun pertengkaran, walhamdulillah.

Dari hasil diskusi tersebut kesimpulan yang diambil adalah :

1. Pemahaman Hizbut Tahrir atas Qadha dan Qadar berbeda dengan Ijma’ Ahlus Sunnah, dalam hal ini HT menganggap Ijma’ Ahlus sunnah keliru.
2. Menurut HT kehidupan manusia terbagi dua : Pertama, Hal-hal yang telah ditentukan Allah, yaitu yang terjadi pada manusia tanpa disengaja, misal kecelakaan. Kedua, Hal-hal yang tidak ditentukan Allah dan murni manusia sendiri yang menciptakan terjadi tidaknya hal tersebut, misal manusia tidak ditentukan masuk surga atau neraka akan tetapi manusia sendiri yang menentukan ia akan menjadi ahli surga atau neraka dengan melakukan amalan sholih atau maksiyat, sehingga amal sholih dan maksiyat manusia yang menentukan manusia masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan Allah tidak menentukannya.

Berikut link download file diskusi tersebut :

http://www.ziddu.com/download/10310136/DiskusiQadhaQadarHizbutTahrir.mp3

Semoga menjadi nasihat berharga untuk kita semua.
Barakallahufikum.

1.014 responses to “MENYOAL Aqidah QADHA & QADAR Hizbut TAHRIR Vs AHLUS Sunnah

  1. Saudara sesama muslim yang diberkahi Allah,

    Dalam perkara amal sholih dan amal maksiyat maka Hizbut Tahrir meyakini hal itu murni diciptakan manusia dan tidak ditentukan Allah. Sehingga dalam hal ini Hizbut Tahrir bisa dikategorikan Qadariyyah atau menolak ketetapan Allah. Wallahul musta’an.

    • Mr. Ashobiyah

      Buseeet dah apa lg ni, mengapa oh mengapa seperti ini…
      Kacau,kacau,kacauuuu….

    • Muktazilah memang sering disebut Qadariah,karena gagasannya tentang qadar,yang menolak dikaitkannya perbuatan manusia dengan takdir.Menurut mereka,manusia itu bebas berkehendak untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan;manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya,bahkan termasuk khasiat suatu benda yang terkait dengan perbuatannya.Misalnya,memukul dengan alat pemukul adalah perbuatan manusia,termasuk rasa sakit yang ditimbulkan dari pukulan yang menggunakan alat pemukul tadi.
      Pandangan inilah yang menyeret Ahlussunnah dan kelompok-kelompok lain.Dari sinilah kemudian berkembang apa yang kemudian dikenal dengan istilah Qadha’ dan Qadar.
      Kesalahan yang paling fatal dalam konteks ini adalah karena masing-masing pihak yang terlibat dalam polemik tersebut tidak pernah memisahkan:perbuatan,di satu sisi,dan efek yang ditimbulkan oleh perbuatan,di sisi lain.Kesalahan yang kedua,mereka mengaitkan pembahasan perbuatan manusia tersebut dengan perbuatan Allah.
      Ketika melihat faktanya seperti ini,HT kemudian memisahkan antara fakta perbuatan dan efek yang dihasilkannya,melalui alat yang digunakannya.Kemudian mendudukkan pembahasan tersebut hanya membahas obyek yang bisa dijangkau oleh akal manusia,yaitu perbuatan manusia.Maka disimpulkan,bahwa perbuatan manusia itu ada dua kategori:
      Pertama,yang tidak bisa dipilih oleh manusia;posisi manusia berada dalam lingkaran yang menguasai dirinya.Di sini,manusia tidak memiliki peran apa-apa,Inilah yang disebut qadha’.Dalam hal ini,baik dan buruknya sepenuhnya dinisbatkan kepada Allah.Dalam konteks seperti ini manusia tidak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah pada Hari Akhirat kelak.Manusia,misalnya,tidak akan dihisab oleh Allah karena gempa atau tsunami yang telah menimpanya,yang menghancurkan harta dan menghilangkan jiwanya;ia juga tidak akan dihisab oleh Allah karena tiba-tiba mobilnya mogok di tengah jalan,tanpa dia sendiri kuasa mengatasinya,sehingga menimbulkan kemacetan total dan tentu saja merugikan orang banyak.
      Kedua,yang bisa dipilih oleh manusia;posisi manusia berada dalam lingkaran yang dia kuasai.Di sini,manusia bisa berperan apa saja.Tentu ini bukan wilayah qadha’,sehingga tidak bisa menisbatkan semuanya kepada Allah.Sebaliknya,baik dan buruknya sepenuhnya merupakan pilihan manusia.Maka,manusia akan dimintai pertanggungjawaban kelak di Akhirat.Manusia beriman atau kafir,misalnya;duduk atau berdiri; makan minum yang halal atau yang haram;menikah atau berzina;menerapkan hukum Allah atau hukum manusia;dan sebagainya;semua itu berada dalam pilihan manusia sepenuhnya.Karena itu,pilihan manusia dalam pilihan ini akan dihisab di hadapan Allah kelak pada Hari Akhir.
      Itu di satu sisi,tentang fakta perbuatan manusia.Di sisi lain,fakta perbuatan manusia juga tidak bisa dilepaskan dari alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan.Dan dengan menggunakan alat tersebut,muncullah efek perbuatan,seperti rasa sakit yang diakibatkan oleh pukulan yang menggunakan kayu.Apa yang oleh Muktazilah disebut “perbuatan dan efek yang ditimbulkan perbuatan” itu dianggap keliru oleh HT.Sebaliknya,yang tepat adalah “khasiat benda”,karena faktanya memang demikian.Inilah yang kemudian disebut oleh HT dengan menggunakan istilah qadar.
      Khasiat itu sendiri adalah karakteristik khas yang dimiliki oleh benda sebagai ciptaan Allah.Contoh:api mempunyai karakteristik khas bisa membakar dan panas;sementara air mempunyai karakteristik khas bisa membasahi dan memadamkan api.Begitu seterusnya.Semua potensi itu adalah ciptaan Allah yang melekat pada sesuatu sebagai sunatullah.Manusia tidak akan dihisab oleh Allah berkaitan dengan semua karakteristik yang telah diciptakan Allah pada benda,termasuk pada dirinya sendiri.
      Yang dihisab oleh Allah,dalam konteks khashiyat adalah pemanfaatan manusia atas khasiat-khasiat itu.Contoh:manusia tidak akan dihisab Allah karena memiliki hasrat seksual;yang akan dihisab adalah pemanfaatan hasrat seksual tersebut,apakah di jalan yang halal dengan cara menikah atau di jalan yang haram dengan cara berpacaran,berzina,atau melacur.
      Dari sini tampak jelas bahwa HT sangat berbeda dengan Muktazilah.Bahkan bisa dikatakan,HT melakukan koreksi atas kesalahan Muktazilah,termasuk Ahlussunnah,sekaligus memberikan solusi yang benar atas persoalan qadha’ dan qadar yang diperdebatkan oleh para mutakallimin sejak Abad I Hijriah itu.
      Jadi,HT tidak bisa disamakan dengan Muktazilah,keduanya sangat jauh berbeda.Karena itu,tuduhan bahwa HT adalah Muktazilah,Neo-Muktazilah,dan Qadariah merupakan tuduhan yang sangat keliru dan menyesatkan.Ini juga membuktikan,bahwa tuduhan tersebut sekaligus membuktikan kebodohan pihak penuduh terhadap fakta Muktazilah,Qadariah dan HT,atau karena faktor lain,yaitu su’an-niyyah (berniat jahat).

      • HT memang bukan mu’tazilah murni atau qadariyah murni, namun yang jelas HT juga bukan ahlus sunnah.
        HT merupakan sekte baru yang memiliki pemahaman baru dan beberapa cara-cara berislam baru yang tidak pernah ada dizaman pendahulu Islam.

      • Saya kembalikan semuanya kepada Allah SWT semata.Diterima tidaknya apa yang telah saya disampaikan sudah bukan urusan saya lagi.Kebenaran hanya milik Allah SWT semata.Kesalahan adalah dari saya pribadi.Mohon maaf lahir dan bathin.

      • Anda mengatakan “HT melakukan koreksi atas kesalahan Muktazilah,termasuk Ahlussunnah,sekaligus memberikan solusi yang benar atas persoalan qadha’ dan qadar yang diperdebatkan oleh para mutakallimin sejak Abad I Hijriah”

        Maka benarlah HT itu Neo muta’zillah (sebab mengkoreksi muta’zilah) dan bukan Ahlu Sunnah (sebab mengkoreksi Ahlu Sunnah),

        Ahlu Sunnah itu adalah Rosulullah dan para shahabatnya, Lebih baik mana HT atau para shahabat?

    • Bismillah…..
      afwan akhi fillah…., mngkin antum bisa krmkan pesan ttg alamat e-mail antum ke e-mail: benny.chain@yahoo.com, krn ada yg ingin sy diskusikan secara pribadi. Barakallahu fiik…!

    • malikkhan kali-qhye

      assalamualaikum.. saya cuman mau kataan kalau..menurut saya akhi yg klolah blog ini salah memahami pmbhasan Qadha n Qadhar Hizib.. syukrhn

    • Ente Se-deng alias saraffff

    • 1. Firman Allah :
      وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
      Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Apa-apa yang kamu perbuat (QS As Shaffat :96)

      Memang benar Allah yang menciptkan semuanya termasuk perbuatan
      akan tetapi dalam hal perbuatan (amal) ada pilihan yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk

      2. Sabda Nabi :
      مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
      Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” (Dalam suatu riwayat disebutkan :’Apakah kita tidak pasrah saja pada ketetapan kita dan meninggalkan amal). Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang dipermudah (menuju ketetapannya)”. (Dalam suatu riwayat disebutkan : “Beramalah, karena setiap orang dipermudah menuju sesuatu yang telah diciptakan untuknya”). Kemudian beliau membaca ayat : “Adapun orang yang memberi dan bertaqwa dan membenarkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kemudahan. Adapun orang yang bakhil dan menumpuk kekayaan dan mebohongkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kesulitan”
      [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].

      dihadits pun dijelaskan Rasulullah yaitu beramalah…..beramal (perbuatan)
      pasti ada pilihannya yaitu baik dan buruk…. baik balasannya syurga buruk balasannya neraka.

      3. Diriwayatkan bahwa Amirul Mukminin Umar bin Khattab menerima seorang pencuri yang berhak dipotong tangannya. Beliau memerintahkan agar dipotong tangannya. Pencuri berkata : tunggu dulu, Amirul Mukminin, aku mencuri ini hanya karena takdir Allah. Umar pun menjawab : demikian kami potong tanganmu juga hanya karena takdir Allah Subhaanahu Wa Ta’ala

      disini dijelaskan juga mencuri itu adalah perbuatan buruk…. tetapi si pencuri bisa memilih agar tidak mencuri….

    • bisa tunjukan di kitab apa di sebutkan seperti itu ? krna setahu saya tidak ada kitab yg menjelaskan bahwa ada perbuatan yg di ciptakan manusia

      • Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
        «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
        “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

  2. orang2 nya kok itu2 aja

  3. diterangkan juga donk gimana pendapat aswaja

  4. Pendapat ahlus sunnah sudah diterangkan oleh kontributor kami dalam diskusi tersebut tepatnya diakhir sesi diskusi, sengaja kontributor kami di awal diskusi hanya mendengarkan saja, adapun di akhir diskusi baru disampaikan pendapat ahlu sunnah berdasar dalil :
    1. Firman Allah :
    وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
    Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)
    2. Sabda Nabi :
    مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
    Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” (Dalam suatu riwayat disebutkan :’Apakah kita tidak pasrah saja pada ketetapan kita dan meninggalkan amal). Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang dipermudah (menuju ketetapannya)”. (Dalam suatu riwayat disebutkan : “Beramalah, karena setiap orang dipermudah menuju sesuatu yang telah diciptakan untuknya”). Kemudian beliau membaca ayat : “Adapun orang yang memberi dan bertaqwa dan membenarkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kemudahan. Adapun orang yang bakhil dan menumpuk kekayaan dan mebohongkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kesulitan”
    [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].
    3. Diriwayatkan bahwa Amirul Mukminin Umar bin Khattab menerima seorang pencuri yang berhak dipotong tangannya. Beliau memerintahkan agar dipotong tangannya. Pencuri berkata : tunggu dulu, Amirul Mukminin, aku mencuri ini hanya karena takdir Allah. Umar pun menjawab : demikian kami potong tanganmu juga hanya karena takdir Allah Subhaanahu Wa Ta’ala

    • Mochamad efendi

      Dalam Surat As-saffat memang dijelaskan “padahal Allah menciptakan kalian dan apa yang kalian buat sebagai bantahan terhadap kaum nabi Ibrahim yang membuat patung-patung dan menjadikan mereka sebagai sesembahan mereka. Mereka bisa membuat patung atas izin Allah. Jadi pada hakikatnya patung yang mereka buat adalah juga ciptaan Allah melewati tangan-tangan manusia. Ini tidak bisa digunakan sebagai dasar bahwa manusia tidak mempunyai kehendak untuk memilih surga atau neraka sementara di dalam surat (al-Balad (90):10), Allah telah menunjukkan pada manusia jalan yang baik dan buruk. Maka Allah jadikan di dalam akal itu kemampuan untuk menimbang-nimbang mana perbuatan maksyiat dan mana perbuatan yang baik. Sebagaimana firman-Nya: “lalu memberikan kepada jiwa manusia potensi untuk mengerjakan yang maksiat dan yang takwa”, di dalam surat (asy-Syams (91):8).

  5. kasian..dech ngaku mantan HT padahal sudah jelas antum al baniyyun.atau wahabiun..hee..heee

    • ya mending al-baniyyun dan wahabiyun daripada nabhaniyun atau qodimiyun, apalagi kalo ismailyun dan sidiqiyun aljawiyun(“ulama besar” hizbut tahrir indonesia)(setidaknya kedua nama pertama pakar hadis abad ini dan pembaharu islam dalam pemberantasan bid’ah juga pakar hadis kalangan hambaly)

    • Wah saya baru tahu kalo albani pendapatnya seperti itu, apa benar?
      Takutnya nanti para pengagum albani marah lho…

    • akhi fillah, masya Alloh…
      Bukankah apa yang disampaikan di atas adalah Qolalloh, Qola Rosul, serta pemahaman sabahat umar? Lalu agama seperti apa yang akhi inginkan? kl Qolalloh, Qola Rosul, serta pemahaman sabahat akhi tolak? kl akhi berbeda pendapat dng tiga sumber trsbt, mungkin mungkin akhi yg keliru, oleh karena itu bukankah kita dianjurkan untuk memohon petunjuk kpd Alloh? ataukah kita terlalu sombong sehingga kita merasa selalu diatas kebenaran dan meremehkan pendapat orang lain, jelas akhi fillah… jika perbedaan antara ulama yg satu dngn yang lain itu wajar, ikhtilaf namanya selama masih berdasar Qur’an, Sunnah, dan pemahaman sahabat. Nah bila yg terjadi adalah perbedaan pemahaman dengan Qur’an, Sunah dan pemahaman para sahabat maka inilah yg disebut menyimpang atau SESAT… Semoga Alloh memberikan Taufik pada kita semua…

    • @abu : kasian deh antum…. ciri2 hizbi itu mencela ulama…. hehehe

      • dan ciri2 orang yang mencela saudaranya sendiri adalah orang yang tidak disukai islam karena sesama muslim haram mencela sesamanya………hizbi tidak pernah mencela ulama manapun asal saudara tau……kalu anda mengatakan begitu silahkan saudara ikut acara hizbi……jangan membeli kucing dalam karung…….

      • Ahlu Sunnah tidak mencela ulama melainkan mencela ahli bid’ah, seperti halnya Allah juga mencela ahlu kesesatan.

        Hizbiyunn bukan hanya mencela ulama, bahkan ada yang mengkafirkan. Ane denger sendiri.

  6. ibnu Pemberantas oreg munafik

    orang oran antek ameika seperti yang pnya blok ini,bknya membantu saudara memprjuangkan agama Allah,mlah membuatcerai berai,saling mnyalahkan seakan akan golngnya yg pling benar. .jgn fanatik dgn golangan.anda tk bedanya dg orang yahudi.ngakunya mantan aktivis HT(cra orng yahudi menipu manusia)atau anda ini org JIL.

    • @ibnu: ente tahu hadis

      أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لأَخِيْهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا

      “Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya: ‘Wahai orang kafir’ mk tersebut akan kembali kepada salah satu dari keduanya.”

      kalo emang ada artikel yang keliru,ente tunjukkan kekeliruannya,bukan dengan sembarangan nyebutin orang lain antek amerika dan JIL, emangnya orang2 HTI maksum dari dosa dan salah apa? DASAR FANATIK BEBAL

    • Sudah saya tegaskan bahwa saya muslim tulen, apa perlu saya syahadat lagi disini ?
      Jika ada nasihat saya yang tidak benar silahkan tunjukkan yang mana dan silahkan bantah dengan dalil al Qur’an dan as Sunnah,
      Jangan langsung tuding antek amerika atau JIL dong, lantas apa bedanya anda dengan kelompok yang suka membid’ahkan orang yang nggak sefaham dengannya.
      Anda malah lebih parah lagi tidak hanya membid’ahkan malah mengkafirkan orang yang tidak sefaham dengan anda.
      Sebab bagi saya antek amerika dan JIL itu kafir.

      • Disinilah masalahnya debat kusir yang nggak pantas….HT..menganggap sangat
        banar menjalankan aqidahnya..tapi sebenarnya nggak pernah mengenal dirinya terlebih dahulu sehingga sombong menentukan “QADAR”, apalagi mengenal yg bernama “Allah” Kok sudah merasa paling benar.. Ingatlah saudaraqu… merampas hak Allah adalah Fasik yang Jahil.
        Tidak akan bergerak sebutir debupun tanpa izin Allah (QS..carilah)
        Apalagi menentukan, sayang kalau rahmat didiri yg penuh kebaikan padahal salah satu tipu daya Syaithan… agar merasa lebih benar dalam pemahaman dan menjalankan Dinnul Islam, padahal masih hanya mendapat merek islam sedang Din NYA nggak di ketahui apalagi dimiliki… Berhentilah berdebat kusir…. apalagi merasa benar… padahal masih sesat..Belajarlah.. belajarlah.. belajarlah dan coba buka mata hati telinga hati.. karena seluruhnya urusan Dien adalah hati Qalbu yg di Ridhoi, jangan sampai mendapat hukuman Khatamallahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’alaa abshaarim… Ghisawatu walahum azaabun ‘aliiem.

      • liem hoolay

        sy ae7 banget AS = super kafir dan JIL = antek AS berkedok muslim, ini lebih membahayakan, tapi mengapa pengelola blok tdk copy darat aja dg HT biar tdk seru begini dan sy kawatir akan menelorkan fitnah satu dg yg lain.

      • Menurut hemat saya, hadiri Muktamar 2013, lalu kita bahas dalam sebuah diskusi online.

    • kalo memang benar seperti itu, ya cobalah diperbaiki secara internal dulu. Jangan saling memfitnah saja.
      Ana kira apa yang disampaikan di blog ini menjadi introspeksi bagi HT.
      Coba kita lihat ulama-ulama hadits, tidak segan2 untuk mengatakan ulama A pendusta, atau hadits dhoif kalo memang dia menemukan secara ilmiah kelemahan hadits tersebut.

    • @ibnu : ana baru thu HT mmperjuangkan islam ? tpi knyataan kesimpulan dialog di atas malah HT yg mruntuhkan islam yg murni….

      Yahudi atau JIL…?? bantah dgn dalil….

    • @ibnu Pemberantas oreg munafik
      yakin ini blok yang punya adalah antek amerika ? pernyataan Anda, dibangun diatas ilmu-yakin ? sebagaimana akidah Anda ?
      Yuk, kita bantu memurnikan dan membersihkan penyimpangan pemikiran dari Agama ini, Agama yang dibawa dan ajarkan Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam
      sama ketika Nabi berdakwahpun, dianggap mencerai beraikan kaumnya, memecah belah kaumnya, menyalahkan kaumnya. pernyataan Anda, dibangun diatas ilmu-yakin ? sebagaimana akidah Anda ?
      tapi fanatiklah dengan pemahaman yang diajarkan Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam, fanatiklah terhadap Alquran dan Assunnah dengan pemahaman yang BENAR
      menganggap pemilik ini sama dengan orang Yahudi ? Yahudi = Kafir.
      tk bedanya artinya : sama dengan , astaghfirulloh. pernyataan Anda, dibangun diatas ilmu-yakin ? sebagaimana akidah Anda ?
      Sangat berbeda apabila Anda menyatakan perbuatan seperti bla bla adalah perbuatan orang Yahudi, janganlah kita melakukan bla bla tersebut.

      • @ibnu Pemberantas oreg munafik

        __orang oran antek ameika seperti yang pnya blok ini,__
        yakin ini blok yang punya adalah antek amerika ? pernyataan Anda, dibangun diatas ilmu-yakin ? sebagaimana akidah Anda ?

        __bknya membantu saudara memprjuangkan agama Allah,__
        Yuk, kita bantu memurnikan dan membersihkan penyimpangan pemikiran dari Agama ini, Agama yang dibawa dan ajarkan Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam

        __mlah membuatcerai berai,saling mnyalahkan seakan akan golngnya yg pling benar. __
        sama ketika Nabi berdakwahpun, dianggap mencerai beraikan kaumnya, memecah belah kaumnya, menyalahkan kaumnya. pernyataan Anda, dibangun diatas ilmu-yakin ? sebagaimana akidah Anda ?

        __jgn fanatik dgn golangan.anda__
        tapi fanatiklah dengan pemahaman yang diajarkan Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam, fanatiklah terhadap Alquran dan Assunnah dengan pemahaman yang BENAR

        __tk bedanya dg orang yahudi.__
        menganggap pemilik ini sama dengan orang Yahudi ? Yahudi = Kafir. Pengkafiran = menggolongkan seorang muslim kedalam kekafiran,
        tk bedanya artinya : sama dengan , astaghfirulloh. pernyataan Anda, dibangun diatas ilmu-yakin ? sebagaimana akidah Anda ?
        Sangat berbeda apabila Anda menyatakan perbuatan seperti bla bla adalah perbuatan orang Yahudi, janganlah kita melakukan bla bla tersebut.

  7. Setiap manusia bisa memilih, menilai sesuatu,menghukumi sesuatu, tergantung kpd femahamannya. Ketika dia memahami islam sbg standar, maka dia akan bersikap/bertigkah laku, sesuai islam, begitu jg sebaliknya.Manusia ko bs memilih dia mau iman atau kafir, pdahal Allah telah memberikan petunjuk kpada manusia?Nah ini nih,kan tergantung kpd manusia, dia mau mengambil petunjuk itu atau tidak. kita tau jalan masuk surga harus taat ma perintah Allah, tapi ada aja yg ga taat, buat maksiat lah dll,trus kita ingatkan, tapi tetap aja buat maksiat,knp manusia bisa kaya itu?ya..karna dia g mau mikir, akalnya g dipake untuk memahami islam. Masalh ginian manusia bisa ngelakuin, karna manusia bisa nentuin, milih n hukumi sndri tergantung pemahamannya. Kalo masalah kita nantinya masuk surga ato g, itu masalah gaib hny Allah yg tau,gt jg masalah rizki,ajal, n jodoh, atau HASIL dari setiap usaha yg manusia lakukan, krn masalah ini mslah gaib,jd manusia g bisa mikirinnya n hnya Allah yg maha tau. Jadi apa yg disampaikan HT ga salah.

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Ahlus sunnah juga MEYAKINI MANUSIA itu BISA & HARUS MEMILIH lho,
      tapi ahlus sunnah juga meyakini kalo sebenarnya pilihan itupun yang menciptakan juga Allah bukan manusianya sendiri.

      Itulah kenapa saya katakan HT salah dan HT = Qadariyyah (meski bukan qadariyah murni),
      karena HT mengatakan bahwa manusia lah yang murni memilih sendiri melakukan suatu amal perbuatan atau tidak, dan amal perbuatan ini bukanlah hal yang telah ditetapkan Allah sebelumnya, misalkan manusia memilih mencuri daripada sholat maka menurut HT manusia memilih mencuri itu murni manusia sendiri yang menentukan dan bukan Allah yang telah menetapkan sebelumnya.

      Padahal Allah berfirman :
      وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
      Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)

      Selain itu Allah itu Maha Mengetahui, jadi anda akan mencuri atau akan sholat itu Allah sudah tahu sebelum anda melakukannya,
      Jika Allah saja sudah tahu maka kesimpulannya Allah juga sudah menetapkan jauh hari sebelum kita ini melakukannya.

      Begitu pula anda terlahir itu sudah ditentukan nasib anda kelak masuk surga atau neraka, dengan kata lain Allah juga sudah menentukan jalan apa yang anda pilih entah itu jalan kebaikan atau jalan keburukan, anda akan menjadi penjahat atau orang baik itu sudah ditentukan Allah karena surga dan neraka anda sudah ditentukan, anda akan mencuri atau akan sholat itu sudah ditentukan Allah karena surga dan neraka anda sudah ditentukan juga, inilah korelasi yang tidak bisa kita pungkiri.

      Coba simak sabda Nabi yang jelas dan shahih ini :

      Sabda Nabi :
      مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
      Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.

      [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].

      Inilah yang membedakan Ahlus sunnah dengan Jabbariyyah, sebab ahlussunnah memerintahkan untuk ikhtiar dan amal, sementara Jabbariyyah hanya berserah diri dan pasrah belaka.

      • malikkhan kali-qhye

        masya Allah……… antum mengambil sptong pemahaman Hizb trus antum tafsirkan mnrut pemahaman antum sendiri..apa antum tau betul apa yang sbenarnya di maksud oleh penulis buku??
        memang betul mafahum hizb bahwa manusialah yg mutlak/murni memilih sendiri melakukan suatu amal perbuatan sekalipun perbuatan itu dan pilihan itu Allah SWT yg menciptakannya, Hizb tidak menafikan perkara itu akhi.. hizb mngakui bahwa perkara prbuatan dan pemilihan untuk melakukan suatu amal perbuatan itu adalah Allah SWT yg mnciptkannya. akan tetapi Allah SWT tidak mnciptakan kduanya itu dalm sifat memaksa.. Allah menciptakan pilihan, namun apakah Allah memaksa antum untuk memilih yg A atau yg B ? Allah juga menciptakan prbuatan, namun apakah Allah SWT juga memaksa antum untuk melakukan suatu prbuatan yg baik atau buruk ???
        kalau betul Allah SWT telah memaksa kita dalam memilih untuk melakukan suatu amal perbuatan, lalu untuk apa surga dan neraka itu??
        coba antum jawab ini………

      • Ikut nimbrung yee???
        yang saya baca di al-qu’an surat Al Insan ayat 2 adalah: “Sungguh kami telah menciptakan manusia dari setets mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya ( dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.
        sedangkan di suarat Al-mudatstir ayat 38 adalah ” setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”.
        Sooo…, kalao menurut saya nih ya…, kalo aorang itu taat pada perintah Allah maka dia akan dapat reward(hadiah) dari Allah berupa pahala yang akan membawanya ke surga dan dan jika dia mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah maka dia akan dapat punisment (sanksi) yaitu dosa yang dapat mengantarkannya ke neraka.
        kenapa tiap orang harus harus bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya seperti dalam surat Al mudatstir ayat 38?? karena manusia diberi kelebihan oleh Allah berupa akal sehingga manusia bisa memilih mana yang benar menurut Allah dan mana yang salah menurut Allah, ato manusia akan mengikuti hawa nafsunya. dan ketika mausia melakukan suatu perbuatan apakah dia mau mencuri ato tidak tentu manusia tersebut berpikir terlebih dahulu, hanya saja mana yang didahulukan, ketaatannya pada Allah sebagai makhluk Allah ato keingkarannya terhadap larangan Allah.
        oleh karena itu, Allah menguji manusia dengan larangan dan perintah. kalo manusia sudah punya ketetapan akan masuk surga/ato tidak lalu buat Allah mengadakan ujian seleksi masuk surga???
        jika kejadian yang menimpa manusia diluar kuasa manusia maka manusia tersebut tidak akan mintai pertanngung jawaban atas kejadian tersebut.
        Peace… jika pendapat kurang berkenan mohon dimaafkan ya??? karena kebenaran datangnya hanya dari Allah. dan saya sebagai manusia ada batasannya karena saya hanyalah makhluk Allah yang sulit menghindari kesalahan, maklum cuma makhluk. lemah euy.

      • @pi2t yang di kasihi Allah,
        Cukup menarik juga jawaban antum, saya jadi berpikir demikian: kenapa anak turun iblis nanti disiksa di neraka yang paling panas padahal mereka menjadi jahat itu memang taqdir mereka yang sudah ditentukan sejak sebelum mereka lahir ?
        Bisakah antum menjelaskan hal ini saudaraku ?

      • PengelolakomaHT: klo misalnya Alloh menetapkan antum masuk neraka,, buat apa antum masuk islam akhi….???

      • @ Erlangga yang dirahmati Allah :
        Karena Allah tidak pernah memberitahu hambaNya seperti apakah takdirnya kelak, karena Dia merahasiakan itu (walhamdulillah), maka kita wajib berikhtiar.

        Pertanyaan antum ini juga sudah pernah ditanyakan dulu di era Nabi :
        Sabda Nabi :
        مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
        Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
        [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].

    • dalam pemahaman ahli sunnah perbuatan manusia itu telah tersirat dalam lauhil mahfuz menurut taqdirnya, tapi segala ketentuan itu hanya Allah yang tahu dan manusia tidak mengetahuinya,inilah hikmah dari taqdir meskipun kita tahu bahwa Allah telah menentukkan taqdir kita tapi taqdir itu menjadi rahasia bagi kita agar kita senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. bayangkan jika setiap orang sudah tahu nasib dirinya kelak masuk neraka atau syurga apa mungkin masing2 kita akan tergugah untuk memperbanyak kebajikan. inilah makna dari taqdir tersebut,manusia bagaimanapun perbuatannya itu tak lepas dari rencana Allah

      مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
      Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.

      • liem hoolay

        dari hadits yg anda paparkan itu sdh tampak bahwa manusia “tetap hrs beramal” dan ttg tentang tertulisnya nasib manusia di lauhulmahfudz itu adalah suatu keniscayaan dari Allah, jadi anda jgn menyalahkan bahwa manusia itu hrs beramal. Menurut sy nasehat anda kok cenderung “hanya” utk membantah faham teman2 HT aja, kelihatan ngotot walau dg bahasa yg sangat santun.

    • Benar manusia bisa memilih Iman atau kafir, amal sholeh atau maksiat, namun pilihan manusia sudah Allah tentukan di lauhulmahfuzh, tidak ada yang meleset dari ketetapannya, bahkan sehelai daun di hutanpun sudah tertulis di lauhulmahfuzh kapan dia tumbuh dan gugur.

      Perbuatan manusia itu ciptaan Allah, namun yang berbuat itu tetap manusia, yang melakukan itu manusia dan dia manusia akan dihukumi atas perbuatannya.
      وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
      Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)

      • liem hoolay

        mas salafi, tolong anda nasehati saja boss2 anda di Saudi Arab sana bagaimana mereka mempelakukan TKW kita dan nasehati mengapa mereka menjadi shohib AS yg jelas2 musuh umat islam, para penguasa dan kerabatnya suka berfoya2 di Thailand menikmati wisata sex di sana, Anda sekali2 pergilah ke thailand (ga perlu visa kok sebab sesama ASEAN), lihat perilaku boss2mu itu, mrk tdk segan pake atribut Arab sambil gandeng wanita2 penghibur di hotel2 mewah.

      • disinilah peran manusia untuk memilih, karena kalau pilihan manusia salah maka akan disiksa, untuk itu akal yg diberikan Allah SWT dipake untuk berfikir walaupun pilihan manusia itu sendiri adalah sudah diketahui dan ditetapkan Allah، tetapi Firman Allah dalam surat al Kahf
        وقل الحقّ من رّبكم فمن شاء فاليؤمن وّمن شآء فاليكفر انا اعتدنا للظالمين نار
        yang bisa memilih disini konteksnya adalah akal yg telah dberikan Allah, peran Allah yaitu mencakup telah memberikan akal dan hukum tentang perbuatan tersebut.

    • Apa yang akan Anda lakukan esok hari, apa yang belum Anda lakukan esok hari, apa yang akan Anda pilih adalah termasuk perkara “Ghoib”, Alloh juga Mengetahuinya sebelum Anda lakukan dan Alloh telah menetapkannya sebelum Anda memilih.
      ___
      Kalo masalah kita nantinya masuk surga ato g, itu masalah gaib hny Allah yg tau

  8. bener, sy dukung pendapat pengelolah koma ht,, lebih menentramkan hati dan memuaskan akal ini.. Alloh maha mengetahui apa yg akan terjadi.. apakah kalian berani mengingkari hal ini??

    • itu benar, tapi mosok manusia ga berupaya mas? menurut pendapat anda apakah akan sama akibatnya bila seseorang yg tetap berupaya/beramal walau dia tahu nasibnya telah tersurat dg seseorang yg krn sdh yakin nasibnya telah tertulis. trims

      • masalah manusia akan jadi ppenghuni surga dan neraka itu adalah rahasia Allah. manusia hanya wajib beramal dan ikhtiyar dengan akal untuk memilih mana yg baik dan buruk. karena…. kalau salah pilih akan dihukum. dan memilih adalah urusan akal yang diberikan Allah.

  9. asbabunnujulnya dari QS As Shaffat :96 dan Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim apa mas?

    • Tentang As Shaffat : 96 ini Imam Ibnu Katsir menafsirkannya dengan mengutip hadits riwayat Bukhari dalam kitab Af’al al-Ibad yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’aala adalah pencipta setiap makhluk yang berbuat dan apa saja yang diperbuatnya.

  10. Mas,saya masih bingung yang mas jelaskan.Maksudnya perbuatan manusia adalah karna kehendak Allah ya mas?jadi kalo orang mau mencuri, atau berzina, korupsi dll, itu jg karna kehendak Allah ya mas,trus orang yg jadi kafir n muslim jg kehendak Allah ya mas?jadi untuk apa manusia ikhtiar ya mas kalo perbuatannya tergantung Allah,trus tujuan Allah nyiptakan manusia serta Allah nurunkan aturan dlm alquran untuk apa mas,kalo manusia sejak lahirnya udah ditetapkan Allah kelak masuk neraka ato syurga?mksh

    • nih saya tambahkan lagi dalil-dalil tentang taqdir/qodho dan qodar:

      Firman Allah s.w.t:

      إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

      “Sesungguhnya di sisi Allah pengetahuan yang tepat tentang hari kiamat. dan Dia lah jua yang menurunkan hujan, dan yang mengetahui dengan sebenar-benarnya tentang apa yang ada dalam rahim (ibu Yang mengandung). dan tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok (sama ada baik atau jahat); dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi negeri manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi amat meliputi pengetahuanNya”. [Luqman: 34]

      وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

      Maksudnya: “dan (ingatlah) tiap-tiap sesuatu Kami tuliskan satu persatu dalam Kitab (lauh mahfuz) yang jelas nyata”. [Yasin: 12]

      Berkata Ibn Kasir r.h: “Semua perkara yang akan terjadi telah ditulis (sebelum berlakunya) dalam kitab yang dibentang dan ditetapkan dalam Lauh Mahfuz dan maksud Imam Mubin dalam ayat ini adalah Ibu Kitab” [Ibn Kasir, 6/568]

      “كتب الله مقادير الخلائق قبل أن يخلق السموات والأرض بخمسين ألف سنة وعرشه على الماء”

      Maksudnya: “Allah s.w.t telah menulis takdir makhluk sebelum Dia mencipta langit-langit dan bumi dalam jarak 50 ribu tahun dan Arasy-Nya berada di atas air”. [Muslim].

      Imam al-Nawawi r.h dalam Syarah Muslim menjelaskan bahawa hadis ini menunjukkan peringkat penulisan Allah s.w.t terhadap takdir yang telah diketahuiNya sebelum itu lagi. [al-Minhaj, 16/203].

      Firman Allah s.w.t:

      وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

      Maksudnya: “dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya)”. [al-Insan: 30].

      Dalam ayat ini, Allah s.w.t menjelaskan bahawa segala kehendak manusia itu bergantung pada kehendak Allah s.w.t. Jika kehendak mereka sesuai dengan kehendak Allah dan diizinkan Allah untuk berlaku maka barulah ia berlaku jika tidak maka sama sekali tidak akan terjadi.

      Firman Allah s.w.t dalam surah al-Takwir ayat 29:

      وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

      Maksudnya: “dan kamu tidak dapat menentukan kemahuan kamu (mengenai sesuatupun), kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mengatur seluruh alam”.

      Dalam surah Hud ayat 34 Allah s.w.t berfirman menceritakan perkataan RasulNya yang pertama, Nuh a.s.:

      وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

      Maksudnya: “dan tidak ada gunanya nasihatku kepada kamu, jika Aku hendak menasihati kamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu (kerana kamu tetap berdegil); Dia lah Tuhan kamu dan kepadanya kamu akan kembali”.

      Ayat ini menunjukkan dengan jelas, baik dan buruk, Iman dan Kufur seseorang, semuanya berlaku dengan kehendak Allah s.w.t.

      hadis nabi :مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
      Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.

      adalah riwayat bukhary & muslim. untuk lebih jelasnya silahkan buka blog http://mashoori.wordpress.com/2009/02/23/beriman-kepada-qada-dan-qadar/

      disana dijelaskan macam-macam qodho dan qodar menurut ahlu sunnah

    • Sedangkan ayat-ayat lain yang terkait dengan qodho dan qodar diantaranya adalah:

      1. as-Saffat: 96

      وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

      “Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. (as-Saffat: 96)

      2. al-Insan: 30

      وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ

      “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.” (al-Insan: 30)

      3. al-An’am: 111

      مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ

      “Mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki.” (al-An’am: 111)

      4. al-Hadid: 22

      مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا

      “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” (al-Hadid: 22)

      hikmah dari ayat ini adalah:

      1. Manusia, lebih khusus setiap Muslim harus berusaha dan berjuang keras dalam segala aspek kehidupan untuk menggapai kesejehteraan hidup dalam rangka beribadah mengharapkan ridha Allah. Seperti dicontohkan Rasulullah saw. dalam asbabun nuzul ayat itu, yaitu dengan berperang di jalan Allah untuk mempertahankan keberlangsungan Islam, dalam rangka beribadah mengharap ridla Allah.
      2. Dalam usaha dan kerja kerasnya, manusia khususnya setiap Muslim harus meyakini bahwa ada qudrah dan iradah Allah di dalamnya. Ini juga berarti, bahwa setiap Muslim harus mengimani qadla dan qadar Allah. Dijelaskan oleh ayat itu, bahwa Allah-lah yang sejatinya melempar, memanah, membunuh musuh-musuh Allah ketika nabi saw. dan para sahabatnya melakukan peperangan.

      Catatan Kaki
      [1] Asbabun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat al-Qur’an. Edisi ke 2. Tim Editor: H.A.A. Dahlan, M. Zaka Alfarisi. Bandung: Penerbit Diponegoro, 2004. hal. 236.
      [2] Ibid.
      [3] Ibid.
      [4] Ibn Katsir. Tafsir Ibn Katsir. Dalam CD Holy Qur’an.
      [5] al-Qurthubi. Tafsir al-Qurthubi. Dalam CD Holy Qur’an.
      [6] Ibid.
      [7] Ibnu Katsir. Ibid.

      sumber http://ansori.multiply.com/journal/item/18

      • Zul: klo Alloh misalnya udah ngecap ente masuk neraka….???? buat apa ente dakwah kayak gini…..???

      • @ Erlangga yang dirahmati Allah :
        Karena Allah tidak pernah memberitahu hambaNya seperti apakah takdirnya kelak, karena Dia merahasiakan itu (walhamdulillah), maka kita wajib berikhtiar.

        Pertanyaan antum ini juga sudah pernah ditanyakan dulu di era Nabi :
        Sabda Nabi :
        مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
        Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
        [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].

      • Hamba Allah

        Sebenarnya apayang di sampaikan HT bukanlah hal baru..HT hanya memberi batasan pembahasan Qadla dan qadar sebatas yang bisa difahami akal. Yang dimaksud dengan Ahlussunnah oleh an nabani adalah asyariyyah. Menurut nabani asy ariyah telah terseret ke dalam pembahasan mutakalimin sehingga berusaha menjelaskan mekanisme qada dan qadar. menurut an nabhani, ketika berbicara tentang qadla dan qadar tidak serta merta dihubungkan dengan pertanyaan tentang perbuatan Allah dan perbuatan manusia. faktanya, manusia memang di beri hak dan kemampuan untuk memilih. Bahwa hakekatnya ikhtiar manusia adalah juga dari Allah(karena semuanya sudah tertulis di lauhil mahfudz) adalah ilmu Allah yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia, karenanya kita tidak boleh mengira-ngira dan membahas bagaimana mekanismenya karena jelas hal itu di luar kemampuan akal.

        Dengan memisahkan antara alat pemukul, tindakan memukul dan hasil(rasa sakit) pada dasarnya HT jelas berbeda dengan mu’tazilah. Karena dengan kata lain HT percaya bahwa Allah jua yang menentukan hasil dari perbuatan manusia, sedangkan perbuatan manusia adalah memang berada dalam wilayah yang dikuasai manusia karena dia bisa memilih, meski begitu tentu saja masuk dalam iradah kekuasaan Allah, tetapi kita tidak akan bisa memahaminya karena itu di luar kemampuan akal. karena itulah masalah perbuatan Allah atau perbuatan manusia tidak seharusnya dijadikan perdebatan dalam bahasan qadla dan qadar.
        disaat Rasulullah menyebutkan tentang nasib manusia yang telah ditentukan, .para sahabat bertanya tidakkah sebaiknya pasrah saja..bukankah artinya manusia memang punya kekuasaan untuk pasrah ataupun berikhtiar? bahwa nasib manusia sudah ditentukan adalah suatu hal yang wajib di imani,tapi bukan berarti mengkaitkan perbuatan manusia dengan peruatan Allah dengan membahasnya menggunakan akal karena selamanya tidak akan ketemu.
        pembahasan ini sebenarnya mirip dengan pembahasan ‘Allah dilangit” ala salafy dan aswaja. Kedua2 nya berusaha untuk tidak menyamakanAllah dengan makhluk tetapi dengan jalan yang berlawanan.
        Jalan atau cara memahami memang beda, tetapi tujuannya sama..
        begitu juga dengan qadla dan qadar, ada banyak sekali perbedaan pembahasan. coba lihat pelajaran anak SD, pasti tidak akan ditemukan pembahasan seputar perbuatan manusia /perbuatan Allah dalam bahasan taqdir. ada yang membagi qadla menjadi 2, ada juga yang berpendapat nasib manusia sudah ditentukan tetapi bisa diubahdengan usaha dan doa. ada juga yang menganggap qadla seperti jalan yang bercabang dan lain sebagainya. mengapa pembahasan yang beragam seperti itu tidak dipermasalahkan?
        Hendaknya jangan terlalu mudah menarik kesimpulan bahwa HT ato kelompok lain tidak mengimani taqdir hanya karena perbedaan pembahasan. Bukankah rukun imanyang mereka percayai juga 6 sama dengan kita..beda dengan mu’tazilah yang memang jelas2 menyebut rukun iman cuma 5.

    • malikkhan kali-qhye

      mungkin mas pengelolah terlaluh jauh jangkauan brfikirnya sehingga beliau bingung sendiri………………………………………………………………………….
      terus untuk apa dia membuat blog ini untuk mengoreksi HT bukankah kalau dia mau jujur apa yg dia fahami tentang HT itu juga kehendak Allah uutk dirinya… kalo dia menganggap HT itu salah untuk apa dia repot-repot buat blog ini untuk koreksi HT bukankah dia sudah tau kalo smua itu telh dkhendaki Allah? knapa dia tidak koreksi aja dirinya sendiri biar dirinya di permudah menuju surga…

      • @ malikkhan kali-qhye yang dirahmati Allah,
        Jawabannya mudah sekali akhy, karena Rasulullah meskipun memiliki aqidah bahwa semua sudah ditentukan Allah namun beliau tetap memerintahkan beramal (berikhtiar). Dan inilah yang membedakan antara ahlus sunnah dengan Jabariyah.

        Silahkan anda simak hadits yang lebih jelas lagi dalam masalah ini :

        قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء
        Artinya:
        “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (perbuatan-perbuatan makhluk) ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah sebelumnya?
        Jawab Nabi : Telah ditetapkan wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
        [HR. al-Tarmizi, Ahmad-sahih-].

    • terus kejar aja itu mas pengelola, makanya umat islam makin mundur saja sebab pemikirannya spt mas pengelola, kekayaan bumi umat islam dijarah AS, warganya dibantai, pemimpin2nya diteror ga perlu bersikap sebab itu sudah tersurat…… Pake dalil apapun kalo ini dibenarkan berarti mas pengelola dan kelompoknya ga beda sbg “antek2 iblis AS”. Jadi pertanyaan Lia bagus….

  11. Jazakallahu khairan atas penjelasan saudara zul semoga bisa menjadi nasihat bagi saudara Lia.

    Adapun pertanyaan terakhir saudara Lia :
    “jadi untuk apa manusia ikhtiar ya mas kalo perbuatannya tergantung Allah,trus tujuan Allah nyiptakan manusia serta Allah nurunkan aturan dlm alquran untuk apa mas,kalo manusia sejak lahirnya udah ditetapkan Allah kelak masuk neraka ato syurga?”

    Maka pertanyaan ini sangat identik dengan pertanyaan para shahabat ketika mendengar Nabi berkata : “tiap manusia sudah ditentukan di surga atau neraka”
    maka para shahabat bertanya : “lantas kenapa kita tidak pasrah saja”
    Nabi menjawab: “jangan, tapi beramalah agar dimudahkan”.

    Maka jawaban saya pun serupa dengan jawaban Nabi yaitu “meskipun kita sudah ditentukan surga dan neraka kita tapi dengan ikhtiar dan amal maka kita akan dimudahkan”.

    Semoga jawaban ini cukup jelas, dan sesungguhnya petunjuk kembali kepada Allah jua.

    • malikkhan kali-qhye

      mas pengelolah btpa dzalimnya Allah jika Dia menetapkan Hamba-Nya sbagai ahli neraka….mana Maha Penyayang Allah???
      mas maaf yahh.. saya pribadi punya firasat kalo mas kurg pahm akn makna hadits di atas….

      • @ malikhan yang dirahmati Allah,
        Firman Allah : Kalau Allah menghendaki niscaya akan diberikan tiap – tiap jiwa petunjuk Nya ,tapi telah menjadi ketetapan Nya (32 ; 13).

        Saudara malikhan yang dirahmati Allah,
        Betapa banyak penganut katholik yang ia menganut katholik karena orang tuanya katolik dan semua itu adalah bukti ketetapan Allah.
        Anda diciptakan Allah sebagai manusia bukan sebagai iblis dan bukan pula sebagai binatang itupun ketetapan Allah.
        Nenek moyang iblis telah membangkang sehingga masuk neraka namun kenapa anak keturunan iblis semua ditakdirkan masuk neraka juga padahal yang membangkang itu bapak moyangnya?
        Apakah itu adil bagi anak keturunan iblis yang tidak tahu apa-apa?

        Akal kita tidak mampu mencermati ini, mari kita imani saja apa yang sudah diajarkan Rasulullah kepada kita.

      • liem hoolay

        malikhan yth, percuma tuh berdebat dg mas pengelola, lihat tuh jwbnya belok2 ga karuan. klo kita turuti nasehat mas pengelola yg arif itu berarti utk apa Allah menurunkan Qur’an yg isinya petunjuk bagi umat manusia. Mas malikhan tlg beritahu pengelola utk menasehati para hakim yg sedang mengadili nazarudin si koruptor itu, kasihanilah si koruptor itu, kan dia sdh tersurat sbg koruptor mengapa pake diadili segala?????

    • Ente sudah pernah bayangin,…???
      Klo ternyata ente dari awal sudah ditentukan adalah PENGHUNI NERAKA.. (karena pilihannya cma 2, surga atau neraka… )
      Apa yang ente lakuin di dunia???????

      “Semoga jawaban ini cukup jelas, dan sesungguhnya petunjuk kembali kepada Allah jua”…
      Manis ente,.. padahal dengan jelas ente berusaha memberi jawaban MUTLAK .. “SAYA ADALAH YANG BENAR”!!!!!

      CKCKCKKCKCKCK…..

      • Saudara don yang dirahmati Allah,
        Meskipun Allah telah menetapkan surga dan neraka manusia, namun Allah tidak memberitahukan ketetapanNya itu pada manusia sehingga manusia tidak bisa menyandarkan pada hal itu melainkan harus berusaha.
        Hal ini sudah dijelaskan oleh Rasulullah, silahkan disimak secara teliti hadits berikut :

        قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء
        Artinya:
        “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (perbuatan-perbuatan makhluk) ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah sebelumnya?
        Jawab Nabi : Telah ditetapkan wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
        [HR. al-Tarmizi, Ahmad-sahih-].

    • nimbrung ya akhi yg arif, dg penafsiran mas pengelola yg arif sy ingin tahu, kira2 lebih dominan mana upaya manusia utk berbuat atas nasibnya atau apa yg sudah tersurat atas manusia itu. makasih ya mas.

  12. mas zul cantumkan jg donk tafsir ayat-ayat nya?mksh

    • @lia: diatas bukannya udah ditulis keterangan ulama hadis dan tafsir beserta buku dan halamannya? kalo masih ga jelas dan merasa ga percaya silahkan baca sendiri referensi yang saya cantumkan diatas biar anda sendiri yakin dengan membaca sendiri, apa gunanya saya susah-susah menyajikan ribuan dalil untuk anda bila memang sedari awal hati dan pikiran anda ga mau terbuka untuk pendapat lain. saya salut sama HT mampu “mencuci otak” kadernya sedemikian rupa,dalil dah begitu jelas dan terang masih saja mencari pembenaran,dimana kemampuan akal qiyadah fikriyah yang anda banggakan jika keterangan sejelas itu masih terasa samar?, inilah karakter ahlul hawa’

      • liem hoolay

        zul yg arif, sy seorang mualaf jadi klo menurut mas zul percuma donk sy sangat berupaya keras melawan kedholiman utk masuk islam sebab bukankah nasib sy sdh tersurat???? bagaimana klo tiba2 saja sy dan keluarga murtad lagi apa itu berdosa kan itu sdh tersurat???????

    • Saudaraku zul dan lia yang diberkahi Allah,

      Yang bertanya maupun yang ditanya butuh kesabaran, yang menimba ilmu maupun yang menyerukan kebaikan sama-sama butuh kesabaran.

      Saudara lia bersabarlah dalam mencari kebenaran, dan saudaraku zul bersabarlah dalam menyampaikan risalah, semoga Allah memberkahi antum berdua, dan mempertemukan antum berdua di surgaNya kelak, barakallahufikum.

      Al Hasan Al Bashri berkata :
      Sabar adalah salah satu kekayaan dari kekayaan yang baik. Allah tidak memberikan kecuali kepada hamba-Nya yang mulia di sisi-Nya.

      (Dinukil dari Kitab ‘Uddatush Shabirin wa Dzakhiratisy Syakirin Karya Syamsudin Muhammad Bin Abu Bakar Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)

    • malikkhan kali-qhye

      ini untuk mas pengelolah..jelas itu adil karena iblis tidk mau memohon ampun..beda dgn adam yg bertaubat………….untuk katolik, buaknkh Allah telah memrintahkn untk Islam ini dsebarkan k sluruh dunia hingga smua manusia itu merasakan nikmatnya Islam??
      kalo bgitu untuk apa Islam itu di dkwakan k mereka juga..toh.
      satu lagi, klo manusia itu memilih sndiri apa yg hendak mereka perbuat ato mreka tinggalkan itu karena Allah telh berkehendak membebaskan mreka untuk memilih mana yg akan mereka jalnkan entah baik ato buruk…

      • @malikkhan kali-qhye yang dirahmati Allah,
        Iblis memang tidak memohon ampun namun bagaimana dengan anak-anak keturunan iblis ? apakah bila anak-anak iblis memohon ampun akan dimasukkan surga ?
        Tidak akhy, tidak ada iblis dalam surga
        Semua itu ketetapan Allah

        Allah menetapkan penghuni Neraka itu kebanyakan wanita, apakah hal ini adil menurut antum ?
        Bukankah ini berarti Allah telah mentakdirkan para wanita akan banyak bermaksiat ?

        Sekarang ana tanya ke antum,
        apakah Allah saat ini sudah tahu apa yang akan terjadi kelak ?
        apakah Allah sudah tahu bahwa Barack Obama kelak akan masuk neraka?

      • Hamba Allah

        sebenarnya, apa yang diutarakan pengelola memang tidak akan bisa memberi jawaban yang memuaskan jika hal itu dihubungkan dengan perbuatan manusia. Seharusnya hal itu dihubungkan dengan pembahasan kekuasaan Allah, ilmu Allah yang tidak terjangkau akal kita. coba kita pahami dengan akal, manusia disuruh berusaha, di turunkan risalah, diberi petunjuk tapi di satu sisi nasibnya juga sudah ditentukan.membingungkan to? Maka benarlah rasulullah bahwa kita wajib ikhtiar karena kita tidak tahu nasib kita…tetapi sebenarnya jawaban inipun juga tidak akan memuaskan akal jika dihubungkan dengan perbuatan manusia, karena tetap saja,tau ataupun tidak tau tetep aja gak ada gunanya usaha kita. Jadi sebenarnya antara perbuatan Allah /manusia dengan ketentuan/nasib yang tertulis di lauhil mahfudz secara akal tidak bisa dihubung-hubungkan. Bahwa nasib manusia sudah ditentukan cukup diimani, jangan dihubungkan dengan kita dipaksa dalam perbuatan kita ato gimana,karena gak akan bisa dipahami. Toh,kita juga tidak tahu nasib kita kayak gimana..Masalah nasib kita itu rahasia Allah, yang pasti kita punya daya dan kemampuan untuk berusaha/berbuat.

  13. Makasih mas pengelola nasehatnya, memang kita harus bersabar apalagi dalam mencari kebenaran, ga bisa asal ambil, makanya saya harus teliti,karna apa yang nanti saya ambil harus saya pertanggungjawabkan di sisi Allah, karna ni masalah agama, masalh Aqidah. Yang saya fahami, dalam mengambil sebuah hukum, kita harus tau sumbernya yang jelas, kalo itu dalil Quran,harus jelas tafsirnya, asbabunnujulnya, dll, begitu jg hadis, sanadnya gmana dll. Mugkin mas ini lebih tau dari saya, Dan mas Zul, saya tidak seperti yg anda tuduhkan. Insya Allah saya terus mencari ko mas, g perlu kwatir. karna saya melihat masalah yang diangkat ini ( Qada n Qadar) oleh komaHt, didasari perbedaan pendapat dg HT, perbedaan ini muncul menurut saya karna beda dalam mengambil rujukan, ato dalam menafsirkan ayat-ayat. Memang saya merasa ga cukup kalo cuman mendapatkan penjelasan dari blog ini, perlu juga tabayun dengan HT,karna saya pikir, mereka juga punya dalil n rujukan.Selanjutnya ya saya kan bisa dg objektif memilih dar setiap perbedaan-perbedaan ini. makasih ya.

  14. Apakah hadist yang di tulis diattas semuanya sahih?

  15. @ EGIS, Hadits yang saya sampaikan tersebut Shahih riwayat Bukhari dan Muslim.

    @lia, Semua paham punya dalil baik paham yang benar maupun paham yang menyimpang, namun yang perlu diwaspadai adalah Taqiyyuddin (HT) dalam perkara Qadha dan Qadar ini membuat sebuah pendapat dan pemahaman yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya.
    Padahal Islam ini harus runtut dan jelas sanadnya, apalagi ini urusan aqidah sehingga harusnya mengikuti saja aqidah-aqidah para pendahulu Islam sebelumnya sampai ke zaman Nabi, shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabiin.

    Silahkan ditanyakan pada para aktivis HT apakah ada ulama sebelum taqiyyuddin yang memiliki pendapat sama dengan taqiyyuddin dalam perkara aqidah qadha dan qadar,
    Tentu jawabannya Tidak dan alasan mereka adalah karena Taqiyyuddin adalah pembaharu.

    Padahal aqidah Islam tidak ada yang perlu diperbarui, jika ada yang mengaku memperbarui aqidah Islam dan tidak ada contohnya dari pendahulu Islam sebelumnya maka ia justru mengada-adakan aliran aqidah baru yang tidak ada contohnya, dan ini sangat berbahaya.

    • malikkhan kali-qhye

      haditsnya betul shohih..tapi mungkin pemhamn mas k haditsnya yg kurang shohih

    • malikkhan kali-qhye

      untuk mas pengelolah,,,,, masalh Iblis beda dgn masalah manusia… Allah memang telah mengetahui bahwa kelak akn ada banyak wanita yg akan masuk neraka,, akan tetapi bukan berarti mreka para wanita itu dipaksa Allah untuk Masuk Neraka Mass… Mereka Masuk Neraka ya Jelas Krna mereka Bermksiyat Kpda Allah, dan Ini Adil Mass.. Allah Memang Telah Mengetahui Tentang Apa yg Akn terjdi Kelak krn Allah Maha Mengetahui yg Ghaib. Untuk Barak Obama, Allah Pun Telah mngetahui Apa yg akn mnimpany kelak soal dy msuk neraka ato yg lain itu dluar kuasa kita….

      • @malikkhan kali-qhye
        Pertama :
        Iblis memang beda dng manusia, tapi yg ana tanyakan ke antum kenapa anak keturunan iblis semua ditakdirkan Allah masuk neraka padahal yang bersalah nenek moyangnya ?
        Jawabannya hanya satu, karena Allah memang menghendaki demikian meskipun menurut kacamata manusia yg kurang beriman itu tidak adil.

        Kedua :
        Jelas jika Allah telah menetapkan penghuni neraka banyak dari wanita maka Allah juga menetapkan para wanita akan banyak berbuat maksiyat akhy, ini sudah pasti.

        Ketiga :
        Jika Allah sudah tahu sejak awal bahwa obama akan menjadi orang kafir seumur hidupnya maka berarti Allah sudah menetapkan/mentaqdirkan bahwa obama seumur hidupnya akan kafir akhy.

        Semua ini adalah kekuasaan Allah semua Yang Maha Tahu dan Yang Menciptakan

    • perkataan pengelola ini perlu di garis bawahi:’Taqiyyuddin (HT) dalam perkara Qadha dan Qadar ini membuat sebuah pendapat dan pemahaman yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya.’
      Pada kenyataanya, banyak bermunculan pendapat seputar qadla dan qadar setelah Rasulullah wafat, ada mutazilah, qadariyah asyariyah,maturidiyah(dua yang terakhir ini dianggap mewakili ahlussunnah karena mengambil jalan tengah, meskipun begitu pemahaman semua aliran diatas sebenarnya adalah hal baru, karena berusaha menjelaskan taqdir dengan akal terkait hubungannya dengan perbuatan manusia. Inilah yang kemudian dikoreksi oleh syaikh taqiyudin an nabhani. Beliau menempatkan akal pada posisinya, Memperinci bahasan yang bisa di fahami akal dengan kapasitasnya, dan bahasan yang tidak bisa difahami akal dan merupakan ilmu Allah yang hanya bisa kita imani. Terkait dengan perbuatan manusia, Beliau membagi menjadi 2 wilayah,yaituwilayah yang dikuasai manusia dan yang tidak dikuasai manusia. wilayah yang tidak dikuasai manusia inilah yng dimaksud dengan qadla.sedangkan qadar adalah khasiat dari benda, sesuai dengan sunnatullah. Terkait dengan wilayah yang dikuasai manusia, maka manusia akan dimintai pertanggung jawabannya.wilayah ini tidakbisa kita hubungakn(scara akal) dengan perbuatan manusia, karena memang murni perbuatan kita dan jika kita ngotot menghubungkan dengan perbuatan Allah tidak akan ketemu. meskipun begitu, bukan berarti terlepas dari iradah Allah. dISINI, hadits tentang nasib kita yang sudah diketahui/ditentukan adalah masuk dalam wilayah ilmu Allah yang tidak terjangkau akal, karenya wajib kita imani. Dalam hal ini,HT mengoreksi konsep dari Mu’tazilah yang menganggap bahwa antara memukul dengan efek yang ditimbulkan adalah murni perbuatan manusia. Sedangkan HT tidaklah berpendapat demikian. HT memisahkan antara perbuatan memukul, alat yang digunakan dan efek yang dihasilkan. jika kita Analisa, dari sini sebenarnya Syaikh taqiyuddin tidak menafikkan masalajh keimanan bahwa apapun ikhtiar kita, Allah juga yang menentukan hasilnya. Hanya saja beliau tidak menghubungkan pembahasan ketentuan Allah/Qadla dengan perbuatan manusia karena jika dinalar dengan akal(sebagaimana yang dilakukan oleh semua aliran sebelumnya)tidakakan ketemu. Beliau mengannggap hal itu bagian dari kekuasaan Allah yang tidak bisa/tidak boleh dibahas dengan akal

  16. @Mas pengelola. Anda mengatakan tidak ada ulama sebelum taqiyyuddin yang memiliki pendapat sama dengan taqiyyuddin dalam perkara aqidah qadha dan qadar. Bagaimana dengan pendapat kelompok Mu’tazilah dan Qodariah. Bukankah mereka juga memiliki pendapat seperti itu. Jika iya berarti sudah ada pendapat tersebut jauh sebelum Syaikh Taqiyudin. Allahu a’lam

    • yang dimaksud disini adalah ulama ahlus sunnah bukan ulama yang lain seperti syiah, mur’jiah dan mu’tazilah

    • Taqiyyuddin sendiri menolak disamakan dengan mu’tazilah dan qadariyyah karena memang ada sedikit perbedaan dalam pemahaman Qadar, adapun dalam perkara Qadha nya kurang lebih sama, dan dalam hal meyakini penciptaan perbuatan itu oleh manusia sendiri juga sama.

      Jadi fatwa taqiyyuddin memang sangat berbeda sekali dengan ahlus sunnah , namun sedikit berbeda juga dengan qadariyyah dalam perkara Qadar nya.

      Itulah kenapa saya katakan tidak ada satupun ulama sebelum Taqiyyuddin yang berfatwa seperti Taqiyyuddin dalam hal aqidah Qadha dan Qadar ini.

      • malikkhan kali-qhye

        1. mass… Allah ktika melaknat Iblis itu bukan serta merta memberi lknat atas keturunanya,,, Allah berkata kpda Iblis Bhwa Dya melknat Iblis Masuk Neraka n Hram msuk Surga berikut sypa” yg mengikutinya.. qt ktahui bhwa ada 2 glongan jin ykni yg taat n yg ingkar..nah sypa yg ingkar jelas mreka mngikuti Iblis,,, Apakah Allah memerintahkan mreka untuk ,mngikuti Iblis? jwabnnya tidak, mreka sendiri yg mengikutiny… jdi pntas ktika mreka mmliki ktrunan maka sama” mreka msuk neraka.. Allah hny mmbrikan apa yg dpilih makhluk-Nya,ITU jelass.

        2. Syapa yg katakn Allah itu menetapkan Wanita yg kelak msuk neraka itu brbuat maksiyat, antum jgn smbrNG brkata,,, Allah telah tnjuki kpda mreka jaln fujurahaa wataqwaha, juga Allah Anugrahi kpada kita Fiqru untuk memilah” mana ingkar mana taqwa, artinya Allah hendak membebskan kita untuk memlih entah jalan baik ato jaln buruk.. knapa Allah malah menghramkan qt mati kcuali bila kita dlam k’adaan Muslim.. untuk apa itu mass? klo memang Allah telah mnetapkan mreka brbuat maksiyat? untuk apa mreka di dkwahi,,untuk apa? untuk apa antum berdakwah? apa untuk kbaikan antum sndiri?

        3. Mass katakn bahwa Obama telh dtkdirkan Allah mnjadi Kafir slama-lamanya?? DARIMANA antum tau? Apakah Allah mmbritahu Antum??
        masya Allah…………… knpa juga mesti org kafir itu hrus ddkwahi? klo pemhaman Antum sperti itu……

      • @malikkhan kali-qhye yg dirahmati Allah :

        1. Ini menunjukkan antum belum membaca alQur’an dengan seksama, didalam surah Shaad ayat 85 Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan bangsamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”.
        Ini berarti semua keturunan iblis sudah ditetapkan menjadi ahli neraka sejak mereka belum dilahirkan.

        2. Pertanyaan antum ini sudah pernah ditanyakan para shahabat kepada Nabi, dan berikut ini saya tuliskan satu hadits saja dari sekian banyak hadits tentang masalah ini :
        “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah amal perbuatan yang kita lakukan ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah?
        Jawab Nabi : Telah ditetapkan Allah wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
        [HR. al-Tarmizi, Ahmad-sahih-].

        3. Antum tidak menyimak dengan seksama, ini saya sajikan lagi runtutan diskusi kita :
        Saya bertanya : “apakah Allah saat ini sudah tahu apa yang akan terjadi kelak ? apakah Allah sudah tahu bahwa Barack Obama kelak akan masuk neraka?”
        Antum menjawab : “Untuk Barak Obama, Allah Pun Telah mngetahui Apa yg akn mnimpany kelak soal dy msuk neraka ato yg lain itu dluar kuasa kita….
        Saya menjawab : “Jika Allah sudah tahu sejak awal bahwa obama akan menjadi orang kafir seumur hidupnya maka berarti Allah sudah menetapkan/mentaqdirkan bahwa obama seumur hidupnya akan kafir akhy.”
        ini hasil diskusi kita akhy
        jadi maksudnya adalah Allah sejak obama belum lahir telah tahu apakah kelak obama itu akan masuk neraka atau akan masuk surga,
        dan misalnya Allah telah tahu bahwa obama itu kelak akan masuk neraka maka berarti Allah telah mentakdirkan obama berbuat maksiyat sehingga ia masuk neraka,
        begitu pula jika Allah telah tahu bahwa kelak obama akan masuk surga maka berarti Allah juga telah mentakdirkan obama akan bertaubat sehingga ia masuk surga.
        Hal ini berdasarkan hadits Nabi :
        “Barangsiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”

  17. Af1 mp3 nya tdak bisa sy download. Begini akhi, pertanyaan saya adalah, Kalo memang Allah telah menetapkan pilihan dan perbuatan kita, sungguh Zholimnya Allah telah menetpkan sesorang pencuri kemudian Allah memberikan siksa kepadanya, begitu pula perampok, penzina, koruptor, dll. Sungguh Maha suci Allah dari sifat yang demikian. Kesalahan ahli sunnah dan yang lainnya sehingga membedakan dengan Hizbut Tahrir adalah: 1) Ahli Sunnah (AS)dan yang lainnya, menggabungkan antara apa yang diperbuat Allah dengan apa yang manusia lakukan. sehingga yang muncul selalu adalah petanyaan apakah manusia melakukan perbuatan itu sudah ditentukan oleh Allah atukah tidak, padahal pembahasan qodha dan qadar menurut sy, memang tidak berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan ini. karena pertanyaan-pertanyaan ini tidak berhubungan pahala dan siksa. Pembahasan qodha cukup pada pembahasan perbuatan manusia yang dilakukannya/ yang terjadi padanya, Dan ternyata memang perbuatan manusia itu dua hal 1.yang dia punya pilihan dan 2. tidak punya pilihan. knapa tidak dihubungkan dengan apa yang Allah perbuat epada manusia? sebab Allah Maha Luas ilmuNya. Kalau anda menghubungkan perbuatan Allah dengan perbuatan manusia maka anda telah membatasi IlmuNya Allah. Memang benar Allah telah mengetahui keadaan kita yang kemarin, besok dan akan datang bahkan diakhirat kelak, syurga atau neraka, tapi IlmuNya, kitab laulul ma’fuz, Iradah-Nya tidak memaksa kita untuk melakukan sesuatu. karena jika seperti yang akhi kemukakan maka pertanyaan selanjutnya adalah; seandainya anda bermaksiat kepada Allah apakah Allah akan tetap memasukan anda kedalam Syurga-Nya kelak jika misalnya anda telah ditakdirkan untuk masuk Syurga, tentunya tidak, ataukah anda akan mengatakan; perbuatan sholeh sy telah ditentukan oleh Allah. trus untuk apa dong pedoman/petunjuk (Alquran dan Sunah) diturunkan? Makanya HT pada persoaalan Qadha cukup membahas pada apa yang diperbuat oleh manusia dan tidak membahas apa yang Allah lakukan terhadap manusia. jika dihubung-hubungkan sekali lagi rancuh pembahasannya, sy pun berpendapat bahwa Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu.
    2. Banyak dalil yang seolah-olah bertentang pada pembahasan taqdir misal: yang akhi kemukakan:
    مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
    Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
    Dengan Surat:
    “Telah kami tunjukkan kepadanya dua jalan hidup (baik dan
    buruk)” (TQS. Al-Balad [90]: 10)
    “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (TQS. Asy-Syams [91]: 8).

    Menurut saya: hadist yang antum kemukakan mengindikasikan seperti yang saya pahami, bahwa kita harus berbuat dan melaksanakan amal sholeh karena dengan itu kita akan dimudahkan untuk masuk syurgah. bukan berarti kalo kita tidak beramal soleh kita akan tetap masuk syurga tapi tidak dimudahkan. karena kalau kita tidak beramal sholeh tentunya kita tidak akan masuk surga.
    Maka dengan memahami seperti ini bahwah kita beramal soleh atau tidak itu sesuai dengan pilihan kita. dan Allah Maha Tahu tetang apa yang kita pilih. walaupun kita belum melaksanakannya. Jazakillah Khair.

    • @haris:dalil yang anda kemukakan itu menunjukan bahwa Allah memang telah menentukan taqdir segala sesuatu baik perbuatan manusia yang sudah dan yang belum. kita semua sudah jelas perihal apa yang akan kita lakukan dan apa saja yang akan kita dapatkan,seseorang mencuri,berzina ataupun yang beramal sholih dan berbuat kebaikan itu adalah Allah yang menentukan,mungkin itu akan dirasa Allah tidak adil menurut akal kita.tapi KEADILAN ALLAH TERLETAK PADA KETENTUAN YANG MENJADIKAN PERKARA TAKDIR ITU ADALAH GHAIB, jadi Allah tidak mengabarkan kegaiban taqdir itu agar manusia berlomba2 dalam kebaikan dan tidak merasa putus asa dari takdirnya.

      beberapa firman Allah mengenai taqdir(saya cantumkan lagi):

      1. as-Saffat: 96

      وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

      “Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. (as-Saffat: 96)

      2. al-Insan: 30

      وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ

      “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.” (al-Insan: 30)

      3. al-An’am: 111

      مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ

      “Mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki.” (al-An’am: 111)

      4. al-Hadid: 22

      مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا

      “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” (al-Hadid: 22)

      HUD ayat 34:

      وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

      Maksudnya: “dan tidak ada gunanya nasihatku kepada kamu, jika Aku hendak menasihati kamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu (kerana kamu tetap berdegil); Dia lah Tuhan kamu dan kepadanya kamu akan kembali”.

      adapun firman Allah yang antum kutip itu tidak membuktikan bahwa manusia bersikap dan berbuat terlepas dari kehendak Allah bahwa dalam diri manusia ada potensi kebaikan dan dosa karena itulah keadilan Allah, bahkan kerabat nabi yang paling dekat sekalipun seperti abu tholib telah Allah tentukan tempatnya dineraka, sedangkan abu sufyan yang sejak awal diutusnya nabi sampai sebelum fathul mekkah adalah salah satu orang yang paling membenci risalah nabi dan memusuhinya tak disangka-sangka Allah malah berkehendak untuk memanjangkan umur beliau sampai memeluk islam dan menyaksikan fajar kemenangan islam.ini membuktikan bahwa potensi kebaikan manusia bukan lah penentu dari takdirnya,melainkan kehendak Allah lah yang berkuasa

      إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
      . Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
      ( QS. Al Qashash 28:56 )

      dan ayat-ayat yang telah disampaikan diatas banyak membuktikan bahwa Allah telah menentukan kadar hidup manusia apa yang akan dilakukan dan apa yang akan didapatkannya,mulai dari alam rahim hingga yaumul akhir sesuai dengan pemahaman ahlu sunnah dan kaum salaf terdahulu mengenai taqdir, bila anda menyelisihi pendapat kaum salaf dan ulama ahlu sunnah maka anda bukan menjadi bagian dari pada mereka

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      PERTAMA,
      Apakah Allah menciptakan Iblis dan Syetan berarti Allah Dzalim ? jawabannya jelas tidak, karena Allah menciptakan semua keburukan bukan karena Allah suka akan tetapi karena ada hikmah dari penciptaan tersebut.

      Sekarang saya tanya pada anda, apakah Allah mampu membuat semua manusia yang hidup didunia saat ini masuk Islam semua ?
      Jawabnya pasti Allah mampu, tapi kenapa hal itu tidak dilakukan Allah ?
      Kenapa tidak Allah selamatkan saja semua manusia padahal jika mau Allah bisa melakukannya ? Jawabnya cuma hikmah ya akhi, karena semua itu ada hikmahnya dan semua itu rahasia Allah.

      Begitu pula HT meyakini bahwa ketika manusia kecelakaan misalkan jatuh dari atap rumah itu adalah ketetapan Allah, lantas kenapa HT tidak mengatakan dalam hal ini Allah berbuat dzalim, padahal orang yang jatuh itu sudah sangat hati-hati bahkan memakai pengaman ?

      Apakah ketika suatu saat anda berangkat menghadiri halaqah HT dengan ikhlas kemudian tiba-tiba anda ditabrak mobil hingga mengakibatkan anda cacat seumur hidup anda, apakah anda berani mengatakan Allah dzalim pada anda?.

      Jadi alasan dzalim jelas tidak bisa dipakai dalam perkara qadha dan qadar ini karena faktanya segala keburukan itu juga ciptaan Allah.

      KEDUA,
      Anda katakan “kesalahan ahlus sunnah” berarti terang-terangan anda keluar dari aqidah ahlus sunnah, dan sungguh ini membuat hati miris dan terenyuh karena betapa bangganya anda mendeklarasikan berbeda aqidah dengan ahlus sunnah, innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

      KETIGA,
      Tentang ilmu Allah, semua ummat Islam sepakat Allah Maha Mengetahui.
      Jadi setelah browsing ini kita akan minum khamr atau akan minum teh tentunya hal itu sudah diketahui Allah.
      Begitu pula apakah besok kita akan mencuri atau akan puasa sunnah, hal itu pun Allah sudah mengetahuinya.
      Apabila perbuatan kita kedepan sudah diketahui Allah maka itu berarti perbuatan kita sudah ditentukan dan sudah ditetapkan.

      Tapi kita terus berikhtiar, karena yang tahu perbuatan kita ke depan hanya Allah sementara kita tidak tahu.
      Dan ini harus kita syukuri karena entah bagaimana jadinya jika perbuatan manusia kedepan itu diberitahukan pada manusia.

      Namun sayangnya masih banyak iblis yang berupaya mencuri dengar berita langit yang berkerja sama dengan para peramal dalam menyesatkan manusia, sehingga faktanya terkadang kita temukan beberapa tukang ramal terkadang bisa meramal tepat perbuatan manusia kedepan, ini juga fakta yang tidak bisa kita pungkiri dan ini juga ada dalilnya dari Nabi.

      KEEMPAT,
      Adapun pernyataan Taqiyyuddin bahwa masalah qadha dan qadar ini tidak ada hubungannya dengan ilmu Allah (Allah Maha Mengetahui) maka hal itu justru bertentangan dengan Firman Allah yang justru menegaskan hal itu sangat terkait erat sekali.
      Firman Allah :
      وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
      Artinya: “dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya)”. [al-Insan: 30].

      KELIMA,
      Hadits Qadha dan Qadar tersebut tidak bertentangan dengan al Qur’an ya akhi, coba simak ayat berikut :

      لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ(28)وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

      “Bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Robb semesta alam.” (QS. At Takwir : 28-29)

      Ini berarti Allah lah yang membuat manusia menghendaki perbuatan yang dilakukannya.

      Adapun ayat فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
      (Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya) maksudnya Allah menjelaskan kepada manusia apakah jalan-jalan kebaikan itu dan apakah jalan-jalan keburukan itu. (Lihat Tafsir Jalalain)

      Jadi ini sama sekali tidak bertentangan.

      KHATIMAH,
      Silahkan anda simak hadits yang lebih jelas lagi dalam masalah ini :

      قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء
      Artinya:
      “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (perbuatan-perbuatan makhluk) ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah?
      Jawab Nabi : Telah ditetapkan wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
      [HR. al-Tarmizi, Ahmad-sahih-].

      SEKIAN, walhamdulillah.

      • malikkhan kali-qhye

        satu saja perkara Qadhla dan Qdhar bukan prkara perbuatan yg menyangkut pahala dan dosanjadi yg antum bahs bukan perkara Qadhla ato Qadhar..nda ada samaskali………….

      • @ malikkhan kali-qhye yang dirahmati Allah,
        Dengan demikian terbukti bahwa pahala dan dosa menurut HT (saya anggap anda HTI) adalah murni manusia yang menciptakan bukan Allah (karena bukan qadha dan qadar Allah).
        Padahal Rasulullah dan para ulama ahlus sunnah memiliki aqidah bahwa manusia masuk surga atau neraka sudah ditetapkan Allah sejak awal.

  18. pertanyaannya adalah apakah seorang pembunuh itu tahu bahwa dia diciptakan Alloh untuk menjadi pembunuh? dan apakah seorang yang sholih itu mengetahui bahwa diai telah ditakdirkan untuk menjadi orang sholih? sungguh telah jelas sekali bahwa setiap orang itu tidak mengetahui akan menjadi apa dia diciptakan,,,

    Alloh telah menurunkan petunjuk untuk kita. lalu dalam kebaikan mengapa kita tidak menempuh petunjuk tersebut untuk meraih keselamatan?? sedang dalam urusan dunia seperti pekerjaan kita selalu menginginkan pekerjaan yang pendapatannya lebih besar dan tidak memilih pekerjaan yg pendapatanny lebih kecil,,

    jgn pernah menyalahkan takdir atas kesalahan dan dosa yg kita lakukan,, sedangkan jika kita melihat kejahatan dan keburukan yg menimpa orang lain, pandang itu sebagai ujian bagi kita. pandang itu sebagai kesalah bagi manusia itu krn dia memilih jalan keburukan sedangkan Alloh telah menurunkan petunjuk Al-quran dan sunnah yg shahih,,

    tapi yg harus diingat bahwa Alloh itu lah menciptakan semuany, menciptakan apa yg akan terjadi dilangit dan dibumi ini, yang maha mengetahui, yang telah menetapkan dan menciptakan segala sesuatu dengan keadilan dan hikmah. apabila kita memandangny bukanlah keadilan, maka itu krn akal manusia yg tidak sempurna dan penuh kelemahan,,, sedang Alloh adalah yang maha sempurna lagi maha berkuasa atas segala sesuatu,,

    semoga hati kita semua selalu dibimbing Alloh dalam kebaikan,,

    • malikkhan kali-qhye

      saya sepakat dgn mas giee…. itu perkara gaib… tidk bisa di jngkau oleh akal.. darimna kita tau kalo Allah menetapkan kita sbgai orng soleh ato orng durhaka.. padahl Allah telh mnnjukan kepda kita jln taqwa n jaln buruk trus Allah juga telah menganugrhkan kpda kita akal unutk bisah memilah-milah mna baik mana burukb tapi dengn merujuk kepada syarah… krna baik n buruk pun hanya Allah yg berhak menentukan..
      wallahhualm..

  19. Saudaraku sekalian yang dimuliakan Allah.
    Af1, sulit menerima arguent kalian.
    Sekali lagi, Pembahasan Qodha, menurut sy cukup pembahasanya pada perbuatan manusia, tidak membahas pada bagaimana dan apa yang dilakukan oleh Allah, sepakat kalo Allah sudah mengetahui dan sudah tertulis didalam Kitab Laulul ma’fuz perbuatan hamba baik belum, sementara, dan sudah diperbuatnnya. Tapi sekali lagi ini pembahasan tentang Allah dan PerbuatanNya, dan tentunya ini diluar nalar/akal hamba yang serbah lemah tentang Allah sebab Allah Maha Luas IlmuNya, Laulul ma’fuzNya saja kita tidak tahu dan tdk dapt mengira-ngira seperti apa bentuknya apatah lagi isinya, maksudnya: misal tatkala Allah mengatakan telah membuat perbuatan hamba, maka bisa tidak, kemudian Allah ubah lagi dengan model perbuatan yang lain, atau Allah juga membuat kemungkinan-kemungkinan sperti:kalo hamba melakukan ini akan terjadi seperti ini, ini, dan ini,dst… ? tentunya bisa, siapa yang tahu Allah akan mengubahnya dan menentukan banyak kejadian terhadap hamba. itu mash dalam kerangka akal saya yang serbah lemah. apatalagi Allah SWT, yang sekali Lagi Maha luas Ilmunya bisa membuat berbgai kemungkinan dan perubahan perbuatan hambaNya. Maka, Firman Allah:
    as-Saffat: 96
    وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
    “Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.
    maka sy akan memahami Ayat ini: Seluruh kemungkinan-kemungkinan perbuatan hamba telah Allah ciptakan. Karena sekali lagi ini wilayah perbuatan dan IlmuNya Allah yang Maha Luas. dan kita tentunya tidak boleh memahami pengertian penetapan Allah seperti penetapan yang kita pahami yaitu seperti seseorang yang menciptakan robot dan robot itu tidak dapat berbuat selain yang telah dirancang sipembuat. karena sekali lagi ini Ilmu Allah yang Maha Luas, trus bagaimana memahami ayat-ayat ini? dengan ayat-ayat kita akan beriman/memahami tentang Kebesaran Allah, Kekuasaan Allah, Maha mengetahuinya Allah terhadap segala sesuatu, cukup.
    Dan Untuk Qodha, pembahasannya pada perbuatan hamba hubungannya dengan pahala dosa, syurga neraka, taat petunjuk atau kufur. Coba simak ayat-ayat alqur’an tentang ketiga hal diatas, sy sebutkan antara lain:
    “(adzab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya”. (alimran (3) 182).
    “Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”. (An-nisa:62)”
    “Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).Al Anam 160”
    “Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan adzab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.(Al-An Am(6):70)

    Ayat-ayat ini mengindikasikan bahwa pahala dosa, siksa syurga, azab, petunjuk kufur. akibat perbuatan dari hamba bukan paksaan Laulul Ma’fuz, Iradah Allah, Maha mengetahuiNya Allah, Ilmunya Allah. jangan dihubung-hubungkan dengan Laulul Ma’fuz, Iradah Allah, Maha mengetahuiNya dan ilmuNya Allah, karena apapun Perbuatan Yang Kita Pilih dan kerjakan, itu tidak akan bertentangan dengan Laulul Ma’fuz, Iradah Allah, Maha mengetahuiNya dan ilmuNya Allah, semua itu akan sejalan.

    Zul juga mengatakan (af1 saya cut)):”KEADILAN ALLAH TERLETAK PADA KETENTUAN YANG MENJADIKAN PERKARA TAKDIR ITU ADALAH GHAIB, jadi Allah tidak mengabarkan kegaiban taqdir itu agar manusia berlomba2 dalam kebaikan dan tidak merasa putus asa dari takdirnya”
    Kalo kita memahami seperti akhi pahami, maka sejatinya Gaib tidaknya perkara takdir kalo dihubungkan dengan perbuatan hamba yang sdah ditentukan Allah, maka tidak mempengaruhi orang untuk berlomba-lomba dengan kebaikan bahkan berputus asa dan pasra terhadap yang nantinya akan menimpanya karena proses dan hasilnya kata akhi patent/final telah ditentukan, bagaimana dan apapun keadaaanya, bukan begitu katamu(af1 kalo salah)? , hamba akan mengatakan untuk apa sungguh-sungguh beribadah hasilnya sdah ada walaupun GOIB DAN BELUM DITAHU oleh HAMBA. Bahkan, kolo sy berbuat maksiat saya tidak perlu menyesali dan bertaubat kepada Allah karena sy akan mengatakan ini sudah takdir Allah, atau mungkin antum akan menyesali dan bertaubat, ini justru lebih aneh karena antum menyesali takdir Allah. jadi mana yang benar.

    Abu tholib masuk neraka sebab dia tetap berbuat untuk mempertahankan kekufurannya, Abu Sufyan masuk syurga karena beliau meninggalkan kekufurannya dan berjuang untuk risalah islam bersama rasul. kondisi kedua-duanya sejalan Ilmu dan laulul Ma’fuznya Allah. Seandainya, ini berandai-andai loh: ada doraemon yang dengan alatnya memutar waktu kembali dan justru terlihat sebaliknya, maka saya pun katakan ini pun sejalan dengan Ilmu, Laulul Ma’fuz dan IradaNya Allah, tdak bertentangan sama sekali akhi.

    Untuk Pengelolah sy mengatakan bahwa kolo memang Allah zhalim dan Maha suci Allah dari sifat demikian dengan melihat dari seorang yang sdah ditakdirkan penzina, pencuri, perampok, penolak/penentang syariah dan khilafah kemudian Allah menyiksa mereka di neraka. kalo seandainya mereka tidak disiksa mungkin sy katakan tidak masalah, ini adalah HIKMAH memang, masalahnya Allah mentakdirkan perbuatan itu juga untuk disiksa dinerka. bukankah ini Dholim namanya. Allah sendiri menyatakan: masuknya keneraka karena perbuatan mereka yang dholim, dan neraka itu tempat yang paling buruk dan dimurkai Allah bukan HIKMAH (kebaikan) yang seperi antum maksud. Allah hanya memrintahkan untuk berbuat baik dan sholeh agar tidak masuk keneraka, bagaimana mungakain Allah menyuruh beramal soleh pada saat yang sama takdir kita sudah ada dan ditetapkannya seperti yang akhi pahami.

    Syetan dan Iblis diciptakan memang memiliki Hikmah dan hakekatnya hikmah itu hanya Allah yang tahu. dan mereka atas izin Allah tidak akan dapat berbuat apa-apa dengan keimanan dan ketakwaan.

    Dan orang jatuh dari atap rumah, ditabrak mobil sy katakan memeng Allah tidak dholim dalam perkara ini, karena Allah tidak pernah menyatakan dengan jatuh dri atap, ditabrak mobil, dll akan menyebabkan seseorang berdosa dan masuk neraka, karena memang seperti yang antum katakan diluar kehendak kita. inilah yang kami maksud QODHA, qodha inilah yang tidak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
    Sukran Akhi. Af1 kalo banyak menyinggung perasaan. Sy berusaha tidak fanatik dengan HIZB, karena sy pun punya teman dari haroka lain yang sy pun minta pendapat meraka bahkan dari Ahli Sunnah karena perjuangan ini membutuhkan persatuan diantara kita, Khilafah ala minhaj nubuahlah yang akan menghilangkan perbedaaan-perbedaaan diantara kita selama ini, yang terus terang sudah sangat terlalu lama kaum muslimin disibukkan dengan perkara ini ini. Padahal sejak shahabat sdh terjadi perbedaan bahkan musaf Alqur’an pun pada saat pengumpulannya tingkat para shabat pun berbedah. apaath lagi kita yang baca alqur’an pun masih terbata-bata.
    Sudalah hentikan semua itu. Banyak masalah yang dihadapi kaum muslimin: kemiskinan, tauhid mereka yang sdh terkikis, pemurtadan, pembantaian tanpa tidak ada yang menolomg mereka, dan jangan sampai kita tidak perduli dengan keadaan mereka semua. bahkan merasa cukup dengan apa yang kita semua lakukan.
    dan Alamat web ini pun punya hikmah, saya semakin rajin membaca/ belajar islam tapi boleh jadi orang yang salah tanggap terhadap HIZBUT TAHRIR pada hal mereka sangat ikhlas berda’wah tanpa kenal lelah dan sampai nyawapun sudah menjadi taruhannya bahkan salafi zaman sekarang belum pernah menerimanya seperti keadaaan mereka. Wallahu ya’lam bissawab
    Jazakillah akhi salam kenal

    • misal tatkala Allah mengatakan telah membuat perbuatan hamba, maka bisa tidak, kemudian Allah ubah lagi dengan model perbuatan yang lain, atau Allah juga membuat kemungkinan-kemungkinan sperti:kalo hamba melakukan ini akan terjadi seperti ini, ini, dan ini,dst… ? tentunya bisa, siapa yang tahu Allah akan mengubahnya dan menentukan banyak kejadian terhadap hamba. itu mash dalam kerangka akal saya yang serbah lemah.

      inilah salah satu kelemahan besar HTI, terlalu “mengagungkan” akal bahkan sesuatu tentang Allah yang Allah sama sekali tidak mengabarkan sekalipun masih “berani” mengira-ngira. Padahal katanya aqidah harus qathi eh ini malah mengira-ngira alias dzon kelas berat.

      perhatikan hadits arbain berikut :
      Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.(Riwayat Bukhori dan Muslim).

    • @haris:

      inilah fakta bahwa HT dalam menyikapi taqdir tidak meyakini bahwa Allah terlibat dalam perkara irodah hambaNya,memahami taqdir adalah tersusun oleh perkara parsial yang berdiri sendir-sendiri,bahwa masa lalu,sekarang, masa depan dan perilaku manusia adalah sesuatu yang terpisah. sedangkan semuanya itu adalah paralel dan saling berkaitan. ketikapun seseorang dimasa lalunya berdosa lantas karna itu taqdir Allah apakah dia tidak harus menyesali dan bertaubat karenanya atau sebaliknya menyesali dan bertaubat? jawabannya adalah dalam irodah Allahlah yang akan membuat dia bertaubat dan memperbaiki kesalahannya atau tidak,telah menjadi ketetapan Allah bahwa abu tholib harus menjadi penghuni neraka meskipun seharusnya dia lebih dekat dengan hidayah islam ketimbang abu sufyan.

      jadi kontradiksi sekali bilamana kita meyakini apa yang telah terjadi itu adalah ketetapan Allah,sedang yang belum terjadi itu terlepas dari ketetapanNya dan itu hanya menurut irodah hambaNya,sedangkan hukum sebab akibat tidak menyatakan demikian. irodah Allahlah yang bermain pada kesadaran manusia bahwa seseorang itu akan berbuat maksiat atau pahala, taubat ataupun fajir, keinginan dan tingkah lakunya.firman allah :

      “Dan tidaklah kalian berkehendak, kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (al-Insaan: 30)

      dan saya pernah katakan bahwa ”KEADILAN ALLAH TERLETAK PADA KETENTUAN YANG MENJADIKAN PERKARA TAKDIR ITU ADALAH GHAIB, jadi Allah tidak mengabarkan kegaiban taqdir itu agar manusia berlomba2 dalam kebaikan dan tidak merasa putus asa dari takdirnya” sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

      مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
      لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

      “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakan-nya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) SUPAYA KALIAN JANGAN PUTUS ASA terhadap apa yang luput dari kalian, dan SUPAYA KAIAN JANGAN TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. “(al-Hadiid: 22-23)

      Allah pun mengazab sebuah kaum karena perbuatan buruknya tak lepas dari ketentuanNya dalam lauh mahfuz:

      وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا
      ”Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” [Al Israa’ :58]

      Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [Al Hadiid:22]

      وَقَالَ يَا بَنِيَّ لَا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ

      Dan Ya’qub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri.” [Yusuf:67]

      jadi ini membuktikan bahwa Allahpun telah menetapkan keburukan baik pencuri,pezina,kafir dan kaum pendosa atau orang beriman,yang sholih dan taat semuanya itu dalam ketetapanNya(qodho)

      وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
      “…dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”. Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan : ‘Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)’. Katakanlah: ‘Semuanya (datang) dari sisi Allah’… “(an-Nisaa’: 78)

      Hal ini sama seperti ketika kita memanggil Allah سبحانه وتعالى dengan nama-nama-Nya yang baik. Kita tidak boleh memanggil Allah dengan kalimat: “Wahai pencipta setan”, “Wahai pencipta kejelekan”, karena hal ini mengandung celaan, walaupun kita meyakini bahwa setan dan seluruh kejelekan adalah ciptaan Allah. Berbeda halnya ketika kita mengatakan: “Wahai pencipta segala mahluk” atau “Wahai pencipta segala kebaikan dan kejelekan”.

      Berkata Imam ash-Shabuni: “Termasuk madzhab ahlus sunnah adalah ucapan mereka bahwa kebaikan dan kejelekan adalah dengan takdir dari Allah. Namun mereka tidak menyandarkan kepada Allah apa-apa yang akan memberikan kesan kekurangan ketika disendirikan. Seperti ucapan “Wahai pencipta kera dan babi-babi”. (Aqidatus Salaf ash-habul Hadits, Imam Ash-Shabuni, Tahqiq Nashir bin Abdur Rahman bin Muhammad al-Juda’. hal. 284)

      Walaupun sesungguhnya setan, monyet, babi dan seluruh makhluk-makhluk lain adalah ciptaan Allah. Inilah adab kita ketika berbicara tentang Allah.

      Hal ini seperti ucapan Allah سبحانه وتعالى yang mengkisahkan ucapan Ibrahim عليه السلام:
      وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ. الشعراء: 80
      “dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkanku.” (asy-Syu’araa: 80)

      Dalam ayat ini, Ibrahim عليه السلام menisbatkan sakitnya kepada dirinya “aku sakit”, tetapi menisbahkan kesembuhannya kepada Allah “Dialah yang menyembuhkanku”. Walaupun Ibrahim tentu meyakini bahwa penyakit dan kesembuhan seluruhnya dari Allah سبحانه وتعالى.

      Atau seperti ayat Allah yang mengkisahkan ucapan jin:
      وَأَنَّا لاَ نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي اْلأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا. الجن: 10
      “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. “(al-Jin: 10)
      Dalam ayat ini, ketika membicarakan tentang kejelekan disebut dengan kata “dikehendaki” tanpa disebutkan siapa yang menghendakinya “apakah kejelekan yang dikehendaki?” Namun ketika berbicara tentang kebaikan disebutkan dengan jelas pelakunya: “Atau Rabb-mu menghendaki kebaikan”.

      DAN ALLAH TIDAK AKAN PERNAH DIHUKUM KARENA KEBIJAKANNYA MESKIPUN ALLAHLAH YANG TELAH MENGHENDAKI KEBAIKAN ATAU KEBURUKAN TERSEBUT. firman Allah

      لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

      “DIA TIDAK DITANYA TENTANG APA YANG DIPERBUAT-NYA, DAN MEREKALAH YANG AKAN DITANYAI”.(QS. al anbiya’:23)

      jadi ga ada istilah ga adil apapun yang dikehendaki Allah terhadap manusia baik pahala ataupun dosa,taqwa ataupun maksiat,taubat ataupun laknat.karena kesadaran kita dalam melakukannya adalah atas dasar kehendak Allah,waktulah yang akan menunjukan kemana taqdir kita bermuara,sebelum itu terjadi maka itu adalah hal ghaib yang diluar batasan kita

  20. Saudaraku haris yang diberkahi Alloh,

    Sebetulnya nasihat puji dan zul juga sudah cukup, tapi baiklah saya tambah sedikit.

    PERTAMA
    Anda katakan sulit menerima argument kami, padahal saya tidak berargument melainkan hanya menyampaikan dzahir nash dalil belaka, selain itu anda belum berani menjawab per masalah dan per dalil yang saya sampaikan tapi anda sudah membuat bahasan baru, padahal sebelumnya koment saya sudah saya bagi dalam bahasan2 PERTAMA, KEDUA, KETiGA, dst, TAPI ANDA TIDAK BERANI MENJAWABNYA per bahasan itu.

    KEDUA
    Ilmu Allah memang maha luas dan justru ini bukti bahwa Allah itu Maha Mengetahui perbuatan apa yang akan kita lakukan nanti atau besok, dan inipun difirmankan Allah saling berkaitan, dalilnya Firman Allah :

    وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

    Artinya: “dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya)”. [al-Insan: 30].

    KETIGA
    Anda menafsirkan As Saffat 96 dengan kemungkinan-kemungkinan, darimana anda dapat penafsiran itu? apakah ada ulama mufassirin yang menafsirkan seperti anda?. Selain itu masih banyak ayat lain terkait ini misal coba simak ayat berikut :

    لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ(28)وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

    “Bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Robb semesta alam.” (QS. At Takwir : 28-29)

    Ini berarti Allah lah yang membuat manusia menghendaki perbuatan yang dilakukannya.

    KEMPAT
    Ayat-ayat yang anda bawakan (ali imran: 182, An-nisa: 62, Al-An Am: 70) mengatakan bahwa manusia disiksa akibat perbuatan tangannya sendiri, hal itu sama sekali tidak bertentangan dengan apa yang disampaikan ahlus sunnah karena memang manusia dihukum akibat perbuatannya sendiri bukannya perbuatan orang lain, apakah mungkin seorang pencuri dihukum dengan hukuman seorang pezina, tentu tidak, seorang pencuri akan dihukum sebagaimana hukuman bagi pencuri, dan seorang yang tidak mencuri tidak akan dihukum sebagai pencuri.
    Hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan keyakinan kami (ahlus sunnah) atas qadha dan qadar.

    KELIMA
    Anda katakan Allah tidak mungkin mentakdirkan orang berzina lalu menghukumnya di Neraka,
    Maka ketahuilah saudaraku bahwa hal ini sudah dijawab oleh hadits :

    Dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda :
    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya yang dia akan menjalaninya”
    (HSR Bukhari Muslim)

    Silahkan baca sendiri hadits diatas dalam shahih muslim bab Nasib Perzinahan Manusia Telah ditentukan (Bab: Kutiba ala ibni adam nashibuhu mina zana).

  21. udah jelas setiap kelompok atau jamaah bahkan partai islam punya landasan,pemikiran,pemahaman, bahkan metode dakwahnya masing-masing, seperti mas sendiri, HT atau siapapun, hal itu wajar.Karna mereka tetap menjadikan AlQuran dan Assunah sebagai rujukan. Kalaupun ada perbedaan itu , karna perbedaan dalam menggali Sumber hukum tadi, shg banyak Jamaah, ulama atau mujtahid, yg mereka jg berbeda,tapi tidak menjadikan mereka ribut,justru mereka bersatu dalam membangkitkan n menyelesaikan masalh masyrakat secara bersama-sama sesuai dengan metode dakwah mrk masing-masing. wajar saja mas tidak sepaham dengan HT, begitu jg HT dg mas.Mnurut saya Yang seharusnya kita urusi saat ini adalah saudara-saudara kita seperti AHMADIAH,n aliran-aliran sesat yg lain. mereka benar-benar menyimpang dari aqidah islam, bagaimana caranya mengajak mereka kembali ke islam yg benar, juga saudara-saudara kita yg meninggalkan sholat,berpakaian tapi telanjang, dll, banyak masalah masyarakat yg harus diurusi. ini yg dibutuhkan saat ini.

    • nah khan berputar di masalah seperti ini lagi seolah-olah kita tidak boleh mengkritisi pemahaman yang dianggap salah. Selama berdiskusi dalam hal ilmiah apa salahnya ?

  22. mengurusi masalah seperti ini bukan berarti melalaikan atau meremehkan masalah ummat yg lain. lagipula masalah taqdir ini bukanlah masalah yg remeh, hal ini merupakan perkara aqidah yang mana seorang muslim sama sekali tidak boleh menyelisihinya. tidak ada seorangpun ulama yang ikhtilaf dalam masalah ini kecuali mutakallimun/ahi kalam dan ahli bid’ah yg sesat sedangkan mutakallimun bukanlah termasuk jajaran ulama mujtahid sedikitpun. jadi mengalihkan masalah ini kepada masalah yg lain menunjukkan ketidak-tahuan tentang agama ini. jika adalam perkara ushuluddin/aqidah saja sedemikian ngawurnya lantas bagaimna pula dalam masalah furu’ tentu lebih ngaco lagi…Allahu a’lam. saya ucapkan banyak terimakasih kepada admin blog ini, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yg banyak.

  23. Assalamu alaikum…
    Saudaraku sekalian.. Sekali lagi sya menyatakan bahwa: sya sama sekali tidak menolak bahwa Allah SWT sudah menentukan semua perkara yang terkait dengan hamba, tapi sekali lagi sy katakan pembahasan tentang ketentuan perbuatan serta segala sesuatu tentang Allah SWT, tidak masuk dalam pembahasan qodha. Pembahasan Qodha, hanya terkait dengan perbuatan yang hamba lakukan keterkaitannya dengan perintah dan larangan, syurga dan neraka, petunjuk dan kufur, taat atau kufur, AllahCoba simak firman Allah SWT berikut ini:

    Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (Al-AnFal (8): (53).

    Dan jika Kami menghendaki pastilah Kami rubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali. (Yaasin (36):67)

    Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Al-Arad(13 ):11

    Dali-dalil ini bisa dipahami bahwa disatu sisi dengan kebesaran Allah, Allah SWT telah menentukan perbuatan kita, disisi lain Allah pun memberikan kebebasan untuk kita dapat berbuat. Belum percaya? Ini dalil yang lain:
    Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (Al-Baqorah(2):75)

    Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya”. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (An Nisa(4):119).

    Kalian mungkin bingung. Terus terang saya pun “ya”. Oleh karena ini Ayat-ayat tentang perbuatan dan ketentuan Allah maka pembahasan ini, tidak boleh dihubungkan-hubungkan dengan perbuatan manusia yang akan mereka lakukan. Knapa? sekali lagi ini terkait dengan Ilmu ALLAH SWT Yang Maha Luas. Akal kita tidak akan bisa menjangkau apa yang Allah lakukan.
    Contoh firman Allah SWT yang lain:

    Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia. Al-Baqorah(2):117

    Kita mungkin akan mengatakan: jadi Allah itu jikalau menciptakan sesuatu, Allah cukup mengatakan “jadilah” lalu jadilah ia”. Pertanyaanya, bisakah Allah mengatakan yang lain untuk menciptakan sesuatu? Saya katakan, jelas dan pasti bisa. Kalian mungkin membantah, tidak ada dalil yang mengatakan selain itu“jadilah”, dan langsung fonis bahwa kami orang-orang yang mendewakan akal. Menurut saya anda yang tidak mau berpikir dan lemah akal. BETUL, bahwa tidak ada dalil lain yang mengatakan selain “kunfayakuun”, tapi kalo anda berpikir demikian maka sesungguhnya anda telah membatasi kekuasan Allah SWT. Menurut saya Allah SWT mengarahkan akal kita untuk berpikir bahwa dengan Ayat-ayat tentang perbuatan Allah, cukup kita mengatakan dan mengimani bahwa AllahSWT mudah menciptakan segala sesuatu, Allah Maha Luas IlmuNya, Allah Maha Besar, Allah Pencipta Segala Sesuatu, Allah maha Kuasa, dst, cukup.
    Qodha wal Qodar, pembahasan terkait dengan bagaimana hubungan perbuatan manusia yang dilakukannya dengan: pahala dan siksa, syurga neraka, ikut petunjuk atau kufur. Maka dengan memahami seperi ini, maka tidak ada lagi pertanyaan apakah manusia itu berbuat dipaksa oleh Allah SWT atau tidak? Karena sekali lagi perbuatan Allah itu diluar akal manusia untuk dapat menjangkaunya. Seperti contoh diatas “disatu sisi Allah SWT berfirman menciptakan manusia dengan perbuatannya, disatu sisi juga Allah berfirman, manusia bisa merubah keadaan mereka”. Dan bagi kita, ini hal yang mustahil kita lakukan tapi bagi Allah itu “MUDAH” akhi.
    Qodha wal qodar dilihat pada perbuatan manusia itu terdiri dari dua aspek: perbuatan yang manusia tidak bisa memilih/terjadi dengan sendirinya terhadap manusia dan 2.perbuatan manusia yang dia mempunyai pilihan untuk melaksanakannya. Aspek yang pertama dia tidak akan dimintai pertanggung jawaban karena manusia sendiri tidak tahu asal muasal kejadiannya, dan kedua akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Dengan akal kita bisa memahami petunjuk, mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Perbuatan baik Allah SWT akan memberikan pahala, dan perbuatan buruk akan diberikan siksa/Azab, tapi karena Allah Maha Mengetahui manusia memiliki kelemahan ditambah lagi banyak godaan dari musuh manusia yaitu syaitan dan iblis maka Allah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk cepat menyesali dan bertobat sebelum ajal menjemput. Maka karena tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput, maka ini akan mendorong kita untuk selalu konsisten beramal, berdoa dan memohon ampun kepada Allah SWT setiap saat sebab kita akan berpikir jangan sampai saat ajal menjemput, kita tidak melakukan ketaatan kepada Allah atau bahkan sedang bermaksiat (Nauzubillah Minzallik). Dengan Kerangka alur seperti ini SE…….MUANYA sekali lagi SE…….MUANYA sudah ada dalam Ketetapan, Laulul Ma’afuz, Iradah Allah SWT, sehingga apapun yang kita lakukan sesungguhnya tidak akan pernah bertentangan dengan Ketentuan dan Ketetapan Allah SWT.
    Maka saya meyakini dan berani katakan ALLAH MAHA ADIL. Sebab: Allah sudah memberikan akal dan petunjuk, dengan akal dan petunjuk bisa menimbang mana yang baik dan mana yang buruk, dengan melakukan kebaikan ganjaran-Nya pahala, yang buruk ganjaran-Nya dosa. Pahala diganjar syurga dan dosa diganjar siksa, dan Allah memberikan kesempatan ampunan untuk bertobat dan memperbaiki diri sebab hambanya lemah.
    Firman Allah:
    Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Al-Imran:7)
    Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (Al-Baqorah: 286)
    Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (Al-Baqorah:7).
    Lalu orang-orang yang dzalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang dzalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik. (Al Baqorah :59)
    Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong (Al Baqorah:86).
    Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan (Al-Baqorah :90).
    Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka! (Al-Baqorah :175)

    Kalo belum juga terima dengan pendapat seperti ini maka: sy cukup meminta penjelasn dari kalian tentang:
    1. bagaimana menghubungkan antara Ketentuan Allah, Petunjuk Allah kepada hamba, Perintah dan Larangan Allah, Akal, Pahala dan Dosa, Nikmat(Syurga) dan Siksa, Naluri dan Kebutuhan manusia. Taat dan kufur, serta taubat atau tetap bermaksiat.
    2.Anda mengatakan HIZB terlalu mendewakan akal. OKE!. ALLAH SWT telah menganugrahkan akal kepada kita dan supaya akal itu digunakan. Jelaskan kepada sya apa yang antum pahami tentang AKAL, Kapan, dimana dan bagaimana akal itu dapat digunakan? (Agar saya tidak dikatakan mengagungkan akal atau saya khawatir jangan sampai antum yang tidak dapat berpikir)
    Allah SWT berfirman:
    Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (Al-Baqorah :179)
    Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Al-Baqorah:269).

    Saya tunggu jawabannya akhi.

    • Seperti contoh diatas “disatu sisi Allah SWT berfirman menciptakan manusia dengan perbuatannya, disatu sisi juga Allah berfirman, manusia bisa merubah keadaan mereka”

      bukankah manusia merubah keadaan merekapun juga atas kehendak Allah. apa anda pikir tanpa kehendak Allah manusia akan berubah ?.

      dalil sudah jelas dan sudah jelas sekali pemikiran HTI memang menyelisi pemikiran AhlusSunnah secara umum dalam masalah qadha dan qadar ini.

      saya tak melihat umar bin khattab berkesimpulan seperti anda.

      saya tak melihat Ibnu Hajar berkesimpulan seperti anda. Tidak juga Imam Syafi’i tidak juga Imam Ahmad kecuali syaikh Taqiyuddin tentunya.

      Anda mengatakan HIZB terlalu mendewakan akal. OKE!. ALLAH SWT telah menganugrahkan akal kepada kita dan supaya akal itu digunakan. Jelaskan kepada sya apa yang antum pahami tentang AKAL, Kapan, dimana dan bagaimana akal itu dapat digunakan? (Agar saya tidak dikatakan mengagungkan akal atau saya khawatir jangan sampai antum yang tidak dapat berpikir)

      baiklah saya jelaskan (^_^). Pertama islam menganugerahi akal selain untuk mencari pengetahuan dunia juga digunakan untuk memahami agama. Suatu catatan adalah akal digunakan untuk menguji keabsahan suatu dasar/pijakan (alhadits kalau Al Qur’an dan tidak perlu di check keabsahannya). Dengan kata lain akal harus tunduk kepada dalil. Akal digunakan untuk mengkompromikan berbagai macam dalil untuk mendapat kesimpulan dan bukan untuk “mengira-ngira” sesuatu yang tidak disampaikan di dalam dalil seperti anda katakan “bukankah Allah mungkin berbuat begini dan begitu” padahal Allah tidak mengabarkan apapun tentang itu. Inilah yang dimaksud “mengagungkan” akal.

      Ketika suatu dalil “tidak masuk” akal mana yang akan saudara dahulukan ? dalil atau justru menggunakan imajinasi akal untuk membuat kemungkinan seperti “mungkin Allah akan berbuat begini begitu” padahal tidak ada satu nash pun yang menjelaskan ?

      Saya ingat perkataan Imam Malik ketika membicarakan sifat Allah beliau berkata : “Istiwa sudah maklum (diketahui),bagaimananya tidak masuk akal”. Jadi orang tidak usah memikirkan bagaimananya dari sifat Allah wong jelas-jelas tidak akan masuk akal pikiran yang diperlukan adalah Iman kepada sifat2 Allah

      bagaimana menghubungkan antara Ketentuan Allah, Petunjuk Allah kepada hamba, Perintah dan Larangan Allah, Akal, Pahala dan Dosa, Nikmat(Syurga) dan Siksa, Naluri dan Kebutuhan manusia. Taat dan kufur, serta taubat atau tetap bermaksiat.

      seperti kesimpulan Ahlussunnah hal itu sudah ditetapkan akan tetapi tidak ada yang tahu bagaimana akhirnya (ghaib bagi makhluk)

    • Saudaraku haris yang diberkahi Allah,

      Sebenarnya saya kurang berminat menjawab koment anda yang ini karena ini anda tujukan kepada seluruh komentator disini, bukan kepada saya dan bukan membahas koment saya yang sebelumnya.

      Namun kiranya hal itu menyebabkan salah paham dan dianggap saya tidak mampu menjawab.

      Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Anda menuliskan dalil-dalil ayat tentang adanya pilihan bagi manusia dan manusialah yang berperan dalam kehidupannya di dunia.
      Ayat-ayat inipun juga yang digunakan dalil oleh Qadariyyah.

      Bukan berarti Qadariyyah tidak tahu atau tidak meyakini ayat-ayat yang lain tentang taqdir, namun kecenderungan mereka (termasuk anda) ada pada ayat-ayat ini, adapun ayat-ayat taqdir yang lain yang dibawakan Jabariyyah dianggap sebagai rahasia Allah.

      Adapun Jabbariyyah justru sebaliknya, kecenderungan mereka ada pada ayat-ayat seperti :

      Allah berfirman, “Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (at-Taubah:51)

      “dan kalaulah Allah menghendaki tentulah mereka tidak berbunuh-bunuhan; tetapi Allah melakukan apa yang dikehendakiNya”. [al-Baqarah: 253].

      “Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” [Al-Mursalaat: 22-23]

      “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar.” [Al-Qamar: 49]

      “… Allah yang mempertemukan kedua pasukan itu agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan…” [Al-Anfaal: 42]

      “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan qadar tertentu.” [Al-Hijr: 21]

      “…Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.” [Thaahaa: 40]

      “…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan qadarnya dengan serapi-rapinya.” [Al-Furqaan: 2]

      “dan Allah yang menciptakan kamu dan juga apa yang kamu lakukan” [al-Saffat: 96].

      “Dan yang menentukan qadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” [Al-A’laa: 3]

      “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali…” [Al-Israa’: 4]

      “dan (ingatlah) tiap-tiap sesuatu Kami catatkan satu persatu dalam Kitab yang jelas nyata”. [Yasin: 12]

      Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang digunakan dalil oleh Jabariyyah, bukan berarti mereka tidak tahu ayat – ayat yang dibawakan Qadariyyah (termasuk anda) namun kecenderungan mereka adalah pada ayat-ayat diatas, adapun ayat-ayat taqdir yang lain (seperti yang dibawakan Qadariyyah dan anda) dianggap sebagai rahasia Allah.

      LANTAS BAGAIMANA AHLUS SUNNAH ?

      Ahlus sunnah dalam memahami ayat al Qur’an yang dipertentangkan adalah dengan melihat petunjuk Nabi dan dalam hal ini nabi sendiri telah menjelaskan dengan gamblang sekali. Sehingga seandainya baik Jabariyyah maupun Qadariyyah (termasuk anda) menyimak hadits ini seharusnya mereka segera rujuk dan kembali pada ahlus sunnah.

      Nabi mengajarkan pengertian taqdir (qadha dan qadar) ini kepada para shahabat sebagai berikut :
      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”. [HSR. Bukhari Muslim]

      Setelah menyampaikan hadits diatas beliau meneruskan penjelasannya dan membacakan ayat sebagai penguat yaitu :

      “adapun orang yang berupaya memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertaqwa, serta ia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik, maka sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesenangan (syurga). sebaliknya: orang yang bakhil daripada berbuat kebajikan dan merasa cukup dengan kekayaan dan kemewahannya, serta ia mendustakan perkara yang baik, maka Sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesusahan dan kesengsaraan”.
      [al-Lail: 5-10]

      SELESAI disini penjelasan Nabi yang mulia, yang kesimpulannya adalah surga dan neraka nya seseorang telah ditentukan sejak zaman azali namun bagi yang berupaya berbuat baik maka akan dimudahkan oleh Allah demikian pula sebaliknya.

  24. Kenapa anda sepertinya hanya mencari cari kesalahan HT? Setidaknya HT aktif dalam kegiatan menggalang kesatuan umat untuk kembali kpd kekhalifahan,sedangkan anda?apa yg anda perbuat selain menghujat dan memojokan HT, padahal masih banyak penganut islam yang menyimpang seperti ahmadiyah misalnya,kenapa anda tidak menghujat mereka?atau bahkan sekedar membahas pun tidak. Maaf klo nickname saya kurang sopan karena saya seorang pemuda insyaf yang Insya ALLAH ingin kembali ke jalan yg lurus

    • sedangkan anda?apa yg anda perbuat selain menghujat dan memojokan HT

      tipikal orang yang malas untuk berdiskusi secara ilmiah.

      adahal masih banyak penganut islam yang menyimpang seperti ahmadiyah misalnya,kenapa anda tidak menghujat mereka

      lha blognya memang membahas HT masak yang dibahas Ahmadiyah. Lagi pula siapa sih yang nggak tahu kalau Ahmadiyah itu sesat (kecuali Ahmadiyah sendiri). Ya kalau mau bahas Ahmadiyah ya buat blog untuk Ahmadiyah, mungkin dari HTI mau membuat atau gimana soalnya komaHT khan mantanHT bukan mantan Ahmadiyah

      atau bahkan sekedar membahas pun tidak.

      kalau disini sih memang tidak dibahas Ahmadiyah tapi kalau di website2 agama (semisal muslim.or.id) itu khan di bahas tho. jadi bukan cuma HTI yang menyesatkan Ahmadiyah

  25. Kenapa tidak membahas tentang penyimpangan JIL atau ahmadiyah sekalian?anda hanya mencari cari alasan atau jalan untuk memojokan HT,ketahuilah yang Haq akan menang dan kebatilan akan kalah,tinggal menunggu waktu.
    Sudah jelas bagi saya bahwa pemilik blog/admin adalah antek yahudi yg paham tentang islam atau bahkan mungkin seperti rajjal bin unfuwah yg menghancurkan islam dari dalam.

    • Sudah jelas bagi saya bahwa pemilik blog/admin adalah antek yahudi yg paham tentang islam atau bahkan mungkin seperti rajjal bin unfuwah yg menghancurkan islam dari dalam.

      terserah saja (^_^), biar menjadi urusan anda dan komaHT di akhirat kelak untuk membuktikan siapa yang benar

      • Setiap yg berbeda dgn HT adalah JIL, kafir, antek yahudi dan budak thoghut. Salut sama HT yg bisa membuat anggotanya berbunyi spt kaset rekaman. Mungkin 10 thn lagi orang2 ini akan dijadikan terminator. No Problemo! ^_^

  26. mmm…
    mf ya..
    klo saya membaca di kitab ht nizhomul islam, bab thoriqul iman justru ht menganggap dirinya akalnya terbatas, tapi klo orang-orang komahti atau salafy dari pengajian yang pernah saya ikuti akalnya tak terbatas sehingga seringkali ngarang…
    atau kalo tidak pokoknya atas nama fatwa dan fatwa semata.

  27. Tipikal orang malas? Sebelumnya saya sudah bilang klo saya insya ALLAH seorang pemuda insyaf tentu saja saya malas menghujat dan melakukan ghibah terhadap saudara sesama muslim di HT. Trus saya ingin tanya maksud blog ini apa? Untuk memfitnah sesama muslim?adu domba?atau dakwah?klo dakwah kan masih banyak aliran sesat yg lain yang orang2 belum banyak tahu? yg kreatif dong pak klo mau bikin blog jika kamu bilang semua orang tahu ahmadiyah sesat dan HT insya ALLAH lurus :p

    • Tipikal orang malas? Sebelumnya saya sudah bilang klo saya insya ALLAH seorang pemuda insyaf tentu saja saya malas menghujat dan melakukan ghibah terhadap saudara sesama muslim di HT

      nah itu pertanyaannya. yang dimaksud ghibah itu apa ? saya kira sudah dijelaskan banyak ulama. apakah ini termasuk ghibah pun juga sudah dibahas pada komentar tulisan (kalau anda membaca). Kalau memang anda seseorang yag baru insyaf daripada ngomong disini ngalor ngidul tanpa dalil sedikitpun bukannya lebih baik belajar dulu baru kalau sudah paham silakan kemukakan dalil anda.

      Sudah maklum bahkan dikalangan ulamapun saling mengkritik ijtihad jika dinilai salah dan itu sama sekali tidak dinggap ghibah (^_^).

      HT insya ALLAH lurus

      ya terserah anda. Saya kira disini komaHT sudah berusaha memaparkan kekeliruan dari pemikiran HT, bukan cuma komaHT lho yang membicarakan ini. misal NU juga mengkritik masalah qadha dan qadar, Salafi juga mengkritik masalah ini dan banyak yang lainnya.

      so bukan watak saya kemudian hanya “berkeyakinan” HT insyallah lurus tapi ketika mengetahui kritikan tidak mempertimbangkan kecuali kalau yang dikatakan cuma fitnah dan HT tidak seperti itu yang artinya lurus atau tidak harus dibuktikan dong secara ilmiah. “nggak kreatif” kalau cuma ngomong doang. dan lagian saya khan bukan yang bikin blog cuma komentatornya

  28. Lha orang saya bertanya masa harus pakai dalil?tp ok saya akan pakai dalil biar anda tahu klo saya tidak buta kakap :) ‘sesungguhna kamu dapati orang orang yang paling keras permusuhanya terhadap orang orang beriman ialah orang orang yahudi dan orang orang musyrik (qs. Al maidah [05]:82)’
    Karena anda sangat keras permusuhanya terhadap sesama muslim maka anda termasuk golongan tadi atau antek2 nya. Trus anda minta bukti ilmiah?contohnya HT aktif menggalang kesatuan umat untuk mendirikan kekhalifahan,berdakwah menyeru umat,kritis terhadap penderitaan rakyat dan umat dll (terlalu panjang klo sy jelaskan smua) lha anda?apa yg anda lakukan untuk islam?selain membuat blog atau mengomentari yg bertujuan untuk menghasut umat di karenakan:
    1.Mungkin anda antek yahudi yg amat sangat takut akan berdirinya kekhalifahan yg insya ALLAH tak akan lama lagi
    2.Anda mantan HT yg memiliki kepentingan pribadi,kedudukan atau jabatan tertentu yg tdk anda dapatkan di HT jd anda keluar dan menyimpan dendam sehingga berkeinginan menghasut umat
    3.Di lihat dari cara bicara dan tutur bahasa lewat tulisan anda mencerminkan sikap paling benar sendiri (yg merupakan sifat iblis),tidak tawadlu tp memiliki banyak dalil firasat saya mengatakan anda orang JIL

    Wallahu a’lam

    • ya sudahlah nanti kita lihat saja di akhirat apakah yang anda tuduhkan pada saya benar atau tidak (^_^)

    • Setiap yg berbeda dgn HT adalah JIL, kafir, antek yahudi dan budak thoghut. Salut sama HT yg bisa membuat anggotanya berbunyi spt kaset rekaman. Mungkin 10 thn lagi orang2 ini akan dijadikan terminator. No Problemo! ^_^

  29. Assalamu alaikum!

    Menurut saya banyak yang aneh-aneh dari komentar pengelola blog koma-ht ini. Conoh:

    “HT-terlalu mendewakan akal” menutur saya HT memposisikan akal manusia sesuai dengan porsinya..justru pengelola blog ini yang mendewakan akal menafsirkan perbuatan dan ketentuan Allah Swt. dengan akalnya (katanya ilmiah????)..heran !!!

    Penjelasan haris junior sudah sangat terang benderang bahwa membahas Qodla cukup pembahasanya pada perbuatan manusia, tidak membahas pada bagaimana dan apa yang dilakukan oleh Allah (perbuatan Allah), karena
    pembahasan tentang Allah dan PerbuatanNya, diluar nalar/akal manusia yang serbah lemah dan terbatas…..komentar koma-ht ttg masalah Qodla dikaitkan lagi dengan perbuatan Allah..????

    komentar2 yang dilontarkan koma-ht sangat tendensius, dan sangat membenci HT, heraan?????

    tidak heran kalo komentarnya alex bahwa koma-ht antek2nya yahudi atau JIL…

    mohon maaf kalo komentar saya tidak pada tempatnya..

    wasalam

  30. Kenapa ya setiap pengkrikit HT ujung-ujungnya dituduh antek JIL. Memangnya HT ma’shum alias terbebas dengan kesalahan?

  31. untuk wawan dan orang2 yg tanpa sadar telah memecah belah ummat dan menggembosi perjuangan ummat Islam:
    sadarilah bahwa musuh utama bukanlah sesama Muslim, kecuali kalo kamu semua sudah murtad dari Islam atau bersikap ashobiyah.. dua pilihan yg akan sama2 masuk neraka.
    BERTOBATLAH.
    Bantulah perjuangan Ummat Islam dengan cara yg Haq, bukan malah menggembosinya..

    • @gerry: siapa yang ga tahu sejarahnya bahwa aliran mu’tazilah pernah mendominasi pola pikir mayoritas umat islam, ditangan merekalah terbunuh banyak ulama ahlu sunnah dan ahlu hadis. dan siapa yang tidak mengakui kekafiran dan kebencian barat dan amerika? tapi kebanyakan umat lengah akan “kelurusan” faham yang mengaku islam,diblog inilah kita membahas kekeliruan itu,bila anda mendapatkan kami keliru maka tegaskanlah dengan hujjah yang nyata,bila anda mendapatkan hujjah kammi yang benar maka kewajiban andalah mengikutinya

      • abdurrahman

        saya kira memang HT itu Mu’tazilah, minimal banyak mengadopsi pemikiran & fahamnya. dikiranya kita hanya taqlid kepada Syekh fulan dalam menasabkan HT kpd Mu’tazilah, tp tidak! kita dilarang keras untuk taqlid/ikut2an saja tanpa dalil yang jelas. kita tinjau saja aliran Mu’tazilah yang terkenal dengan Pancasilanya/usul al khomsah :
        1.At Tauhid yakni mengingkari asma’ wa shifat bagi Allah dengan dalih tanzih(persis aqidahnya An Nabhani tokoh HizbutTahrir)
        2.Amr bil Ma’fuf wa nahyu anil munkar maksudnya khuruj memberontak kepada penguasa(ini juga terkenal sebagai madzhab khowarij dimana khowarij yg paling jelek adalah sekte qo’adiyyah yg cirinya menyulut pemberontakan dengan menyebarkan aib penguasa, menjelek-jelekkan pemerintah, dsb persis seperti amalan HizbutTahrir meski sekte qo’adiyyah ini tidak ikut pemberontakan dengan fisik, hanya koar-koar di muka umum)
        3.Al ‘Adl(yakni mengingkari bahwa perbuatan buruk manusia, kemaksiatan, kekufuran, dll adalah taqdir Allah juga, inilah aqidah qodariyyah yg diadopsi Mu’tazilah kemudian diteruskan oleh HizbutTahrir)
        4.Manzilah baina Manzilatain(seorang yang berdosa besar itu tidak beriman juga tidak kufur)
        5.Al Wa’du wal Wa’id(ancaman dari Allah harus dikenakan terhadap hambanya yg berdosa, dengan mengingkari maghfiroh/ampunan dari Allah dan syafaa’t); nah, mirip kan Mu’tazilah ama HT!? satu lagi yg terkenal dari Mu’tazilah adalah mengedepankan akal di atas dalil, kalopun terpaksa menerima dalil maka harus dipas-paskan dengan akalnya.

        lebih ngawur lagi si Alex dengan kalimatnya : “bukan kah pengelola blog ini yg keluar dr ht?(mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yg berarti memisahkan diri atau berpisah) jd siapa yg lbh pantas di sebut mu’tazilah?” jadi seolah-olah HT itu maksum ga ada kesalahan setitikpun, kalo ada yg menyempal darinya itulah mu’tazilah,,, لا حول ولا قوة إلا بالله , gimana!? nampak sekali ngawurnya orang ini. disebut Mu’tazilah karena Washil bin Atho’ i’tizal(menyempal) dari pengajan Al Hasan Al Bashri seorang Ahlussunnah, di mana Al Hasan Al Bashri beraqidah Ahlussunnah yg seusai dengan ijma’ kesepakatan para ulama’, jadi yg dilihat fahamnya wahsil bin atho’ sebagai acuan apakah suatu kelompok itu Mu’tazilah atau bukan. bukannya yg menyempal dari HizbutTahrir yg bukan Ahlussunnah sama sekali. sama aqidah ahlussunnah aja alergi, “tidak usah dibahas” katanya, gitu kok yg kluar dikatakan Mu’tazilah!?

  32. @zul:yg anda maksud aliran mu’tazilah itu siapa?bukan kah pengelola blog ini yg keluar dr ht?(mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yg berarti memisahkan diri atau berpisah) jd siapa yg lbh pantas di sebut mu’tazilah? Lebih parah lagi anda menyebut ‘paham yang mengaku islam’ di tujukan untuk HT? HT itu organisasi partai politik pak,bukan paham atau aliran.so,jangan salah alamat klo anda belum tau tentang HT lebih baik gak usah komentar.. Pengelola blog serta antek2 nya pengecut karena lidah kalian yang tajam hanya kalian gunakan untuk saudara sesama muslim (klo memang benar anda muslim),tdk pernah anda gunakan untuk musuh islam yg sebenarnya seperti yahudi atau amerika wallahu’alam

    • yang dimaksud “aliran” disini adalah “memiliki paham” kalau mungkin saudara alex kurang jelas (^_^).

      kedua beberapa ciri mu’tazilah adalah sebagai berikut (HTI pun menolak kalau disebut mu’tazilah sebagaimana dalam websitenya http://hizbut-tahrir.or.id/2007/12/27/hizbut-tahrir-muktazilah/) . Ini saya komentar dari website ini :

      ketika membahasa mengenai sifat Allah dikatakan “Yang benar menurut Hizb, persoalan ini tidak perlu dibahas“. Pemikiran seperti ini adalah Prinsip tauhid bagi Mu’tazilah yang paling utama adalah menafikan sifat-sifat Allah bagi Dzat-Nya. Sehingga Mu’tazilah ketika membahas sifat-sifat pada Dzat Allah itu, membagi pembahasan tentang Dzat yang terpisah dari pembahasan tentang sifat. Kemudian setelah itu ditanyakan apakah sifat-sifat Allah itu makhluk yang terpisah dari Dzat ataukah sifat-sifat Allah itu bergendengan dengan Dzat. Melakukan pemisahan dalam pembahasan tentang Allah antara sifat dengan Dzat, adalah logika yang absurd. Sehingga berusaha menjawab pertanyaan yang muncul dari logika yang demikian itu adalah satu kesalahan besar.

      Ya, dalam konteks ini HTI telah memisahkan dzat dan sifat Allah sebagaimana kaum mu’tazilah terdahulu

      Dalam masalah Qadha dan Qadar HTI memiliki paham Mu’tazilah dari Jubba’iyyah (Abu ‘Ali Al-Jubba’i). Dimana Jubba’iyyah menyatakan bahwa perbuatan manusia itu ada yang mujbar (dipaksa) dan ada yang mukhayyar (tanpa paksaan yakni memilih). Manusia akan dimintai pertanggungan jawaban tentang perbuatannya yang mukhayyar saja dan tidak dimintai pertanggungan jawaban tentang perbuatan yang mujbar. Karena menurut aliran ini bahwa keadilan Allah tidak mungkin meminta pertanggungan jawaban tentang perkara yang mujbar. Dan Allah tidaklah campur tangan dalam perkara perbuatan manusia yang mukhayyar dan Allah tidak menciptakan perbuatan yang mukhayyar itu sehingga manusia-lah sesungguhnya yang menciptakan perbuatan yang mukhayyar itu.

      info yang sedikit ini mungkin bisa jadi penjelasan

    • saya kira memang HT itu Mu’tazilah, minimal banyak mengadopsi pemikiran & fahamnya. dikiranya kita hanya taqlid kepada Syekh fulan dalam menasabkan HT kpd Mu’tazilah, tp tidak! kita dilarang keras untuk taqlid/ikut2an saja tanpa dalil yang jelas. kita tinjau saja aliran Mu’tazilah yang terkenal dengan Pancasilanya/usul al khomsah :
      1.At Tauhid yakni mengingkari asma’ wa shifat bagi Allah dengan dalih tanzih(persis aqidahnya An Nabhani tokoh HizbutTahrir)
      2.Amr bil Ma’fuf wa nahyu anil munkar maksudnya khuruj memberontak kepada penguasa(ini juga terkenal sebagai madzhab khowarij dimana khowarij yg paling jelek adalah sekte qo’adiyyah yg cirinya menyulut pemberontakan dengan menyebarkan aib penguasa, menjelek-jelekkan pemerintah, dsb persis seperti amalan HizbutTahrir meski sekte qo’adiyyah ini tidak ikut pemberontakan dengan fisik, hanya koar-koar di muka umum)
      3.Al ‘Adl(yakni mengingkari bahwa perbuatan buruk manusia, kemaksiatan, kekufuran, dll adalah taqdir Allah juga, inilah aqidah qodariyyah yg diadopsi Mu’tazilah kemudian diteruskan oleh HizbutTahrir)
      4.Manzilah baina Manzilatain(seorang yang berdosa besar itu tidak beriman juga tidak kufur)
      5.Al Wa’du wal Wa’id(ancaman dari Allah harus dikenakan terhadap hambanya yg berdosa, dengan mengingkari maghfiroh/ampunan dari Allah dan syafaa’t); nah, mirip kan Mu’tazilah ama HT!? satu lagi yg terkenal dari Mu’tazilah adalah mengedepankan akal di atas dalil, kalopun terpaksa menerima dalil maka harus dipas-paskan dengan akalnya.

      lebih ngawur lagi si Alex dengan kalimatnya : “bukan kah pengelola blog ini yg keluar dr ht?(mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yg berarti memisahkan diri atau berpisah) jd siapa yg lbh pantas di sebut mu’tazilah?” jadi seolah-olah HT itu maksum ga ada kesalahan setitikpun, kalo ada yg menyempal darinya itulah mu’tazilah,,, لا حول ولا قوة إلا بالله , gimana!? nampak sekali ngawurnya orang ini. disebut Mu’tazilah karena Washil bin Atho’ i’tizal(menyempal) dari pengajan Al Hasan Al Bashri seorang Ahlussunnah, di mana Al Hasan Al Bashri beraqidah Ahlussunnah yg seusai dengan ijma’ kesepakatan para ulama’, jadi yg dilihat fahamnya wahsil bin atho’ sebagai acuan apakah suatu kelompok itu Mu’tazilah atau bukan. bukannya yg menyempal dari HizbutTahrir yg bukan Ahlussunnah sama sekali. sama aqidah ahlussunnah aja alergi, “tidak usah dibahas” katanya, gitu kok yg kluar dikatakan Mu’tazilah!?

  33. Mengenai TQS As Shaffat :96 tadi kita harus melihat dgn konteks ayat sebelumnya

    Ibrahim berkata: “Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu ? (TQS As Shaffat :95)

    “Padahal Allahlah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian lakukan (yakni apa yang kalian perbuat-maksudnya berhala-berhala itu)” kalo apa yang kalian lakukan dimaknai perbuatan, maka akan tidak nyambung dan kontradiktif, harusnya Ibrahim tdk tanya “kenapa kamu menyembah apa yang kamu pahat?” kalau dia tahu “perbuatan kalian diciptakan Allah”

    Allahu a’lam bishowab….

  34. Horee…
    akhirnya orang2 Islam bisa dipecah belah juga..
    ternyata mereka bener2 gampang dicerai beraikan..
    wkwkwkwk… :D

    • Kaum Muslim emang udah berpecah sejak dulu Bos, admin blog ini berusaha untuk menyatukannya lewat pelurusan aqidah kelompok HT yg udah menyimpang jauh dari aqidah Islam yg benar. kalo dibiarkan aja kemunkaran orang2 HT yg makin merajalela kita bisa kena laknat Allah:
      “Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al Ma-idah 78-79)

      jadi kalo ada kemunkaran ya dinasehati, dilarang bukan malah dibiarkan dengan dalih persatuan semu!!!

  35. Ya Allah ya rabbi, kenapa orang yg mengkritik HT serta-merta dituduh memusuhi Islam, JIL, Antek Amerika dsb. Apakah HT=Islam. Saya tanya sekali lagi apakah HT itu ma’shum? Saya juga bertanya apakah anda yg berada di HT juga akan mengatakan Syaikh Oemar Bakri Muhammad yg dulunya tokoh HT kemudian keluar, mengkritik HT dan mendirikan kelompok Al-Muhajiroon juga segabai musuh Islam? Terlepas dari setuju atau tidaknya tindakan beliau. Selanjutnya kalau anda yg di HT tidak setuju dengan artikel pengelola tolong tunjukkan dimana ketidaksetujuaannya dan disertai dengan hujjah. Bukannya menuduh antek JILah, antek Amerikalah, antek ini, antek itu tapi tidak bisa memberi argumen yg cerdas. Kalau sekedar gitu anak SD saja juga busa.

    • Setiap yg berbeda dgn HT adalah JIL, kafir, antek yahudi dan budak thoghut. Salut sama HT yg bisa membuat anggotanya berbunyi spt kaset rekaman. Mungkin 10 thn lagi orang2 ini akan dijadikan terminator. ^_^

  36. @abdurahman: sblm bilang orang lain ngawur pke dulu kacamata nya,baca dngn kpala dingin kamu akan ngerti yg saya maksud,d komentar saya sebelumnya kan ada tanda dlm kurung?klo anda orang yg berakal akan paham maksud yg sy utarakan dngn jelas yaitu menurut ‘istilah kata’ bukan menurut faham atau aliran mu’tazilah. Klo begini siapa yang ngawur? Sungguh bnyk yg ingn sy utarakan misalnya: maksud pengelola blog,bukti pengakuan ahlusunnah,tntang sikap menolak stiap dalil dll, tp sy akan menahan diri agar tidak terpecah belah dan maksud utama pengelola blog untuk menghasut dan memecah belah tdk tercapai..
    @wawan: percuma mengomentari dngn hujjah,wong hujjah yang sangat terang seperti yg saudara haris junior lontarkan msh d tolak,malah yang mengomentari si puji ngomong ngalor ngidul keluar dari inti permasalahan

    • @alex:komen haris junior jels??jelas ngawurny sih iya,dia nafsirin dalil pake logikanya,mending kalo ada tahqiq ulama mah,blas cuma logikanya dia yang dia pake,jelas2 ulama ahlu sunnah menerangkan bahwa Allah berperan pada penentuan kjadian dan kehendak manusia,masih saja berpendapat bahwa kehendak manusia tidak ditentukan Allah,he..

    • saya tanya sama anda, apakah setiap ungkapan/عبارة difahami dengan makna lafazhnya atau dengan makna secara istilah? sebagaimana sholat yg arti secara lafazh adalah berdoa, sedangkan secara istilah adalah suatu amalan ibadah yg diawali dg takbir dan diakhiri salam dengan berbagai rukun dan syaratnya yg sesuai dengan contoh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. apakah orang yg berdoa sudah bisa dikatakan ia sholat!?

  37. Terima kasih buat pengelola atas artikel terbarunya.

    Pendapat yang mengatakan bahwa dalam hal qodha dan qadar HT berbeda dengan ahlus sunnah, tertera dengan jelas dikitab yang ditabbanni oleh mereka.

    Buat Mas Alex, Alhamdulilah, anda telah insyaf. Semoga hidayah tersebut dapat anda jaga. Tak seorangpun yang tau, apakah ketika meninggal dia dalam posisi ahli surga atau ahli neraka, walaupun sekarang dia seorang pezina atau seorang ulama. seperti hadits yang pernah dicantumkan salah satu ikhwan diatas.
    Berusaha dan cari serta dalami islam dengan sebenarnya. Dengarkan semua pendapat yang anda dapati, dan renungkan. Pelajari lah sirah para sahabat dan para ulama terdahulu. Anda akan dapati mana yang sesuai dan sepaham dengan mereka. Islam itu satu, dan jamaah (kelompok) kaum muslimin juga satu. Perkara dalam agama islam ini juga sudah sempurna.
    Agama adalah nasehat, dan nasehat tersebut ditujukan kepada Alloh, KitabNYA, Rosul, Para pemimpin kaum muslimin, serta kaum muslimin semuanya. Nasehat-menasihatilah dalam kebaikan dan kesabaran.

  38. Sedikit pusing saya membaca perdebatan diatas, yang ada di pikiran dan hati saya sekarang adalah, beribadah sesuai tuntunan, berbuat baik sampai ajal menjemput, dan semuanya di landasi dengan keikhlaslan, surga dan neraka itu semuanya kembali Lagi kepada Allah, yang jelas saya sering melihat keanehan, melihatorang Islam senengnya demo, debat, tapi rumahnya kotor, kumuh, miskin,kucel, keluarga tidak terurus, Islam itu indah, Islam itu Rahmatan Lil’alamin. Itulah cerminan Islam Sesungguhnya apapun organisasinya yang pentting islamnya ga JIL, Islamnya ga campur aduk dengan kepentingan Politik, Islamnya ga campur dengan paham agama2 lain. Islam is Clean…

  39. kok kayaknya beda ya yang ana pelajari di HT.
    iya ada lingkaran yang hanya Allah SWT tentukan seperti kita lahir , lalu berkelamin laki” / wanita dsb.

    dan juga ada lingkaran yang kita bisa berusaha dalamnya / mengoptimalkannya, tetapi tetap Hasilnya Allah yang menentukan, jd kita bisa berusaha beramal sholeh agar menjadi ahli surga, akan tetapi tetap Allah SWT yang menentukan hasilnya.

    seperti itu yg ana pelajari di HT,
    wallahu’alam

    • Dalam kitab As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Al qadha’ wal qodar (cet. Darul Ummah hal 94-95) Taqiyuddin berkata:
      «وهذه الأفعال ـ أي أفعال الإنسان ـ لا دخل لها بالقضاء ولا دخل للقضاء بها، لأن الإنسان هو الذي قام بها بإرادته واختياره، وعلى ذلك فإن الأفعال الاختيارية لا تدخل تحت القضاء» اهـ الشخصية الإسلامية الجزء الأول باب القضاء والقدر: ص94 ـ 95
      “Segala perbuatan manusia tidak terkait dengan Qadla (kepastian) Allah. Karena setiap manusia dapat menentukan kemauan dan keinginannya sendiri. Maka semua perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan dan kehendak manusia tidak masuk dalam Qadla.”

      Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
      «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
      “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

      Taqiyuddin menyatakan dalam kitab As-Syakhsiyyah Al-Islamiyah juz 1 hal. 73:
      والحقيقة هو ان رأيهم _ اي اهل السنة_ورأي الجبرية واحد فهم جبريون
      “Pada hakikatnya, pendapat mereka – ahlussunnah– dan pendapat jabariyah adalah satu, maka mereka -ahlus sunnah- adalah termasuk kelompok jabariyah”.

  40. Makin ngawur aja si abdurahman :D makin menjalar kemana2 jauh dr pokok bahasan,ni mau bahas qadha dan qadar atau tanya jawab yg lain? Sengaja menayakan pertanyaan menjebak untuk caracter assasination,emang spt itu kan yg di ajarkan kelompok mu sebagai antek pengelola blog. Sy demi ALLAH bkn anggota HT tp sy tdk suka perlakuan anda2 trhdp saudara muslim,mengapa anda begitu membenci HT? Apa mereka menyeru kpd selain ALLAH? Sudahlah masing2 kt agar menahan diri klo anda btl2 muslim brarti kt bersaudara jgn saling menghujat lg walaupun anda berdalih ini bukan hujat atau ghibah,tp klo dgn perasaan benci tetap saja dosa krn amal tergantung niat kan?

    • @alex: simak baik2 pertanyaan abdurahma,dia tuh ngeladeni ente yang dg pedenya ngejulukin KOMA HT dg julukan muktazilah dari sudut bahasa,sedangkan yang kita bahas ini adalah akidah islam,bukan bahasa arab,dalam islam muktazilah dikenal sebagai firqoh dengan dominasi akal dalam menginterpretasikan wahyu. ente sekarang simak pertanyaanya abdurrahman dan jawab dengan kaidah bahasa seperti yang ente pinta kalo bisa,kalo ngga bisa dan masih ngawur mending ente cabut aja dari diskusi ini,belajar lagi fikroh HT yang bener trus bantah KOMA HT kalo emang dah ngelotok fikroh HT ente

  41. @zul:fodhol ente aja yg jwb gak usah nyuruh2 ana,sungguh klo ana mau ana bs jwb,klo gak mampu ana tny ustads2,atw klo mau praktis ana cr di google atw imhalal tinggal copy/paste..
    Tp ana komit gak akan menahan diri apalagi terlihat jelas klo itu yg ente dan orang2 nt mau. Fodhol ente aja berempat yg ramein ni blog gak usah bawa ana :p

    • @alex:syukron, perginya anda mengurangi dampak ngalor ngidulnya diskusi diblog ini,dan kamipun merasa ngga pernah ngundang anda tuk nimbrung diforum ini. sekali lagi forum ini bukan untuk membangga-banggakanh harokah,tapi lebih dikedepankan kekuatan hujjah dan dalil saja.yang mau ashobiyah gerakan ngga usah nimbrung diforum ini

  42. Udah ngalor ngidul dr pertama pak!! Wong menjelekan dan membenci saudara sesama muslim gak bs di bilang ngalor ngidul?

  43. @alex: walah kalo mau nuduh blog ini menjelekkan sesama muslim HT harusnya interospeksi,blog ini membahas kekeliruan pemahaman HT,bukan personal ataupun seseorang.bila memang ada yang keliru maka sampaikan dengan hujjah dan dalil yang kuat sebagaiman blog inipun memaparkan kekeliruan HT berdasarkan dalil dan hujjah yang dianggap kuat,bukan dengan bersikap kekanak-kanakan dan grasah grusuh ga mau jamaahnya diotak atik

    • @zul, si alex dibiarkan aja nggak usah diladeni dah jelas wataknya kayak apa. selama belum merubah wataknya yang seperti itu diskusi jadi berdebat kusir jadi mau ngomong apa cukup katakan saja. Allahu Yahdik

      • Emang trademark mereka sdh spt itu, hasil brainwashing lalu dicetak jadi machineman atau tape recorder. Sama aja dikasih tau atau tdk, mental melulu. Hanya iradah dan hidayah Allah yg bisa membuat mrk kembali ke jalan yg benar ^_^

    • malikkhan kali-qhye

      seharusnya pembuat blog ini mengajukan hl ini k HT byr HT yg jelaskan. ini fitnah namanya…. mas senang tidak kalo ada org yg brcerita tntang kesalahn mas di blkang mas…bisa jdi fitah kn?? saya yakin HT puny jawban untuk itu. dan saya yakin apa yg dijelskan mas pengelolah blum tentu sejlan dgn pemahamn Ulama” yg mas jdikan krya” mreka sbgai referensi…

  44. ternyata karakter orang2 HT & pro HT kaya’ gitu smua ya, mau menang sendiri. trus kalo udah mencapai titik kritis mulai menghindar & berbelit belit. kemudian menuduh menjelek-jelekkan & membenci. padahal ini hanyalah bentuk nasehat kepada sesama muslim karena didasari perhatian dan kasih sayang. coba kalo admin blog ini ngga sayang ama HT, paling dibiarin aja, udah menyimpang menyimpang sekalian aja sono! dan saling kritik ini sudah biasa terjadi di antara kaum muslimin bahkan para ulama. berkata Al Imam Ibnu Rajab رحمه الله:
    ,”Bahwasanya (kata)’celaan’ dan ‘nasihat’ memiliki makna yg hampir sama, yakni mengingatkan sesuatu yg dibenci oleh orang yg diingatkan. Ketahuilah bahwa mengingatkan akan sesuatu yg dibenci akan menjadi haram bila dimaksudkan untuk membuka aib. Akan tetapi apabila ada mashlahat di dalamnya untuk umat muslimin, dan khususnya untuk sebagian(org yg diingatkan), maka dengan maksud yg demikian ini akan menghasilkan mashlahat dan tidak diharamkan, bahkan merupakan sesuatu yg diharapkan/dianjurkan. Bahwasanya para ulama telah menulis dalam kitab-kitab mereka tentang masalah jarh wa ta’dil…Maka bahwasanya membantah perkataan-perkataan yg lemah(dalam dalil) dan menerangkan kebenaran dan apa-apa yg menyelisihi Al Haq tersebut dengan dalil-dalil syar’i bukanlah termasuk hal yg dibenci oleh para ulama, bahkan termasuk dalam (hal-hal) yg disukai…”(Al Farqu baina An Nashihah wa At Ta’yir – Ibnu Rajab Al Hanbali رحمه الله)
    orang2 HT & pro HT tidak cukup berhenti sampai di situ saja, lagi-lagi menuduh ini itu, antek anu lah, antek itu lah, memecah belah lah. karena pihak2 pro HT seringkali menuduh dengan tuduhan yg zhalim, perlu kiranya saya sampaikan hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
    البينة على المدعي واليمين على من أنكر
    “Orang yg menuduh wajib memberikan bukti dan yg dituduh mengingkari dengan bersumpah” (HR Baihaqi); dengan demikian saya bersumpah demi Allah yg jiwaku berada di tangan-Nya bahwa tuduhan2 sdr.Alex kepada saya semuanya tidak benar, saya sama sekali tidak mengenal admin blog ini dan saya tidak berafiliasi kpd kelompok manapun seperti tuduhan sdr.Alex, sebagai bentuk aplikasi terhadap sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
    اعتزل تلك الفرق كلها
    “tinggalkanlah kelompok-kelompok itu seluruhnya” (HR Bukhari 7137, Muslim 1835)
    dengan demikian saya menuntut bukti dari sdr.Alex هداه الله atas tuduhan2 zhalimnya kepada saya. jika beliau tidak dapat menunjukkan bukti maka kelak saya akan menuntutnya di hadapan Allah تعالى, kecuali beliau bertobat dan mempublikasikan tobatnya atas tuduhan zhalimnya kpd saya dan selainnya.

    yg terakhir jika sdr.Alex هداه الله berniat ingin melanjutkan diskusi ini saya mohon untuk menjawab pertanyaan yg saya ajukan pada komen sebelumnya, karena justru saya ingin kembali pada pokok permasalahan yang sedang kita diskusikan di sini. jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan saya memohon maaf.

  45. Tuh kan? Sengaja memanas2i? Sbb kyknya cm ana yg ‘mampir’ di blog sampah ini :p makanya pd takut kehilangan pengunjung.. Umur ana 18 mungkin msh ada sifat kekanakan mhn maklum. Trus soal hujjah mau hujjah apa lg?ente tolak smua dgn akal ente sembari menuduh orang yg memakai akal tanpa dalil, apa gak bc dalil2 haris junior? Ana bkn anggota HT tp ahlusunnah mlh ana ikut khuruj jg.. Klo mau dakwah aksan ente pada khuruj aja lbh nyata dan gak ada ghibah nya
    Ma’ahsalamah..

    • Oh khuruj?..JT itu,,

    • Bung Alex
      Teruskan saja aktivitasnya termasuk khuruj tsb. Yg penting bukalah mata, telinga, hati dan pikiran lalu saring semua informasi yg masuk.
      ” Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (QS 39: 17-18)

  46. untuk Komat , gwa dapat pelajaran dari blog ini, Buat juga dong untuk kritikan/debat semacam blog ini, untuk harokah dakwah yang lain, jangan cuma HTI. Agar aku bisa banyak belajar,kalo kaya gini kan kesannya nggak objektif, kenapa cuma HTI aja. pergerakan yang lain juga perlu dikritisi dan dinasehati agar mereka lurus, seperti komat . Karena kita juga harus menasehati, menyayangi semua saudara semuslim, bukan cuma HTI aja.

  47. saya tidak yakin orang yang diajak diskuis oleh koma HT adalah orang yang mumpuni dalam tsaqofah Islam, dan Tsaqafah HT.ini bisa dilihat dari banyaknya kata mungkin/saya kira.

    dalam kitab Nidzam Islam maupun Syakhsiah Islamiya. dijelaskan bahwa Manusia memiliki kehendak. dia bisa berbuat apa yang bisa diusahakan oleh dirinya tanpa ada intimidasi dari Allah.

    betul adanya bahwa Allahlah yang menciptakan semua perbuatan baik itu buruk dan tidak. termasuk Allah jua lah yang memberikan ijin apakah manusia itu bisa digoda oleh syaitan atau tidak.

    Allah memberikan 2 jalan kepada manusia yaitu fujur dan takwa. orang yang rajin baca quran pasti tau kalau ini berasal dari 2 ayat dari 2 suat yang berbeda.

    Allah menciptakan semua perbuatan. kemudian manusia itu memilih perbuatan mana yang akan diambil. disanalah kemudian akan ada pahala dan siksa.pahala kalau amal yang diambil adalah amal baik.dan siksa kalau amal itu buruk.

    jadi menurut saya lebay sekali apa yang di ungkapkan oleh KoMa HT.

    toh KoMa HT sendiri juga tidak bisa menjelaskan apa apa itu qadha dan qadar dengan baik sebab bila KoMa HT bersikukuh dengan pendapat itu maka ya berarti dia itu Jabariyah dong.tapi ngapain ngaku Ahlusunnah.

  48. Saudara Saif yang dirahmati Allah,

    Senang rasanya saudara bergabung kembali dalam blog kami yang sederhana ini.

    Mengingat saudara adalah syabab cukup senior di HT maka saya sangat senang sekali menjawab komentar saudara.

    PERTAMA,

    Sudah jelas bahwa anda sendiri mengakui dalam komentar diatas bahwa manusia memiliki perbuatan-perbuatan yang ia sendiri yang menentukannya bukan Allah yang menentukan.
    Dan komentar anda memang sejalan dengan fatwa syaikh anda (taqiyyuddin).

    Dalam kitab As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Al qadha’ wal qodar (cet. Darul Ummah hal 94-95) Taqiyuddin berkata:
    «وهذه الأفعال ـ أي أفعال الإنسان ـ لا دخل لها بالقضاء ولا دخل للقضاء بها، لأن الإنسان هو الذي قام بها بإرادته واختياره، وعلى ذلك فإن الأفعال الاختيارية لا تدخل تحت القضاء» اهـ الشخصية الإسلامية الجزء الأول باب القضاء والقدر: ص94 ـ 95
    “Segala perbuatan manusia tidak terkait dengan Qadla (kepastian) Allah. Karena setiap manusia dapat menentukan kemauan dan keinginannya sendiri. Maka semua perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan dan kehendak manusia tidak masuk dalam Qadla.”

    Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

    Ini berarti anda dan syaikh anda adalah Qadariyyah yaitu manusialah yang menentukan terjadi tidaknya perbuatan manusia.

    Sementara Ahlus Sunnah TERKENAL dengan perkataannya : “MANUSIA HANYA BERUSAHA NAMUN ALLAH JUA YANG MENENTUKAN”.

    Inilah Ahlus sunnah, dari dulu zaman Nabi hingga sekarang tetap sama yaitu wajib berikhtiar namun Allah lah yang menentukan terjadi tidaknya ikhtiar tersebut.

    Intinya manusia memang mempunyai pilihan namun pilihan itupun Allah juga yang menciptakan sejak zaman Azali.

    Adapun ayat فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
    (Faalhamaha fujuraha wa taqwaha)
    artinya : Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya.
    Maksudnya Allah menjelaskan kepada manusia apakah jalan-jalan kebaikan itu dan apakah jalan-jalan keburukan itu. (Lihat Tafsir Jalalain).

    Jadi tidak seperti yang anda tafsirkan diatas.

    KEDUA,

    Anda mengatakan saya Jabbariyah, dan ini memang sejalan dengan perkataan syaikh anda (taqiyyuddin) yang mengolok-olok dan menuduh Ahlus sunnah sebagai Jabbariyah.

    Taqiyuddin menyatakan dalam kitab As-Syakhsiyyah Al-Islamiyah juz 1 hal. 73:
    والحقيقة هو ان رأيهم _ اي اهل السنة_ورأي الجبرية واحد فهم جبريون
    “Pada hakikatnya, pendapat mereka – ahlussunnah– dan pendapat jabariyah adalah satu, maka mereka -ahlus sunnah- adalah termasuk kelompok jabariyah”.

    Inilah fatwa taqiyyuddin yang menjelek-jelekkan ahlus sunnah.
    Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

  49. OKE, coba jelaskan kepada saya.
    1. Apa itu muktazillah dan Ahlussunnah (menurut istilah dan bahasa)?
    2. Kapan Muncullnya istilah Ahlu Sunnah dan Muktazillah?

    (Tolong Jawab, Saya khawatir anda sebenarnya cuman klaim persis seperti watak Amerika : ini Islam moderat ini Islam fundamentalis).
    Kemaren, Saya minta dijelaskan tentang hubungan antara perintah dan larangan dari Allah dengan ketentuanNya. Tapi Jawabnya, pokoknya Ahlu Sunnah kalian Muktazillah. Hanya melihat ada kemiripan bahasa yang maksudnya berbeda sudah memfonis kalian pokoknya Muktazillah. I… Mengerikan.
    Saya Duga Sangat Paling Kuat, anda Bukan Ahli Sunnah Sesungguhnya, Anda Klaim doang. I…. Malu akhi.

    • Ahlussunnah secara umum adalah mereka yang berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah termasuk di dalamnya sunnah khulafa dan ijma’ shahabat. Kalau lebih mudahnya tentang ahlussunnah lihat saja pemikiran Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, dan Imam Malik (cuma beberapa contoh loh bukan bearti selainnya bukan ahlussunnah)

      Mu’tazilah pada literatur yang dipakai (al-Milal wa al-Nihal, al-Syahrastani )

      “…seseorang mendatangi halaqah ta’lim al-Hasan al-Bashri, lalu bertanya: “Wahai Imamuddin (guru besar agama), di zaman kita ini telah muncul suatu jemaah yang mengkafirkan pelaku dosa besar, karena menurut mereka dosa besar itu kufur, mengeluarkan mereka dari agama, mereka itulah golongan Khawarij. Dan ada juga golongan lain yang menangguhkan hukum pelaku dosa besar, dan dosa besar itu sendiri menurut mereka tidaklah merusak keimanan, karena mereka menganggap amal tidak termasuk bagian dari iman, dan perbuatan maksiat tidak akan merusak iman, sebagaimana ketaatan tidak berguna bagi kekufuran, mereka itulah golongan Murji’ah. Maka bagaimanakah Anda memberikan keputusan kepada kami tentang masalah ini dari sisi akidah?”. Lalu al-Hasan berfikir menimbang-nimbang, sebelum sempat beliau menjawab, Washil bin ‘Atha’ berkata: “Saya tidak mengatakan bahwa pelaku dosa besar itu mukmin sepenuhnya (mutlak) dan juga tidak kafir sepenuhnya (mutlak), melainkan dia berada di suatu tempat antara dua tempat (manzilah baina al-manzilatain), tidak mukmin dan tidak juga kafir”, kemudian dia berdiri meninggalkan majelis, pindah ke sisi masjid lainnya, untuk mengajarkan pahamnya kepada segolongan murid (pengikut) al-Hasan, kemudian al-Hasan berkata: “Washil telah memisahkan diri dari kita ( اعتزل عنا واصل )”, maka dinamakanlah dia dan para pengikutnya dengan Mu’tazilah”.

      ini adalah awal munculnya mu’tazilah (diasumsikan sekitar tahun 100 H-110 H).

      Perbedaan dengan Ahlussunnah
      1. Dalam masalah tauhid asma wa shifat mu’tazilah memisahkan antara Dzat Allah dan Shifatnya sedangkan Ahlusunnah tidak.

      Imam Syafi’i berkata : “Segala puji bagi Allah yang memiliki sifat-sifat sebagaimana Dia mensifati diri-Nya, dan di atas yang disifati oleh makhluk-Nya.” (Ar Risalah)

      2. Dalam masalah qadha dan qadar menyatakan bahwa perbuatan manusia itu ada yang mujbar (dipaksa) dan ada yang mukhayyar (tanpa paksaan yakni memilih). Manusia akan dimintai pertanggungan jawaban tentang perbuatannya yang mukhayyar saja dan tidak dimintai pertanggungan jawaban tentang perbuatan yang mujbar (Mu’tazilah Jubaiyah) sedangkan Ahlussunnah berpendapat :

      Imam al-Baihaqi menuturkan dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i, bahwa Syafi’i mengatakan: “Kehendak manusia itu terserah Allah. Manusia tidak berkehendak apa-apa kecuali dikehendaki oleh Allah Rabbul ‘alamin. Manusia itu dapat mewujudkan perbuatan-perbuatan mereka. Perbuatan-perbuatanitu adalah salah satu makhluk Allah. Taqdir baik maupun buruk, semuanya dari Allah. Adzab kubur itu haq (benar), pertanyaan kubur juga haq, bangkit dari kubur juga haq, hisab (perhitungan amal) itu juga haq, surga dan neraka juga haq, begitu dalam Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wasalam.

      3. Al Manzilah Bainal Manzilatain (orang yang berbuat dosa besar berada diantara dua keadaan tidak mukmin juga tidak kafir).

      Menurut As-Syahristani dalam Al Milalu Wan Nihal, bahwa bagi Mu’tazilah, iman itu adalah ungkapan bagi sifat-sifat yang baik, yang apabila sifat-sifat tersebut terkumpul pada diri seseorang maka ia disebut mukmin. Dengan demikian, kata mukmin tersebut merupakan suatu nama pujian. Dan orang yang melakukan dosa besar, sedang pada dirinya tidak terkumpul sifat-sifat yang baik itu, maka ia tidaklah berhak untuk mendapatkan nama pujian itu. Dengan demikian ia tak dapat disebut mukmin. Akan tetapi ia bukan pula kafir secara mutlak, karena syahadah dan perbuatan-perbuatan baik lainnya yang ada padanya tidaklah dapat dimungkiri. Tetapi apabila ia keluar dari dunia ini dalam keadaan berdosa besar dan tidak bertobat kepada Allah, maka dia adalah penduduk neraka untuk selama-lamanya, sebab di akhirat kelak hanya ada dua macam golongan saja, satu golongan di dalam syurga dan yang lain di neraka; hanya saja azab yang dikenakan kepadanya lebih ringan daripada azab yang dikenakan kepada orang-orang kafir

      4. Al-Wa’d Wal Wa’id (Janji dan Ancaman Allah)
      Tuhan yang Maha Adil dan Bijaksana, tidak akan melanggar janjinya. Kaum Mu’tazilah yakin bahwa janji dan ancaman itu pasti terjadi, yaitu janji Tuhan yang berupa pahala (surga) bagi orang yang berbuat baik, dan ancamannya yang berupa siksa (neraka) bagi orang yang berbuat durhaka. Begitu pula janji Tuhan untuk memberi pengampunan bagi orang yang bertaubat.

      5. Kaum Mu’tazilah sepakat mengatakan bahwa akal manusia sanggup membedakan yang baik dan yang buruk, sebab sifat-sifat dari yang baik dan yang buruk itu dapat dikenal. Dan manusia berkewajiban memilih yang baik dan menjauhi yang buruk. Untuk itu, tak perlulah Tuhan mengutus Rasul-Nya. Apabila seseorang tidak mau berusaha untuk mengetahui yang baik dan yang buruk itu, ia akan mendapat siksaan dari Tuhan. Begitu pula apabila ia tahu akan yang baik tetapi tidak diikutinya, atau ia tahu mana yang buruk tetapi tidak dihindarinya.

      silakan direvisi kalau ada yang salah, atau kalau kurang silakan kalau ada yang mau menambahkan atau dicari sendiri referensinya (^_^)

    • @ haris,
      Itu pertanyaan untuk saudara Puji bukan untuk saya kan ?
      kalo saya tidak pernah menulis HTI = mu’tazilah, justru yang menuduh saya jabbariyah kan mas saif yang syabab HT itu :)

      • sepertinya begitu, saya menyebut HTI memiliki pemikiran mu’tazilah setidaknya pada dua point yang telah saya sebutkan (masalah dzat dan sifat Allah serta masalah qadha dan qadar). untuk 3 point lainnya harus ditelit lebih lanjut

    • “mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja”.

  50. mmm…
    Sementara Ahlus Sunnah TERKENAL dengan perkataannya : “MANUSIA HANYA BERUSAHA NAMUN ALLAH JUA YANG MENENTUKAN”.
    mf ya…
    saya kira semua ummat islam tahu bahwa Allah Swt itu Maha Berkehendak, Maha Tahu…dst.
    ya itulah klo bahas qadha qadar tapi selalu yang dibahas Ilmu Allah… ya tidak akan ada pembahasan qadha qadar, cukup bahas saja keimanan pada Allah Swt.
    saya kira sekali lagi bahwa orang yang merasa akalnya tak terbatas inilah yang selalu mencoba membahas zat Allah yang mempunyai kekuasaan yang tak terbatas.
    cape… deh

    • Para Imam Ahlussunnah mbahasanya ya seperti itu (^_^) tapi syaikh Taqiyuddin berbeda bahkan mengatakan pendapat Ahlusunnah itu seperti jabbariyah artinya sejak awal khan syaikh Taqiyuddin sudah menyatakan bahwa pendangan Ahlussunnah adalah salah khan ?

      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”. riwayat bukhary & muslim.

      • Ada penjelasan lebih mudah nya lagi ga, tentang masalah QADHA & QADAR, klo di analogikan seperti apa? dan letak beda nya Taqiyudin dimana nya?

      • Letak bedanya,

        Kalo ahlus sunnah mengatakan bahwa kita masuk surga atau neraka itu sudah ditentukan Allah sejak zaman azali (namun kita wajib berkihtiar agar dimudahkan).

        Kalo Taqiyyuddin mengatakan kita masuk surga atau neraka itu murni kita sendiri yang menentukan karena pahala dan siksa itu dari amal perbuatan yang murni manusia sendiri yang menentukan terjadinya.

      • Baru masalah QADHA & QADAR aja udah ngejelimet begini, apalagi masalah yg lain nya…

  51. Sebetulnya tidak njlimet jika kita sami’na wa atho’na dengan Rasulullah,
    Masalahnya jadi jlimet ketika beberapa oknum cendekiawan muslim melontarkan pemahaman baru dalam masalah Qadha dan Qadar ini,
    semisal Taqiyyuddin yang semakin memperkeruh dengan menambahi pemahaman barunya dalam masalah ini.

    Padahaltelah jelas sabda Nabi :
    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
    (HSR Bukhary & Muslim).

    • malikkhan kali-qhye

      mas pengelolah telah mmbuat fitnah..sya bersumpah Atas nama Allah SWT.. sya prnha mngajukan pertanyaan ini k HT apa surga dn neraka itu bukan Allah yg menentukan tpi Manusia sndiri yg mnentukanya??? apkah mnusia sndiri yg memilih masuk surga ato neraka?? jjur sya tdk dberi jawabn sperti apa yg mas pengelolah smpaikn.. namun lagi-lagi jwban mreka Hanya Allah yg tau itu jwbn trkhir dari snmua jwbn mreka..

  52. ana setuju dengan penjaleasan “Hamba Allah // 11 Juni 2010 pada 17:49” “ada lingkaran yang hanya Allah SWT tentukan seperti kita lahir , lalu berkelamin laki” / wanita dsb. dan ada lingkaran yang kita bisa berusaha dalamnya / mengoptimalkannya, tetapi tetap Hasilnya Allah yang menentukan, jd kita bisa berusaha beramal sholeh agar menjadi ahli surga, akan tetapi tetap Allah SWT yang menentukan hasilnya” dengan berfikir demikian hati qta akan tenang..Ok.

  53. Demikianlah ahlus sunnah, bahwa manusia tetap wajib berikhtiar namun yang menentukan dan menetapkan hasilnya adalah Allah.

    Jadi mau minum khamr atau minum madu itu kita cuma bisa berusaha, sedangkan yang menentukan hasilnya Allah jua, jika ternyata meminum khamr maka itu ketentuan Allah begitu pula jika ternyata kita minum madu maka itu pun adalah ketentuan Allah jua.

    Adapun taqiyyuddin menyatakan bahwa yang menentukan hasil dari lingkaran usaha manusia (lingkaran yang dikuasai manusia) adalah manusia sendiri bukan Allah, itulah kesalahan taqiyyuddin dan hizbut tahrir.

  54. saya kira kerangka berpikir Taqiyyuddin dalam bukunya mudah di pahami dan dapat diterima akal sehat. itu bagi yang mempunyai akalnya terbatas. sedangkan yang mempunyai akal tak terbatas tdk pernah akan menerima.
    pembahasan masalah Qadha dan Qadar kan masalah aqidah jadi kerangka berpikirnya harus dibangun dengan dalil2 yang sifatnya qoth’i (pasti).
    nah orang yang akal nya tak terbatas pasti tidak mau menerima. dan tidak mau ada pembahasan qoth’i maupun dzonny….
    cape… deh

    • justru itu , kami ingin bahwa HTI dengan akal sehatnya menerima dalil dari Rasulullah alias sami’na wa ata’na.

      Justru sudah qathi’ khan dari Rasulullah bagaimana ? malah nuduh orang nggak mau pembahasan qathi’ dan dzonny. salah sambung kali.

      atau dava bisa menjelaskan ini ?

      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
      (HSR Bukhary & Muslim).

      atau perkataan Imam Syafi’i yang ini ?

      mam al-Baihaqi menuturkan dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i, bahwa Syafi’i mengatakan: “Kehendak manusia itu terserah Allah. Manusia tidak berkehendak apa-apa kecuali dikehendaki oleh Allah Rabbul ‘alamin. Manusia itu dapat mewujudkan perbuatan-perbuatan mereka. Perbuatan-perbuatanitu adalah salah satu makhluk Allah. Taqdir baik maupun buruk, semuanya dari Allah. Adzab kubur itu haq (benar), pertanyaan kubur juga haq, bangkit dari kubur juga haq, hisab (perhitungan amal) itu juga haq, surga dan neraka juga haq, begitu dalam Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wasalam.

      atau justru membenarkan kerangka syaikh Taquiyuddin ?

  55. ibnu abdil majid

    Menanggapi komentar sdr.Hamba Allah pd 10 Juni 2010: sebelumnya saya ingin bertanya, qoidah tafsir mana yg anda pakai dan siapa ulama tafsir yg berpendapat seperti pendapat anda? Mari kita merujuk pada kitab2 tafsir yg masyhur :
    1.tafsir Asy Syaukani/Fathul Qodir, berkata Al Imam Asy Syaukani رحمه الله :
    [والله خلقكم وما تعملون] في محل نصب على الحال من فاعل تعبدون، و”ما” في [وما تعملون] موصولة أي: وخلق الذي تصنعونه على العموم ويدخل فيها الأصنام التي ينحتونه دخولا أوليا. يكون معنى العمل هنا: التصوير والنحت ونحوهما ويجوز أن تكون مصدرية أي: خلقكم وخلق عملكم. ويجوز أن تكون استفهامية، ومعنى الاستفهام: التوبيخ والتقريع أي: وأي شيء تعملون. ويجوز أن تكون نافية أي: إن العمل في الحقيقة ليس لكم فأنتم لا تعملون سيئا وقد طول صاحب الكشاف الكلام في رد قول من قال: إنها مصدرية ولكن بما لا طائل تحته وجعلها موصولة أولى بالمقام وأوفق بسياق الكلام.
    [Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat] menempati kedudukan nashob dari fa’il yang terdapat dalam kata تعبدبون , kemudia “ما” dalam kalimat “apa yang kamu perbuat/ما تعبدون” ialah maushulah/kata sambung, artinya Allah yang menciptakan apa-apa yang kalian perbuat secara umum termasuk didalamnya patung berhala yang dipahat, ini dimasukkan pertamakali ke dalam makna. “العمل” dalam ayat ini bisa juga bermakna gambar dan pahatan dan yang semisalnya, “ما” juga boleh dijadikan sebagi mashdar artinya Allah-lah yang meciptakan kamu dan perbuatanmu. “ما” boleh juga sebagai istifham berarti sebagai celaan dan teguran keras seperti kalimat: “perbuatan macam apa ini?”. “ما” juga bias berarti nafiyah berarti: Bahwasanya hakekatnya perbuatan itu bukanlah dari kalian dan kalian tidak berbuat apapun. Dan hal ini dibahas secara panjang lebar oleh pengarang Tafsir Al Kassyaf(ya’ni Zamakhsyari) tentang bantahan bagi yang berpendapat bahwa “ما” dalam ayat ini adalah mashdariyyah namun ringkasnya menganggapnya sebagai maushulah/kata sambung lebih utama secara kedudukan dan lebih sesuai dengan konteks kalimat.(Tafsir Fathul Qodir, cet.Darul Ma’rifah – Beirut, muroja’ah : Yusuf Al Ghausy)
    2.tafsir Ibnu Katsir, beliau رحمه الله berkata:
    [والله خلقكم وما تعملون] يحتمل أن تكون “ما” مصدرية فيكون تقدير الكلام: والله خلقكم وعملكم. ويحتمل أن تكون بمعنى “الذي” تقديره: والله خلقكم والذي تعملونه. وكلا القولين متلازم، والأول أظهر لما رواه البخاري في كتاب [أفعال العباد] عن علي بن المديني عن مروان بن معاوية عن أبي مالك عن ربعي بن حراش عن حذيفة مرفوعا قال: [إن الله يصنع كل صانع وصنعته]. وقرأ بعضهم: [والله خلقكم وما تعملون].
    [Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat] dalam ayat ini terdapat “apa/ما ” berupa mashdar sehingga diperkirakan kalimatnya adalah: “Padahal Allah-lah yang menciptakanmu dan perbuatanmu”. Juga mengandung makna “yang/ الذي” sehingga diperkirakan maknanya: “padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan menciptakan yang kamu perbuat”. Kedua pendapat di atas saling melazimi, namun pendapat pertama lebih jelas sebagaimana diriwayatkan Al Bukhari dalam kitab Af’alul ‘Ibad dari ‘Ali bin Madini dari Marwan bin Mu’awiyah dari Abu Malik dari Rob’i bin Hirosy dari Hudzaifah secara marfu’ ia berkata: “sesungguhnya Allah menciptakan setiap makhluk dan perbuatannya” kemudian sebagian mereka membaca ayat: [Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat]. (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, cet.Dar At Thoyyibah – Riyadh, tahqiq Sami bin Muhamad As Salamah)
    3.tafsir Al Qurthubi/Al Jami’ li Ahkamil Qur’an ِ, Al Imam Al Qurthubi رحمه الله berkata:
    [والله خلقكم وما تعملون] “ما” في موضع نصب، أي: خلق ما تعملونه من أصنام، يعني الخشب والحجارة وغيرهما كقوله: [قال بل ربكم رب السموات والأرض الذي فطرهن]الأنبياء: ٥٦. وقيل إن “ما” استفهام، ومعناه: التحقير لعملهم. وقيل هي نفي، والمعنى: ما تعملون ذلك لكنّ الله خالقه. والأحسن أن تكون “ما” مع الفعل مصدرا، والتقدير: والله خلقكم وعملكم. هذا مذهب أهل السنة: أن الأفعال خلق لله عز وجل واكتساب للعباد. وفي هذا إبطال مذهب القدرية والجبرية. وروى أبو هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: [إن الله خالق كل صانع وصنعته] ذكره الثعلبي. وخرّج البيهقي من حديث حذيفة قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: [إن الله عز وجل يصنع كل صانع وصنعته] فهو الخالق وهو الصانع سبحانه. وقد بيّنّاهما في الكتاب الأسنى في شرح أسماء الله الحسنى.
    [Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat] “ما” dalam ayat ini menempati kedudukan nashob, maknanya: Allah-lah yang telah menciptakan yang kalian perbuat dari patung berhala baik dari kayu maupun bebatuan dan selain keduanya, sebagaimana firman-Nya: [Ibrahim berkata: Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang Telah menciptakannya] QS Al Anbiya’ 56. “ما” juga dikatakan sebagai istifham sehingga memiliki makna celaan atas perbuatan mereka. Juga bisa dikatakan sebagai nafi sehingga maknanya: tidaklah kalian melakukan hal seperti itu kecuali Allah-lah yang menciptakannya. Yang paling baik ialah menjadikan “ما” bersama fi’ilnya sebagai mashdar, sehingga bisa diperkirakan maknanya: ALLAH-LAH YANG MENCIPTAKANMU DAN PERBUATANMU, INILAH MADZHAB AHLUSSUNNAH yang menyatakan BAHWASANYA PERBUATAN ADALAH CIPTAAN ALLAH AZZA WA JALLA NAMUN SEORANG HAMBA MEMILIKI PILIHAN. Dalam hal ini terdapat bantahan atas madzhab Qodariyyah dan Jabriyyah. Dan telah diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلى الله عليه وسلم Beliau bersabda: “Seungguhnya Allah-lah pencipta seluruh makhluk dan perbuatannya” hadits ini disebutkan oleh Ats Tsa’labi. Dan dikeluarkan oleh Al Baihaqi dari Hudzifah berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Seungguhnya Allah عز وجل menciptakan seluruh makhluk dan perbuatannya” maka Dia adalah Maha Pencipta lagi Maha Membuat, segala puji bagi-Nya. Dan kedua hal ini telah kami jelaskan dalam kitab Al Asna fi Syarh Asma’illahil Husna. (Al Jami’ li Ahkamil Qur’an, cet.Muassasah Ar Risalah – Beirut, tahqiq Syaikh DR. Abdullah bin Abdul Muhsin At Turki)
    4.tafsir Al Baghowi/Ma’alimut Tanzil ِ, Al Imam Al Baghowi رحمه الله berkata:
    [والله خلقكم وما تعملون] بأيديكم من الأصنام، وفيه دليل أن أفعال العباد مخلوقة لله تعالى.
    [Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat] dengan tangan-tangan kalian berupa patung berhala, dan di dalam ayat ini terdapat dalil bahwasanya perbuatan hamba dalah ciptaan Allah ta’ala.(Ma’alimut Tanzil, cet.Dar Ibnu Hazm – Beirut)

    5.tafsir Ibnul Jauzi/Zaadul Masir ِ, Al Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata:
    [والله خلقكم وما تعملون]، قال ابن جرير: في “ما” وجهان، أحدهما: أن تكون بمعنى المصدر فيكون المعنى: والله خلقكم وعملكم. والثاني: أن تكون بمعنى “الذي” ويكون المعنى: والله خلقكم وخلق الذي تعملونه بأيديكم من الأصنام. وفي هذه الآية دليل على أن أفعال العباد مخلوقة لله.
    [Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat] Ibnu Jarir(Ath Thobari) berkata: kata “apa(maa / ما)” terdapat dua makna, bisa bermakna mashdar sehingga makna ayat tersebut: “padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan perbuatanmu”. Makna kedua: ia bisa bermakna “yang/الذي” sehingga makna ayat tersebut: “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan menciptakan apa yang kamu perbuat dengan tangan mu berupa patung berhala”. Dan dalam ayat ini terdapat dalil bahwasanya perbuatan hamba adalah ciptaan Allah.(Zaadul Masir, cet.Al Maktab Al Islami – Damaskus, tahqiq Syaikh Abdul Qodir Al Arnauth & Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

    Dari penjelasan para ulama ahli tafsir di atas menunjukkan bahwa faedah suatu ayat diambil bukan hanya dari konteks ayat dg melihat ayat sebelumnya saja, namun juga dlihat dari ayat itu sendiri. Sekarang penilaian saya serahkan kpd saudara2ku semua yg dirahmati Allah, para ulama ahli tafsir yg memiliki kedalaman ilmu, aqidah yg lurus, jasa2 yg begitu besar kpd kaum muslimin, apakah mereka yg diatas kebenaran atau saudara Hamba Allah yg pro-HT dg kehebatannya mengatakan bahwa tafsiran para ulama ahlussunnah itu kontradiktif dan nyeleneh.

    Kpd Saudara Admin saya mohon maaf, karena komen yg terlalu panjang. الله أعلم

  56. Jazakallahu khairan atas penjelasan saudara ibnu abdil majid, semoga Allah merahmati antum.

    Tidak apa-apa panjang karena tulisan antum meskipun panjang namun berkualitas dan penuh ilmu.

    Semoga penjelasan antum yang sudah gamblang tentang tafsir ayat-ayat taqdir bisa membuka hati para aktivis Hizbut Tahrir untuk segera bertaubat dan kembali pada aqidah Ahlus Sunnah sebagaimana yang diyakini para ulama mufassirin yang antum tulis diatas.

    Barakallahufikum

  57. Saudaraku haris yang diberkahi Allah,

    Sebenarnya saya kurang berminat menjawab koment panjang lebar anda yang sebelum ini karena itu anda tujukan kepada seluruh komentator disini, bukan kepada saya dan bukan membahas koment saya yang sebelumnya.

    Namun kiranya hal itu menyebabkan salah paham dan dianggap saya tidak berani menjawab.

    Saudaraku yang diberkahi Allah,

    Anda menuliskan dalil-dalil ayat tentang adanya pilihan bagi manusia dan manusialah yang berperan dalam kehidupannya di dunia.
    Ayat-ayat inipun juga yang digunakan dalil oleh Qadariyyah.

    Bukan berarti Qadariyyah tidak tahu atau tidak meyakini ayat-ayat yang lain tentang taqdir, namun kecenderungan mereka (termasuk anda) ada pada ayat-ayat ini, adapun ayat-ayat taqdir yang lain yang dibawakan Jabariyyah dianggap sebagai rahasia Allah.

    Adapun Jabbariyyah justru sebaliknya, kecenderungan mereka ada pada ayat-ayat seperti :

    Allah berfirman, “Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (at-Taubah:51)

    “dan kalaulah Allah menghendaki tentulah mereka tidak berbunuh-bunuhan; tetapi Allah melakukan apa yang dikehendakiNya”. [al-Baqarah: 253].

    “Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” [Al-Mursalaat: 22-23]

    “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar.” [Al-Qamar: 49]

    “… Allah yang mempertemukan kedua pasukan itu agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan…” [Al-Anfaal: 42]

    “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan qadar tertentu.” [Al-Hijr: 21]

    “…Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.” [Thaahaa: 40]

    “…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan qadarnya dengan serapi-rapinya.” [Al-Furqaan: 2]

    “dan Allah yang menciptakan kamu dan juga apa yang kamu lakukan” [al-Saffat: 96].

    “Dan yang menentukan qadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” [Al-A’laa: 3]

    “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali…” [Al-Israa’: 4]

    “dan (ingatlah) tiap-tiap sesuatu Kami catatkan satu persatu dalam Kitab yang jelas nyata”. [Yasin: 12]

    Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang digunakan dalil oleh Jabariyyah, bukan berarti mereka tidak tahu ayat – ayat yang dibawakan Qadariyyah (termasuk anda) namun kecenderungan mereka adalah pada ayat-ayat diatas, adapun ayat-ayat taqdir yang lain (seperti yang dibawakan Qadariyyah dan anda) dianggap sebagai rahasia Allah.

    LANTAS BAGAIMANA AHLUS SUNNAH ?

    Ahlus sunnah dalam memahami ayat al Qur’an yang dipertentangkan adalah dengan melihat petunjuk Nabi dan dalam hal ini nabi sendiri telah menjelaskan dengan gamblang sekali. Sehingga seandainya baik Jabariyyah maupun Qadariyyah (termasuk anda) menyimak hadits ini seharusnya mereka segera rujuk dan kembali pada ahlus sunnah.

    Nabi mengajarkan pengertian taqdir (qadha dan qadar) ini kepada para shahabat sebagai berikut :
    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”. [HSR. Bukhari Muslim]

    Setelah menyampaikan hadits diatas beliau meneruskan penjelasannya dan membacakan ayat sebagai penguat yaitu :

    “adapun orang yang berupaya memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertaqwa, serta ia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik, maka sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesenangan (syurga). sebaliknya: orang yang bakhil daripada berbuat kebajikan dan merasa cukup dengan kekayaan dan kemewahannya, serta ia mendustakan perkara yang baik, maka Sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesusahan dan kesengsaraan”.
    [al-Lail: 5-10]

    SELESAI disini pelajaran dari Nabi yang mulia, yang kesimpulannya adalah surga dan neraka nya seseorang telah ditentukan sejak zaman azali namun bagi yang berupaya berbuat baik maka akan dimudahkan oleh Allah demikian pula sebaliknya.

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Rasulullah juga pernah mengajarkan perkara taqdir ini pada Umar, dan dalam pengajaran ini justru lebih gamblang lagi,
      Silahkan anda simak :

      قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء

      Artinya:
      Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (perbuatan-perbuatan makhluk) ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah?

      Jawab Nabi : Telah ditetapkan wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka siapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
      [HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad-sahih-].

      Inilah penafsiran Nabi atas ayat-ayat taqdir yang oleh Qadariyyah dan Jabariyyah dipertentangkan dengan penafsiran masing-masing, padahal Nabi sendiri sudah dengan gamblang mengajarkan hal itu. Kita ummat Islam sebenarnya tinggal sami’na wa atho’na saja.
      SEKIAN, walhamdulillah.

  58. hentikan diskusi ini sudah terlalu panjang tidak akan pernah mencapai titik temu…@pengelolakomaht jangan hanya mengkiritik HT yang jelas2 harokah yang konsisten untuk menegakan Kalimatullah dimuka bumi ini . saudra kita PKS perlu diberikan saran yang sudah menggadaikan idealismenya sebagai pertai dawah!!!ok..

    • @ast: waduh, he..he..itukan kerjaannya orang 2 HT,dari dulu sampai sekarang kayaknya HT emang ada untuk ngerocoki kader tarbiyah kayak dikampus dan sekolah2 pasti kayak gitu,he..he..

  59. Tidak akan ada titik temu jika tidak sami’na wa atho’na pada Rasulullah, tapi jika mau sami’na wa atho’na PASTI ADA TITIK TEMU saudaraku.

    Tapi apakah mungkin HT mempersalahkan Taqiyyuddin dan kitab mutabanatnya ?
    Sepertinya tidak mungkin, karena saya belum pernah dengar HT mengkritik aqidah taqiyyuddin, padahal menurut Hadits Nabi diatas JELAS Jelas Pemahaman AQIDAH Qadha-Qadar Taqiyyuddin BERBEDA dengan NABI Shallallahu alaihi wa alihi wa salam.

  60. Adapun ayat فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
    (Faalhamaha fujuraha wa taqwaha)
    artinya : Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya.
    Maksudnya Allah menjelaskan kepada manusia apakah jalan-jalan kebaikan itu dan apakah jalan-jalan keburukan itu. (Lihat Tafsir Jalalain).,<——- benar sekali Allah menjelasakan kepada kita mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk (tafsir yang lainpun senada dengan ini).

    kemudian manusia memilih mana jalan yang akan diambil setelah semuanya dijelaskan oleh Allah.

    ini tentu akan sejalan dengan hadist berkaitan dengan kelahiran anak.dimana ibu dan bapaknyalah yang akan menjadikan dia majusi atau nasrani.

    kemdian Allah selalu memberikan penekanan dalam beberapa ayat yang cukup banyak jumlahnya dengan kata-kata. bagi orang yang berfikir, bagi yang memperhatikan, bagi yang memiliki akal. atau apakah kamu tidak berfikir, atau apakah kamu tidak memperhatikan.

    intinya semua perbuatan manusia kelak di akherat sesuai dengan apa yang diusakan manusia di dunia.

    Allah yang menciptkan segala macam yang ada dimuka bumi ini.

    kemudian Allah memberikan potensi kepada manusia agar manusia bisa melakukan apa yang bisa diusahakan oleh manusia dibumi ini.

    disini pentingnya peran akal manusia untuk memilih apakah dia akan berjalan berdasarkan bingbingan wahyu, atau dia akan mengikuti hawa nafsunya.

    initinya dalam blog ini adalah bahwa setiap yang ada dalam pandangan HT adalah salah, dan pandangannya adalah benar.

    • initinya dalam blog ini adalah bahwa setiap yang ada dalam pandangan HT adalah salah, dan pandangannya adalah benar.

      untuk sekelas syabab kalimat anda ini sungguh memalukan. sebagaimana pemahaman ahlusunnah bahwa manusia memiliki “ikhtiar” untuk memilih sepertinya sudah dijelaskan berkali-kali. Dalil anda harus dikompromikan dengan banyak dalil yang lainnya (bukan cuma berkaitan dengan hadits kelaihran anak)

      sebagai contoh :
      Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.

      mas saif bisa menjelaskan hadits ini ?

  61. saya fikir puji dan pengelola koma pasti tahu hadits qudsi bahwa Allah mengharamkan dirinya dzalim. jelas sekali bahwa Allah tidak mungkin berbuat dzalim kepada makhlukNya.
    Maha Suci Allah dari yang demikian.
    maka wahai saudaraku sekali lagi Allah memang Maha Berkehendak, Maha Tahu dsb.
    kita adalah makhluk yang akalnya terbatas yang tidak mampu memahami dzat Allah. yang bisa kita pahami adalah sesuatu yang bisa kita indera.
    bisa jadi dengan kehendak Allah jua khilafah akan berdiri melalui HT.

    • bukannya saudara dava lebih baik memberikan dalil yang komprehensive jika memang merasa dipihak yang benar dalam masalah qadha dan qadar ini ?

      saya pernah tuh menyampaikan pertanyaan kepada anda dan juga saudara saif. mari kita beragumentasi dengan dalil yang relevan secara komprehensive (tidak diambil yang mendukung saja tapi semua yang shahih agar mendapat kesimpulan yang benar). Bukankah begitu saudara dava ?

    • Saudara dava yang diberkahi Allah,

      Allah menciptakan Syaitan, Iblis, menciptakan bencana, musibah, BUKAN berarti Allah berbuat dzalim.

      Allah bisa saja membuat semua manusia ini menjadi menjadi ISlam semua dan masuk surga semua, tapi Allah tidak melakukannya BUKAN berarti Allah dzalim.

      Tidak ada yang lebih mengenal Allah kecuali Nabi Nya.
      Padahal Nabi bersabda :
      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka”
      “Barangsiapa ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
      [HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad-shahih-].

      APAKAH ANDA BERANI MENGATAKAN NABI TELAH MENUDUH ALLAH BERBUAT DZALIM ?

      • begini saja, wahai saudara pengelolakoma dari tulisan-tulisan anda jelas anda mempunyai akal yang tak terbatas, coba tolong jelaskan kepada saya tentang : Kehendak Allah, Ilmu Allah dan Lauhul Mahfudz.

      • Anda bertanya atau anda ingin mengolok-olok belaka ? langsung saja dari tiga hal itu apa yang anda permasalahkan ? sampaikan tahap demi tahap dengan menunjukkan dalil dalil anda.

  62. wahai saudaraku, gambaran perbedaan masalah Qadha-Qadar justru sudah dijelaskan oleh Taqiyuddin dan kitab-kitab yang lain ketika ummat Islam mulai mengenal adanya ilmu kalam. kemudian munculah kelompok2 Jabariyah, Qodariyah dan termasuk Ahlussunnah.
    klo anda mengaku termasuk Ahlussunnah apakah anda termasuk kelompok Ahlussunnah waktu itu atau Ahlussunnah versi apa? sudahlah lihat sejarah dulu baru komentar…
    bisa jadi anda saya tuduh Ahlussunnah Al Asyariah atau Ahlussunnah Al Matrudiyah
    atau…..?
    karena merekalah yang pertama mengklaim dari pada ABDUL WAHAB

    • he he, sejarah wahabi aja mengambil dari hemper gitu yang notabene majhul dan non muslim dianggap “shahih” untuk menyerang saudaranya yang muslim. Dah khabar ahad, orang majhul, non muslim lagi (^_^)

      anda yakin sejarah yang anda baca benar ?

    • Ahlus sunnah adalah orang yang mengikuti sunnah apapun namanya, dan sunnah Nabi mengatakan :

      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka”

      Maka wajar bila Taqiyyuddin menyalahkan aqidah ahlus sunnah karena dia memang menyelisihi hadits ini.

      • @ pengelolakomat, abdurrahman, puji
        Ahlus sunnah adalah orang yang mengikuti sunnah apapun namanya…
        Kenapa Ahlus sunnah sekarang banyak benderanya, beda-beda majalahnya, beda-beda ma’had (saudi, kuwait) dll. kenapa tidak mjd satu saja seperti yang anda katakan… ??
        @puji
        he he, sejarah wahabi aja mengambil dari hemper gitu yang notabene majhul dan non muslim dianggap “shahih” untuk menyerang saudaranya yang muslim…
        apakah anda tidak sadar bahwa apa yang anda lakukan dan blog ini juga menyerang saudara muslim, itu klo anda semua menganggap HT dll muslim???
        termasuk mendhoifkan yang sudah shahih, makanya “shahih” menurut siapa??

      • Saudaraku yang diberkahi Allah, seharusnya memang satu saja, kan tetapi terlanjur banyak bendera maka disini yang terpenting adalah aqidah dan amalan nya sama yaitu aqidah dan amalan ahlus sunnah, itu target da’wah yang utama saat ini.
        Kita di blog ini sifatnya tidak menyerang saudara namun menyerang kemunkarannya, mohon dibedakan. Adapun kebaikan-kebaikan HT tetap kita hargai bahkan kita tidak pernah menolak upaya pendirian khilafah (asalkan upayanya bener) jadi yang kita kupas disini adalah penyimpangannya atau kemunkarannya saja.

      • apakah anda tidak sadar bahwa apa yang anda lakukan dan blog ini juga menyerang saudara muslim, itu klo anda semua menganggap HT dll muslim???

        masalahnya bukan “menyerang” atau tidak tapi yang dikatakan itu benar atau tidak ? anda yakin itu yang dikatakan hemper benar ? darimana anda yakin itu benar ?. Yang tidak anda miliki adalah kevalidan data bukan masalah tidak boleh “menyerang” semisal salafi

        termasuk mendhoifkan yang sudah shahih, makanya “shahih” menurut siapa??

        ini mau mengkritik siapa ? nggak jelas gitu. dijelaskan dong mana yang didahifkan alasannya apa kalau tidak setuju kenapa secara ilmiah

        btw mengenai tantangan saya untuk membahas masalah qadah dan qadar menurut para imam bagaimana saudara dava ?

  63. kepada saudaraku puji, maukah anda kita sepakati bersama pembahasan Aqidah termasuk didalamnya Qadha-Qadar kita gunakan dalil-dalil yang mutawatir, seperti halnya kebanyakan ulama salaf bahwa mereka menggunakan dalil mutawatir dalam perkara Aqidah??

  64. kepada saudaraku puji, maukah anda kita sepakati dulu menggunakan dalil-dalil yang mutawatir seperti halnya kebanyakan ulama salaf dalam hal Aqidah termasuk didalamnya Qadha-Qadar???

    • kepada saudaraku puji, maukah anda kita sepakati dulu menggunakan dalil-dalil yang mutawatir seperti halnya kebanyakan ulama salaf dalam hal Aqidah termasuk didalamnya Qadha-Qadar???

      ungkapan anda bohong belaka bahwa ulama salaf terdahulu menggunakan dalil-dalil mutawatir dalam menetapkan aqidah. toh ini juga sudah dibantah di blog ini dalam artikel https://mantanht.wordpress.com/2008/07/30/hizbut-tahrir-aqidah-aqidah-nabi-yang-diragukannya/. Lihat sajalah Hadits Arbain Imam Nawawi, tidakkah disana ada hadits Ahad yang berbicara mengenai aqidah ? Toh jika memaksa Mutawatir sekalipun maka akan saya tanya balik Mutawatir menurut definisi siapa ? shahibul Syafi’i atau ulama yang lainnya yang notabene khilaf mu’tabar (ada yang menyebut minimal 5, atau yang menyebut minimal 20, atau yang menyebut minimal 40)?

      bagaimana kalau kita bersepakat berdasarkan dalil-dalil yang shahih setidaknya berdasarkan interpretasi para ulama salaf (yang diakui sajalah semisal Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Syaukani, Imam Nawawi dll dan lainnya yang kita2 semua mengakui). Bagaiamana Saudara dava ?

      • Jangan ajak diskusi pake pendapat ulama salaf, mereka gak kenal. Tulisan An Nabhani aja gak pernah mencantumkan referensi, gimana mrk mau kenal atau melakukan tracing atau crosscheck referensi? Kalau baca journal lebih enak, setiap pendapat bisa dilacak langsung ke referensi aslinya. Konon, kata mrk An Nabhani itu mujtahid mutlak, sepadan dgn para imam lainnya. Entahlah, tp sy belum pernah dengan ada ulama sezaman yg mengakui kompetensi An Nabhani, Zallum, dll. Ada yg bisa kasih rujukan?

    • kenapa sih getol banget merujuk sama pendapatnya Taqiyyuddin An Nabhani? kenapa meninggalkan pendapat Muhammad bin Idris Asy Syafi’i, Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal, Utsman bin Sa’id Ad Darimi, Abu Bakr Al Humaidi, Abu Zur’ah Ar Razi, Abu Hatim Ar Razi, Al Bukhari, Abu Ja’far Ath Thohawi, Al Muzani, Abdullah bin Al Mubarak, Abu Utsman Ash Shobuni, Abul Hasan Al Asy’ari yg jelas2 diakui keilmuannya dan disepakati ummat akan statusnya sebagai ulama malah mengambil pendapat Taqiyyuddin An Nabhani yg statusnya sebagai ulama masih perlu ditinjau lagi? kenapa? aku benar2 bingung ama orang2 HT ini.

    • Saudara dava yang diberkahi Allah,

      Semua hadits-hadits aqidah yang shohih meskipun secara lafadz satu per satu ahad namun secara makna mutawatir (mutawatir ma’nawy) sehingga tidak pantas diragukan atau tidak diambil sebagai rujukan aqidah. Bahkan Nabi sendiri meriwayatkan hadits aqidah tidak dengan mengumpulkan shahabat sampai jumlahnya mutawatir baru beliau berkenan meriwayatkan, namun satu orang shahabatpun beliau meriwayatkan aqidah.

  65. mantap diskusinya. emang enak makan bangkai saudara sendiri. lanjutkan!!!

  66. mbohlah bingung

  67. gampang sebenerny,qta hanya diwajibkan utk mengimani bahwa segala sesuatu telah diciptakan dan ditetapkan oleh Allah tentang apa yang terjadi di langit dan dibumi, mencakup juga apa yang akan qta lakukan baik perbuatan itu amal sholih maupun amal buruk. dengan mengimani ini qta selamat dari mengingkari ayat al-quran dan hadist tentang segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah dan tentang maha kuasa dan maha mngetahui Allah atas segala sesuatus sebagaimana yg banyak dijelaskan diatas.. coba imani aj itu..
    adapun mengatakan jika semua telah ditentukan dan diciptakan Allah yg berkaitan dengan keburukan, kejahatan, amal buruk, adanya orang-orang kafir merupakan tindakan kezholiman Allah terhadap makhluk maka itu merupakan kesalahan besar. banyak hikmah dibalik semua keburukan yg terjadi di dunia ini. hanya saja akal qta yg terbatas utk memahaminya.
    namun disisi lain juga qta tidak boleh menyandarkan keburukan yg qta lakukan kepada takdir yg Allah tetapkan. bukankah manusia jg diberi kemampuan utk memilih? manusia telah diberi petunjuk berupa alquran dan hadist dlm pedoman hidup. qta tidak bisa mengatakan bahwa qta melakukan kejahatan dengan beralasan kepada takdir Allah. manusia itu tidak mengetahui apakah dia diciptakan utk menjadi penghuni surga atw penghuni neraka. maka jika qta menginginkan surga ya ikutilah alquran dan hadist. sebagaimna orang yg menginginkan anak ya harus menikah,,

  68. Setuju 100% dengan saudara rey, barakallahufik

  69. Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    mungkin sy tdk terlalu menyimak tulisan2 yg di atas, tapi sy kira sedikit sy menjelaskan bgmana pandangan HT …

    Qada dan Qadar di masa-masa awal islam tdk pernah dikenal yang dikenal hanyalalah qada tersendiri dan qadar tersendiri..

    pembahsan qada dan qadar dalam satu paket, HT berpandangan ini merupakan pemikiran yang baru. hal ini diawali ketika umat islam telah bersentuhan dengan ilmu filsafat yang justru semakin mengaburkan persoalannyang sebenarny.

    Pembahsan Qada dan Qadar yang dikaitkan pembahasan hakekat perbuatan manusia dlm hal ini pertanyaan ” apakah perbuatan manusia diceptakan Allah ? ataukah manusia itu sendiri ? juga tdk bisa dibahas demikian.
    intinya menyakini Takdir baik-buruknya dari Allah Swt. jadi HT tidak pernah lebih jauh memberikan penjelasan karena ini diluar jangkauan klopun ada penafsiran ayat justru yang nampak adalah mencoba membenarkan lewat ayat 2 saja sebagaimana dimasa lalu dengan hadirnya polemik (mu’tazillah, jabariyyah, dan asarriyyah). dengan demikian kita tidak masuk wilayah polemik tsb karena memang kita tidak sanggup..
    kecuali bagi mereka yang sok tahu dgn masalah ghaib.

    untuk persoalan perbuatan manusia HT hanya berpandangan dari sisi, perbuatan manusia ada yang bisa dikuasai/dikendalikan manusia dan ada yang tidak, bukan soal cipta – menciptakan—

    wilayah yang dikuasai wilayah ikhtiar, wilayah tempat terikatnya seorang hamba terikat hukum syara’ dan pada wilayahnya seorang bisa diukur dari sisi amalannya apakah berpahala ataukah dosa.

    untuk wilayah yang tdk dikuasai terdapat hal yang sunnatullah dan ghairah sunnatullah. dan kedua-keduanya seorang hamba harus meyakini apapun yang menimpa/terjadi harus diyakini semua menjadi ketetpan Allah SWT.

    dengan demikian HT tidak memasuki wilayah polemik krn justtru wilayah polemik sejak awal sudah keliru karena terpengaruh dengan pandangan filsafat! dan juga jelas siapa yang selama ini lebih dekat dgn pandanfgan mu’tazillah. wallahu wa’lam

    • Qada dan Qadar di masa-masa awal islam tdk pernah dikenal yang dikenal hanyalalah qada tersendiri dan qadar tersendiri..

      dari mana ini bisa disimpulkan ?. Bahkan hadits-hadits menunjukkan bahwa itu dalam satu paket. Bukan dipisahkan sendiri-sendiri. Awal2 islam itu masa siapa ? shahabat ? tabiin ? para imam 4 ? setelah imam 4 ? saya ini adalah kesimpulan sendiri tanpa dukungan yang kuat yang artinya hanya merupakan dzon (dalam artian kira2 bukan yakin) dari HTI

      ” apakah perbuatan manusia diceptakan Allah ? ataukah manusia itu sendiri ? juga tdk bisa dibahas demikian.

      kurang dalil apa coba ?

      ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).

      Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)

      jadi HT tidak pernah lebih jauh memberikan penjelasan karena ini diluar jangkauan

      ya inilah yang parah, Dzat dan Sifat Allah dipisahkan dan dibilang tidak perlu dibahas. Qadha dan Qadar juga dipisah2kan. Ya dalam hal seperti itu kewajiban kita adalah beriman. SIfat Allah itu diluar jangakauan kita dan kita wajib beriman dan menjelaskan bukan tidak perlu dibahas hanya karena “diluar jangkauan akal”. Demikian pula qadha dan qadar. Wong Allah dan Rasulnya sudah amenjelaskan. Saya kira memahami apa yang dikatakan Rasulullah bukan hal diluar jangkauan akal khan ?

      untuk persoalan perbuatan manusia HT hanya berpandangan dari sisi, perbuatan manusia ada yang bisa dikuasai/dikendalikan manusia dan ada yang tidak, bukan soal cipta – menciptakan—

      aneh, masak berpandangan hanya dari satu sisi sedangkan Rasulullah saja menjelaskan dari sisi Allah juga ?

      dengan demikian HT tidak memasuki wilayah polemik krn justtru wilayah polemik sejak awal sudah keliru karena terpengaruh dengan pandangan filsafat!

      memang polemik Ahlusunnah dan mu’tazilah adalah karena masuknya filsafat (dari sisi mu’tazillah). justru karena ini mutzilah waktu itu ditentang dan sadar atau tidak sadar justru HTI dalam konteks inilah yang berfilsafat dengan menyatakan “hanya” berpandangan dari sisi manusia daripada mengambil dalil yang jelas2 shahih mengenai masalah ini sebagaimana Ahlussunnah

  70. sy kira sudah familiar dgn ide tsb, krn sdah mendalami ht. tpi koq seakan2 terheran2. sy khan katakan tdk pernah d kenal ataupun tdk pernah d temukan dalil yg mempaketkan istilah qada n qadar secara bersamaan. klo ada ya tolng d sbutkan dalilnya yg menyebutkan. yg d kenal cuman qada saja dan qadar saja yg d sbut scara terpisah, shingga ada yg menganggp lbh tepat menyebut takdir sj, d samping memang istilah qada n qadar d masa lalu jd polemik. takdir ini adalah suatu hal yang ghaib dan kita yg meyakini apa adanya tanpa perlu tafsir n menakwilkan. dari sisi ini jelas kita mencukupkan persoalan ini tanpa perlu embel shingga tdk terjd polemik d samping itu memang kita tdk pux ilmu yg memadai untk mengungkap hakekat takdir itu. kecuali sekali lagi yang sok tahu paham skali dalilnya, dan justru inilah ciri khas mu’tazillah, jabariyah, asyariyyah yg terjbak dlm metodologi filsafat. dan trmasuk anda yg terlalu memaksakan membhas persoalan yg tdk ada ilmux. bgmana dngan dalil 2 yg ada ya benar itu dalil yang harus d imani tapi apakah ada indikasi kuat itu membahas qada n qadar yg anda maksud. sungguh pandangn ht memberikan solusi kpd umat untk tdk memasuki wilayah polemik.

    • Saudara afwan yang diberkahi Allah,

      Saya bisa mengerti anda karena saya juga lama di HT, dan sebagian dari apa yang anda sampaikan memang ada benarnya namun banyak salahnya bila anda mau coba belajar lagi khususnya di luar sumber intern HT.

      Misalkan jika anda menyatakan hal ini tidak terlalu dibahas memang betul karena memang masalah ini hanya bisa diyakini tanpa boleh diperdebatkan lebih jauh karena menyangkut aqidah, namun salah besar jika dikatakan bahwa hal ini samar dan diluar jangkauan karena pembahasan oleh Nabi sudah sangat jelas.

      Silahkan simak penjelasan Nabi :

      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka (namun) beramalah maka akan dimudahkan”
      “Barangsiapa ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.

      [HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad-shahih-].

      Cobalah anda cek dalam kitab-kitab mutabanat HT apakah dua hadits diatas pernah dimuat ???

      Ternyata tidak!!! dan inilah ketidak jujuran taqiyyuddin dalam perkara qadha dan qadar ini.

    • @afwan, yang menanggapi itu saya dan saya bukan “mantanht” bedakan dong sama komaHT (^_^)

      sy khan katakan tdk pernah d kenal ataupun tdk pernah d temukan dalil yg mempaketkan istilah qada n qadar secara bersamaan. klo ada ya tolng d sbutkan dalilnya yg menyebutkan. yg d kenal cuman qada saja dan qadar saja yg d sbut scara terpisah, shingga ada yg menganggp lbh tepat menyebut takdir sj, d samping memang istilah qada n qadar d masa lalu jd polemik.

      bagi saya anda menyebut qadha dan qadar atau menyebut dengan istilah takdir itu sama saja yang dimaksud. Kalau cuma polemik masalah istilah terserah yang saya maksud adalah esensi bukan istilah.

      sebagai contoh salafi mengajarkan tauhid itu ada 3 , tapi apa salafi wajib mengimani tauhid itu ada 3 ? jawabannya tidak karena tiga istilah tauhid adalah istilah yang dipahami adalah yang dimaksud dalam istilah tersebut. senadainya ada ulama menyebut dua atau empat asal yang dimaksud sama ya sama aja bukan bearti ebda aqidah.

      dalam konteks qadha dan qadar pertanyaan yang dimaksud adalah :
      1. Apakah Allah sudah menentukan manusia masuk surga dan neraka ?
      Jawaban Ahlussunnah , Ya denga tegas
      2. Apakah Allah menciptakan perbuatan manusia termasuk dimana manusia secara ikhtiar punya pilihan
      Jawaban Ahlusunnah Ya dengan tegas

      dan pertanyaan seputar itu. Mau anda sebut Taqdir saja atau qadah dan qadar sama sekali tidak akan menghilangkan esensi yang dimaksud.

      sungguh pandangn ht memberikan solusi kpd umat untk tdk memasuki wilayah polemik.

      sayangnya justru pernyataan HT yang seperti ini menjadi polemik (^_^). yang kedua tidak masuk wilayah polemik bukan parameter kebenaran lho (^_^) dan saya tidak melihat HT menyampaikan dalil secara komprehensif artinya sepertinya hanya dalil yang mendukung saja yang diambil dan dalil yang bertentangan sepertinya tidak diambil (berdasarkan pengamatan dan diskusi saya dari roang-orang HT)

      contoh penjelasan nabi ini :
      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka (namun) beramalah maka akan dimudahkan”

      kenapa tidak dibahas ?

      dan trmasuk anda yg terlalu memaksakan membhas persoalan yg tdk ada ilmux

      pertanyaan yang absurd, tidak ada ilmu itu yang seperti apa ? wong dalilnya sudah secara gamblang gitu kecuali kalau saya mengira2 atau hanya mengambil sepotong dalil yang “mendukung saja” itu baru dipertanyakan

      kita tdk pux ilmu yg memadai untk mengungkap hakekat takdir itu

      lho bukannya Rasulullah sudah memberitahukan ? bukannya ini ilmu untuk memahami takdir itu ? Suatu hal yang pasti kita hanya akan memahami takdir jika Rasulullah memberitahukan dan Rasulullah sudah memberitahukan dan dibilang tak ada ilmu ?

  71. Afwan.. ternyata @puji yg menanggapi bukan mantanht, krena lewat hp kemarin jd sulit lihat siap yg tulis! sy tanggapin ya

    “Bahkan hadits-hadits menunjukkan bahwa itu dalam satu paket. Bukan dipisahkan sendiri-sendiri”

    buktikan kata-kata anda ini !!

    ” bagi saya anda menyebut qadha dan qadar atau menyebut dengan istilah takdir itu sama saja yang dimaksud. Kalau cuma polemik masalah istilah terserah yang saya maksud adalah esensi bukan istilah.”

    inilah ketidakdalaman anda dlm mengkaji persoalan, anda seperti orang2 yg lalu-lalu sj senang berputar2 pd polemik yg sama.
    sudah sy katakan tidak ada dalil yg pernah meyebutkan istilah qadha dan qadar secara bersamaan yg ada pada dalil hanya qada’ sj ataupun qadar saja.

    jawbaan anda
    “sebagai contoh salafi mengajarkan tauhid itu ada 3 , tapi apa salafi wajib mengimani tauhid itu ada 3 ? jawabannya tidak karena tiga istilah tauhid adalah istilah yang dipahami adalah yang dimaksud dalam istilah tersebut. senadainya ada ulama menyebut dua atau empat asal yang dimaksud sama ya sama aja bukan bearti ebda aqidah.”
    tidak relevan,
    klo anda memang benar jelaskan sj jgn mencontohkan sesuatu yg tidak nyambung.. jaka sembung naik ojek, nggak nyambung jek.. :)

    polemik qada n qadar dimasa lalu terjadi karena interaksi kaum muslimin dengan kaum filosof, yang dibahas umat islam diperhadapkan dengan polemik yg terjadi dikalangan filosof tentang hakekat perbuatan manusia– apakah manusia bebas memilih ataukah terpaksa– dan umat islam pun tertantang untuk memberikan jwaban..

    Dari sinilah polemik di kalangan umat hadir dimulai dgn hadirnya kelompok qadariyah (mu’tazillah) yang berpandangan bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh manusia itu sendiri, bebas memilih dan mengkaitkan persoaln pada aspek pahala dan dosa.

    kehadiran mu’tazillah memicu munculnya Jabariyah yang berpandangan kebalikan bahwa perbuatan manusia diciptakan Allah SWT.. dgn banyak dalil yg diungkapkan dan mengkaitkan persoalan dgn iradah, ilmu Allah, lauhul Mahfuds, dan Takdir.

    dan terakhir juga muncul kelompok Asyariyyah atau yg kemudian menyebut diri mereka sbg Ahlus Sunnah. Ahli Sunnah memiliki pendapat, yang pada intinya
    mengatakan bahwa manusia itu memiliki apa yang disebut
    dengan kasb ikhtiari di dalam perbuatan-perbuatannya (tatkala manusia hendak berbuat sesuatu, Allah menentukan/
    menciptakan amal perbuatan tersebut, Jadi, manusia
    dihisab berdasarkan kasb ikhtiari.

    “Apabila kita meneliti masalah qadla dan qadar, akan kita
    dapati bahwa ketelitian pembahasannya menuntut kita untuk
    mengetahui terlebih dahulu dasar pembahasan masalah ini.
    Ternyata, inti masalahnya bukan menyangkut perbuatan
    manusia, dilihat dari apakah diciptaan Allah atau oleh dirinya
    sendiri. Juga tidak menyangkut Ilmu Allah, dilihat dari kenyataan
    bahwa Allah SWT mengetahui apa yang akan dilakukan oleh
    hamba-Nya, dan Ilmu Allah itu meliputi segala perbuatan
    hamba. Tidak terkait pula dengan Iradah Allah -sementara
    Iradah Allah dianggap berhubungan dengan perbuatan hamba-
    sehingga suatu perbuatan harus terjadi karena adanya Iradah
    tadi. Tidak juga berhubungan dengan status perbuatan hamba
    yang sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz -yang tidak boleh
    tidak ia harus melakukannya sesuai dengan apa yang tertulis di
    dalamnya-.
    Memang benar, perkara-perkara tadi bukan menjadi
    dasar pembahasan qadla dan qadar. Sebab, tidak ada
    hubungannya dilihat dari segi pahala dan siksa. Hubungan yang
    ada hanya dengan ‘penciptaan’,-yaitu bahwa- Ilmu (Allah) yang
    meliputi segala sesuatu, Iradah-Nya yang berkaitan dengan
    segala kemungkinan-kemungkinan, dan hubungannya dengan
    Lauhul Mahfudz yang mencakup segala sesuatu. Seluruh perkara yang dihubung-hubungkan ini merupakan pembahasan
    lain, yang terpisah dari topik pahala dan siksa atas perbuatan
    manusia. Dengan kata lain, tidak berkaitan dengan pertanyaan-
    pertanyaan:
    ‘Apakah manusia dipaksa melakukan perbuatan baik dan
    buruk, ataukah diberi kebebasan memilih?’
    Begitu pula dengan:
    ‘Apakah manusia diberi pilihan melakukan suatu pekerjaan
    atau meninggalkannya, atau sama sekali tidak diberi hak
    untuk memilih (ikhtiyar)?’ (Nizhamul Islam, Taqiyuddin an-Nabhani)

    -Jadi ketiga kelompok tersebut terjebak dalam polemik yang tak seharusnya, persoalan yg belum pernah ditemukan di masa Rasulullah. Jadi klo anda tetap memaksakan persoalan ini sungguh anda hanya mau kembali ke poolemik yg tak berkesudahan dan anda termasuk orang-orang yang senang berpolemik..
    ataukah memang anda sangat pintar bahkan lebih tahu dibanding Rasulullah Saw.
    Kita hanya punya dalil Al-Qur’an dan Hadis. Cukup kita meyakininya benar itu dalil, membahas takdir misalnya, ya kita harus yakin.. tapi untuk menyimpulkan sesuatu hal yg ghaib hanya berdasarkan takwil.. sy hanya bisa bilang anda sangat-sangat hebat!!!!

    HT tdk muluk-muluk krn pandangan HT aqidah adalah tasdiqul jazm dgn dalil qath’i–implikasinya secara tsubut maupun dalalah adalah qath’i maka kewajiban seorang muslim adalah mengimanai tanpa perlu lagi berpolemik.

    “untuk persoalan perbuatan manusia HT hanya berpandangan dari sisi, perbuatan manusia ada yang bisa dikuasai/dikendalikan manusia dan ada yang tidak, bukan soal cipta – menciptakan—

    aneh, masak berpandangan hanya dari satu sisi sedangkan Rasulullah saja menjelaskan dari sisi Allah juga ?”

    tanggapan ini sy kira menunjukkan anda tdk paham dgn sy jelaskan– bgmana anda mau mengkritik pandangan HT tapi anda sendiri tdk tahu !!!

    sy jelaskan lagi :
    diluar persoalan takdir, iradah dan persoalan2 ghaib HT hanya bisa menjawab
    Manusia hidup dalam dua wilayah 1. Wilayah yg dikuasai/dikendalikan 2. wilayah yg tdk dikuasai .
    Untuk wilayah yg dikuasai, disinilah yg pahami bahwa manusia bisa memilih untuk berbuat sesuai dgn syariat ataupun berbuat maksiat, sehingga implikasinya adalah pahala / dosa..

    Untuk wilayah yg tdk dikuasai, terdiri ats dua
    yakni ada yg ditentukan nizhamul wujud (sunnatullah) dan ada yg tidak ditentukan nizhamul wujud.

    apa yg menimpa manusia dlm wilayah yg tdk dikuasai ini kita sebut sebgai qada Allah yang wajib di Imani..

    Masalah qadar = ketetapan Allah pada benda berupa khasiat-khasiat

    Untuk pengelola coba dijelaskan makna hadisnya kesimpulannya apa??
    dan apa relevansinya dgn pembahsan qada n qadar??

    Wallahu wa’lam.

    • Saudara afwan yang diberkahi Allah,

      Memang jika pengertian qadha dan qadar oleh taqiyyuddin hanya seputar lingkaran sunnatullah, sunnatul wujud, dan khasiat, gharizah maka apa yang disampaikan taqiyyuddin memang benar bahwa semua itu kekuasaan Allah, namun masalahnya apakah benar batasan qadha dan qadar itu hanya pada wilayah itu sementara amal perbuatan yang berujung pada pahala dan dosa tidak termasuk pembahasan qadha dan qadar ?

      Disinilah letak pembaharuan taqiyyuddin terhadap pendapat-pendapat yang sebelumnya ada,
      Dan KETAHUILAH SAUDARAKU bahwa TIDAK ADA SATUPUN ULAMA SEBELUM Taqiyyuddin YANG PENDAPATNYA SAMA DENGAN Taqiyyuddin.

      Dari sisi ini saja kita sudah melihat penyimpangannya, karena bagaimanapun juga aqidah baru itu tidak mungkin ada dalam Islam setelah ratusan tahun wafatnya Rasulullah, ini bukti bahwa aqidah tersebut murni berdasar buah pemikiran taqiyyuddin bukan ittiba’ pada pendapat yang terdahulu.

      Bagaimanapun juga pahala dan siksa dalam aqidah Islam itu adalah jannah dan neraka. DAN FAKTANYA RAsulullah menyatakan bahwa JANNAH dan NAAR bagi tiap-tiap manusia sudah ditulis sejak zaman azali.
      KESIMPULAN HAdits tersebut adalah PAHALA dan SIKSA bagi manusia sudah ditetapkan Allah.
      Dan karena sudah ketetapan Allah maka hal itu masuk dalam qadha dan qadar, bukannya dalam wilayah terpisah seperti versi taqiyyuddin (wilayah yang murni dikuasai manusia)

    • “Bahkan hadits-hadits menunjukkan bahwa itu dalam satu paket. Bukan dipisahkan sendiri-sendiri”

      buktikan kata-kata anda ini !!

      sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Kebanyakan penyebab kematian di kalangan ummatku setelah ketetapan kitabullah dan qodho’ serta qodar-Nya adalah karena penyakit ‘ain.” (HR. Thabrani dan selainnya, dihasankan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari` (X/167)).

      Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani) -> saya belum mengtahui derajat hadits ini dan hanya untuk penguat hadits sebelumnya

      hadits pertama Rasulullah menyebutkan dua sekaligus

      pada hadits yang lain Rasulullah hanya menyebut qadar(takdir) saja:

      “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir (qadar) yang baik maupun yang buruk” (Riwayat Muslim)

      pada ayat Al Qur’an hanya disebut qadha saja :

      “Sesuatu itu telah diqadha” [Yusuf : 41]
      “Allah mengqadha’ dengan benar” [Ghafir : 20]

      Oleh karena itu para ulama menyatakan bahwa kalau disebut satu-satu maksudnya terpisah satu-satu juga (dengan segala perbedaan definisi yang ada) tapi kalau disebut salah satu maka maksudnya secara keseluruhan karena memang qadha dan qadar saling berkaitan dan tidak terpisah satu sama lain.

      Ibnu Hajar berkata, “Para ulama berpendapat bahwa qadha adalah hukum kulli (universal) ijmali (secara global) pada zaman azali, sedangkan qadar adalah bagian-bagian kecil dan perincian-perincian hukum tersebut.” (Fathul-Baari 11/477)

      Sebenarnya, qadha dan qadar ini merupakan dua masalah yang saling berkaitan, tidak mungkin satu sama lain terpisahkan oleh karena salah satu di antara keduanya merupakan asas atau pondasi dari bangunan yang lain. Maka, barangsiapa yang ingin memisahkan di antara keduanya, ia sungguh merobohkan bangunan tersebut (An-Nihayat fii Ghariib al-Hadits, Ibnu Atsir 4/78, Jami’ al-Ushuul 10/104).

      kalau kurang silakan cari sendiri pendapat para ulama salaf terkait hal ini (^_^)

      polemik qada n qadar dimasa lalu terjadi karena interaksi kaum muslimin dengan kaum filosof, yang dibahas umat islam diperhadapkan dengan polemik yg terjadi dikalangan filosof tentang hakekat perbuatan manusia– apakah manusia bebas memilih ataukah terpaksa– dan umat islam pun tertantang untuk memberikan jwaban..

      anda benar dalam hal ini (^_^)

      akan tetapi justru dari sisi ahlussunnah masuk kedalam polemik untuk meluruskan permasalahan (bukan ikut berfilsafat) dan bukan “tidak dibahas”. Prinsip Ahlussunnah sudah jelas, taqdir (qadha dan qadar) hanya diketahui dari sabda Rasulullah Sallahualaihi Wa Sallam. Kalau shahih ya sami’na wa ata’na selesai.


      diluar persoalan takdir, iradah dan persoalan2 ghaib HT hanya bisa menjawab
      Manusia hidup dalam dua wilayah 1. Wilayah yg dikuasai/dikendalikan 2. wilayah yg tdk dikuasai .
      Untuk wilayah yg dikuasai, disinilah yg pahami bahwa manusia bisa memilih untuk berbuat sesuai dgn syariat ataupun berbuat maksiat, sehingga implikasinya adalah pahala / dosa..

      kalau ahlussunnah menyatakan taqdir adalah seperti yang dinyatakan Rasulullah dalam hadits-hadistnya maupun Al Qur’an. Dan diambil kesimpulan bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh Allah baik itu baik maupun buruk .

      mam al-Baihaqi menuturkan dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i, bahwa Syafi’i mengatakan: “Kehendak manusia itu terserah Allah. Manusia tidak berkehendak apa-apa kecuali dikehendaki oleh Allah Rabbul ‘alamin. Manusia itu dapat mewujudkan perbuatan-perbuatan mereka. Perbuatan-perbuatanitu adalah salah satu makhluk Allah. Taqdir baik maupun buruk, semuanya dari Allah. Adzab kubur itu haq (benar), pertanyaan kubur juga haq, bangkit dari kubur juga haq, hisab (perhitungan amal) itu juga haq, surga dan neraka juga haq, begitu dalam Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wasalam.

      tanggapan ini sy kira menunjukkan anda tdk paham dgn sy jelaskan– bgmana anda mau mengkritik pandangan HT tapi anda sendiri tdk tahu !!!

      justru itu yang saya “pertanyakan dari HT” seolah-olah menyatakan (atau menyatakan) bahwa taqdir tidak terkait dengan qadha dan qadar (http://adivictoria1924.wordpress.com/2009/04/24/iman-kepada-taqdir-allah-tidak-ada-hubungannya-dengan-qadha-dan-qadar) dan yang anda jelaskan berbeda dengan penjelasan para ulama salaf terdahulu

      tapi untuk menyimpulkan sesuatu hal yg ghaib hanya berdasarkan takwil.. sy hanya bisa bilang anda sangat-sangat hebat!!!!

      takwil yang mana ? wong itu dah jelas apa perlu ditakwil lagi. Para ulama terdahulu juga sudah menyatakan demikian. Apa perkataan para imam terdahulu juga dibilang “menyimpulkan sesuatu yang ghaib” ?. Masalah qadha dan qadar khan sudah jelas , Apa yang disabdakan nabi ya itu yang dimaksud selesai.

  72. Boleh bertanya : menurut anda2 apa itu berpikir??

    kerana jawaban ini akan menggambarkan bgmana seharusnya membahas qada n qadar

    • justru anda sudah mulai berfilsafat (^_^) jawaban apapun tak akan berimplikasi terhadap maksud hadits sebagaimana saya jelaskan sebelumnya. Masalah qadha dan qadar hanya berdasarkan dalil bukan dari definisi apa itu berpikir atau yang lainnya

      kalau dulu saya ditanya : apa itu korban maka saya jawab korban itu adalah anda sendiri (biar pusing orangnya maksudnya apa)

      kalau anda tanya saya berpikir itu apa ya saya jawab berpikir adalah apa yang kamu lakukan (silakan kalau mau berpusing2 dengan filsafat)

  73. Pengelola yang kami hormati..

    bagaimana ya ? sulit diskusinya ya..
    karena belum anda mencerna baik2
    sudah terlalu dini memberikan kesimpulan, apa-apa ketidakjujuranlah, penyimpanganlah atau terserahlah ..

    penilaian anda yg menganggap penyimpangan hnya karena berbeda dgn ulama, ulama mana!! ulama dulu saja sudah berbeda !!, dan HT tidak memihak diantara ulama yg ada, krn metode ulama yg mengkaji telah terjebak dgn cara2 filosof, apalagi yg dipermasalahkan adalah masalah yang tdk pernah dikenal di masa rasulullah, seandaianya ini perkara yg di bahas tentu sudah dijelaskan pada dalil yg sejelas2nya..

    intinya qada’ n qadar yg dipolemikkan hanya membuang banyak waktu, semua sdah jelas, hanya saja anda yg mau mengulang2 terus dan terjebak pada polemik yg sama.

    sy kira anda pun belum punya solusi menyelesaikan polemik dikalangan ulama dimasa lalu selain anda hanya membebek pada salahsatu pendapat yg anda begitu ngotot dan pada akhirnya memperpanjang polemik yg ada.

    padahal dalil yang digunakan sama, cuman cara penakwilan yg berbeda– tdk ada ilmu yg bisa didapat kecuali ribut2 tdk jelas—

    mencermati persoalan asal-usul qada n qadar saja sepertinya anda masih kabur sudah keburu menyimpulkan..

    dari pd sy keburu terpancing u / ta’ashub sama HT lebih baik sy sudahi, sy tdk menemukan bantahan cerdas tapi sekedar prasangka buruk anda saja..

    Afwan. mohon maaf bila ada kesalahan

    wassalam

    • krn metode ulama yg mengkaji telah terjebak dgn cara2 filosof, apalagi yg dipermasalahkan adalah masalah yang tdk pernah dikenal di masa rasulullah, seandaianya ini perkara yg di bahas tentu sudah dijelaskan pada dalil yg sejelas2nya..

      malah sudah dijelaskan dengan sejelas2nya itu (^_^) tinggal mengimaninya saja sebagaimana sabda Rasulullah

    • penilaian anda yg menganggap penyimpangan hnya karena berbeda dgn ulama, ulama mana!! ulama dulu saja sudah berbeda !!, dan HT tidak memihak diantara ulama yg ada, krn metode ulama yg mengkaji telah terjebak dgn cara2 filosof, apalagi yg dipermasalahkan adalah masalah yang tdk pernah dikenal di masa rasulullah, seandaianya ini perkara yg di bahas tentu sudah dijelaskan pada dalil yg sejelas2nya..

      tidak ada perbadaan antara Muhammad bin Idris As Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Malik bin Anas, Imam Abu hanifah, Imam Ibnu Katsir, Imam Ad-dzahabi, Ibnu Taimiyah, Imam Bukhori dan seabrek ulama salaf lainnya dan memang diakui berbeda dengan taqiyuddin An-Nabhani.

  74. Tidak ada yang sulit saudaraku,

    Masalah ini sudah dibahas Rasulullah dalam hadits yang pernah saya tuliskan diatas, namun sayang hadits-hadits penjelasan Rasulullah itu anda jauhi dan anda kesampingkan sebagaimana hadits tersebut juga dijauhi dan dinafikkan oleh taqiyyuddin dalam kitab-kitabnya, itulah penyebab kekeliruannya karena ia tidak memahami aqidah dengan penjelasan Nabinya tapi langsung menafsirkan Qur’an dengan akalnya sendiri.

    Para ulama besar ahlus sunnah pun tidak ada satupun yang berbeda dalam kesepakatan bahwa surga dan neraka bagi tiap manusia sudah ditetapkan Allah namun meskipun sudah ditetapkan manusia tetap disuruh beramal, inilah ijma’ para ulama besar Islam dan mereka tidak pernah berselisih dalam perkara ini.

    Bahkan Umar bin Khatab pun ketika dibantah oleh pencuri bahwa ia mencuri karena takdir Allah maka Umar mengatakan bahwa ia menghukum potong tangan pun karena takdir Allah, jadi Umar tidak mengatakan seperti Taqiyyuddin bahwa mencuri itu lingkaran yang murni dikuasai manusia bukan yang ditetapkan Allah, namun Umar justru berkata bahwa ia menghukum juga karena ketetapan Allah.

  75. pengelolakomaht ini memang ngeyel, sudah dijelaskan begitu gamlang tetep aja ga paham2. sudah jangan di tanggapi lagi… percuma!!, hanya buang2 waktu aza.. masih banyak aktivitas da’wah yang harus dikerjakan. Umat ini harus dibangkitkan agar kemuliaan islam dan kaum muslimin segera kembali di muka bumi ini, Amiiin!!!

    • tidak ada perbedaan antara Muhammad bin Idris As Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Malik bin Anas, Imam Abu hanifah, Imam Ibnu Katsir, Imam Ad-dzahabi, Ibnu Taimiyah, Imam Bukhori dan seabrek ulama salaf lainnya dan memang diakui berbeda dengan taqiyuddin An-Nabhani.

      apakah dengan statemen ini saja anda tidak mau berpikir ulang. sudah benarkah aqidah saya ? berpikirlah secara sehat.

    • Binaan HT itu dimana-mana sama, ngeyel, tanpa ilmu lagi. sudah dijelaskan begitu gamblang tetep aja gak mau paham. Salut sama HT yg berhasil mencuci otak para kadernya ^_^

  76. UNTUK SAUDARAKU PEJUANG ISLAM!!!
    BIARKAN ORANG HUJAT HIZBUT TAHRIR ATAU SYEKH TAQIYUDDIN ATAU SE;LURUH AKTIVISNYA SEKALIPUN….
    ASAL MEREKA TIDAK MENGHUJAT ISLAM DAN SYARIAT-NYA…

    INGAT..KITA BERJUANG BUKAN UNTUK RIDHA MEREKA, TAPI RIDHA ALLAH!!

  77. “TIDAK AKAN RIDHA YAHUDI DAN NASHRANI.. SAMPAI KALIAN IKUTI MILLAH MEREKA”

    KESOMBONGAN AKAL PASTI HANCUR OLEH AL HAQ!!

    ALLAH SAJA TEMPAT MENGADU

    • Setiap yang beda dgn HT kalau tdk dituduh JIL, pasti disamakan dgn yahudi, nasrani, budak thoghut atau antik zionis/kafir. Rekaman itu sdh melekat di benak dan hati mereka. Padahal cara berfikir mrk yg menafikan bahkan menyelisihi pemahaman imam2 terdahulu itu adalah ciri2 liberalisme yg disebarkan oleh Islam Liberal.

  78. Abuliwa,bekasi

    Akh Puji,darimana anda mendapat gambaran bahwa ht,memisahkan zat dan sifat Allah? Bukankah ht berpendapat hal tsb tidak perlu dibahas karena diluar jangkauan akal?

    • mungkin saya yang kurang menjelaskan, maksud saya bukan HTI berpendapat bahwa sifat dan Dzat Allah terpisah dalam artian sebenar2nya karena seperti saudara Abuliwa ketahui bahwa mereka berpendapat tidak perlu dibahas (diluar jangkauan akal). Yang saya maksud “memisahkan” disini adalah menafikkan karena menurut anggapan mereka hal itu tidak perlu dibahas dan itu sebagai konsekuensinya sedangkan Ahlunusunnah mengimaninya dan membahasnya tapi tidak “memasukakalkan masalah dzat dan sifat Allah ini” karena kita semua tahu bagaimananya Allah tidak akan masuk akal kita karena tanpa dalil kita tidak akan mengetahuinya. Maka cukuplah kita beriman mengenai sifat Allah sebagaimana datangnya (tapi bukan tidak dibahas lho karena ini merupakan salah satu tauhid)

      jazakallah khairan atas koreksinya dan kata “memisahkan” saya ganti yang lebih mendekati yaitu “menafikkan” silakan merujuk pada :
      http://alghuroba.org/print.php?read=139&title=Jawaban%20Untuk%20HTI

      mohon maaf kalau ada perkataan saya yang kurang jelas

  79. Akh puji,terima kasih penjelasannya,tapi saya tidak setuju dg kata-tidak membahas disamakan dg menafikan- karena dua hal tsb berbeda,lagi pula ht bukan tdk membahas sifat Allah. Ketika ht membahas maka terikat oleh kaidah berikut..1.sifat Allah tauqifiy .2.tdk boleh menambah sifat Allah selain yg terdapat dalam nash qathi.3.tdk boleh menjelaskan sifat Allah kecuali jika ada nash qathi
    ,contoh sifat SAM’U diambil dari ayat 181 qs 2, ‘Innallaha sami’un ‘alim’

  80. Akhi puji,ht membahas qadha qadar dalam beberapa point:
    1.qadha dalam nash
    2.qadar dalam nash
    3.qadha wa qadar,dlm pembahasan mutakalimin.
    Ketika anda menggunakan nash dlm membahas qadha qadar,maka masuk dalam point 1 dan 2, selama ini pembahasan di point 3, sehingga terkesan tdk nyambung.

  81. saudaraku abu liwa yang diberkahi Allah,

    memahami nash harus dengan petunjuk rasulullah, jangan memahami nash dengan akalnya sendiri.

    pemahaman rasulullah atas nash2 yang ada sebagai berikut :

    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka (namun) berusahalah (ikhtiar) maka akan dimudahkan”
    “Barangsiapa ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.

    [HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad-shahih-].

  82. Akhi pengelola, saya belum pernah menemukan syabab ht yg menolak hadis tsb. Hanya saja pembahasannya masuk dalam katagori point 1 dan 2, bukan dipoint 3. Syukran

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Apakah benar anda tidak menemukan yang menolak hadits tersebut, kalo benar silahkan anda download diskusi saya dengan aktivis ht diatas maka anda akan temukan.
      Tapi jika anda tidak mau susah download, anda bisa buka kitab anda sendiri pada kitab Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
      «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
      “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”

      Coba anda bandingkan dengan hadits ini :

      “Barangsiapa ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”

      Bandingkan juga dng hadits :

      Dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda :
      “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya yang dia akan menjalaninya”
      (HSR Bukhari Muslim)

  83. Akhi bersabarlah untuk tdk mudah suudhan,
    Saya akan coba jelaskan
    Makna QADAR dlm quran dan hadis, adalah tidak ada sesuatupun yg dibumi dan langit kecuali Allah telah menetapkan dan memutuskan keadaan disisiNya,apasaja yg ditetapkan Allah pasti akan terjadi.Qadar juga bermakna catatan yg ada di lawh al mahfudh,Qadar juga berarti catatan mengenai Ilmu Allah. Ini adalah pemahaman ht tentang Qadar,
    Jadi ht juga percaya akan ketetapan Allah dalam hadis tsb ya akhi,maka gugurlah tuduhan akhi pengelola,adapun masalah petunjuk dan kesesatan ada bahasan tersendiri

  84. Saudara abu liwa yang diberkahi Allah,

    Pertama,
    Saya sampaikan isi kitab hizb apa adanya dengan sumber rujukan langsung dari kitab mutabanat hizb, saya juga sampaikan bukti hasil diskusi langsung dengan aktivis hizb, tapi anda dengan entengnya mengatakan saya bersuudhon.

    Padahal anda tidak satupun menuliskan rujukan anda dari kitab anda sendiri dengan kata lain apa yang anda sampaikan itu adalah pendapat pribadi anda bukan pendapat taqiyyuddin.

    Kalo memang kita hendak bicara pendapat anda pribadi maka silahkan anda jawab pertanyaan saya ini dengan pendapat pribadi anda sendiri :
    JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???

    Kedua,
    Anda (hizb) membedakan bahasan antara qadar dengan petunjuk dan kesesatan seakan keduanya tidak terkait, padahal sudah menjadi keyakinan bagi ummat Islam bahwa petunjuk dan kesesatan adalah murni berasal dari Allah (ketetapan Allah) dan dalilnya sangat mudah bahkan selalu kita ucapkan, yaitu dalam al fatihah dikatakan “dan berilah kami petunjuk ke jalan yang lurus” kemudian di ayat terakhir “dan bukan jalan orang yg sesat”, maka disini jelas petunjuk dan kesesatan adalah perbuatan Allah.

    Maka bandingkan dengan fatwa taqiyyuddin dalam Syakhshiyah Al-Islamiyah, taqiyyuddin berkata :
    “… Petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA, BUKAN DARI ALLAH.”

    Inilah salah satu penyimpangan besar taqiyyuddin, innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

  85. Akhi pengelola,coba anda simak pendapat taqiyudin.:..’berdasarkan hal ini kita dpt menjelaskan bhw makna2 yg terdapat didlm ayat dan hadis2 bukan sprti yg dimaksudkan dan diperselisihkan oleh mutakalimin. Yg dimksd adalah KETENTUAN DAN KEMAHATAHUAN ALLAH,yakni KETETAPANNYA DI LAWHIL MAHFUZ….,(Syakhsiyah 1 bab al qadar,hal 101,PTI 2003) sekali lagi,gugurlah tuduhan akhi

  86. Saudara abu liwa yang diberkahi Allah,

    PERTAMA,

    Coba saudara teruskan sedikit kalimat dalam paragraf tersebut, kalimat selanjutnya yang merupakan kalimat kesimpulan justru anda hilangkan, yaitu perkataan taqiyyuddin “…Jadi, tidak ada hubungannya dengan pembahasan qadla dan qadar seperti yang digembar-gemborkan para mutakallimin”.

    Nah, jika taqiyyuddin sendiri mengatakan bahwa ketentuan dan kemahatahuan Allah tidak berhubungan dengan qadha dan qadar, lantas kenapa anda pakai perkataan taqiyyuddin ini untuk menggugurkan nasihat saya terhadap penyimpangan qadha dan qadar taqiyyuddin, padahal ini justru menunjukkan betapa bedanya fatwa-fatwa taqiyyuddin dengan ijma ahlus sunnah bahwa qadha dan qadar terkait dengan ketentuan Allah dan kemahatahuan Allah.

    KEDUA,

    Anda belum menjawab pertanyaan saya tentang zina dan pernyataan saya bahwa petunjuk dan kesesatan adalah ketetapan Allah bukan seperti yang taqiyyuddin katakan bahwa itu dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.

  87. Akhi yg saya mksd adlh,anggapan ht mengingkari hds yg akhi sampaikan,dari sdt pandang al qadar (dlm nash bkn dlm qadha wa qadar versi mtkalimn)jelas ht tdk mengingkari hds tsb.maaf klu kurang jelas. al qadar dlm nash beda dg qada wa qadar yg dibahas mutakalimin tdk berarti ht mengingkari,bukankah ht memaknai al qadar berdasarkan nash quran hadis?
    Kedua.
    Pertanyaan akhi
    Berasal dr asumsi pendapt pribadi sy,dan sy dah bktikan itu dari ht,jd tdk relevan lg,
    Mengenai petunjuk dan kesesatn silahkan akhi baca syakhsiyah 1 disitu taqiyudin membahas ckp rinci ttg pemalingan makna,dan dalil yg anda sampaikan,selaras dg pemhmn ht,bhw petunjuk hrs diusahakan.
    ‘Katakanlah,’apabila aku tersesat sesungguhnya hanya menyesatkan diriku sendiri’.-saba 50

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Jika demikian fokus pembicaraan yang anda inginkan baiklah mari kita pertajam pembahasan hadits2 tersebut,
      namun sebelumnya apakah berarti anda mengakui bahwa pemahaman aqidah qadha dan qadar HT memang menyelisihi ijma ahlus sunnah, benar demikian ?
      Kemudian tolong anda jelaskan yang anda maksud mutakallimin itu apakah temasuk semua ulama ahlus sunnah ?

      Nah sekarang mari kita pertajam hadits2 tersebut, mari kita buktikan sama2 .

      Hadits pertama,
      “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka.”. [HSR. Muslim].

      Apakah ada pernyataan taqiyyuddin yang menyatakan bahwa manusia sejak lahir sudah ditentukan akan jadi ahli surga atau ahli neraka.

      Hadits kedua,
      “Barangsiapa ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”. [HR. Tirmidzi, Ahmad-shahih-].

      Apakah ada pernyataan taqiyyuddin bahwa amal perbuatan manusia telah ditetapkan juga oleh Allah baik amal baik (sholat, shaum, dsb) maupun amal buruk (mencuri, minum khamr, dsb).

      Hadits ketiga,
      “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya yang dia akan menjalaninya”. [HSR Bukhari Muslim]

      Apakah menurut taqiyyuddin atau menurut anda atau menurut HT, orang yang berzina itu dia sendiri yang menetapkannya ataukah Allah yang menetapkannya.

  88. Akhi pengelola,
    Untuk pertanyaan pertama,sy butuh penjelasan anda ttg pemahaman ht yg mana dan pendapat ijma ahlusunah yg mana.
    Pertanyaan kedua, ahlu sunah yg dimaksud taqiyudin adalah nama dari salah satu mazhab akidah pada saat itu,yg cirinya telah di sebutkan.dan sepanjang yg saya tahu ,4 imammazhab,syafi’i,malik,ahmad,abu hanifah bukanlah trmsk,jg dawud asfahani.
    Ttg hadis 1 dan 2, ttg pernyataan taqiyudin saya kira sulit melacaknya,mengingat beliau bukan nabi, yg perkataan dan tingkah lakunya slalu direkam oleh para sahabat.
    Ttg hadis ketiga,
    Ttg orang yg berzina. Maka hal itu tlah dituliskan dilawh mahfuzh, dari sisi perbuatan masuk dalam lingkaran yg dikuasai manusia,karenanya akan dihisab

  89. Assalamualaikum, maaf nih saya mau nyeletuk, misalnya pengelola blog ini sudah ditakdrkan masuk neraka, sia-sia dong segala amal ibadah yang selama ini dilakukan, kemudian beruntung banget misalkan orang2 penzina yang notabene berdosa pada masuk surga karena Allah sudah mentakdirkan masuk surga, gimana nih jadinya?
    maaf ya celetukan saya
    Wassalamualaikum.

  90. @abu liwa

    1. Pendapat HT bahwa qadha dan qadar tidak terkait amalan manusia yang dihisab (mencuri, berzina, dsb) dan bahwa amalan manusia yg nanti dihisab adalah murni manusianya sendiri yang menentukan terjadinya bukan Allah, sedangkan ijma ahlus sunnah mengatakan bahwa qadha dan qadar justru terkait amalan manusia dan semua amalan manusia yang menentukan terjadinya adalah Allah.
    2. Pertanyaan saya yang kedua bukan siapakah ahlus sunnah namun siapakah mutakallimin menurut taqiyuddin dan apakah termasuk para ulama ahlus sunnah, mohon dicermati lg pertanyaannya.
    3. Berarti anda tidak punya bukti taqiyyuddin tidak menafikkan hadits tersebut sehingga anda tidak berhak menyatakan “gugurlah pendapat anda” sebagaimana yg anda katakan sebelumnya.
    4. Anda tidak menjawab lagi pertanyaan saya. Yang saya tanyakan apakah manusia yang menetapkan terjadinya perzinaan manusia itu ataukah Allah yang menetapkan, sementara anda hanya menjawab dengan jawaban yang justru bertentangan makna karena anda katakan itu “telah tertulis di lauhulmahfuz” maka ini berarti telah ditetapkan Allah sejak zaman azali, namun setelahnya anda katakan masuk dalam “lingkaran yang dikuasai manusia” maka ini berarti manusianya yang menetapkan terjadi tidaknya hal itu, maka ini adalah jawaban yang saling bertentangan makna.

    @Sarka

    Celetukan anda sudah dijawab oleh Rasulullah dalam hadits shahih :

    “…maka demi Zat yang tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya seseorang kamu beramal dengan amalan ahli syurga sehingga antara dia dan syurga tinggal sehasta saja lalu dia didahului dengan kitab (takdir) maka dia beramal dengan amalan ahli neraka kemudian dia masuk neraka, dan seseorang kamu beramal dengan amalan ahli neraka sehingga antara dia dengan neraka jaraknya sehasta saja, lalu dia didahului takdir maka dia beramal dengan amalan ahli syurga kemudian dia masuk syurga”. [al-Bukhari & Muslim].

    Jika seorang hamba ditetapkan masuk neraka maka ia tidak akan terus menerus beribadah namun ia akan bermaksiat.
    Namun orang yang terus menerus berzinapun tidak akan masuk surga melainkan pasti takdirnya di neraka, itulah ketentuan Allah yang ada dalam hadits tersebut.

    Lantas kenapa kita masih berikhtiar (beramal) adalah karena takdir itu tidak pernah diberitahukan pada kita dan kita yakin dengan kita melakukan amalan ahli surga maka berarti takdir kita tertulis masuk surga, insyaAllah.

  91. sepertinya qodho-qodar HT tdk spt yg dituduhkan oleh Koma HT deh. Anda sdh baca juga kitab saksiyah?

    • Silahkan simak koment saya sebelumnya, hampir semua rujukan saya justru berasal dari kitab syakhsiyah al islamiyah HTI, dan saya sudah baca berulang kali kitab tersebut insyaAllah

  92. Kalau ingin penjelasan ttg bab qodho qodar, silahkan anda baca buku : Islam Politik dan Spiritual karya Hafidz Abdurrahman ketua dpp hti.
    Pasti penjelasannya tdk yg spt anda ungkapkan.

    • Saya tidak menjelaskan dengan pemikiran pribadi tapi saya hanya sekedar menuliskan isi kitab2 mutabanat HT.
      Adapun buku Hafidz Abdurrahman posisinya tidak lebih tinggi dari kitab2 mutabanat HT.

  93. amien ya robbal alamien

  94. KAN DIADAKAN BEDAH BUKU “MADZHAB AL-ASY’ARI” PLUS DEBAT AKIDAH DI SAMPANG MADURA 1 AGUSTUS 2010 DI GEDUNG PKPN SAMPANG. SEMUA PENGUNJUNG TIDAK DIPUNGUT BIAYA ALIAS GRATIS….! DEMI DAKWAH.
    BUKU “MADZHAB AL-ASY’ARI” KARANGAN UST IDRUS RAMLI

    PEMBANDING YANG AKAN HADIR
    DARI JIL, HTI JAWA TIMUR, SYI’AH, WAHABI DAN AHLUS SUNN…AH
    KONTAK PERSON
    USTADZ FAUZI
    081913506679

  95. Dari mana pemilik blog ini bisa mengatakan bahwa menurut HT pilihan kebaikan dan keburukan itu diciptakan oleh manusia sendiri? Di kitab apa kalimat macam itu ada wahai yang mengaku ahli tentang HT?

    Hati-hati, anda jangan sampai membuat-buat perkataan dan menisbatkannya kepada orang lain!

    Saya bisa menunjukkan fakta dari kitab-kitab HT yang berbeda dengan apa yang anda katakan!

    Menurut HT, Pilihan yang ada pada manusia, untuk melakukan perbuatan baik/buruk sama sekali tidak mengurangi sedikit pun sifat ke”Maha Penciptaan Allah” sifat keMaha-Kuasa-an Allah, MahaBerkehendaknya Allah dll. Karena Allah-lah yang memberi manusia semua itu, Allah yang memberi manusia qobiliyah (potensi) untuk melakukan perbuatan baik dan buruk, dan Allah juga berkehendak dan menciptakan adanya jenis perbuatan baik dan buruk di muka bumi ini. Jika Allah tidak menciptakan dan tidak menghendaki, niscaya tidak ada perbuatan baik dan buruk.

    Nampaknya halaqh anda tidak sampai Asy Syakhshiyyah jilid I. Atau mungkin anda tidak pernah halaqoh dengan HT sama-sekali?

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Saya tidak pernah mengatakan “menurut HT pilihan kebaikan dan keburukan itu diciptakan oleh manusia sendiri”
      kapan dan dimana saya mengatakan itu ?
      Jangan lebay ya akhi…

      Yang saya katakan adalah : menurut HT amal baik dan amal buruk adalah ditentukan manusia sendiri (lingkaran yang dikuasai manusia).

      Untuk memperjelasnya silahkan anda jawab pertanyaan saya ini :
      JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???

      • Bengkel Fikrah

        Pada tanggal 20 mei 2010, anda berkata “Itulah kenapa saya katakan HT salah dan HT = Qadariyyah,
        karena HT mengatakan bahwa pilihan perbuatan itu yang menciptakan manusia sendiri bukan Allah.”

      • Subhanallah ternyata antum benar dan saya yang salah dalam menulis, sungguh maksud saya bukan demikian, dan untuk itu sudah saya koreksi kesalahan tulis saya, silahkan anda simak kembali diatas.

        Demikian koreksi tulisan saya semoga cukup jelas, namun sebenarnya intinya tetap sama bahwa dalam perkara itu HT = qadariyyah, jadi hanya salah dalam menuliskan maksud namun tidak merubah esensinya, jazakallahukhairan atas koreksinya, dan saya hanyalah manusia biasa yang bisa khilaf dan lupa, barakallahufikum.

    • Dugaan tidak akan menghasilkan kebenaran. Kesimpulan itu di akhir, bukan di awal. Anda sendiri sdh baca kitab tsb? ^_^

  96. Tuduhan bahwa HT adalah qodariyah merupakan takfir, sebab qodariyah itu menolak kemahatahuan Allah dan sifat MahaKuasanya Allah. Mereka mengatakan “Allah tidak tahu dan tidak menghendaki perbuatan ma’shiyat sebelum manusia menciptakan dan melakukannya”. PErkataan ini disepakati oleh umat islam, termasuk HT, sebagai kekafiran.

    Apakah anda menuduh HT seperti itu?

    • MasyaAllah, saya tidak pernah berucap HT menolak sifat keMaha Tahuan Allah, coba tunjukkan kapan dan mana pernyataan saya yang seperti itu.
      Ini fitnah atau antum saja yang lebay ya akhi…
      Hati-hati menuduh orang ya akhi…

      • Bengkel Fikrah

        Qodariyah, anda tahu apa artinya? Qodariyah adalah sekte yang menolak sifat kemahatahuan Allah. Seperti yg dikatakan oleh para imam sunni, bahwa mereka berkata “Allah tidak mengetahui adanya maksiyat sebelum manusia melakukannya”. mereka juga berkata “Allah menciptakan asas segala sesuatu, kemudian meninggalkannya tanpa tahu masalah-masalah cabangnya”. Itulah qodariyah. Nampaknya anda perlu baca lebih banyak tentang masalah firoq sebelum menyematkan label “qodariyah” “mu’tazilah” dll.
        Hati-hati menyematkan stempel pada orang lain! Kami meyakini bahwa Allah Maha Tahu, yang kecil dan yang besar, yang tampak dan yang tersebunyi, yang pernah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi sampai hari kiamat. Allah juga tahu siapa yang amal baiknya akan berat dan siapa yang amal buruknya yang lebih berat, sehingga dia telah menetapkan siapa yang akan masuk surga dan siapa yang akan masuk neraka

      • Yang dimaksud menolak bahwa Allah Maha Tahu manusia akan melakukan maksiat atau tidak adalah karena Qadariyyah dan HT sama-sama mengatakan maksiyat itu manusia sendiri yang menentukan terjadinya bukan Allah yang menentukan, hal ini menyelisihi ke Maha Tahu an Allah karena apabila Allah telah Tahu bahwa manusia akan berbuat maksiat esok hari maka berarti Allah telah menetapkan hal itu sebelum manusia itu berbuat.
        Jadi maksudnya bukannya langsung meniadakan sifat al ‘ilm milik Allah.

        Qadariyyah muncul pada tahun 80 H yang berasal dari ‘Amr bin ‘Ubaid dari Bashrah yang bersepakat dengan Washil bin Atha’ Al-Makhzumi dari Madinah dalam suatu pemikiran, yaitu masalah taqdir dan sifat Allah yg terkait itu, maksudnya adalah dalam perkara amal baik dan amal buruk yang dihisab Allah yang berujung pada petunjuk dan kesesatan serta surga dan neraka menurut mereka semua itu ditentukan manusia sendiri bukan ditentukan Allah. (Lihat Siyar A’lam An-Nubala, karya Adz-Dzahabi, 5/464-465, Al-Milal Wan-Nihal, karya Asy-Syihristani hal. 46-48, dan Firaq Mu’ashirah, karya Dr. Ghalib bin ‘Ali Awaji, 2/821)

  97. So, untuk pemilik blog: pelajari fikrah mutabanat HT lebih cermat! saya tidak melarang antum berkomentar, tapi tolong, penisbatan suatu fikrah kepada HT harus akurat dan valid, jangan ngarang sendiri dan ngawur!

    • Saudara sesama muslim yang diberkahi Allah,

      Dalam perkara amal sholih dan amal maksiyat maka Hizbut Tahrir meyakini hal itu murni diciptakan manusia dan tidak ditentukan Allah. Sehingga DALAM HAL INI Hizbut Tahrir bisa dikategorikan Qadariyyah atau menolak ketetapan Allah. Wallahul musta’an.

      • Bengkel Fikrah

        Allah Maha Pencipta, di “tanganNya’ lah beredar segala hal di dunia ini, baik kebaikan maupun keburukan. Semua ada karena dia Maha Pencipta. Manusia melakukan kebaikan secara hakiki, Allah menciptakan kemampuan pada diri manusia untuk berbuat dan memilih, apakah yang baik ataukah yang buruk. Tidak diragukan lagi, bahwa perbuatan manusia adalah makhluq, tapi kami bukan Jabariyah yang menyatakan bahwa manusia layaknya bulu yang ditiup angin, atau wayang yang dimainkan oleh dalang. Tidak ada satu nash qoth’i pun yang menyatakan hal itu secara dzohir.

      • Antum semua jelas bukan jabariyyah ya akhi, dan yang antum tuduh jabariyyah itukan justru ahlus sunnah.
        Tapi antum bisa termasuk qadariyyah karena dalam perkara amal sholih dan amal maksiyat maka antum meyakini hal itu murni diciptakan manusia dan tidak ditentukan Allah.
        Antum dalam perkara amal baik dan amal buruk yang dihisab Allah yang berujung pada petunjuk dan kesesatan serta surga dan neraka menurut antum semua itu ditentukan manusia sendiri bukan ditentukan Allah.
        Inilah kenapa saya katakan antum qadariyyah.

        Untuk memperjelasnya silahkan antum jawab pertanyaan saya ini :
        JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???

  98. kadang saya mau tertawa melihat umat islam di indonesia, klo masalah aqidah debatnya sampai mau angkat pedang beda pemahaman saling mengkafirkan, y wlaupun ini udah jd warisan nenek myang kita, tapi kenapa umat islam sekrang sangat kurang kepekaannya dalam melhat realitas.?
    percylh imam mahdi bkan seorang makhluk tuhan tetapi sebuah sistem lyknya agama islam(bkn agama bru lho), logika aja sekaliber rassulluh aja hanya mampu memberi kita petnjk2 yang sgt slit kita t’jmhkan,
    m’f atas kdgkln sy b’fkr. klo tdk p’cy blh abaikan coment sy ini.

    • Tidak pernah saya mengkafirkan saudara saya di HTI, dalam Islam seorang muslim yang salah bukan berarti ia kafir.

      Adapun tentang al mahdi yg anda katakan ia bukan makhluk, tapi menurut Nabi ia makhluk, apakah saya harus percaya omongan anda ataukah sabda Nabi ?
      anda sudah tahu jawabannya.

      • Bengkel Fikrah

        kalo syi’ah gimana? Rausan fiqr, ada organisasi syi’ah di tempat saya yang pakai nama ini. Saya gak tahu apakah yang komen di atas ikut di sana

  99. Afwan, pengelola, antum menggunakan sumber sekunder untuk menilai asas , menganalisa dan membandingkannya.

    Sumber sekunder, bisa salah memahami sumber primernya. Antum dan kontributor antum, bisa menjadi sumber tertier yang salah memahami maksud sumber sekunder antum.

    Semakin jauh antum membahas dengan sumber sumber macam itu, semakin jauh antum menyesatkan pemahaman para pembaca terhadap pemahaman qada qadar hti.

    Saran ana : baca buku nizhomul islam ( kitab 1 hti ), antum ngaku sebagai mantan hti, seharusnya sudah punya buku itu, kalau belum antum tidak boleh mengaku hti. Halqah aja mungkin belum pernah ? Kalau sudah halqah, antum mesti sudah punya. Baca bab qada dan qadar. Bandingkan dengan tulisan antum di atas. Ana yakin, antum akan merasakan kesalahan fatal atas tulisan antum.

    Masih belum jelas datangi maktab hizb di crown palace. Minta ketemu dengan pengurus di sana. Diskusikan maksud yang tertulis di buku itu. Belum puas, temui amir. Diskusikan …

    Insyaallah antum terpuaskan. Insyaallah antum sadar telah memutar balikkan fakta dan menyesatkan dengan mengambil sumber sekunder.

    Afwan akhi. Lakukan saran saya, jika antum memang ingin menjaga Islam ini tetap jaya. Jika tidak, lebih baik antum tutup saja blog ini.

    Wassalam.

    • Saudaraku yang diberkahi Allah,

      Nasihat itu jika benar maka pakailah namun jika salah maka tinggalkanlah, begitu pula nasihat saya pada ht yang sudah sering saya suarakan maka pakailah jika memang itu benar, namun jika salah maka tinggalkanlah.

      Saya tidak memakai data sekunder, data saya berasal dari kitab-kitab mutabanat ht dan dialog langsung dengan para aktivis HT.

      Anda menuduh saya salah memahami kitab ht, coba anda tunjukkan yang jelas mana letak kesalahannya, jangan cuma bisa mencela tanpa bukti.

      Coba anda cek kembali diskusi dan koment2 diatas, apakah ada aktivis ht yang berani menjawab pertanyaan sederhana saya yaitu :
      JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???

      Untuk kitab nidzamul Islam saya justru punya koleksinya dari tahun penerbitan yang berbeda yang ternyata isinya banyak berubah sehingga kitab nidzamul islam yang dikaji para daris baru saat ini sebenarnya bukan karya asli taqiyyuddin lagi.

      Untuk masalah mendatangi maktab sudah saya bahas sebelumnya, silahkan di cek kembali.

    • Kalau cuma bilang “salah”, tukang becak yg gak pernah ngaji juga bisa. Kalau bisa menunjukkan ini salah [menurut HT], yg benar begini, itu baru OK.

  100. Assalamu’alaikum…

    sebagai masyarakat indonesia saya sepakat untuk mas indra yang comen diatas…kalo bisa dilivekan trus nanti dibuat video streaming atau bentuk film di youtube dan disebar ke seluruh dunia…khan ht punya situs sendiri dan ada infokom nya katanya…nah bagus banget sambil diliput oleh media ht secara live biyar masyarakat dan para alim ulama juga tahu, dan masalah ini akan selesai karena akan diluruskan oleh masing2 pihak…kalo gini jadi terkesan pengecut dan tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang malah akan semakin memperbesar masalah….mas pengelola,jika anda yakin benar maka anda tidak akan takut sedikitpun, pasti anda akan datang ke kantor ht di crown palace tentang ketidakpuasan anda.. karena jika anda mati pun akan syahid karena membela kebenaran kalo anda benar…

    waslm

    • saya tahu cara kerja syabab HT di forum2 diskusi terbuka ya akhi, jadi percuma saja, insyaAllah saya tidak akan terjebak.
      Silahkan dilanjut diskusi di blog ini, kami persilahkan juga pihak HT untuk berkomentar.

  101. Akhi pengelola,saya ingin bertanya,
    Apakah ketika manusia berzina dia dipaksa oleh Allah untuk berzina,atau manusia sendiri yg melakukannya tanpa paksaan ?

  102. Silahkan dijawab dulu pertanyaan saya ya akhi, baru saja jelaskan, insyaAllah

  103. Akhi,
    Ttg bahasan qadha qadar mmg ada beda antara ht dan ahlusunah(asyariah) ttg siapa mutakalimin taqiyyudin sdh bahas dlm stu bab disyaksiyah 1,afwan sy tdk bisa tulis karna terlalu panjang,mengingat hp sy tdk qwerty,ttg zina jwban sy tdk bertentangan tergantung cara pandang.
    Jika akhi tdk bisa jawab tdk apa2,sy tdk maksa,tapi mungkin ini masalah yg penting agar tdk salah memahami pemikiran ht,syukran

  104. Berarti antum sudah mengakui bahwa HT berbeda aqidah dengan ahlus sunnah.
    Tentang mutakallimin saya tidak akan mengejar terlalu jauh, tapi kesimpulannya para ulama ahlus sunnah oleh taqiyyuddin juga dianggap mutakallimin (dalam perkara qadha & qadar).

    Tentang zina anda tidak menjawab pertanyaan saya, maka saya pun buat apa menjawab pertanyaan anda karena kita tidak bisa membandingkan penpadat kita mana yang rajih dan mana yang lemah.

    Padahal pertanyaan saya sepele :
    JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???
    Kalo saya akan saya jawab dengan lantang, Allah lah yang menentukannya.
    Nabi bersabda : “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya yang dia akan menjalaninya”. [HSR Bukhari Muslim]

    Nah, apa susahnya menjawab seperti itu ya akhi.

  105. mas pengelola..tidak ada yang percuma dalam mencari kebenaran yakinlah…ingat…sesungguhnya Allah maha mengetahui apa apa yang kalian kerjakan…

  106. Jazakallah khairan, silahkan dikritisi tulisan saya agar mas akri dapat terus mencari kebenaran.

  107. iya mas semua juga mencari kebenaran, tapi kebenaran itu harus didiskusikan dengan cara baik2 dan dipublikasikan ke masyarakat luas supaya masyarakat itu tahu tentang kebenaran atau kebathilan yang selama ini diserukan oleh orang2 yang kata anda mungkin bisa menyimpang atau anda kritisi, tapi anda juga harus besifat jentel jangan hanya bersembunyi dibalik blog ini, maaf mas pengelola, sarana diskusi di live kan sudah ht sediakan gak ada salahnya anda datang ke kantor nya di crown palace,dan diskusikan disana, stelah itu baru terbitkan buku nya, itu lebih bagus.. ini menyangkut keimanan umat islam mas, kelak semua akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah di yaumil akhir nanti,dan Allah maha mengetahui semuanya yang tersembunyi diantara hamba2 nya….

    tafadol itu hanya saran saja dari saya sebagai masyarakat indonesia smoga anda mengerti… :)

    • Blog ini lebih umum dan lebih bisa disimak publik ya akhi, sudah banyak syabab HT yang menyimak dan koment disini.
      Saya juga sudah lakukan diskusi di dunia nyata dan sudah saya upload di blog ini file mp3 nya.

      Jadi semua persyaratan untuk diketahui publik justru telah terpenuhi di blog yang mubarokah ini ya akhi.

      Tentang saran antum agar saya mendatangi kantor pusat HTI saya sampaikan jazakallahu khairan, insyaAllah akan dipertimbangkan setelah ada undangan resmi dan jaminan keamanan dari HTI.

  108. Akhi,kalau demikian cara pandang anda ttg akidah ht,maka akan banyak perbedaan akidah kaum muslimin dg ahlussunah mkn termasuk anda,
    Jika diajukan pertanyaan berikut,
    1.apakah allah punya tangan?
    2.kedua tangan allah kanan kiri atau kanan semua?
    3.dimana allah?
    Sy kira jawaban anda juga beda dg ahlussunah,yg artinya ANDA JUGA BEDA AKIDAH DG AHLU SUNAH.
    Kemudian ulama anda sendiri IBN HAZM berpendapat ada NABI WANITA,tentunya hal ini bertentangan dg ahlu sunah,
    ‘Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu,kecuali laki laki yg Kami beri wahyu kdpada mereka’ Nahl 43
    Mkn ini komen terakhir sy di tema ini, mhn maaf kalau ada kata yg tdk berkenan.

    Abuliwa,Bekasi

    • @abu liwa; pertanyaan ente ini adalah salah satu pertanyaan yg dicela oleh izzuddin abdusalam muallif kitab qowaidul ahkam

      dan pertanyaan semisal ini juga yg hardik oleh oleh imam malik kepada seorang yg bertanya tentang istiwa’,jawaban beliau:Al-Istiwa’ Ma’lum wal Kaifu ‘anhu Marfu’- Wal Imanu bihi Wajibun was Sualu ‘anhu Bid’atun. Artinya: “Al-Istiwa’ sudah diketahui (Dalam al-Quran dan dalam bahasa Arab), al-Kaif (Tehnisnya/sifat makhluk) tidak masuk akal (Mustahil), mengimaninya wajib, dan merpertanyakan kaif suatu bid’ah”.

    • Saudara abu liwa yang diberkahi Allah,

      Tidak semua permasalahan boleh disama ratakan ya akhi, masalah kesalahan aqidah qadha dan qadar berbeda dengan masalah2 yang anda sebutkan.

      Karena dalam masalah qadha dan qadar tidak ada ikhtilaf dan ahlus sunnah satu sikap saja dalam hal ini, adapun yang menyelisihi ahlus sunnah pasti hanya akan terjatuh pada dua kelompok saja, yaitu qadariyyah ataupun jabariyyah.

      Jadi jelas bagi siapa saja menyelisihi aqidah ahlus sunnah dalam perkara qadha dan qadar, maka ia adalah ahlul bid’ah, dan telah menyimpang aqidahnya, karena aqidahnya tidak sama dengan aqidah Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wa salam.
      Waliyaudzubillah.

  109. assalamu’alaykum..
    akh, izin copas dan posting di blog ya. barakallahu fiik..

  110. Tafadhol ya akhil karim, waiyyakum aidan

  111. wah komentar, walo gak semua dibaca intinya sama lah setuju, tidak setuju, dan mempertanyakan…………. kesimpulan sepintas kaya kembali pada masa washil bin atho (masa mu’takjilah) klo belum memahami alur iman ini akan menjadi bingung bila kita baca n bisa sesat menyesatkan, saya kira yang nulis artikel juga baru sepotong memahami maslah takdir ……… saya sarankan (hehehe………hanya saran) baca dulu semua bahasan tentang qodo n qodar dari semua kitab dengan teliti kritis maka akan didapat kesimpulan mana konsep qodo dan qodar yang masuk akal ………………
    saya tau nilai kebenaran bukan hanya di akal, tapi stidak2nya menghilangkan keraguan akan keimanan ini…………

    kita tidak tau yang di tulis din lauhimmahfudz itu perbuatan kita atau rumus akan sebab akibat dari perbuatan kita.
    dan mungkin hal ini adalah hal yang mutasyabihat yang kita tidak boleh mentakwilnya. (aduh wis ngantuk …………….. sakieu bae heula njih ………..) (enggih doro)

    (dalam kitab aqidah islam said sabik apa yang di paparkan HTI agak mendekati mungkin bisa dibaca sebagai rujukan)

  112. Saudaraku yang diberkahi Allah,

    Begini saja, jika antum sanggup menunjukkan satu saja ulama ahlus sunnah yang fatwanya sama dengan taqiyyuddin dalam perkara qadha dan qadar maka akan saya hapus tulisan saya tentang qadha dan qadar ini.
    Cukup satu saja ya akhi, silahkan saya tunggu…

  113. Alhamdulillah…membaca diskusi teman2 saya melihat dinamika yg sangat besar. Namun harapan saya pribadi adalah agar kita tetap mempererat Ukhuwah Islamiyah dan berharap dapat termasuk Golongan Yang Selamat yaitu golongan yang setia mengikuti manhaj Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dalam hidupnya, serta manhaj para sahabat sesudahnya.
    “Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Tidak akan bercerai-berai sehingga keduanya menghantarku ke telaga (Surga).” (Di-shahih-kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’).
    “Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat-nya.” (An-Nisaa’: 59)
    “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisaa’: 65)

    Golongan Yang Selamat tidak mendahulukan perkataan seseorang atas Kalamullah dan RasulNya, realisasi dari firman Allah:
    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguh-nya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hujurat: 1)

    Selamat berdiskusi saudara2ku, namun tetaplah berpegang pada tali Allah SWT. Semoga Allah SWT meridhoi.

  114. DISKUSI DI BLOG INI SELAMANYA TAK AKAN SELESAI. KALO EMANG MASING2 JENTEL UDAH JANJIAN KETEMU AJA , SEBUTIN ALAMAT DAN NO YANG BISA DIHUBUNGI. KOMA HT DAN TEMAN2NYA JUGA SEBUTIN ALAMATNYA JANGAN BERANI DI DUNIA MAYA BEGITU JUGA ORANG HT KALO EMANG NGAKU PENDAPATNYA KUAT HARUS BERANI JUGA SEBUTIN ALAMAT. BIAR JELAS MASALAHNYA. DAN NANTI HASILNYA POSTING DI SINI….OK!

  115. Di dunia nyata kan sudah ya akhi ? itukan ada mp3 nya, silahkan anda download dan dengarkan, apakah karena pihak HT kalah dalam diskusi itu jadi hasil diskusi itu tidak diakui dan harus diadakan diskusi ulang ?

  116. saya sepakat bwt wong ndeso kalo begini terus tidak akan menyelesaikan masalah, yang ada malah tambah masalah…. alamat hizbut tahrir khan udah jelas di situsnya diposting..semua masyarakat, tokoh masyarakat dan umum udah pada tahu kok…tinggal yang punya blog ini apakah beliau mau memposting alamatnya disini or datang langsung untuk berdiskusi disana secara Live…
    entah alasan apa lagi yang beliau buat…kita tunggu saja…

    • Saya tidak sepakat, diskusi saya di dunia nyata tidak antum akui keberadaannya, malah minta diskusi baru, menyedihkan, apa sifat orang yang jentel ?

      • sifat seorang jentel itu berani bertemu/kopi darat dan membawa kitab2 rujukannya untuk didiskusikan didepan forum yang disaksikan banyak masyarakat, tokoh masyarakat, dll dan ditayangkan secara live, agar masalah ini tidak berlarut-larut, dan itulah yang diajarkan oleh islam kepada umatnya, setelah itu kembalikan lagi kepada Allah dan RAsul-Nya…kalo anda tidak berani ngaku aja gpp kok…kalo mau disini terus ya itu…pengecut namanya….

      • Saya tidak datang ke kantor pusat HT sebagaimana jubir HT tidak datang ke blog ini, jadi skor sama 1 :1.
        Tapi alhamdulillah saya tetap berdiskusi dengan aktivis HT di dunia nyata, dan ada bukti MP3 maka skor berubah jadi 2 : 1 hehe

        Kalo diskusi disini tidak berani apakah jentel ?
        Lihat syarat2 yang anda ajukan :
        1. Bertemu/kopi darat : saya sudah bertemu dan sudah saya upload hasil mp3 nya.
        2. Membawa kitab rujukan : saya menuliskan kitab rujukan secara lengkap bahkan kitab tersebut sudah bisa di download gratis.
        3. Disaksikan masyarakat : di blog ini sangat banyak sekali masyarakat yang bisa menyaksikan, bahkan bisa ikut berdiskusi, tanpa ada kuota batasan peserta.
        4. Ditayangkan live : blog inipun live dan bisa diakses semua kalangan.

        Saya hanya menasehati penyimpangan HT, dan alhamdulillah sudah banyak yang mengerti dan taubat, insyaAllah itu cukup.
        Saya tidak datang ke kantor pusat HT sebagaimana jubir HT tidak datang ke blog ini, jadi skor sama 1 :1.
        Tapi alhamdulillah saya tetap berdiskusi dengan aktivis HT di dunia nyata, dan ada bukti MP3 maka skor berubah jadi 2 : 1 hehe

      • Di dunia maya aja, lebih enak nyimaknya sambil santai. Ini sdh zaman IT masih pengen ngadain acara kayak zaman kuda gigit besi aja. Bagi sy sama aja sepanjang dalil dan rujukannya jelas. Bahkan sy bisa mengecek langsung dalil2nya kalau kebetulan punya kitabnya. Jd gak perlu repot2 ngangkut kitab2 yg berat. Biasanya kalau syabab HT sdh bilang begini, dia sdh kehabisan argument. “Copy darat aja”, itu adalah senjata pamungkas atau pengibaran bendera putih.

      • saya sudah sebutkan kalo diskusi disni akan semakin menambah masalah..provokasi, terprovokasi, menghina, menghujat dll ada disini..cobalah anda bersikap dewasa jangan kayak anak kecil, saya rasa diskusi di tempat terbuka akan lebih fair karena antara anda dan pihak HT saja dan teman2 disini yang lain juga bisa menyaksikan kiprah anda, saya juga menunggu kiprah anda di di diskusi terbuka secara LIVE…kalo anda tidak berani aja/takut kehilangan muka ya bilang terus terang gak usah beralasan ngolor ngidul kesana kemari…

      • Kalau orang gak pengen ketemu, masa mau dipaksa? Bro, kalau sama orang baik kayak Aa Gym mah, gak usah maksa juga, orang pada datang nyambangi. Btw, ente ngomong ini resmi atas nama HT atau malah mengundang tanpa sepengetahuan para pembesar HT?

  117. Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh

    Subhanalloh, ana sudah membaca semua diskusi di atas, bahkan diskusi di bab2 yang lain. Teruslah berjuang wahai KomaHT, yang hag tidak akan pernah dikalahkan oleh yang bathil. Cukuplah Al Qur’an dan Sunnah yang dipahami dan diamalkan para salafush sholih rujukan kita, dahulukan dalil daripada akal kita. Semoga Alloh meridhoi antum.

    Wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh

  118. @ abu hanifah : Waiyyakum ya akhil karim, jazakumullah khairan.

    @ manatan : itu link untuk kesesatan wahhaby ya ? wah menarik juga,
    oh ya anda juga mantan ht ? gimana kalo buat juga blog http://httobat.wordpress hehe

  119. JUJUR PENGELOLAKOMAHT INI PINTER BERSILAT LIDAH… TAPI AKU SANGSI APA DIA BERANI TERUS TERANG SEBUTIN ALAMATX (DI DUNIA NYATA) SELAIAN DI BLOG INI SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN SESAMA SAUDARUX, KAN KATANYA BLOG INI DIBUAT INGIN MENYELAMATKAN SAUDARAX ORANG HT. AKU YAKIN DIMANAPUN ALAMTNYA PENGELOLAH KOMA HT INI AKAN DIKUNJUNGI OLEH ORANG2 HT. SEBAB YANG SAYA DENGAR ORANG HT ITU PASTI MENDAHULUKAN DALIL YANG TERKUAT. SIAPA TAHU SAMPEYAN BISA “MENGALAHKAN” GIMANA?……..

    • Di dunia maya aja, lebih enak nyimaknya sambil santai. Ini sdh zaman IT masih pengen ngadain acara kayak zaman kuda gigit besi aja. Bagi sy sama aja sepanjang dalil dan rujukannya jelas. Bahkan sy bisa mengecek langsung dalil2nya kalau kebetulan punya kitabnya. Jd gak perlu repot2 ngangkut kitab2 yg berat. Biasanya kalau syabab HT sdh bilang begini, dia sdh kehabisan argument. Kalimat “Copy darat aja”, itu adalah senjata pamungkas atau pengibaran bendera putih. Iya kan?

    • Wong ndeso
      Ente bawa mandat dari HT buat mengundang pengelola blog ini? Jabatanmu di HT apa?

  120. Saya kan sudah berdiskusi langsung dengan aktivis HT di dunia nyata, dan sebuah diskusi tidak mungkin dimulai tanpa perkenalan kan ?
    Jadi para aktivis HT di tempat saya sebenarnya sudah kenal saya sudah tahu identitas saya dan sudah tahu wajah saya.
    Kalo anda mau tahu saya ya tanya saja ke para aktivis HT , kan sudah pada tahu semua.

    Tapi sayangnya setelah berdiskusi dengan saya dan kalah dalil kok ternyata yang lain bukannya pada minta ketemu saya tapi malah pada ketakutan ketemu saya ya…???

    • Jadi bingung nihhhh. Mana sih yang benar Syabab HT atau Mantan HT. Tolong dong JUBIR HTI.. Ust. Ismail Yusanto turun tangan menjawab tantangan bang Mantan HT. Jangan diam aja begini nih

  121. ehmm.. saya jadi pengen ketemu antum,
    masa iya mantan HT kayak begini?
    maksud saya,, kenapa ga ngomong langsung ajah sono ke ketua HT..?
    kayaknya bukan sikap seorang muslim deh, klw mengingatkan tapi ngomongnya malah ke yang laen. jadi sebenarnya mau “meluruskan” atau membantu org kafir yg antum sebut2 tadi??

    • Di dunia maya aja, lebih enak nyimaknya sambil santai. Ini sdh zaman IT masih pengen ngadain acara kayak zaman kuda gigit besi aja. Bagi sy sama aja sepanjang dalil dan rujukannya jelas. Bahkan sy bisa mengecek langsung dalil2nya kalau kebetulan punya kitabnya. Jd gak perlu repot2 ngangkut kitab2 yg berat. Biasanya kalau syabab HT sdh bilang begini, dia sdh kehabisan argument. Kalimat “Copy darat aja”, itu adalah senjata pamungkas atau pengibaran bendera putih. ^_^

  122. Saya tidak datang ke kantor pusat HT sebagaimana jubir HTI tidak pernah mau datang ke blog ini, jadi skor sama 1 :1.
    Tapi alhamdulillah saya tetap dan telah berdiskusi dengan para aktivis HT di dunia nyata, dan ada bukti MP3 maka skor berubah jadi 2 : 1 hehe

    Berita terbaru, kami sedang menggagas diskusi di dunia nyata dengan panitia dari Muhammadiyah, kontributor kami insyaAllah dua orang sementara dari HTI bebas sebanyak-banyaknya. Kami menyarankan Jubir HTI datang, sebab jika tidak berarti hanya berani menyuruh bawahannya saja agar resiko malu berkurang.

    Tapi nanti skor akan berubah jadi 3:1 lho….. kasihaan hehe

    • skor 3:1? ternyata tujuan debatnya cuma menang kalah to? na’udzubillahimindzalik…saya kira antum orang yang ikhlas

  123. assalamu’alaikum ya pengelola koma HT,
    saya punya alamat url yg katanya memuat tentang karangan asli syekh taqiyyuddin. tolong anda periksa, apakah betul demikian…?
    saya juga pernah nanya ke teman2 saya yg ikut HTI katanya data itu fitnah dan akhirnya saya minta data asli dari mereka lalu diberi pdf nidzamul islam bahasa indonesia, katanya memang susah mencari kitab yg bahasa arab, adanya yg terjemahan saja…
    ni alamatnya
    http://www.facebook.com/#!/album.php?aid=2046559&id=1586026054&fbid=1387984231404&ref=nf
    afwan ngerepoti…
    wassalam….

  124. Alhamdulillah bisa membaca hasil diskusi dan perdebatan diatas. Meski memanas, namun kebenaran tetap nampak dengan terang dan jelas. Jadi semakin manteb saya ngaji di HT.

    • Dan mengabaikan fakta2 yg telah nampak diungkapkan dalam tulisan dan diskusi2 ini ?? Apa cuman segini kualitas para pejuang khilafah ? Ckckckckckckk….

    • Tuh, benarkan? Otak mrk sdh dicuci. Sama aja dikasih tau atau tidak, mental men…Robocop ^_^

      • “Otak mrk sdh dicuci”

        comen eike…: barisan sakit hati mencoba melampiaskan kekesalannya disini..mohon di camkan ini ya saudaraku.. “Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa2 yang kalian kerjakan”… ^_^

  125. kalau dalam masalah bid’ah, apakah ada perbedaan antara HT dan Ahlussunnah? tolong penjelasannya…

  126. @adsifi : Link sedang dipelajari, namun memang ada fatwa-fatwa syabab HT yang seperti itu, hanya saja untuk dikatakan itu adalah fatwa yang resmi diadopsi oleh HT butuh pengkajian lebih jauh karena terkadang para syabab HT memiliki pendapat berbeda pada hal-hal yang tidak diadopsi HT.

    @Rasito : Masalah Qadha dan Qadar ini fatwa taqiyyuddin berbeda dengan ijma’ ahlus sunnah, jika anda bersikukuh mengikuti fatwa taqiyyuddin maka anda keluar dari aqidah ahlus sunnah. Padahal sudah saya sampaikan hadits2 Nabi dan para syabab HTI tidak ada satupun yang mampu membantah dalil hadits tersebut kecuali hanya dengan akal pikiran saja.

    @ adsifi : Justru dengan membuat pemahaman baru terhadap aqidah qadha dan qadar inilah maka berarti taqiyyuddin telah membuat bid’ah baru dalam agama ini dan tidak tanggung-tanggung yang dibuat adalah bid’ah aqidah.
    Faktanya tidak ada satupun generasi awal ummat Islam yang pemahaman qadha dan qadarnya sama dengan taqiyyuddin, baik itu Rasulullah sendiri, para shahabatnya, maupun para ulama.

  127. Kayaknya semua yang komen disini ga pake ilmu semua. Kalo yang komen langsung Jubir HTI pasti bermutu deh diskusinya. Ayo dong ust kasih pencerahan buat kita di blog ini.

  128. setiap perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan.. jgn sampai kita seorang muslim menjadi kafir.. terus lah istiqomah dan terus lah beribadah kepada Allah terus berusaha menerapkan islam yang sekarang mulai dtinggalkan umat.. kita bersatu agar islam menjadi rahmatan lil alamin, terus lah berusaha agar hukum-hukum, perintah Allah kita laksanakan dan menjauhi larangaNya secara sempurna walau perbedaan metode menerapkan islam itu tapi yang jelas kita satu.. semoga perjuangan kita dibls Allah dengan SurgaNya… ^^
    smg jg kita tidak tersibukan dengan perdebatan seperti ini.. karena umat telah menggu untuk diselamatkan dengan ISLAM..

  129. Diselamatkan dengan Islam yang aqidahnya benar yaitu Islam ahlus sunnah, bukannya Islam yang campur baur aqidahnya :)

  130. kalau saya sih lebih setuju pendapat HT, pendapat wahabi seolah2 mengatakan bahwa Allah SWT itu dzalim, sudah menentukan surga dan nerakanya manusia sebelum manusia diturunkan, lha kalau begitu, buat apa kita dihidupkan di dunia? kenapa g langsung dimasukkan ke surga atau neraka aja????
    yang betul menurut saya pendapat HT, bahwa itu adalah ilmu Allah, bukan ketetapan Allah sehingga manusia hidup di dunia ini untuk menentukan nasibnya di akhirat nanti

    • Kok wahabi lagi wahabi lagi, sebenarnya apa sih wahabi, apakah semua yang menasehati HTI selalu dituduh wahabi ? saya tahunya saat saya mentelaah kitab Ibnul Qayyim al jauziyah yang berjudul Syifaul alil fi masailil Qadha wal Qadr wal Hikmah wat Ta’lil, maka saya dapati pendapat Taqiyyuddin menyimpang dari aqidah ahlus sunnah, menyimpang dari nash dalil yang jelas.

      Mengenai KEDZALIMAN ALLAH yang anda pikirkan itu ternyata dahulu sudah pernah dibahas oleh para shahabat dengan JELAS sekali,
      simak riwayat berikut :
      Dari shahabat Abu Aswad Al Du’ali, ia berkata, Imran bin Hasin pernah bertanya padaku, “Bagaimana menurut pendapatmu mengenai apa yang dikerjakan dan diusahakan manusia pada hari ini. Apakah hal itu karena takdir yang sudah ditentukan bagi mereka lebih dahulu ataukah dikarenakan dari apa yang mereka terima dari ajaran Nabi mereka yang mereka tidak dapat membantahnya ?” Kemudian aku menjawab sebagaimana sabda Rasulullah, “Tidak, tetapi yang demikian itu dikarenakan takdir yang telah ditetapkan atas mereka”. Lalu ia bertanya, “APAKAH DENGAN DEMIKIAN ITU BUKAN SUATU KEDZALIMAN ?”. Maka aku dibuat sangat terheran oleh pertanyaan tersebut. Dan kukatakan, “Segala sesuatu telah diciptakan Allah dan dimiliki tangan-Nya”. Setelah itu ia berkata kepadaku, “Semoga Allah memberkatimu, sesungguhnya aku tidak ingin dari pertanyaan yang kuajukan kepadamu tadi kecuali hanya untuk menjaga pikiranmu. Sesungguhnya ada dua orang pezina yang datang kepada Rasulullah dan bertanya : “Ya Rasulullah, bagaimana menurut pendapatmu mengenai apa yang dilakukan dan diusahakan oleh manusia pada hari ini, adakah sesuatu dari takdir yang telah ditetapkan bagi mereka dan berlaku pada diri mereka yang mendahului ?” Maka beliau menjawab : “Benar, sudah ada takdir yang ditetapkan bagi mereka dan berlaku pada diri mereka”.
      Diriwayatkan dari Imam Bukhari dari hadits Imran bin Husain.

      Maka mana yang hendak anda ikuti ? pemahaman HTI ataukah pemahaman shahabat dan Rasulullah diatas ?

      • Bukan Mas Pengelola, kalau menasihati HT itu JIL, antek yahudi, nashrani, budak thoghut. Itu mmg sdh terpatri dalam benak dan hati mrk. Hanya iradah dan hidayah Allah yg mampu menyelamatkan mrk ^_^

      • @hening suara
        wah wah wah antum mirip dengan para Barisan SAkit HAti ih ^_^..ati2 kang mas..jangan bilang “benak dan hati mereka yahudi dan hanya iradah&hidayah Allah yang mampu menyelamatkan mereka” kalo apa yang antum katakan tidak benar maka yang antum katakan itu akan berbalik lho ke antum sendiri… ^_^

        “Jika seorang lelaki berkata kepada kawannya: Wahai Kafir, maka sungguh perkataan itu mengenai salah satu dari keduanya. Bila yang disebut kafir itu memang kafir maka jatuhlah hukuman kafir itu kepadanya, namun bila tidak, hukuman kafir itu kembali kepada yang mengatakannya.” (HR. Ahmad dari shahabat Abdullah bin ‘Umar, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiqnya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad no. 2035, 5077, 5259, 5824)

        salam sayang dari saudaramu… ^_^

      • @Abunawas
        Mana pernyataanku yg mengkafirkan? Sorry ya, ane bukan hizbut takfir. Nih kuposting ulang:
        Bukan Mas Pengelola, kalau menasihati HT itu JIL, antek yahudi, nashrani, budak thoghut. Itu mmg sdh terpatri dalam benak dan hati mrk. Hanya iradah dan hidayah Allah yg mampu menyelamatkan mrk ^_^

      • @hening suara
        oh gitu ya bunyi tulisannya… ^_^

  131. ilmu dan ketetapan Allah kan nantinya sama saja akhirnya… kalau Allah sudah mengetahui seseorang nantinya akan masuk surga, ya berarti kan Allah menakdirkan (menetapkan) seseorang masuk surga… toh Allah kan sudah tau takdir seseorang jadi ya sama saja…

  132. ilmu dan ketetapan sama? are science and decision same? mau pakai bahasa manapun juga beda bos, hehehe

    • Nama dan komentara anda klop. HT bilang mulkan addhon itu khilafah juga. Seolah-olah Nabi SAW gak bisa membedakan antara khilafah dan kerajaan.

  133. Bersabarlah wahai para pejuang khilafah,jalan tidak selalu mulus.mudah2 allah memudahkan jalan dakwah kita.tetap semangat.

  134. @ hening swara: antum knp? Tkt blog sampah ini gak ada pengunjung lg? Atw memang btl firasat sy bahwa kbanyakan yg komen di atas msh komplotan pengelola dan antum yg sengaja berpura2 pro kontra? Krn ganjil skli hatta yg mengaku syabab HT akhirny ‘bunuh diri’ mlh ada yg mengaku qadariyah suatu kalimat yg tdk akan di ucapkan anggota HT? Trus anda kira sy tdk bs menjawab muktazilah? DEMI ALLAH wkt itu sy bs jwb dan klo sy jwb mungkin akan membuat malu yg nanya sy,tp ALLAH maha tau sy sengaja menahan diri krn tkt ada secuil rasa ujub atw takabur krn senang bl sy jwb dan membuat malu yg menanya,krn syetan akan dgn mudah mempermainkan sy nti. Selanjutnya sy tegaskan sy bkn anggota HT,sy cm khawatir blog ini akan memecah belah umat apalagi pengelola yg tdk tawadlu (terlihat dr kata2nya lwt tulisan yg menyebut soal skor,mencerminkan bkn org yg patut di ikuti) amat senang akan perpecahan contohnya dia amat suka akan blog mantan salaf dll,sy khawatir di kmudian hr ada blog mantan salafush sholeh,mantan ahlu sunnah dan ujung2 nya nanti mantan islam? Satu lg sy lihat blog ini kental akan maksud namimah.. Waalahu a’lam

    • @Alex:
      Ada apa denganmu? Keberatanmu pd kalimat di atas dimana? penyimpangan akidah tdk bisa ditebus dgn “dzikir”; ya khilafah (33x). Atau anda mau bilang sebaliknya, gpp akidah menyimpang asal tiap hari berzikir: “ya khilafah, ya khilafah, nahnu muntazhiruunaka” (99x sehari)

  135. PRESS RELEASE

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Sehubungan dengan tidak ada lagi saudara di Hizbut Tahrir yang menunjukkan hujjah dan dalil dalam materi-materi diskusi di blog yang mubarokah ini, maka saya sampaikan bahwa saya tidak akan lagi berkomentar atau mengomentari hal-hal yang tidak terkait dengan materi diskusi dan hal-hal yang tidak bertujuan untuk menimba ilmu syar’i dengan hujjah dan dalil dari nash yang jelas.
    Hal itu bertujuan untuk menghindari perdebatan tanpa ilmu dan tidak bertujuan untuk beroleh kebenaran, yang kita disunnahkan menjauhinya sebagaimana hadits , “Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)
    Dan sebagaimana telah berwasiat kepada kita pendahulu kita dari kalangan tabi’in Yahya bin Muadz :
    “Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya : (1) memerangi musuh Allah dengan pedang, (2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas, (3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin, (4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung, (5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan (6) bersabar saat ditimpa musibah.”
    Kepada seluruh kaum muslimin harap hal ini dimaklumi, dan di akhir bulan mulia yang penuh berkah ini saya dengan tulus memohon maaf atas segala khilaf yang saya lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja, begitu pula apabila antum semua memiliki khilaf terhadap saya maka saya dengan ikhlas telah memaafkan kesalahan antum terhadap saya sebagaiman hadits, “Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.” (HR Ibnu Majah)
    Apabila ada yang masih ingin berkomunikasi dengan catatan benar-benar serius ingin mencari kebenaran, dapat mengirimkan email ke kami di pengelolakomaht@yahoo.co.id atau bisa menghubungi salah satu rekan kontributor kami di no HP 081373441891 (yogi) sebagai perantara dengan kami.
    Demikian penyampaian kami, semoga Allah memberkahi kita semua.
    Nuun, wal qolami wa maa yasthuruun.
    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

  136. aku rasa HT tu benar tentang kodha and kodhar karena laufulmahfud itu ilmu ALLAH yang ngak perlu di pikirkan .karena akal manusia tu terbatas and tAk bisA mikirin ilmunya ALLAH

    • “aku rasa!?” udah nggak pake dalil pake perasaan pula, zhonn kelas berat ini!!! katanya aqidah gak boleh pake dalil zhonn!!!??? gimana om??? lha ini dalil aja nggak pake kok malah bilang “aku rasa”??? aduh duh, HaTe-HaTe…

    • Waahh…ada lagi yg baru. Ngeluarkan statemen pke perasaan. Macam akhwat aja.

      • Baguslah kalau masih punya perasaan, biasanya mrk “mati rasa”

      • @hening suara
        mati rasa apa ente yang pernah dikecewain yang selanjutnya dendam kesumat dan disini (dunia maya) tempat pelampiasannya ?… ^_^

  137. @DJUDDI :
    Koment seperti anda ini yang membuat saya mengeluarkan press release diatas.
    Sudah tanpa dalil nash sama sekali, memfitnah saya lagi.
    Yang menyuruh memikirkan luasnya ilmu Allah juga siapa ???
    Sudahlah, kepada anda yang simpatisan HTI tolong jawab saja pertanyaan mudah ini :
    JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???
    Beranikah anda menjawabnya ?

  138. @ hening swara: hmpr smua dari 19x koment antum ana keberatan.. Brainwashing,terminator dll. Klo menjadi terminator apa yg mau di musnahkan??? Heran,amat berlebihan..

    • @alex : sudah pak gak usah dilayanin para barisan sakit hati itu, ya tidak menutup kemungkinan kan kalo beliau hening suara itu dulunya pernah menjadi barisan sakit hati bisa jadi sampe sekarang masih ada seonggok daging yg panas, luka meskipun udah sembuh tetep aja bekasnya masih ada… kalo dulu saya sering denger lagu cinta dari Stinky yg dinyanyikan oleh om Andre TAulani kira2 sepenggal bunyinya gini “Luka Lama Yang MAsih Tersisa”…. ^_^

      • Aha, itu sih cuma upaya ente mengalihkan masalah ^_^

      • @hening suara
        ada pepatah mengatakan “maling kalo dah nyuri mana mau ngaku”..ini cuma pepatah aza kok jadi jangan GR ya eike nyebutin maling…mirip dengan istilahnya ada dendam kesumat, cuma pelampiasannya disini… ^_^

      • Aahh….Tahu dari mana, akh abu nawas ??
        Antum ortunya mas Hening Swara yaa.. ?? :)

  139. @alex
    klo ada hujjah dan dalil dari antum mbok ya disampaikan to… klo anda tidak menyampaikannya ato menyembunyikan ilmu karena alasan akan memecah umat islam justru akan menyebabkan bahaya yang lebih besar lagi yaitu membiarkan saudara2 antum “keliru” aqidahnya. pkknya diniati lillahi ta’ala saja dan semoga syaitan nantinya juga tidak mudah mempermainkan antum… dan tentunya hujjah antum juga harus bisa dipertanggungjawabkan di forum ini, begitu juga agar forum ini bisa memutuskan hasil yang disepakati bersama dan tidak menggerutu di belakang…

  140. @ adfisi? : tadinya sy agak malas untuk komen lg.. Tp tkt ada salah sangka jd sy perlu meluruskan. Wkt itu sy di tantang untk mengadu ilmu menjawab sejarah muktazillah tp sy mengambil sikap menahan diri, dikarenakan itu tadi tkt ada rasa ujub atw takabur apa salah? Begitu ‘cerita’ nya pak. Jd salah alamat klo anda minta hujjah sama sy krn memang bkn hujjah yg sy tahan tetapi tantangan untk menjawab SEJARAH AWAL MULA mu’tazilah. Apa anda mau di tantang spt itu yg berkonotasi mengadu ilmu yang batas antara riya, takabur dan ikhlas amat tipis?

  141. Adapun mengenai Ilmu Allah, sesungguhnya ilmu-Nya
    tidak memaksa manusia untuk melakukan suatu perbuatan.
    Sebab, Allah telah mengetahui sebelumnya bahwa manusia
    akan melakukan perbuatannya itu. Dilakukannya perbuatan
    tersebut bukan didorong oleh Ilmu Allah. Ilmu Allah bersifat
    azali, dan –Allah mengetahui- bahwa ia akan melakukan
    perbuatan tersebut. Mengenai adanya tulisan di dalam Lauhul
    Mahfudz, tidak lain merupakan perlambang tentang betapa
    Maha Luasnya Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.
    Demikian pula halnya dengan Iradah Allah, tidak
    memaksa manusia untuk melakukan suatu perbuatan. Yang dimaksud dengan Iradah Allah adalah “tidak akan terjadi sesuatu
    apapun di malakut (alam kekuasaan)-Nya kecuali atas
    kehendak-Nya”. Dengan kata lain, tidak ada sesuatu di alam
    ciptaan-Nya ini yang kejadiannya berlawanan dengan
    kehendak-Nya. Jadi, apabila manusia melakukan suatu
    perbuatan tanpa dicegah Allah, tanpa dipaksa, dan ia dibiarkan
    melakukannya secara sukarela, maka pada hakekatnya
    perbuatan manusia tersebut berdasarkan Iradah Allah, bukan
    berlawanan dengan kehendak-Nya. Perbuatan tersebut
    dilakukan manusia secara sukarela berdasarkan pilihannya.
    Sedangkan Iradah Allah tidak memaksanya untuk berbuat
    seperti itu. (peraturan hidup dalam islam hal 37-38 : 2007)

  142. setiap organisasi termasuk memiliki kelemahaa, mungkin dalam hal ini, adalah kelemahan mengenai dalil Qadha dan Qadhar, namun bukan berarti pemikiran kekhalifahan menjadi hitam dan ikut2 an menghitam. bagi yang merasa tersakiti, karena lunturnya persaudaraan Islam karena hasil dialog, maka jangan lah merasa informasi kelemahan ini dianggap sebagai lunturnya persaudaraan Islam, karena ini adalah keharusan yang dismpaikan mengenai kelemahan HT dalam hal Qadha dan Qadhar. dan sebetulnya tidak ada kaitan sama sekali, dengan penghambatan akan dakwah ke ISlam, karena dakwah ISlam tentunya harus menyampaikan yang hak. disnilah fungsi adanya nasehat menasihati….apalagi ingin mendirikan ke khalifahan yang dimaksud.
    bagi pembuat blog ini, tentu saja, berani dengan fair, tidak akan menghitamkan orang yang memperjuangkan ke khalifahan. karena sesungguhnya apa yang sudah terjadi adalah merupakan ketetapan dari Allah SWT, karena aktifis HT telah memilihnya sebagai jalan nya, yaitu kekhalifahan…karena mereka mendapatkan pahala apa yang mereka usahakan, dan pembuat blog ini juga mendapatkan pahala jika menerngkan kelemahan setiap organisasi, termasuk organisasinya sendiri, dengan sayap blognya KOMA HTI…begitulah kira2 mas BLOG KOMA HTI

  143. apabila definisi qodho qodar-nya HT berbeda dg Ahlus Sunnah apakah berarti orang orang HT masuk neraka semuanya sebab perbedaan definisi itu ?

    • jika anda mendefinisikan sholat sebagai tidur terlentang apakah berdosa atau tidak menurut anda ?

      • anda keluar konteks ..
        permisalannya pun tidak nyambung karena jelas HT tidak mendefinsikan sholat dalam keadaan terlentang.
        definisi qodho adalah definisi “terhadap ide” , bukan definisi “tentang perbuatan” yang dijabarkan rukun2nya di kitab2 fiqh …

  144. @buat pengelola
    misalkan skarang saya jadi tukang palak dijalan , tukang main judi dan orang yang suka menzolimi orang yang sudah turun temurun dari keluarga saya apakah emang itu sudah takdir..terus bisa gak saya merubah takdir itu…ini kan udah takdir ya kira2 dosa gak saya melawan takdir…atau saya harus mencari islam dan mempelajari agama saya sendiri setelah itu saya mengerti bahwa ada 2 pilihan ini masuk ini dosa atau pahala dan masalahnya bisa gak saya menghindarinya/menjauhinya…kira2 gmana tuch dosa gak saya melawan takdir….??

    • Tidakkah anda tahu bahwa di malam lailatul qadar Allah menetapkan taqdir tahunan makhluqnya selama satu tahun.
      Makanya belajar lagi ya akhi…
      Semua ini akibat kebutaan atas dalil agama sehingga anda taqlid buta pada akal manusia.

  145. “JIKA KITA PERGI BERZINA KE LOKALISASI APAKAH ITU NASIB YANG SUDAH DITENTUKAN ALLAH SEBELUMNYA ATAU KITA SENDIRI YANG MENENTUKANNYA ???
    Beranikah anda menjawabnya ?”

    Jawab :
    ada dua macam jawaban untuk pertanyaan ini:
    1 Jawaban Akidah : bahwa segala sesuatu tidak akan terlaksana tanpa ada izin Allah. Jadi segala bentuk amal kita, termasuk zina tentu saja atas kehendak Allah (tentu saja kehendak Allah dalam arti hanya Allah saja yang tahu bentuk kehendak itu. Karena kehendak Allah tidak sama dengan kehendak makhluk)
    2. Jawaban Syar’i : Allah telah berfirman bahwa ia tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga ia merubah keadaannya sendiri\\ Allah menjanjikan bagi siapa yang berdoa dengan sungguh2 doanya pasti akan dikabulkan\\ Allah telah menunjukan dua jalan, jalan yang baik dan jalan yang buruk\\ Allah telah mengilhamkan 2 hal pada manusia, yaitu fujur(keburukan) dan taqwa(kebaikan)
    artinya setiap manusia diberi kebebasan memilih amal dan perbuatannya masing2 sesuai dengan pemahaman yang akalnya miliki tentang jalan, baik yang diridhoi(taqwa) maupun yang tidak diridhoi Allah(fujur). sehingga ketika kita pergi berzina maka hal itu ditentukan oleh pemahaman kita tentang pandangan Allah tehadap perbuatan zina tsb.
    adapun firman Allah tentang lauhul mahfudz, penciptaan amal perbuatan manusia dsb, dapat kita pahami dengan memahami terlebih dahulu ayat-ayat lain yang dapat menjelaskannya. karena Allah juga telah berfirman bahwa AlQur’an itu terdiri dari ayat2 nuhkam dan mutasyabih. yang muhkam menjelaskan yang mutasyabih. jadi tidak akan ada pertentangan dalam memahami ayat2 Allah bila kita senantiasa memahami alQuran secara menyeluruh. seperti pertentangan yang terjadi antara ht dan mantan ht ini.
    sabda Rosulullah :
    orang yang berijtihad dapat dua pahala jika ia benar dalam ijtihadnya. dan mendapat satu pahala jika ia salah dalam ijtihadnya.
    wallahu ‘alam bishowab

  146. Allah telah menetapkan Qada dan Qadar mahkluknya. tapi kita tidak akan pernah mengetahui hal yang telah ditetapkannya. kita hanya diperintahkan untuk beramal sesuai dengan perintah dan larangannya.
    dan sesuai dengan firman Allah bahwa manusia akan mendapatkan balasan atas kebaikan atau pun keburukan yang dilakukannya walau hanya sebesar biji zarah.

  147. Ternyata jawaban anda tentang zina sangat berbeda dengan jawaban Rasulullah, apakah anda merasa lebih pandai dari Rasulullah ?

    Ketika Rasulullah ditanya masala ini beliau menjawab :
    Rasulullah bersabda :
    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya yang dia akan menjalaninya”. [HSR. Bukhari-Muslim]

    Silahkan anda pelajari lagi kitab bukhari-muslim.
    Atau jangan jangan anda lebih mementingkan mempelajari kitab taqiyyuddin daripada bukhari dan muslim ?
    wallahulmusta’an

    • udah pak jangan jangan comen beraninya disini…ayo diskusikan secara terbuka dengan pihak HT sana…

      • Dari kmaren-kmaren cuman komen bgini aja. :(

      • @ridho : jangan manyun dho..justru ente harus manyun ketika pengelola ini tidak berani mendiskusikan masalah ini didunia nyata…karena kwalitas orang bahlul or cerdasnya bisa dibuktikan ketika dia telah berada didepan forum diskusi dan disaksikan banyak orang, para ulama, tokoh masyarakat dan masyarakat seperti qt2…kalo disini bisa comot sana n comot sini..dan orang2 provokator, goblok, bahlul, pinter semuanya nyatu yang ujung2nya saling hujatm emosi, ledek2an, musuhan yg malah berdosa dan nambah perpecahan…daripada gitu mendingan pengelola suruh diskusi aja ama pihak ht secara terbuka dan dilive kan…pasti semuanya beres… :)

  148. udah mas akri jangan beraninya cuma minta-minta diadakan diskusi terbuka dengan pihak HT, coba comment disini …

    • gak seru kalo disini sampai kiamat pun,gak akan selesai selesai..mendingan di forum terbuka aja dan di Live kan baru bisa selesai masalahnya dan qt2 juga kan bisa nonton bareng or terutama saya ingin mengabadikan diskusian pihak ht dan pengelola ini di youtube..kan saya udah bilang disini itu gak akan menyelesaikan masalah dan yang ada malah menambah massalah..saya hanya fokuskan ke satu titik yaitu agar pengelola blog ini datang ke crown palace dan mengadakan diskusian terbuka dengan pihak HT disamping itu kan bisa semakin mempererat tali ukhuwah antara pengelola dan pihak HT, dan setelah itu kembalikan semua masalahnya kepada Allah dan RAsul-Nya…itu yang lebih bagus bukan disini yang malah banyak provokasi2 dari orang2 bahlul yang tidak bertanggung jawab..cobalah bersikap dewasa.. :)

    • @pengelola :saya kan hanya masyarakat indonesia yang ingin melihat sepak terjang anda di dunia nyata..jadi, anda berani gak mendiskusikan masalah ini didunia nyata… ?..berfikirlah dewasa pak jangan kayak anak kecil lah….

    • @pengelola : kalo anda tidak berani2 n tetep ngeyel dengan alasan yg dibuat buat, berarti andalah sang perusak tali ukhuwah sesama muslim….maaf jangan GR ya pak, ini hanya perumpamaan aja kok karena ketidakberanian anda yang cuma beraninya disini, dan setelah diskusi terbuka dengan pihak HT,cobalah sambil silaturahmi dan bersalam salaman dengan pihak HT disana seperti para tokoh masyarakat lainnya,itu pasti akan menambah suasana keimanan kita, insyaAllah berkah…

  149. KOMA HT itu cuma di dunia maya..secara resmi aku belum pernah lihat kantornya, atau orangnya yang langsung bertatap muka ngaku dari KOMA HT..tapi kalau seperti JT atau salafi memang ada..dimana yaa tempat ngumpulnya?

  150. “…. dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat’.” (Al-A’raf: 79)

  151. @pengelola
    afwan akhi, ana hanya ingin menegaskan bahwa dalam al-qur’an itu ada ayat yang muhkam dan ada juga ayat yang mutasyabih. dan dalam alQur’an tidak mungkin ada ayat yang saling bertentangan. tidak ada yang menyangkal bahwa Allah menciptakan perbuatan manusia juga tidak ada yang menyangkal hadis Rosulullah tentang perbuatan zina. yang bermasalah justru antum sendiri yang seolah meniadakan amal perbuatan manusia, bukankah Allah telah berfirman bahwa manusia akan dihisab berdasarkan amal perbuatannya.

  152. subhanallah… Mahabenar ALLAH dalam segala firmanNya…. AL Quran telah meletakkan kaidah dasar untuk untuk berfikir ilmiah, yaitu sebuah proses berfikir yang diawali dengan pengamatan, menghimpun data, menarik kesimpulan dan terakhir menferifikasikan kembali kebenaran kesimpulan yang telah diambil…. Di dalam AL Qur’anul karim terdapat ajakan yang jelas untuk melakukan perenungan, berfikir, melepaskan diri dari ikatan maupun menyebutkan asas2 berfikir Ilmih serta prosedur eksperimen ilmiah yang ternyata telah di pahami oleh para Ulama kaum Muslimin….
    Rosulullah bersabda:
    berfikirlah selama sesaat lebih baik dari pada selama satu tahun

  153. afwan akhi. ana lampirkan contohnya
    QS. An-Nisaa : 111
    111. Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
    QS. Fussilat : 40
    40.Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat kami, mereka tidak tersembunyi dari kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

    dan

    QS. Ash-Shaffat : 96
    96.Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.

    sekilas maknanya saling bertentangan tapi jika kita pikirkan baik2 dan merujuk pada tafsir para ahli tafsir maka akan ditemukan maknanya tidak saling bertentangan tetapi saling menjelaskan satu sama lain. disinilah kewajiban kita untuk berpikir
    “Sesungguhnya sejelek-jeieknya makhluk di sisi Allah adalah tuli, bisu, yang tidak berpikir. (QS. 8:22)”

    jodoh termasuk rizki kita, sudah ditentukan Allah,

    namun semua ketentuan itu bukan satu ketentuan, tapi bisa bermilyar milyar ketentuan, misalnya begini, hamba ini bisa beramal ini dan ini, jika ia beramal ini dan ini maka rizkinya sekian, ajalnya sekian, dan ia dineraka atau disorga,
    jika ia beramal ini dan ini, maka rizkinya sekian, jodohnya si fulan, wafatnya sekian, dan masuk neraka
    sebagaimana firman Nya : Kami jadikan bagi mereka dua jalan (QS Al Balad 10)
    juga firman Nya : Kami memberi mereka jalan (yg mereka pilih) apakah mereka bersyukur atau kufur (QS Al Insan 3)
    maka kembali masalah qadla, hal itu mutlak namun relatif, dengan doanya bisa saja qadlanya diganti dg yg lebih baik, atau menjadi lebih buruk.

    manusia melewati kehidupan dan ketentuan Allah swt namun ketentuan Allah bisa berubah, sebagaimana kita memahami bahwa Qadha (ketentuan Allah) ada yg Mubram (tak bisa berubah) dan ada yg Mu’allaq (bisa berubah), sabda Rasul saw : “Doa dapat merubah Qadha” (Mustadrak ala shahihain hadits no.6038).
    Qs. Al-Mu’min : 60
    60. Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…

    berbuat dan beramal, dan memasrahkan segalanya kepada Allah, kita mepunyai keinginan dan berusaha, namun bila kehendak Allah berbeda maka kita harus ridho dengan kehendak Nya swt.

    kebaikan datangnya dari Allah kesalahan muncul dari ana sendiri yang banyak dosa dan khilaf
    “Apa yang nenimpamu berupa kebaikan datangnya dari Allah, dan apa yang menimpamu berupa keburukan datangnya dari dirimu sendiri. (QS. 4:79)”

    afwan jiddan. ana masih belajar
    wallahu ‘alam bishowab

  154. kepada seluruh ikhwah yang hadir diblog ini hendaknya menjauhi penggunaan kata2 kasar, menjelek-jelekan, menuduh(su’uzhon) atau memfitnah (afwan bila ana pernah berbuat demikian secara tidak ana sadari, semoga Allah memaafkan dosa dan khilaf ana).
    semoga apa yang kita lakukan disini mendapat ridlo Allah SWT…

  155. @ Mirsa :

    Jawaban anda tentang takdir zina sangat berbeda dengan jawaban Rasulullah,

    Ketika Rasulullah ditanya masalah ini beliau menjawab :

    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya, yg dia akan menjalaninya”. [HSR. Bukhari-Muslim]

  156. @pengelola
    insya Allah tidak akan berbeda jika kita menafsirkan hadis itu tidak berdasarkan zhohir hadisnya saja.
    baik ana maupun antum pasti memiliki takdir zina seperti yang dikatakan rosulullah. namun seperti yang sudah ana jelaskan sebelumnya bahwa rosulullah juga bersabda bahwa qodlo/tkadir juga bisa dirubah dengan doa
    “Doa dapat merubah Qadha” (Mustadrak ala shahihain hadits no.6038).
    Allah berfirman; dan janganlah kalian mendekati zina. artinya sebagai manusia kita diharuskan menjauhi perbuatan zina yang dibenci Allah sekuat tenaga kita. kalaupun setelah kita berusaha dengan maksimal kita tetap terjerumus pada perzinahan, maka itulah takdir perzinahan kita
    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya, yg dia akan menjalaninya”. [HSR. Bukhari-Muslim]
    dan sudah seharusnya kita membayar perbuatan zina kita itu (dengan dirajam misalnya. baca kisah orang yang minta dirajam pada rosulullah karena telah berbuat zina) lalu bertaubat pada Allah, dengan sebenar-benarnya taubat.
    ingat akhi qodlo itu adalah rahasia yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.
    Ahlussunnah berpendapat mengenai qodlo dan qodar; kita tidak boleh terlalu berpangku tangan seperti pemahaman Jabariyah, namun kita juga tidak boleh meniadakan peran Allah dalam kehidupan seperti pemahaman qodariyah. tidak lalai juga tidak berlebihan. insya Allah, yang ana paparkan merupakan pemahaman para ulama aswaja.

    “…. dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat’.” (Al-A’raf: 79)

    afwan jiddan. ana masih belajar
    wallahu ‘alam bishowab

  157. Mohon..maaf, ketika saya membaca komaHT, saya terpukau…, karena berbagai komentar yang disediakan oleh komaHT sebenarnya akan memicu kepada keraguan kita akan agama Islam. HT muncul/tampil untuk mengajak kepada seluruh umat manusia (yang merasa diri manusia dari ciptaan Allah) bersama-sama untuk menegakkan serta menjalankan aturan Allah SWT, agar kehidupan kita ini bisa lebih tentram dan damai. Dengan aturan Allah SWT kita bisa hidup tentram antara muslim dan non muslim. Jadi… sudahlah, yang tidak suka dengan HT, monggo…silahkan, namun yang penting adalah bagaimana sesama kita ini hidup secara damai dibawa aturan ILLAHIYAH. Keyakinan saya bahwa aturan-aturan Allah adalah aturan yang benar karena Allah SWT Maha Mengetahui tentang segala hal, jadi kenapa tidak kita terapkan aturan Allah SWT ???

  158. @mirsha

    “do’a dapat merubah qodho’ ”

    do’a yang kita dulu, sekarang, dan nanti lakukan juga sudah ditentukan oleh Allah.

    wallahu’alam.

  159. @abuazm
    “Apa yang nenimpamu berupa kebaikan datangnya dari Allah, dan apa yang menimpamu berupa keburukan datangnya dari dirimu sendiri. (QS. 4:79)”

    apakah dalil ini tidak cukup sebagai hujjah ya akhi,,
    afwan sepertinya antum lebih cenderung menerima pemahaman Jabariyyah daripada Ahlussunnah

    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya, yg dia akan menjalaninya”. [HSR. Bukhari-Muslim]

    yang ana pahami bahwa manusia memiliki takdri perzinahan jika ia cenderung melakukan hal2 yang mendekati zina
    Jika tidak insya Allah ia tidak akan terjerumus pada takdir perzinahan(Wa la taqrobu zinna),
    tentu saja hal itu dalam lingkup pengetahuan Al-‘Alim Allah SWT
    Wallahu ‘alam.
    afwan jiddan. ana masih belajar

    • Tentang Q.S. an Nisa’ :79 itu apakah menurut anda bencana tsunami itu buatan manusia atau Allah ? Apakah bencana alam gempa bumi itu buatan manusia atau Allah ?
      Begitupula kebalikannya apakah semua kebaikan hidup itu tidak perlu ikhtiar karena itu dari Allah ? Apakah orang bisa kaya tanpa kerja karena ayat tersebut mengatakan itu semata dari Allah ? Apakah orang bisa masuk surga tanpa amal ibadah karena semua kebaikan itu dari Allah bukan dari ikhtiar manusia ?
      Jika antum pahami ayat ini seperti itu maka antum akan jatuh pada kesalahan tafsir. Maksud ayat tersebut adalah teguran dan larangan untuk kufur nikmat, yaitu menganggap buruk pemberian Allah. Apapun yang diberikan Allah maka kita harus mensyukurinya karena ada hikmah disana.

      Tentang hadits zina tersebut antum katakan :
      “”yang ana pahami bahwa manusia memiliki takdri perzinahan jika ia cenderung melakukan hal2 yang mendekati zina Jika tidak insya Allah ia tidak akan terjerumus pada takdir perzinahan. “”

      Maka berarti menurut antum manusia berbuat dulu hal2 yang mendekati zina atau tidak, baru kemudian ditetapkan takdir atasnya bahwa ia akan berzina atau tidak.

      Ini jelas bertentangan dengan hadits tersebut yang mengatakan :
      “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya, yg dia akan menjalaninya”. [HSR. Bukhari-Muslim]

      Disini dikatakan bahwa Nasib perzinahan itulah yang telah ditentukan dulu, baru kemudian manusia ber proses menjalaninya termasuk melakukan perbuatan yang mendekati zina, dsb.

      Untuk jelasnya tentang hadits takdir zina silahkan simak hadits berikut :

      Dari Abu Hurairah, ia bercerita, aku pernah bertanya : “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang laki-laki yang masih muda dan aku takut diriku berbuat zina, karena aku tidak menemukan sesuatu yang bisa aku gunakan untuk menikahi wanita, maka izinkanlah aku berkebiri (vasektomi)”. Beliau pun terdiam. Kemudian aku katakan hal yang sama, dan beliau pun masih mendiamkanku. Kemudian aku bertanya seperti itu lagi, lantas Nabi bersabda : “Wahai Abu Hurairah, telah kering qalam dengan apa yang kamu temui” (takdirmu telah ditentukan). HR. Bukhari Juz IX No.5076.

      Ibnu Hajar berkata menjelaskan hadits ini : “Jawaban itu menunjukkan bahwa semua perkara itu menurut takdir Allah. Vasektomi atau tidak adalah sama saja karena apa yang ditakdirkan pasti terjadi.

      Maka ini jelas menunjukkan bahwa orang yang berikhtiar mati-matian untuk tidak berzina pun akan tetap melakukan zina jika memang takdirnya demikian.

  160. “do’a yang kita dulu, sekarang, dan nanti lakukan juga sudah ditentukan oleh Allah”

    tidak ada pertentangan di dalamnya dengan apa yang ana sampainkan.

    syukron jiddan.

  161. yang ana pahami bahwa manusia memiliki takdir perzinahan dan ia akan mejalaninya jika ia cenderung melakukan hal2 yang mendekati zina
    Jika tidak insya Allah ia tidak akan menjalani takdir perzinahan(Wa la taqrobu zinna),
    tentu saja semua itu dalam lingkup pengetahuan Al-’Alim Allah SWT
    Wallahu ‘alam.
    afwan koreksi atas comment ana

  162. Tentang hadits zina tersebut antum katakan :
    “”yang ana pahami bahwa manusia memiliki takdri perzinahan jika ia cenderung melakukan hal2 yang mendekati zina Jika tidak insya Allah ia tidak akan terjerumus pada takdir perzinahan. “”

    Maka berarti menurut antum manusia berbuat dulu hal2 yang mendekati zina atau tidak, baru kemudian ditetapkan takdir atasnya bahwa ia akan berzina atau tidak.

    Ini jelas bertentangan dengan hadits tersebut yang mengatakan :
    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya, yg dia akan menjalaninya”. [HSR. Bukhari-Muslim]

    Disini dikatakan bahwa Nasib perzinahan itulah yang telah ditentukan dulu, baru kemudian manusia ber proses menjalaninya termasuk melakukan perbuatan yang mendekati zina, dsb.

    Untuk jelasnya tentang hadits takdir zina silahkan simak hadits berikut :

    Dari Abu Hurairah, ia bercerita, aku pernah bertanya : “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang laki-laki yang masih muda dan aku takut diriku berbuat zina, karena aku tidak menemukan sesuatu yang bisa aku gunakan untuk menikahi wanita, maka izinkanlah aku berkebiri (vasektomi)”. Beliau pun terdiam. Kemudian aku katakan hal yang sama, dan beliau pun masih mendiamkanku. Kemudian aku bertanya seperti itu lagi, lantas Nabi bersabda : “Wahai Abu Hurairah, telah kering qalam dengan apa yang kamu temui” (takdirmu telah ditentukan). HR. Bukhari Juz IX No.5076.

    Ibnu Hajar berkata menjelaskan hadits ini : “Jawaban itu menunjukkan bahwa semua perkara itu menurut takdir Allah. Vasektomi atau tidak adalah sama saja karena apa yang ditakdirkan pasti terjadi.

    Maka ini jelas menunjukkan bahwa orang yang berikhtiar mati-matian untuk tidak berzina pun akan tetap melakukan zina jika memang takdirnya demikian.

  163. “Maka ini jelas menunjukkan bahwa orang yang berikhtiar mati-matian untuk tidak berzina pun akan tetap melakukan zina jika memang takdirnya demikian.”

    betul yang antum katakan ya akhi. nilai ikhtiar itu lah yang ana maksud, yang merupakan pilihan manusia. manusia tidak dipaksa memilih tapi diizinkan memilih.
    ikhtiar itu wajib hukumnya,termasuk ikhtiar untuk menjauhi hal-hal yang dilarang Allah. kalaupun tetap terjadi setelah kita berikhtiar secara maksimal, maka itulah qodlo Allah yg telah ditentukan bahkan sejak jauh sebelum manusia itu diciptakan.
    adapun semua penjelasan ana diatas adalh berkaitan dengan keleluasaan yang diberikan oleh Allah untuk melakukan kebaikan dan keburukan. walaupun Allah sendiri telah mengetahui akan pilihan manusia itu. karena itu lah yang merupakan Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.
    namun sekali lagi ana tegaskan bahwa qodlo Allah itu pasti dan tidak mungkin akan bisa dihindari. hanya saja kita tidak akan pernah tau qodlo Allah hingga kita menjalaninya sendiri. tugas kita adalah beramal, sesuai dengan perintah Allah dan Rosulnya, tentu saja amalan yang disertai keimanan dan ketaqwaan.

    afwan akhi bila ana ada salah dalam penyampaiaan dan penulisan kata2. semata2 karena kekhilafan ana sebagai manusia.

  164. Syukurlah kalo antum sudah sepakat, tapi masalahnya HT mengatakan berzina atau tidak itu manusia yang menentukannya, bukan Allah.
    HT mengatakan semua yang terkait pahala dan siksa, itu manusia yang menentukan, bukan Allah.

    Padahal Rasulullah mengatakan pada abu hurairah bahwa meskipun ia melakukan vasektomi memotong alat kemaluan sekalipun tetap akan melakukan zina jika memang nasib yang ditentukan Allah demikian.

    • pendapat ini menunjukkan kalau antum ngajinya di HT sambil tidur … gitu kok ngaku mantan HT. tidak pantas blas antum mengaku sebagai mantan karena semua statement antum dari atas sampai bawah tidak menunjukkan sama sekali pendapat HT. antum tidak bisa membedakan antara ilmu Allah dengan ikhtiyar (perbuatan) hamba.

  165. wallahu’alam,
    mengenai HT, sudah ana katakan ana juga mengkaji nizhom islam bab qodlo dan qodar. afwan, mungkin dulu antum salah tanggap, atau musyrif antum yang kurang baik menjelaskannya.

  166. hahaha….mantan ht…tapi isi tulisannya yang katanya dari HT sama sekali beda dengan yang dipegang oleh HT…ya Allah… :) tobat sobat,ga baek fitnah sodara sendiri, masyaAllah…

  167. Itu bukan pendapat saya tetapi penyampainya adalah aktivis HT yang kami ajak diskusi. Silahkan anda download dan dengarkan sendiri bagaimana perkataan aktivis HT yang kami ajak diskusi, perlu anda ketahui bahwa saat diskusi itu dia membawa dan membuka kitab nidzamul islam HT.

    Silahkan tunjukkan tulisan mana yang berbeda dengan yang dipegang HT, jangan hanya menuduh tapi tidak bisa membuktikan.
    Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

    • btw itu coba cara menterjemahkannya yang benar pak :
      ما من فعل الإنسان وليسا من الل
      antum terjemahkan : “petunjuk dan kesesatan adalah murni perbuatan manusia itu sendiri, bukan berasal dari Allah.” padahal harusnya yang tepat “keduanya (petunjuk dan kesesatan) itu adalah dari perbuatan manusia (untuk mendapatkannya) bukan dari Allah”
      >> maknanya bahwa petunjuk dan kesesatan itu adalah hasil dari upaya manusia mencari2nya, bukan tiba2 langsung turun dari langit tanpa proses yang dilalui manusia baik kecil besarnya usaha tersebut …
      kalau dibilang semua dari Allah ya semua dari Allah pak, termasuk PC/Laptop yang antum pegang. tapi apa mungkin turun dari langit ? bukankah harus diusahakan dulu ? demikian pula hidayah dan kesesatan, semuanya juga dari Allah tapi datang pada manusia akibat upaya/proses pencarian manusia itu sendiri .. wassalam …

    • btw itu coba cara menterjemahkannya yang benar pak :
      ما من فعل الإنسان وليسا من الل
      antum terjemahkan : “petunjuk dan kesesatan adalah dari perbuatan manusia, bukan berasal dari Allah.” padahal harusnya yang tepat “keduanya (petunjuk dan kesesatan) itu adalah dari perbuatan manusia (untuk mendapatkannya) bukan dari Allah”
      >> maknanya bahwa petunjuk dan kesesatan itu adalah hasil dari upaya manusia mencari2nya, bukan tiba2 langsung turun dari langit tanpa proses yang dilalui manusia baik kecil besarnya usaha tersebut …
      kalau dibilang semua dari Allah ya semua dari Allah pak, termasuk PC/Laptop yang antum pegang. tapi apa mungkin turun dari langit ? bukankah harus diusahakan dulu ? demikian pula hidayah dan kesesatan, semuanya juga dari Allah tapi datang pada manusia akibat upaya/proses pencarian manusia itu sendiri ..
      wassalam …

      • Cara penerjemahan yang saya tulis adalah penerjemahan resmi dari Tim HTI Press 2007 (Zakia Ahmad, Lc), kok beraninya anda mengaku bisa menerjemahkan lebih baik dari terjemahan tim HTI sendiri ?
        Orang HTI kok tidak tahu terjemahan HTI sendiri, pantas banyak yang gak ngerti-ngerti ketika diajak diskusi….

  168. oh gitu,aktivifis mana yang anda ajak diskusi?kalo cuma menyebutkan nama roni saja,di indonesia ada banyak ribuan bernama roni,apa antum pernah diskusi dengan ismail yusanto?dengan shidiq al jawi?

    • Antum ajaklah beliau diskusi dng saya disini, silahkan saya tunggu…

    • ketinggien kalau ust Ismail atau ust Shiddiq ngurusin yang gak mutu beginian …

      • ya Allah, dnux…kenapa meremehkan??? begitu tingginya kah ilmu beliau ??? :(

      • bukan masalah ketinggien ilmu, tapi sayang waktunya beliau bila digunakan untuk ngurusi beginian. mending waktunya digunakan untuk ketemu penguasa atau ulama mengajak mereka menegakkan syariat Islam dan mewujudkan Khilafah.
        kalau masalah beginian cukup ditangani anak buahnya sajalah … atau anak buahnya anak buah dst ..

        wassalam

  169. kalau begitu antum yang menipu dong. lha itu seakan2 antum cuplik dari kitab bahasa Arab :
    “Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan : …. ”
    lha ternyata nyuplik terjemahan yang HTI Press ? tunjukkan halaman berapa yang diterjemahan itu …

  170. Wah wah di tuliskan literatur lengkap baik versi arab (Darul Ummah) maupun versi Indonesia (HTI Press) bukannya berterima kasih kok malah menuduh menipu ya…
    Versi Indonesia (HTI Press) lihal halaman 133 ya akhi..
    Selamat menyimak saudaraku aktivis HTI yang tidak tahu isi kitabnya hehe…

  171. lho masih gak mau ngaku nipu ? terus apa don ? mlintir ?

    lihat di tulisan terjemahan antum diatas begini : “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan berasal dari Allah.”

    sedangkan di hal 133 HTI Press berbunyi seperti ini : “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

    lihat akhir dari kedua tulisan itu : antum tulis : bukan berasal dari Allah, sedangkan di HTI press tertulis “bukan dari Allah” (tidak ada kata berasal”)

    lalu bandingkan dengan hasil terjemahkan ulang saya : “keduanya (petunjuk dan kesesatan) itu adalah dari perbuatan manusia (untuk mendapatkannya) bukan dari Allah”

    ujungnya sama dg yang di HTI press, tidak menuliskan di akhir “bukan berasal dari Allah”

  172. Shadaqta mas dwi nugroho, ternyata antum benar, saya berlapang dada menerima kritikan anda bahwa saya dalam hal ini khilaf, inilah bukti saya manusia juga sekaligus membuktikan pada para aktivis HT yang menuduh saya tidak mau kalah dan selalu menganggap diri saya benar, maka saya nyatakan bahwa dalam hal penulisan ini saya khilaf dan mohon maaf akan segera saya benahi dan saya ganti dengan lebih teliti mengacu pada kitab asli,
    btw tapi anda juga menambah nambahi tuh, anda tulis kata (untuk mendapatkannya) setelah kata perbuatan manusia padahal tidak ada yang demikian dalam kitab aslinya.
    Kemudian menurut anda apa beda makna antara “bukan berasal dari Allah” dengan “bukan dari Allah” ?

  173. pemberian tambahan “berasal” pada “bukan berasal dari Allah” menimbulkan kesan seakan penulis kitab menolak atau menafikan bahwa HD (hidayah dholalah) itu berasal dari Allah sebagaimana kemaren saya samakan sama saja mengatakan menolak bahwa rezeki itu dari Allah.
    sementara kalau dihilangkan kata “berasal” menjadi “bukan dari Allah” dan disambungkan kata utuhnya ما من فعل الإنسان وليسا من الل maka menunjukkan bahwa HD itu hanya bakal terjadi akibat usaha manusia untuk mencari HD itu sendiri, bukan semata mata terjadi dari Allah SWT tanpa diuahakan manusia dulu.
    Lalu dimana peran Allah dalam HD ? (sama spt peran Allah dalam rezeki dll). Dalam hal ini disebutkan di akhir bab HD di Syaksiyah 1 (hlm 144), yaitu Allah-lah yang pada akhirnya memberikan taufiq kepada manusia sebab upayanya dalam mencari HD itu (sama spt akhirnya Allah memberikan rezeki setelah manusia mengusahakannya)
    berikut cuplikannya : ….. Ayat-ayat diatas memiliki arti tidak ada taufiq (persetujuan) bagi mereka dari Allah tentang hidayah, karena taufiq untuk
    memperoleh hidayah itu berasal dari Allah. Jadi, orang fasik, dzalim, kafir, sesat, suka berbohong, mereka semuanya memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan hidayah. Allah tidak memberikan hidayah kepada orang yang memiliki sifat-sifat ini, karena pemberian taufik hidayah disiapkan sebab-sebabnya oleh manusia. Barangsiapa yang memiliki sifat-sifat seperti ini, maka tidak dipersiapkan baginya sebab sebab untuk meraih hidayah, melainkan (yang diraihnya) sebab-sebab kesesatan …

  174. aneh….katanya mantan HT,kenapa musti copy darat sama orang HT?koar2 nyalahin ini itu,ngeributan kata berasal dan tidak ada kata berasal,pembahasan yang dibeberkan disini juga tidak sama ah dengan yang saya dapat dan lihat,dasar penipu

  175. SAYA SEBENARNYA HERAN DENGAN ORANG2 HT INI….. UDAH TAU YANG DI MP3 ITU AQ1IDAH QODHO QODARNYA TIDAK AHLUSSUNAH …. KOK MASIH DIBELA JUGA . KOK TAQLID BUTA AMAT SIH …. MBOK YA NGAKU ” O….YA DDALAM HAL INI KAMI SALAH” KAN UST TAQIYUDIN JUGA MANUSIA. SAUDARA2KU YANG ADA DI HTI……KHILAFAH TANPA BIMBINGAN QUR’AN DAN SUNNAH DENGAN PEMAHAMAN YANG BENAR ADALAH KHILAFAH YANG SEMU……. PERSAUDARAAN YANG TANPA BIMBINGAN QUR’AN SUNNAH BERDASAR PEMAHAMAN BENAR ADALAH PERSAUDARAAN YANG TERCELA…

  176. Abu Rumasyo stress, memang kenapa kalau berbeda ? masuk neraka karena beda dalam memahami qodo qodar dengan “ahlus sunnah “? Memang pemahaman qodho qodarnya “ahlus sunnah” itu yang paling benar ? Darimana tahunya ? Apakah Rasulullah SAW pernah bersabda : pemahaman yang benar tentang qodho qodar adalah pemahaman dari kelompok ahlus sunnah versi asyariyah atau versi maturidiyah atau versi salafi atau versi muhammadiyah ?

    Pendapat HT memang berbeda dalam masalah qodho qodar. Wong memang jelas di sykahsiyah 1 syaikh taqyuddin mengatakan bahwa ada kesalahan dari “kelompok yang menamakan diri ahlusunnah wal jamaah” dalam memahami qodho qodar. Jelas memang disini pendapat HT dalam masalah qodho qodar berbeda dengan mereka. (baca : yang dimaksud aswaja disana adalah kelompok asy’ariyah, bukan maturidiyah apalagi salafi >> gak yg dimaksud pembahasan di bab tsb)

    • Wuuiihh…hebat..hebat. Ada hujatan baru. Stress. Ckckckck…

      Gini koq ngakunya pejuang khilafah. :(

      • Ridho,
        ituloh .. si abu rumasyo ngetiknya pakai font besar semua. secara normatif itu kan = marah … kayak wong stress … gituloh … bukan saya yang stress :D

      • Ooo…gitu. di HT/i itu ngajarin hujat-menghujat juga yaa.

        Ckckckckck :(

    • MASHAALAH….MENGAPA ANDA TIDAK TABAYUN PADA SAYA MISALNYA”MENGAPA ANDA MENULIS DENGAN HURUF BESAR SEMUA….?” . PERLU ANDA KETAHUI SAUDARA/I KU ….. SAYA MENULIS DENGAN HURUF BESAR …DIKARENAKAN BUKAN KARENA MARAH…. KARENA PASSWORD ACCOUNT SAYA MAKE HURUF GDE SEMUA….. UNTUK EFISIENSI MAKA SAYA JARANG MAKE HURUP KECIL …..APA BEGINI AKHLAK PEJUANG KHILAFAH…?INGAT SAUDARA/I KU KAMI SALAFIYIN BUKAN BENCI TAPI SEBAGAI BENTUK NASEHAT …. DAN JUGA TIDAK INGIN MENGIRIMI DOSA SYAIKH TAQIYUDIN …… COBA PIKIR APABILA AJARAN MENYIMPANG SYAIKH TAQIYUDIN DIJALANKAN BANYAK ORANG ….APA GA KASIHAN SYAIKH TAQIYUDIN DIKIRIMI DOSA TERUS….. ?

      • Abu Rumasyo .. terimakasih atas nasehatnya. dan saya juga menasehati anda bahwa pemahaman anda itu keliru, demikian juga tuduhan2 anda itu semuanya juga keliru. tobatlah … ini bukan marah .. tapi sayang … wassalam

  177. @ dnux :

    Apakah anda tidak menyesal mengatakan ini :

    “Jadi, orang fasik, dzalim, kafir, sesat, suka berbohong, mereka semuanya memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan hidayah. Allah tidak memberikan hidayah kepada orang yang memiliki sifat-sifat ini, karena pemberian taufik hidayah disiapkan sebab-sebabnya oleh manusia.”

    Benar menurut anda demikian ?

    • memang benar begitu,
      hanya dengan syarat mereka TOBAT yaitu ingin keluar dari kefasikan kedzaliman dan kekafiran + kesesatannya itu, dan kemudian mencari hidayah Allah SWT, maka mereka akan mendapatkan taufiq hidayah oleh sebab ketobatannya itu …

  178. salam.nampaknya antumna keliru memahami pemikiran HT dalam masalah qadlo dan qadar. q sendiri dah bertahun2 mengkaji kitab2nya.n ga pernah dapatkan pemahaman yg seperti anda-anda utarakan,khususnya terkait masalh qadlo dan qadar…..ya ampun…sudah-sudah me. wahai sdrq, berhentilah mengkritik apalagi berniat menjatuhkn harpqah2 sdr anda sendiri. cukuplah ALLOH yang kn menghakimi, haroqah mana yg shohih. lagian tdak ada jaminan bhw stiap org yg msuk diharoqah A.B.atau C maka semua jamaahnya akan msuk surga. bukankah amal fardiyah yang akan dihisab ?jd, mri kokohkn barisan to tegakkan kalimatulloh dibumiNya..,dengam teknik operasional da’wah yg telah digariskn o/msg2 haroqah kita..

  179. ukhti annisa,percuma euy komentar disini mah…kita yang mengkaji ga merasa seperti yang dijelaskan disini mereka tetap ngotot dengan penjelasan mereka,oh ya ukh salam ukhuwah ya…semangat menegakkan daulah khilafah rasyidah,amiin…semoga kemenangan atas kaum muslim segera datang ^^

  180. @ dnux :

    Apa yang anda sampaikan itu bertentangan dengan apa yang disampaikan Rasulullah karena Rasulullah menjelaskan bahwa seorang yang selama hidupnya bermaksiat (fasik, dzalim, kafir, sesat, suka berbohong) bisa saja ditakdirkan Allah mendapat hidayah saat menit-menit akhir hidupnya.
    “Dan sesungguhnya ada seorang dari kalian selalu beramal dengan amalan ahli Neraka sehingga jarak antara dirinya dengan Neraka hanya tinggal satu hasta tetapi karena catatan (takdir) mendahuluinya ia pun beramal dengan amalan ahli surga dan ia pun memasukinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    @ annisa & aisyah :

    Jangan cuma menduga-duga, itu buktinya akhi dwi nugroho / dnux (dari HT) mengatakan bahwa Allah pasti tidak akan memberi petunjuk pada orang yang selalu bermaksiat. Kok bisanya dia memastikan sesuatu yang menjadi hak Allah dalam menentukannya.

    • mantan,
      antum masih fatal dalam memamahi taqdir Allah. Apakah antum bisa pinter dan bisa ngetik di blog karena taqdir Allah ? ya tentu saja … semuanya itu adalah ketetapan Allah. Tapi semua itu terjadi karena usaha manusia.
      Demikian juga orang fasiq dzalim dsb itu bisa mendapat hidayah bila memang ditaqdirkan Allah, namun itu memerlukan usaha dari dia untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah, mencari jalan sebab sebab turunya hidayah.
      memang hidayah itu bim salabim turun sendiri atau terwujud pada manusia tanpa adanya upaya manusia ? Allah berfirman : “wamaa dzolamuuna walakin anfusahum yadzlimuun” : bukan kami yang mendzolimi tapi mereka sendirilah yang mendzolimi diri mereka sendiri…
      sudahlah … susah betul ente memahami masalah gini ? atau karena ego sudah terlanjur menyebar tuduhan2 pada HT sehingga antum menolak deksripsi penjabaran dll dari kami ? wallahu musta’an …

  181. afwan kepada akhi dnux,
    memang perlu diakui, akhi mungkin tergesa2 dalam menulis. sebaiknya hindari penggunaan kata pasti, karena kepastian hanya milik Allah, akan lebih ahsan jika menggunakan kata Insya Allah.
    karena sesuai dengan firman Allah bahwa jangan lah kalian mengatakan bahwa kami akan melakukan hal ini dan itu besok, tapi ucapkan lah insya Allah..
    afwan jiddan. maksudnya apa yang akan terjadi kemudian bukan hak kita untuk memastikannya tapi dengan kehendak Allah pasti akan terjadi. tentu saja setelah berikhtiar secara maksimal ^-^

  182. Saya ini mewajibkan amal ikhtiar ya akhil karim, saya bukan jabariyah yang meniadakan amal ikhtiar, namun selain mewajibkan ikhtiar saya juga meyakini bahwa semua sudah ditetapkan Allah termasuk pahala dan siksa juga sudah ditetapkan Allah sejak zaman azali.

    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”. [HSR. Bukhari Muslim]

    “Dan sesungguhnya ada seorang dari kalian selalu beramal dengan amalan ahli Neraka sehingga jarak antara dirinya dengan Neraka hanya tinggal satu hasta tetapi karena catatan (takdir) mendahuluinya ia pun beramal dengan amalan ahli surga dan ia pun memasukinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

  183. betul …
    di HT justru ditekankan adanya ikhtiar dalam meraih ridho Allah yaitu jannah. karena semua terjadi lewat sebuah usaha dari manusia yang akan dibalas oleh Allah SWT atas usahanya itu
    HT meyakini segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT sejak azali. Dalam masaklah dua hadits diatas saja, tinggal dipahami berdasarkan dalil dalil lainnya, apakah kejadian masuk surga/neraka itu terjadi “tiba tiba” itu karena ikhtiar atau karena bim salabim …
    lalu dimana kesalahan pemahaman HT dalam masalah qodho qodar dan dalam masalah hidayah dholalah ? bisa antum pertegas lagi ?
    wassalam.

  184. Tentang wajibnya ikhtiar memang kurang lebih sama, itu tidak ada masalah. Kan yang dipermasalahkan tentang lingkaran yg dikuasai manusia yang berujung pada pahala dan siksa, yang menurut HT itu tidak termasuk dalam qadha dan qadar Allah.

  185. pengelolakomaht | 1 November 2010 pukul 15:17 | Balas

    Tentang wajibnya ikhtiar memang kurang lebih sama, itu tidak ada masalah. Kan yang dipermasalahkan tentang lingkaran yg dikuasai manusia yang berujung pada pahala dan siksa(maksudnya yang mana ya?), yang menurut HT itu tidak termasuk dalam qadha dan qadar Allah (apanya yang tidak termasuk qada-qadar?)

  186. Yang tidak masuk ya itu ukhti al karim, segala yang berada dalam lingkaran yang dikuasai manusia.

  187. bila emang kalian HTI ato yang mengaku Ahlus sunah ingin mencari kebenaran adalah dengan al quran dan sunnah sebagaimana para orang 2 terdahulu memahaminya.membicarakan masalah aqidah harus dengan dalil yang bener2 shahih walaupun itu hadits ahad selama shahih wajib di gunakan ,dari hasil diskusi campur emosional dan saling ejek dapat kita simpulkan mana sih sebenarnya yang pemahaman islamnya bijak,setidaknya setiap kata dan hujjah yang di keluarkannya bukan berasal dari dirinya sendiri tapi hadits dan quran lah yang harus digunaakan . tapi terkadang kita merasa dalil yang kita gunakan ”kayaknya “pas tapi bukan berdasarkan bagaimana orang2 terdahulu ( sahabat nabi dan orang 2 yang mengikuti jalannya ) memahami yang akhirnya itu akan menjadi persangkaan.ini sebenernya diskusi ilmiah hanya saja karna ada beberapa gelintir orang yang ga punya pemikiran ilmiah masuk akhirnya mjd perosak diskusi sehat ini,kebenaran ada pada alloh dan rosulnya bukan pada suatu golongan .karna ini masalah akidah mari kita kembali berfikir sehat dan tidak menutup mata akan kebenaran .dan diskusikan dengan santun sebagaimana seorang muslim yang merasa dirinya muslim , wallohu a’lam bishowab. ( semoga setiap apa yang kita perjuangkan dengan niat dan cara yang haq seswai qur an dan sunnah mendapatkan balasan dari allooh )

  188. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Semoga dengan adanya diskusi ini Allah jadikan kita sejalan dan se akidah
    dan Allah azza wajalla memberikan kita rahmat dan karuniaNya.
    untuk mencapai derajat taqwa yaitu ta’at kepada Allah dan rasulNya.
    kembali kepada syari’at yaitu Alqur’an dan Assunnah.
    dan meninggalkan apa – apa yang bukan syari’at.
    hanya Allah saja tujuan kita ,dan hanya nabi Muhammad panutan kita ,dan kita hormati ulama – ulama yang mengikuti jejak nabinya, dan kita doakan keburukan kepada ulama yang menyimpangkan da’wah para nabi dan rasul.( Yang aku khawatirkan setelah sepeninggalku selain dazal yaitu ulama yang jelek ( HR.Buqhori ).

    20.Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, mereka termasuk “orang-orang yang sangat hina”. . 21. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 22. Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. QS 58. Al Mujaadilah 20~22

    teruslah nasehat menasehati sesama muslim bila benar ambil bila salah kita tinggalkan ( tidak sesuai Alqur’an dan assunnah )
    intinya pelajari dahulu alqur’an dan assunnah ,kemudian baru kita melangkah,bila ada yang tidak tahu tanya kepada ustadz ,bila tidak puas tanya lagi ke ustadz lainnya,terus begitu tanya ..tanya mudah – mudahan kita dipahamkan dengan adanya usaha kita .

    wallahu a’lam

  189. kepada semwa orang 2 HT ketika kalian mengembar gemborkan tujuan kalian dan selalu menghinakan dan memfitnah oarang2 yang senantiasa mengingatkan kalian heeeh.tahukah kalian bahwa dalam jam,ah kalian sendiri justru telah meracuni otak para istri2 yang seharusnya mentaati suaminya dan melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang istri atas suaminya .bagaimana istriku bisa membuatnya anakku sebagai khoiru ummah, siroh nabi,siroh sahabat bahkan nama paraa sahabat nabi aja ngg tau,bagaimana istriku bisa taat pada suaminya sedang fiqh tantang wanita aja ia tidak mengenal,bagaimana anakku bisa mjd anak yang sholih sedangkan setiap acara demo ato apalah istriku menyebutnya,yang mana rata2 pesertanya akhwat smwa dan anak2 nya.aku bener2 tidak sanggup lagi untuk memberikan pengertian kepada istriku,ingin rasa nya aku menceraikannya tapi ….. itu adalah hal yang di benci allooh.tapii…sampai kapan aku harus bersabar,menyesal aku tinggalkan tempat ngajiku hanya gara2 8ingin menikahinya,….demi allooh aku ngg pernah ridho terhadap apa yang sudah terjadi [pada istriku dan yang membbuat istriku mjd spt ini,aku benar 2 akan menuntutnya kelak di akhirat.ALLOOOHU AKBAR.sesegera mungkin allooh akn membuka kan kebenaran atas penyimpangan yang kalian lakukan.AAAGghghghghghgh…………..

  190. sekadar catatan istriku udah ikut kajjian d HT selama 2 tahun kami tinggal di jawa timur,setiap aku ikut kajian selain HT istriku selalu passang muka kecut,seringkali hak2 ku sebagai seorang suami di abaikannya atopun masalah rumah tangga selalu di nomor duakan sedangkan dia selalu menuntut hak2 nya atas ku,demi kebaikan keluarga kami aku pun selalu memenuhinya

    • ya itu istri yang tidak bener.
      saya sebagai syabab HT mengecam hal seperti itu …. andaikan mau diceraikan semoga bukan semata2 karena dia ikut HT loh, tapi karena tidak taat pada suami pada hal2 yang harus dipatuhi.

    • @ sang lelaki kecewa : Istri antum telah taklid buta kepada HT/HTI.

      – Doktrin HTI ditelan mentah-mentah.
      – Yel-yel nya terngiang-ngiang selalu
      – Perkataan Musyrifahnya nomor satu
      – Kehendak golongannya diunggulkan

      – Kehendak Suami dinomor duakan
      – Hadits Rasulullah SAW dilupakan
      – Ilmu Fiqh dicampakkan
      – Akhlak Mulia di tinggalkan
      – Bimbingan para ulama terdahulu yang
      sholeh angin lalu

      Akhirnya yang terjadi :
      – SEMANGAT TANPA ILMU
      – YANG PALING BENAR HANYA
      GOLONGANNYA
      – YANG PALING BENAR PERKATAAN
      MUSYRIFAHNYA
      – TUJUAN HTI SEGALA GALANYA

      • Gua sebenarnay ndak mau bales, tapi kalau gak dibales kok ya ndak selesai2 omdonya ini : lihatlah cermin sebelum lihat muka orang lain

        – Doktrin SALAFI ditelan mentah-mentah.
        – Slogan BIDAH/KHAWARIJ/MU’TAZILAHterngiang-ngiang selalu
        – Perkataan USTADZ nomor satu
        – Kehendak golongannya diunggulkan

        – Kehendak Suami dinomor duakan >> omdo, cuma satu kasus jangan disamaratakan
        – Hadits Rasulullah SAW dilupakan >> omdo – dusta
        – Ilmu Fiqh dicampakkan >> omdo – dusta
        – Akhlak Mulia di tinggalkan >> omdo – dusta, salafi palign banyak tidak menegur atau memusuhi golonga lain ..
        – Bimbingan para ulama terdahulu yang sholeh angin lalu >> omdo – dusta

        Akhirnya yang terjadi :
        – SEMANGAT TANPA ILMU >> omdo
        – YANG PALING BENAR HANYA GOLONGANNYA >> salafi juga
        – YANG PALING BENAR PERKATAAN MUSYRIFAHNYA >> omdo
        – TUJUAN HTI SEGALA GALANYA >> salafi juga

        males mbales kaya gini, jadi kayak anak kecil …. gak ilmiah blas …

  191. kepada lelaki kecewa …
    memang istri antum tiap hari demo sampe melupakan anak ? hebat bener itu istri antum. Kalau itu menyebabkan urusan anak terbengkalai maka dalam pandangan HT itu juga tercela … harus ditegur itu istri … kalau ndak mempan sebagai lelaki sejati antum bisa datengin musyrifahnya perihal istri antum itu … wassalam.

    • Bos Besar : ” Kamu para akhwat harus Demo besok pagi..

      Akhwat : ” Tapi gimana nih belum izin sama suami..

      Bos Besar : ” Ga usah izin suami, urusan suami nanti aja dulu, yang penting harus demo. Kalau ga ikut demo bukan akhwat sejati. Nanti khilafah ga tegak-tegak nih..

      Akhwat : ” Baik Bos… Laksanakan

  192. memang NYATA ternyata apa yang disampaikan disini sama sekali jauh dari kenyataan yang terjadi,untuk nak runtho,atas dasar apa anda berkata seperti itu?saya selama mengkaji di hizbut tahrir TIDAK PERNAH SAMA SEKALI mendapatkan pemahaman bahwa untuk izin suami itu TIDAK PENTING,camkanlah bahwa apa yang kalian katakan dan tulis disini akan dimintai pertanggung jawabannya diyaumul hisab,silahkan kalian berbicara disini,tapi Allah hakim yang MAHA ADIL,kami tidak takut dengan propaganda miring kalian yang tidak beralasan.tidak sesuai dengan fakta.karena kami yakin bahwa janji Allah untuk memenangkan seluruh kaum muslim akan segera tiba.وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا

  193. apa kalian berani untuk membuat tulisan yang membongkar makar kerajaan sa’ud?apa kalian berani membuat tulisan yang mengkritik zionis israel?apa kalian berani mengkritik amerika yang membombardir saudara-saudara di irak?

  194. saya yakin kalian tidak berani

  195. kesaksian kalian sebagai MANTAN hizbut tahrir pun akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di yaumul hisab.

  196. Saudari aisyah yang dirahmati Allah,

    Saudara Nak Rutho dan para komentar lain disini kebanyakan bukan mantan HT, jadi jangan dianggap sebagai orang yang mengaku mantan HT semua, nanti salah kaprah pemikiran anda.

    Sayapun sebagai mantan HT tidak setuju jika dikatakan HT mengajari akhwat syababiyah nya untuk membantah suami, kalopun ada yang demikian itu adalah oknum syababiyah saja.

    Jadi saya sampaikan kepada saudara-saudara semua bahwa meskipun HT memiliki beberapa kekeliruan yang harus diluruskan namun bukan berarti kita boleh memfitnah dan menjelek-jelekkan HT tanpa hujjah yang jelas.

  197. Assalamualaikum
    Pengelola koma HT sdh gamblang menjelaskan dan aktifis spt saya bisa melihat titik terang memang pemikiran HT utk yg mengenai Qodho & Qodar salah, bila sudah diperkuat dengan dalil qothi mau apalagi, maka aku sdh wajib mengikuti krn HT bukan agama tersendiri tetapi bagian dari agama Islam. mestinya teman2 merubah pemikiran tsb sblm nanti ditanyakan disisi Alloh di yaumil hisab kelak. Bila kita taklid buta hati kita membatu, bisa kita obati dgn ikhlas datang kpd Alloh utk memohon petunjuk dan dimudahkan utk melangkah menuju kebenaran. bila tdk spt itu sangat berat melawan malu dan hawa nafsu, akhirnya yg muncul nanti karakter asli kita, oknum teman2 yg taklid tadi muncul perkataan dan tulisan yg tidak islami serta berkomentar seperti ahlul maksiyat, aku hanya berfikir apakah seperti ini tujuan pembinaan HT yg bercita2 ingin memperjuangkan Islam, bila perilaku kalian bertolak belakang dgn Islam. Kalau aku ya berubah saja, apa sulitnya berubah kepada suatu kebenaran dari suatu kesalahan, beruntung kita punya pengelola koma HT yg mau mengingatkan kita sebelum kita mati, kita layak berterima kasih atas tawassaubilhaq beliau. Beliau ikhlas membantu meluruskan hal yg salah.
    Ini mengenai Akidah…. bila kita mengikuti yg benar maka kita akan sesat selamanya… naudzubillahimindzalik

  198. Maaf tulisan terakhir diatas yg benar adalah ….:
    Ini mengenai Akidah…. bila kita tidak mengikuti yg benar maka kita akan sesat selamanya… naudzubillahimindzalik

  199. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    afwan
    Seyogyanya bagi mereka yang “bukan” mantan ht dan bukan anggota ht ,supaya bisa melihat dan membaca saja ,bagaimana kita lihat koment dan sanggahannya dari kedua belah pihak .

    Koma ht “bukan salafiyun” beliau bermazhab zahiriy ( Imam ibnu hazm azzahiriy ),
    tujuannya agar mudah memahami topik yang dibicarakan antara koma ht dan hti & untuk belajar saja ,walaupun memang ada gereget rasanya ingin memberikan pencerahan ,akan tetapi itulah resiko akidah .
    sampai akhir hayatpun tidak akan bisa bertemu antara ahlul hawa dengan ahlussunnah .
    dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah yang mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. QS.Al anfal 63

    untuk yang pro ht jangan sampai membabi buta sehingga menuduh
    yang bukan – bukan kepada siapapun ,afwan saya hanya menyampaikan saja dikhawatirkan akan berbalik kepada yang menuduh.
    – orang ht apakah tidak tahu apa itu salafi.
    – apa itu zahiriy.
    – apa itu antek yahudi
    – apa itu kafir
    – dan lain sebagainya,jika tidak tahu alangkah baiknya berdiskusi sama
    koma ht saja.
    selesaikanlah dengan arif, sekali lagi yang dihadapi bermazhab zahiriy
    ( Imam Ibnu hazm azzahiriy ).

    teruslah antum semua berdiskusi mudah – mudahan Allah subhanahu wata’ala mempertemukan apa yang hti dan koma ht cari .

    barakallahu fih

  200. Alhamdulillah setelah membaca diskusi ini membuat saya semakin yakin kalau pilihan saya untuk tidak bergabung ke HT adalah benar, keyakinan saya ini bertambah didapat dari membaca argumen & cara2 menjawab dari anda dan juga para anggota HT & simpatisannya…
    Perlu saya sampaikan kalau saat ini istri saya yang masih mengaji dengan mereka (para HT-er) dan beberapa kali istri jg sering berdiskusi dengan saya tentang hal2 yang mereka kaji dan kadang suka rada panas juga diskusinya.
    Setelah mengaji di HT memang ada perubahan dalam prilaku istri saya, salah satunya jadi lebih sulit untuk dinasehati…
    Terakhir sebelum menemukan blog ini saya menasehati istri saya lagi kali ini lebih kuat lagi untuk menunjukkan kepadanya bahwa saya sangat2 serius kepadanya, saya menasehati dia untuk pelan2 meninggalkan kegiatannya pada HT (Bahkan sempat terpikir kalau tidak dibenci Alloh mungkin saya akan ceraikan istri saya karena tak mau mendengar nasehat suaminya, na’uzubillahiminzalik…).
    Alasan saya dulu kenapa saya tidak ingin bergabung dengan HT adalah salah satunya karena saya menduga HT adalah Partai Politik, dimana yang namanya Parpol itu tidak ada teman yang abadi hanya kepentingannya yang abadi. Dan biasanya orang parpol lebih cendrung melakukan apapun untuk mencapainya, termasuk menghujat, memfitnah dan keras pada prinsipnya bahwa solusi dari dirinya sendirilah yang benar dan orang lain tidak benar…ternyata dugaan saya benar setelah istri saya suka bawa majalah HT & selebaran Al Islamnya…
    Dulu sewaktu awal2 istri saya ikut kegiatan HT saya melihat model gerakan2, kegiatan pengajiannya, kurikulum dan buku kajiannya sy sudah menduga bahwa itu adalah metode kaderisi Parpol jadi menurut dugaan saya HT adalah parpol tetapi istri saya dan teman2nya bilang BUKAN, HT bukan parpol tapi saya yakin kalo ini adalah parpol. Nah baru setelah satu tahun lebih istri saya ikut akhirnya ada selebaran dari pengurus pusat HT mengakui bahwa mereka adalah Parpol akhirnya istri saya juga mengakuinya…
    Terimakasih pengelola komaHT anda memberi pencerahan tambahan buat saya, dengan membaca argumen2 anda dan juga argumen2 para anggota & simpatisan HT membuat tambahan keyakinan saya bahwa cara2 HT tidak tepat…saya tidak akan mengkafirkan HT & anggotanya, saya tidak akan membenci HT & anggotanya, saya tetap mengakui mereka saudara2 saya dan mencintai & menyayangi mereka sebagi sesama umat Nabi Muhammad SAW dan hamba2 Alloh SWT, mereka baik2 dan santun2 kok dengan saya dan istri, hanya di blog ini saja saya kaget kok cara argumen mereka gak santun ya, apa karena yang saya temui di rumah saya selama ini perempuan semua ya makanya bahasanya santun2 hehehe wallohualam…Tapi saya yakin mereka santun2 dan baik2 semua karena mereka saudara saya sesama hamba Alloh & Umat Nabi Muhammad.
    Sayapun tidak menolak bahwa syariah harus ditegakkan & khalifah juga harus ada tapi bukan dengan cara yang salah dan tidak mulia, masalah khalifah ini bahkan saya mengidam2kannya semenjak saya SMA dulu, apalagi setelah melihat paus sebagai pemimpin katolik jadi lebih kepingiin banget saya sebagai orang islam punya khalifah, tapi saya yakin Alloh punya rencana & Maha berkehendak.
    Untuk itu saya memulai dari hal kecil dulu deh yaitu mulai dari saya sendiri dan keluarga yang saya pimpin saat ini…
    Sekali lagi terimakasih sauadaraku pengelola komaHT…dan tetaplah istiqomah, santun dan sayang kepada saudara2 kita yang anda nasehati..
    Sesungguhnya Islam itu Indah, Iman itu indah, kebersamaan & persatuan juga indah semua didasari karena mencintai dan menyayangi karena Alloh semata…
    Untuk semua pembaca : cerita saya diatas bukan ingin menghasut atau mempengaruhi, sekedar berbagi cerita dan bukan dengan maksud mengajak anda2 untuk mengikuti cara saya…yang saya lakukan ini adalah salah satau bentuk tanggungjawab saya kepada Alloh sebagai pemimpin keluarga saya yang akan sy pertanggung jawabkan kepada Alloh kelak, jadi kalau nanti ada yang ikut2an dengan cara berpikir saya ini maka itu menjadi tanggung jawab anda2 sendiri kepada Alloh karena saya tidak bermaksud mempengaruhi untuk diikuti…
    Aku mencintaimu semua saudara2ku seiman…berbeda pendapat bukan berarti membencimu dan terpecah belah…
    Wasalamualaikum wr. wb

  201. Setelah baca komentar-komentar di atas, saya jadi semakin bersemangat berjuang bersama HTI. Pengelola blog ini komentarnya cuma berputar-putar saja dan terjebak dengan masalah yang diajukannya sendiri. Sementara HT sudah selesai dengan masalah qada dan qadar dengan pemahaman yang benar dan saat ini sedang terfokus untuk membangkitkan umat melalui tegaknya Khilafah. Saran saya, blog ini jangan ditutup, biarkan saja masyarakat yang menilai. Semakin banyak yang melihat blog ini, mereka akan semakin mengenal HT dan kebenaran aqidah yang diperjuangkannya …

  202. assalaamu’alaykum. pak pengelola saya perhatikan betul dan garis bawahi kesimpulan yang pak pengelola tarik dari hasil diskusi. kesimpulan itu tidak mewakili pemahaman ht tentang qodlo wal qodar. bahkan itu kesimpulan yang keliru untuk menggambarkan pemahaman HT tentang qodlo wal qodar. saya malah penasaran balik tanya ke pak pengelola. tahukah anda akar permasalahan qodho wal qodar ini? (1) qodlo wal qodar tidak dikenal dalam literatur quran dan sunah………. untuk penyataan saya yang pertama ini pak pengelola dan pembaca lainnya bisa memahami tidak?

  203. Imam Ibnul Qayyim menulis sebuah kitab berjudul Syifaul Alil Masail Qadha wal Qadar yang tebalnya ratusan halaman dengan ulasan lengkap tentang Qadha dan Qadar dengan dalil-dalil al Qur’an as Sunah dan atsar Shahabat serta fatwa ulama ahlussunnah dari zaman pendahulu Islam.

    Silahkan baca kitab itu agar wawasan anda tentang qadha dan qadar tidak hanya taqlid dengan pemahaman Taqiyyuddin saja.

    Kitab itu ratusan halaman dan isinya padat sekali dengan dalil, tidak seperti kitab-kitab taqiyyuddin yang hanya mengedepankan pemahaman akal daripada dalil.
    Apalagi kitab yang tebal itu hanya membahas qadha dan qadar saja, sungguh luar biasa Ibnul Qayyim, semoga Allah merahmati beliau.

    • Imam Syafi’i kayaknya juga kalah tuh sama Ibnu Qoyim, mengingat beliau (imam Syafii) juga tidak bikin kitab Qodho Qodar setebal gitu (510 halaman pdf). Barangkali imam yang lain seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik atau bahkan Imam Ahmad juga kalah tidak ada yang bikin kitab membahas Qodho Qodar setebal gitu. Demikian juga Imam Bukhari, Imam Muslim dll … kalah semua wis …

  204. anda tidak jawab pertanyaan saya! jangan membelokan topik. apakah anda temukan kata qodho wal qodar dalam quran maupun sunah? cari tidak akan ketemu!

    • sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Kebanyakan penyebab kematian di kalangan ummatku setelah ketetapan kitabullah dan qodho’ serta qodar-Nya adalah karena penyakit ‘ain.” (HR. Thabrani dan selainnya, dihasankan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari` (X/167)).

    • @abu roya, ulama dari dulu sudah banyak membahas lho masak nggak ada literatur ? kecuali anda tidak mengakui ulama-ulama terdahulu kecuali Taqiyuddin

  205. @mirsha, @abu roya, @dynux, @abd. albantany :

    Kalau ga bisa mengeluarkan hujjah yang kuat untuk membantah topik-topik yang ada di blog ini mendingan antum semua mengaku dan menyerah aja deh.

    Apa sih beratnya bilang gini : ” Berhubung saya ga bisa membantah topik yang ada di blog ini dengan dalil-dalil yang kuat, maka saya nyerah aja dan topik yang ditampilkan disini memang benar adanya dan HT/HTI keliru dalam hal ini.

    • Rutho,
      Berdebat itu bukan untuk menang kalah, tapi untuk menunjukkan argumen. Kalau argumen diterima ya silahkan, kalau tidak ya silahkan. Masing masing boleh mempertahankan pendirian apabila itu memang benar2 digali dari dalil yang shahih.
      Kalau menang kalah itu dijadikan tujuan berdebat maka tengoklah hadits Nabi SAW : “Barangsiapa menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mengolok-olok orang bodoh atau untuk mengalihkan pandangan manusia kepadanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka”. (HR Tirmidzi)

  206. Ikut Numpang komentar …

    Tidaklah seseorang itu dikatakan beriman kepada takdir sampai dia mengimani 4 Tingkatan dalam masalah Takdir:

    1.TINGKATAN AL-ILMU.

    Maksudnya kita harus meyakini bahwa Allah Ta’ala telah mengetahui takdir seluruh makhluk, baik secara global maupun terperinci, baik yang berkenaan dengan perbuatan Allah sendiri maupun perbuatan makhluk, baik yang terjadi di masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang. Bahkan sesuatu yang tidak akan terjadi, Allah Ta’ala maha mengetahui seandainya yang tidak akan terjadi itu jadi terjadi bagaimana terjadinya.

    Dalil :

    Allah Ta’ala telah berfirman,

    “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? …(Qs. Al-Hajj: 70)

    “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua perkara yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia Maha Mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak juga sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan telah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qs. Al-An’aam: 59)

    “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.” (Qs. At-Taubah: 115)

    2. TINGKATAN AL-KITABAH (penulisan)

    Maksudnya kita meyakini bahwa Allah Ta’ala telah selesai menuliskan takdir makhluk yang Dia ketahui itu ke dalam lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amr di atas.

    Dalil:

    Allah Ta’ala berfirman,

    “Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qs. Yaasiin: 12)

    “Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” (Qs. Al-Hadiid: 22)

    Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    “Allah telah menulis seluruh takdir seluruh makhluk sejak 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.”
    (Shahih, riwayat Muslim dalam Shahih-nya, kitab al-Qadar (no. 2653)

    “Yang pertama kali Allah ciptakan adalah al-qalam (pena), lalu Allah berfirman, ‘Tulislah!’ Ia bertanya, ‘Wahai Rabb-ku apa yang harus aku tulis?’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir segala sesuatu sampai terjadinya Kiamat.’”(Shahih, riwayat Abu Dawud (no. 4700), dalam Shahiih Abu Dawud (no. 3933), Tirmidzi (no. 2155, 3319), Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah (no. 102), al-Ajurry dalam ­asy-Syari’ah (no.180), Ahmad (V/317), dari Shahabat ‘Ubadah bin ash-Shamit rad

    3. TINGKATAN AL-MASYI’AH (kehendak).

    Maksudnya kita meyakini apa yang Dia kehendaki pasti akan terjadi dan apa yang kita kehendaki jika Dia tidak kehendaki maka tidak akan terjadi. Karenanya ketika ada sebuah kejadian yang terjadi maka itu berarti Allah telah menghendakinya, karena seandainya Dia tidak menghendakinya niscaya sesuatu itu tidak akan bisa terjadi.

    Dalil:

    Allah Ta’ala berfirman,

    “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit.” (Qs. Al-An’aam: 125)

    “Dan kamu tidak dapat menhendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. At-Takwir: 29)

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

    “Sesungguhnya hati-hati manusia seluruhnya di antara dua jari dari jari jemari Ar-Rahmaan seperti satu hati; Dia memalingkannya kemana saja yang dikehendaki-Nya.”
    (Shahih, riwayat Muslim dalam Shahih-nya (no. 2654). Lihat juga Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah (no. 1689))

    4. TINGKATAN AL-KHALQ (penciptaan).

    Yakni kita meyakini bahwa semua makhluk, sifat-sifat mereka, perbuatan-perbuatan mereka, bahkan sifat diam dan bergeraknya mereka (dari gerakan sekecil apapun sampai gerakan yang besar), semuanya adalah ciptaan Allah Ta’ala.

    Dalil:
    Allah Aza waja’ala berfirman

    “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (Qs. Az-Zumar: 62)

    “Padahal Allah-lah yang menciptakanmu dan apa yang kamu perbuat itu.” (Qs. Ash-Shaaffaat: 96)

    PENYIMPANGAN DI DALAM TAKDIR

    Semua sekte yang sesat dalam masalah takdir dinamakan Qadariah, hanya saja yang ekstrim dalam menolak takdir dinamakan Qadariah, dan sekte ini terbagi lagi menjadi dua golongan, sedang yang ekstrim dalam menetapkan takdir dinamakan Jabriah, dan sekte ini juga terbagi dua.

    Karenanya secara umum ada 2 sekte yang sesat dalam masalah takdir ini:

    1. QADARIAH.

    Sekte yang ekstrim dalam menolak takdir. Sekte ini terbagi menjadi dua:

    a. Qadariah ghulah (ekstrim),
    Yaitu yang mengingkari tingkatan pertama dan kedua dari tingkatan takdir di atas. Sekte ini pertama kali muncul di Bashrah (Iraq) di zaman Abdullah bin Umar -radhiallahu anhuma-. Hukum pelakunya adalah kafir keluar dari Islam, yang mana pengkafiran ini keluar langsung dari mulut Ibnu Umar tatkala beliau berkata:

    “Apabila kamu bertemu orang-orang tersebut, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa saya berlepas diri dari mereka, dan bahwa mereka berlepas diri dariku. Dan demi Zat yang Abdullah bin Umar bersumpah dengan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka menginfakkan emas seperti gunung Uhud, niscaya sedekahnya itu tidak akan diterima hingga dia beriman kepada takdir baik dan buruk.” (HR. Muslim no. 8 )
    Sebagian ulama ada yang menyatakan bahwa sekte ini sudah tidak ada zaman ini, alias punah.

    b. Qadariah judud (neo Qadariah)
    Dikenal juga dengan nama Mu’tazilah. Mereka ini sekte yang mengingkari tingkatan ketiga dan keempat. Hukum pelakunya tidak kafir, tapi dikategorikan ke dalam 72 golongan yang diancam masuk neraka.

    2. JABARIAH.

    Sekte yang ekstrim dalam menetapkan takdir, sampai-sampai mereka meyakini bahwa seluruh makhluk itu tidak punya kehendak dalam perbuatannya, tapi Allahlah yang mengatur atau memaksa dirinya untuk berbuat. Sekte ini juga terbagi dua:

    a. Yang meyakini al-jabr (pemaksaan dari Allah) secara lahir dan batin. Yakni mereka menyatakan bahwa semua niat, kehendak, dan juga amalan zhahir makhluk adalah paksaan dari Allah Ta’ala. Ini adalah mazhab Jahmiah yang telah dikafirkan oleh 500 orang ulama, sebagaimana yang dinukil oleh Imam Al-Lalakai dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlussunnah.
    b. Yang meyakini al-jabr hanya dalam hal yang zhahir, tidak pada perkara batin. Hukumnya tidak kafir tapi juga dikategorikan ke dalam sekte bid’ah yang sesat.

    Setelah anda semua mendengarkan pembicaraan masalah takdir dalam rekaman itu.
    Anda semua akan bisa menilai HTI itu menyimpang dalam masalah takdir
    dalam tingkatan apa saja…..

    monggo di teliti kembali……

    Allahua’lam

  207. tuk Pak Hasan dan yang lainnya saya cabut pernyataan saya yang kedua. afwan yang itu keliru. tetapi pernyataan yang pertama tetap saya pertahankan. apa sebab..

    Dari dalil-dalil Quran maupun Sunnah kita dapati kata qodlo berdiri sendiri dan memiliki beberapa makna. juga kata qodar berdiri sendiri dan memiliki beberapa makna. tidak digabungkan sebagai qodho wal qodar kecuali di hadits yang pak hasan kutip juga saya temukan dikeluarkan oleh al-Bazzar

    makna qodlo dan makna qodar dalam hadits yang pak Hasan kutip tersebut adalah makna aslinya seperti yang digambarkan dalam quran dan sunnah.

    namun istilah qodho wal qodar (qodho yang diiringi qodar disambung dengan huruf wawu) tidak pernah digunakan oleh para sahabat maupun tabi’in. qodlo wal qodar memiliki arti tertentu yang berlainan dengan kata qodlo maupun qodar dalam nash.

    untuk mengetahui pemahaman HT tentang qodlo wal qodar dan mengapa HT membahas permasalahan qodlo wal qodar seharusnya dimulai dari awal mula munculnya istilah tersebut.

    kemunculannya dipicu oleh filsafat Yunani. lalu ummat Islam berusaha memberikan jawaban dengan pendapat Islami, Muktazillah memberikan pendapat, lalu dibantah jabariyah, dan keduanya dibantah ahlusunnah.

    masalah filsafat yang masuk itu adalah mengenai pahala dan siksa atas seorang hamba, dimana Islam ajarkan perbuatan buruk dibalas siksa dan perbuatan baik dibalas pahala. pertanyaannya:
    1. dalam melakukan perbuatan baik atau buruk itu manusia dipaksa atau bebas melakukan?
    2. apakah manusia bisa memilih antara keduanya atau tidak?

    diskursus seputar pertanyaan ini dikenal dengan istilah huriyatul irodah, jabr wal ikhtiyar juga dikenal dengan istilah qodlo wal qodar. namun yang paling terkenal adalah sebutan qodlo wal qodar.

    qodlo wal qodar yang dimaksud HT adalah yang itu, bukan qodlo maupun qodar dalam quran dan sunnah.

    nah anda-anda semua kalau dapat pertanyaan seperti itu apa jawabnya?

  208. Bismillah

    abu roya@

    Kata qodlo dan qodar itu memiliki makna sendiri2 jika berkumpul dan memiliki makna yang sama jika berpisah. seperti Iman dan Islam atau fakir dan miskin.

    abu roya@
    …..masalah filsafat yang masuk itu adalah mengenai pahala dan siksa atas seorang hamba, dimana Islam ajarkan perbuatan buruk dibalas siksa dan perbuatan baik dibalas pahala. pertanyaannya:
    1. dalam melakukan perbuatan baik atau buruk itu manusia dipaksa atau bebas melakukan?
    2. apakah manusia bisa memilih antara keduanya atau tidak?

    Jawab:
    1. Dalam melakukan perbuatan baik atau buruk manusia tidaklah dipaksa.
    karena Allah telah berikan kehendak kepada makhluknya.
    Allah berfirman:

    “ Tidaklah kalian berkehendak , kecuali apa yang Allah kehendaki, sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha bijaksana “. (al insan : 30)

    didalam Ayat itu ada dua bantahan sekaligus buat orang yang menyimpang terhadap takdir.

    a. “Tidaklah kalian berkehendak ”
    ini menyatakan bahwa manusia punya kehendak. dan in merupakan bantahan terhadap jabariah ekstrim yang meniadakan kehendak makhluk, karena kita maklumi bersama dengan akal kita bahwa kita itu mempunyai kehendak.

    b. “kecuali apa yang Allah kehendaki”
    ini menyatakan bahwa semua kehendak kita itu telah di kehendaki oleh Allah. dan ini merupakan bantahan terhadap mu’tazilah yang Allah tidak ikut campur pada kehendak makhluk.

    2. Manusia jelas bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk,kerena manusia diberi kehendak, diberi akal dan itupun tidak bertentangan dengan akal kita kan?
    makanya Allah turunkan Al Quran dan di utusnya para Nabi, dan diterangkan jalannya menuju kefajiran dan jalannya menuju ketaqwaan.
    terserah mau menempuh yang mana?

    Kenapa mereka pada keliru dan menyimpang atau bingung dalam masalah ini?
    Karena mereka hanya paham bahwa Allah itu punya satu kehendak saja!
    Padahal Allah itu punya 2 kehendak yaitu:

    1. Irodah kauniyah.
    yaitu kehendak Allah yang mesti terjadi, baik itu yang dicintai maupun yang dibenci Allah.
    Contohnya: Allah ciptakan Iblis, ciptakan manusia yang berbuat dosa dll, itu kehendak Allah yang mesti terjadi.
    dengan Kehendak Allah ini Allah mempunyai hikmah yang sangat agung sekali.
    Satu Saja contoh hikmahnya:
    Akan muncul perbuatan taubat dari makhluk yang bertaubat dari dosanya sehingga akan bertambah agunglah asma Allah At Tawabin ( yang menerima taubat). dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung di dalamnya.
    Jadi tidak benar jika Allah berbuat dlolim seperti yang dikatakan HTI dalam rekaman itu.
    inilah kesalahan mereka karena mengkhiyaskan perbuatan Allah dengan perbuatan makhluknya.

    2. Irodah dieniyah syari’ah
    yaitu kehendak Allah yang mesti terjadi dalam hal yang dicintai saja.
    Yaitu semua ketaatan kepada Allah yang di ilhamkan pada makhluk untuk melakukanya.

    Jika seseorang tidak bisa membedakan 2 irodah ini maka dia akan bingung memahami takdir, dan apabila dia tidak “jujur bersama Allah dalam minta petunjuknya” maka dia akan tergelincir jatuh dalam kesesatan masalah takdir.
    Satu lagi yang perlu kita perhatikan,
    kenapa Jiblil mengulang kata kerja dalam hadist takdir itu?
    karena sulitnya beriman kepada takdir maka perlu perhatian khusus dan selalu minta petunjuk Allah dengan jujur dan ikhlas dalam mencari kebenaran, bagaimana memahaminya dan mengimaninya dengan benar.

    Allaua’lam

  209. Perlu saya tambahkan lagi ,

    Kenapa orang bisa tersesat dalam masalah takdir ini?
    Selain mengkiyaskan perbuatan Allah dengan perbuatan makhluknya sering kali juga seseorang menanyakan apa hikmah dari perbuatan Allah itu.

    Apa hikmahnya?,
    apa ilahnya?
    Kenapa ya Allah melakukan ini?
    Apa ya hikmah dibalik semua ini?

    Itu juga sebagai akar kesesatan dalam masalah takdir. bukankah Allah itu maha memiliki hikmah?
    Dan tidak satupun perbuatan Allah kecuali memiliki hikmah yang sangat Agung. Cuman sebagihan kecil saja yang diberitahukan kepada makhluknya dan itu sebagai ujian juga buat kita, maka para ulama mengingatkan kepada kita untuk mengimani saja dan dilarang mempertanyakan hikmahnya..
    bukankah Allah juga telah berfirman:

    لاَ يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُوْن

    Artinya: “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya dan merekalah yang akan ditanyai(apa yang diperbuatnya).”(QS. Al Anbiya’: 23)

    Allahu a’lam

  210. Sudahlah akhi abu roya, hujjah anda sudah dipatahkan oleh al akh hasan, dan al akh si luman juga sudah lumayan banyak menjelaskan.
    Meskipun saya pribadi mungkin ada juga berbeda pendapat namun apa yang anda ucapkan dan apa yang di doktrinkan oleh HT bahwa qodlo wal qodar tidak dikenal dalam literatur quran dan sunah maka itu doktrin salah dan menyimpang.
    Bahkan jika anda katakan tidak pernah dibahas oleh shahabat itupun salah.
    Makanya saya sarankan silahkan baca dulu kitab Ibnul Qayyim berjudul Syifaul Alil Masail Qadha wal Qadar yang mana kitab ini sudah diterjemahkan, insyaAllah setelah membacanya wawasan kita akan terbuka.

    @ dnux :
    semua ulama punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, bukan berarti ibnul qayyim itu paling hebat namun satu-satunya ulama yang memiliki kitab khusus membahas qadha dan qadar secara tuntas dan lengkap adalah beliau, adapun masalah fiqh memang tetap tidak sebanding dengan imam madzhab fiqh seperti Imam Syafii, Imam Ahmad, dsb, bahkan saya pun tidak mengambil madzhab fiqh ibnul qayyim, dalam perkara hadits juga tidak sebanding dengan para imam ahlul hadits seperti Imam Bukhari dan Muslim, dsb, namun dalam perkara qadha dan qadar ini mari kita jujur pada diri kita bahwa beliaulah yang membahas paling lengkap.

  211. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Menurut pendapat ana.
    para ulama membuat kitab tidak lain dan tidak bukan, ana yakin semuanya hanya untuk menjelaskan isi alqur’an dan assunnah ,supaya “sampai “dan masuk kesetiap dada umat ,untuk dipahami dan dicerna ,mereka para ulama disyaratkan hafiz Qur’an dan Assunnah ,dsb
    sebagian ulama berpendapat seperti imam ahmad bin hambal ditanya ,bilakah ulama itu boleh berfatwa kalau sudah hafal 500 ribu hadits menurut beliau boleh berfatwa ( nukilan dari syiar a’lam annubala )
    walaupun memang ada sebagian ulama juga ada yang geregetan
    tidak mengindahkan yang seharusnya hanya di imani malah di ta’wil
    QS Ali ‘Imran ayat 7
    Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
    ana sarankan semuanya berlapang dada karena banyak hal yang berbeda :
    – kapasitas penerima ilmu berbeda – beda.
    – Tingkat keimanan dan kadar maksiat yang berbeda – beda.
    – dalam memulai belajar tidak tartil ,inginnya kepokonya padahal para ulama tersebut dalam memahaminya perlu puluhan tahun, sedangkan kita ingin langsung jadi ( efeknya banyak mengkritik ,menghujat dsb ).
    ana sarankan jangan sampai menjadi kutoba,sedikit ilmu banyak bicara ,perbaikilah dirinya sendiri mudah – mudahan orang lain mengikuti .
    – jangan pernah bermimpi bersejajar dengan para imam ,mereka semua itu sudah terjaga kredibelitasnya kalau mereka mengeluarkan pemikirannya hargailah mereka .bukankah kitab yang mereka karang kita harus tetap timbang dengan mizan yang baik yaitu dengan Alqur’an dan assunnah ( keduanya pasti kita semua yakini adalah wahyu dari Allah Azzawajalla )
    – jangan gegabah dalam berkata .
    – jangan saling tuduh sehingga ketingkat yang paling keji kafir mengkafirkan ,bahkan penghuni negara baik itu arab saudi atau mesir dll ,jadi korban kata – kata jahil dan keji.
    QS.At Tahrim 6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
    ana sarankan camkan ayat diatas jagalah diri dan keluarga ,karena menurut ana yang paling susah itu menjaga diri sendiri ketimbang orang lain.
    terkadang untuk urusan keluarga saja ,terabaikan ,padahal dirumah itulah scup negara terkecil ,setelahnya itu rt ,rw dsb,coba kita pakai alqur’an dan assunnah itu didalam keluarga masing – masing dengan tertib,jikalau khawatir pakai kitab karangan ulama yang menjelaskan tentang isi Alqur’an dan assunnah.
    ana yakin semuanya sayang kepada umat islam ,baik itu ht atau mantan ht ,dan yang ikut diskusi ( saya yakin 1000% ,yang menjadikan berbeda ,karena cara pandangnya yang berbeda ),tetapi tujuannya sama ada berkeinginan untuk menyatukan umat islam .
    tetapi ada kejanggalan dan keanehan kenapa ko hawa nafsu ( atau hasil pikiran perorangan atau organisasi) ko diadu dengan alqur’an dan asunnah padahal semua jelas mengakui itu adalah wahyu,jelas tidak akanada yang mau semuanya jikalau dikatakan menentang alqur’an dan asunnah ,ana yakin.
    Jadi jikalau ingin memperbaiki umat islam pakailah Alqur’an dan assunnah
    ana yakin mulailah dari diri sendiri ,bukan mulai dari orang lain.
    tujuan komaht ana yakin yang masih aktif di ht supaya kembali kepada Alqur’an dan assunnah untuk meninggalkan buku a d a r t ht,untuk beriman cukup kepada Alqur’an dan assunnah tidak memakai kitab buatan manusia( pasti kitab karangan manusia yang “ditujukan untuk pegangan hidup untuk dunia dan akhirat” pasti banyak menyimpangnya ) .
    wallahu a’lam
    semoga semuanya diberkahi dan diberikan Rahmat dan Karunia yang besar oleh Allah Subhanahuwata’ala aamiin.

  212. Assalamu ‘alaikum wr. wb.
    Setelah saya mengamati dan merenungkan, blog ini dibangun atas dasar keinginan untuk (maaf, kalau salah) menjatuhkan kesahihan perjuangan HT. Masyarakat awam, begitu melihat banyak istilah mantan…mantan HT, mantan NII, mantan ….dsb, diharapkan langsung menuding, bahwa HT itu memang tidak sahih. Tapi, biasanya, seperti pepatah ‘orang menjadi besar karena memar,’ nikmat karena sengsara….bahkan satu karya novel, menjadi novel masyhur, setelah dikritik habis-habisan oleh para tokoh sasra. Kalau ada novel tidak ada yang mengkritik, wah…gak bakalan terkenal. Macam orang Barat, akhir-akhir ini terus menghantam Rasulullah SAW, justru karena mereka melihat perkembangan Islam di Eropa yang begitu cepat…. Saya kebetulan tinggal di Bandung….dulu HT belum begitu dikenal. Sekarang, kalau kita perhatikan, setiap Jumat, Buletin Al-Islam sudah beredar di mana-mana, bahkan di Masjid yang ada di komplek militer….tampaknya mereka sudah mulai menerima ide khilafah dan syariah… Memang, seharusnya kita bersimpati pada HT, saya menyaksikan sendiri, bagaimana mereka mensedekahkan banyak waktunya, harta, untuk membumikan Khilafah, dengan mengunjungi para ulama, tokoh masyarakat…dan memang banyak juga darisah gagal yang menjadi momok di tengah masyarakat, dengan menakut-nakuti, tapi ya semuanya seperti pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu….bolehlah kita bertukar pikiran, berhujah dengan hujjan yang baik, dengan hikmah, kalau gak setuju pada pemkiran HT, seharusnya langsung diskusi sama pimpinan, bukan di blog, karena akan menimbulkan perselisihan, debat kusir, dan menebarkan kebencian. Saya yakin aqidah kita sama, rabb kita sama, Qurannya sama, kenapa kita g khusnudzan aja ama HT. Maafkan kelancangan saya, orang awam ini.

    • Siapakah yang tidak merindukan khilafah ? tentu semua merindukannya, tapi khilafah yang bagaimana ? tentunya khilafah yang syar’i bukan khilafah yang justru memiliki dustur/qanun asasi yang menyimpang seperti khilfah versi HT.
      Dan apakah para pejuang khilafah itu maksum sehingga tidak boleh dinasehati kesalahannya ? apakah kesalahan aqidah yang terjadi pada Taqiyyuddin tak boleh kita luruskan ?
      La haula wa la quwwata illa billah.

  213. Panji Kelana@ mentinya sampeyan itu baca dari awal buat apa seh bela kelompok klu memang salah? itu namanya ta’ashub.
    lihatlah hujjah2nya HTI semua sudah terpatahkan….
    saya tidak melihat blog ini kecuali hanya nasehat buat umat.
    baik yang di HTI kalau mau berbenah maupun yang bukan sehingga mereka faham klu HTI itu sesat bahkan sudah masalah aqidah yaitu masalah qodlo dan qodar…..

  214. Lek Min@ matur nuwun atas komen Panjengan. Semoga Allah SWT memberikan keberkatan kepada hidup Panjenengan. Terus terang justru saya menemukan jalan untuk memperbaiki kehidupan Islam yang sudah banyak menyimpang dari Al Quran dan As-Sunah. Ngomong2 panjengenan sudah membaca kitab ‘Peraturan Hidup dalam Islam,’ yang membahas Qodlo dan Qodar, belum? Kebetulan saya sudah membaca dan mempelajarinya, dan alhamdulillah saya paham dan sependapat, sahih…jangan marah yo Lek Min, santai saja.

  215. Anda mungkin baru membaca Nidzamul Islam saja sementara penjelasan terperinci justru adanya di Syakhsiyah Islamiyah.
    Tapi meskipun demikian ini menunjukkan anda tunduk pada aqal anda bukan pada dalil sehingga anda mengikuti pendapat Taqiyyuddin, padahal Taqiyyuddin jelas mengatakan bahwa Lingkaran yang dikuasai manusia Tidak termasuk dalam Qadha dan Qadar.
    Waliyaudzubillah.

    • Aswrwbkt
      Pengelola : (1) menuduh tanpa dasar itu fitnah (2) menuduh dg comot separuh2 itu juga fitnah (3) salah copas itu juga fitnah
      Semuanya : gunakan kata yang bagus. Nabi SAW bersabda : man laa yarham laa yurham. Barangsiapa yang tidak merahmati maka dia juga tidak akan dirahmati.
      Saya sama sekali tidak berkerberatan dikatakan menyimpang dengan “ahuls-sunnah” karena sekali lagi sudah jelas bahwa syaikh Taqi juga menyalahkan “ahlus-sunnah” Hanya sekali lagi ya sudah, tawaquf saja pada perbedaan masing2. apa yang antum anggap benar belum tentu kami anggap benar, demikian juga apa yang antum anggap salah barangkali bagi kami itu adalah benar.
      Wallahu muwafiq ilaa aqwamith thoriq.

  216. Alhamdulillah, saudara dnux yang seorang aktifis HT dengan gagah mengakui secara lapang dada bahwa : dia, HT, dan Taqiyyuddin benar-benar MENYIMPANG dari AHLUS SUNNAH dan MENYALAHKAN AHLUS SUNNAH dalam perkara Qadha dan Qadar.
    Syukran saudara dnux, setelah ini silahkan kita berjalan sendiri-sendiri menurut aqidah yang kita yakini, anda berjalan berdasar aqidah HT dan saya berjalan berdasar aqidah ijma’ ahlus sunnah.
    Dan insyaAllah di akhirat kelak kita buktikan mana yang lebih benar, aqidah HT ataukah ijma’ ahlus sunnah.

    • menurut anda aqidahnya salafy itu sama dengan aqidahnya “ahlus sunnah” tidak ? atau ternyata juga menyimpang dari aqidah “ahlus sunnah” ?

      wassalam. dwi

      • Aqidah Salafy sama seperti Aqidahnya Ibnu Taimiyyah, Syaikh Muhamad Bin Abdul Wahhab, Sama juga dijelaskan Imam Malik, Sama saja Dijelaskan Imam Syafi’i, Sama juga dengan yang ditulis Imam Bukhori (kitab [Khalqu] Af’alil Ibad), Sama juga dengan kitab Al Ulluw Imam Ad Dzahabi. Dan Qadha dan Qadar sama dengan koma HT (^_^).

  217. Salafy yang mana ? saya bingung jika ada orang yang bilang salafy karena banyak sekali kelompok yang katanya salafy, dan saya sungguh tidak begitu paham tentang mereka satu persatu.

    • @pengeoloa : anda benar. saya juga bingung, tapi yang jelas yang macem2 akarnya kan dari pemikiran Syaikh M Abdul Wahab. pertanyaan lebih basic : Apakah aqidahnya Syaikh M Abdul Wahab itu sama atau berbeda dg Aqidah “Ahlus Sunnah” ? Semoga antum bisa menarik ibrah dari pertanyaan saya.
      @hasan : anda ini terlalu optimis. hehehe … kok semua diramu jadi satu gitu. Buktinay dari ulama2 Salafy ada yang menyalahkan aqidahnya Imam Bukhari dan bahkan Syaikh Utsamin (?) bikin buku ttg kesesatan aqidah Imam Ibn Hajar
      Wassalam

      • Buktinay dari ulama2 Salafy ada yang menyalahkan aqidahnya Imam Bukhari dan bahkan Syaikh Utsamin (?) bikin buku ttg kesesatan aqidah Imam Ibn Hajar

        Ngawur, ini berita dari mana ? Jangan jadi tukang fitnah. Syaikh Utsaimin hanya menjelaskan masalah “takwil” dalam sebagian kitab Fathul Bari karangan Ibnu Hajar. Dalam hal itu beliau dinggap keliru (hanya pada bagian tauhid asma’ wa shifat pun sebagian saja). Kesalahan beliau tidak menjadikan sesat lho he he. Anda aja paling denger dari”katanya dan katanya” kemudian membuat tuduhan.

      • Apakah aqidahnya Syaikh M Abdul Wahab itu sama atau berbeda dg Aqidah “Ahlus Sunnah” ? Semoga antum bisa menarik ibrah dari pertanyaan saya.

        Mungkin lebih ke Ibnu Taimiyyah nantinya . nah masalah Ibnu taimiyyah silakan merujuk ke perkataan Ibnu hajar (syaikhulislam.wordpress.com/2010/03/03/ibnu-taimiyah-dikafirkan-ibnu-hajar-meradang/)

        silakan juga merujuk pada perkataan Imam Ad Dzahabi, Ibnu Katsir, Ibnul Qayyim (mereka murid2 Ibnu Taimiyyah)

      • @hasan : kok meradang sih …
        saya tidak mau membahasa apakah Ibn Taimiyah sesat atau tidak ataupun mana yang paling benar. sudah terlalu banyak pembahasan atas hal itu.
        Disini Saya hanya memberikan baseline bahwa : Ada perbedaan antara aqidah Ibn Taimiyah dg “Ahlus Sunnah”. >> “Ahlus Sunnah” dengan tanda kutip. Artinya adalah menurut “Ahlus Sunnah” pendapat Syaikh Taimiyah itu menyimpang demikian pula menurut Ibn Taimiyah, pendapat “Ahlus Sunnah” itu juga menyimpang
        Karenanya saya juga tidak masalah bila dikatakan pandangan HT yang berasal dari Syaikh Nabhani itu menyimpang menurut pandangan kelompok yang mengaku “Ahlus Sunnah” ataupun oleh kelompok yang juga mengaku “Ahlus Sunnah”.
        Wassalam;

      • ya sudah kalau cara anda berpikir begitu (^_^) akan tetapi sudah jelas khan kalau pemikiran Syaikh Taqiyuddin (masalah Qadha dan Qadar) berbeda dengan pendapat “Ahlusunnah” semacam Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Hajar, Imam Ad Dzahabi, Imam Ibnu Katsir dan sederet ulama “ahlusunnah” he he.

        begitukhan kesimpulannya saudara Dwi ?

      • @Dnux, anda sih kalau melempar “tuduhan” nggak tanggung-tanggung sampai menyebut ulama salafy menyalahkan aqidah Imam Bukhori, sampai menuduh syaikh Utsaimin meyesatkan Ibnu Hajar.

        Temen anda satunya nuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
        Anda Nuduh ulama salafy yang lain

      • @Hasan :
        (1) saya bukan orang yang suka cari perbandingan pendapat ulama lalu ikut menyalah2kan. jadi bisa jadi saya salah dalam tulis spt yang imam Utsaimin itu .. kan sudah saya pake tanda tanya (?) artinya saya sendiri not sure. Ternyata setelah tak browsing ulang adalah Bin Bazz. Saya tidak punya bukunya tapi sangat sering baca di pajangan teman2 Salafy yang jual buku itu di masjid2. Kalau mau bisa saja saya donlot arabnya lalu baca2 untuk menambah argumen atau pembuktian. tapi saya rasa itu tidak perlu … biarlah berbeda dan saya tidak akan ikut manas2i debat antara orang2 Salafy vs Asy’ari …
        (2) Kalau antum sampaikan apakah masalah Qodho Qodar nya Syaikh Nabhani berbeda dg Ulama Salafy atau Ulama Asy-ariyah saya bisa menjawab memang berbeda. Tapi kalau disuruh njawab apakah berbeda dg pemahaman Imam Syafi’i Ahmad Hanafi Maliki saya tidak bisa jawab demikian juga apakah masing2 dari Imam 4 itu sama persis atau beda2 dikit, saya juga tidak tahu …
        wassalam

      • @dnux

        yah mungkin “akhlak” antum dengan saya berbeda. Jadi uslubpun juga berbeda sehingga ketika menyampaikan suatu tuduhan yang masih bersifat tanda tanya saya tidak menggunakan kalimat “Buktinay dari ulama2 Salafy ada yang menyalahkan aqidahnya Imam Bukhari dan bahkan Syaikh Utsamin” seperti anda ini.

        Tapi lebih pada kalimat :
        Apakah benar Ulama salafy menyesatkan Imam Bukhori (khan bisa tanya saya sebagai roang salafi)

        pemahaman Imam Syafi’i Ahmad Hanafi Maliki saya tidak bisa jawab demikian juga apakah masing2 dari Imam 4 itu sama persis atau beda2 dikit, saya juga tidak tahu

        kalau gitu cari tahu dong (^_^) siapa tahu tidak sama. Tuh lihat saja di kitab Ar-Risalah (Imam Syafi’i)

      • sekali lagi saya tidak mau panjang lebar, tapi kayaknya antum muncul ghiroh pembelaannya gitu dan terus meminta saya memanjangin.

        (1) ok sekaligus minta konfirmasi kepada antum ttg ucapan saya berikut ““Buktinay dari ulama2 Salafy ada yang menyalahkan aqidahnya Imam Bukhari dan bahkan Syaikh Utsamin”. Ini saya dapatkan dari (banyak) milist/web Asy’ariyah yang mencuplik begini :

        dalam Kitab Shahih al-Bukhari beliau melakukan ta’wil terhadap ayat 88 surah al-Qashash “كل شيء هالك إلا وجهه أى إلا ملكه”, “tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”. (al-Qashash: 88)”. “Maksud `illa wajhah, adalah `illa mulkahu (kecuali kerajaan-Nya)” (Shahih al-Bukhari).

        Ketika ditanya tentang penakwilan seperti dalam Shahih al-Bukhari tersebut, al-Albani mengatakan: “هذا لا يقوله مسلم مؤمن”, “penakwilan seperti ini tidak akan dikatakan oleh seorang muslim yang beriman” (fatawa al-Albani, Pg. 523).

        benarkah begitu di Fatawa Albani ? terus terang saya belum cross check dan minta cross check ke antum sekalian.

        (2) yang utsaimin tadi sudah saya terangkan bahwa yang benar adalah bin baz yang bikin buku tentang kesalahan Ibn Hajar dalam aqidahnya di dalam kitab Fath Baru… >> salah dalam aqidah itu apa bukan sesat ??

        wassalam

    • dnux, ingat lho kitab Al Ulluw Imam Ad Dzahabi merupakan salah satu rujukan para ulama salafy juga mengenai aqidah juga dengan kitab Af’alil Ibad karangan Imam Bukhori, Bukan melulu syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

      Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab memliki kitab yang bagus dalam kasyfu syubuhat (ini yang dijadikan rujukan mengenai tauhid uluhiyyah karena struktur penjelasannya bagus menurut saya)
      Ibnu Taimiyyah memiliki kitab yang bagus dalam Aqidah Al Washitiyyah (Mengenai tauhid asma wa shifat yang bagus penjelasannya)
      Ad Dzahabi ada Al Uluw (Tauhid, termasuk Asma’ wa shifat)
      Al Bukhori ada Af’alil Ibad (Tauhid dan bantahan kepada Jahmiah)

    • @dnux, maksud saya saya mengingatkan akhlak antum dan teman2 HT yang lain agar jangan suka melempar tuduhan tanpa bukti yang valid gitu lho (^_^). Tapi baiklah saya jawab pertanyaan anda :

      Mengenai masalah Imam Bukhori :
      Setahu saya perkataan tersebut adalah benar dari Syaikh Al Bani, berikut penjelasannya (agak panjang)

      Al-Imam al-Bukhari memahami ‘Asma’ WasSifat Allah sesuai dengan pemahaman Salafus Sholih. Beliau tidaklah mentakwil dengan takwil yang batil. Mari kita simak penjelasan al-Imam al-Bukhari dalam Shahihnya:

      “ { Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya} yaitu KekuasaanNya, dan dinyatakan juga : ‘kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah “ (Shahih al-Bukhari juz 14 halaman 437).
      Ini adalah pernyataan beliau yang bisa didapati pada sebagian naskah Shahih al-Bukhari, dan pada naskah yang lain tidak ada. Pernyataan Imam al-Bukhari ini bisa dijelaskan dalam beberapa hal penting:

      Pertama, Imam al-Bukhari menukilkan beberapa tafsiran yang masyhur terhadap ayat tersebut. Dalam hal ini beliau menyebutkan makna : “Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya, dalam 2 penafsiran :
      a. إلا ملكه : kecuali ‘Kekuasaan’ / ‘milik’Nya.
      b. إلا ما أريد به وجه الله : kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah. Artinya, segala sesuatu yang dilakukan ikhlas karena Allah.

      Imam al-Bukhari menukilkan 2 penafsiran ini, namun sebenarnya beliau lebih cenderung memilih pendapat yang kedua. Maknanya, segala sesuatu akan binasa/lenyap kecuali amalan yang dilakukan ikhlas hanya untuk Allah.
      Bagaimana kita bisa tahu bahwa Imam al-Bukhari lebih cenderung pada pendapat yang kedua, bukan yang pertama?

      Mudah sekali. Hal itu dijelaskan oleh alHafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Beliau menyatakan:
      “ Mujahid dan ats-Tsaury berkata tentang firman Allah : ‘Segala sesuatu akan binasa, kecuali WajahNya’, yaitu: kecuali segala sesuatu yang diharapkan dengannya WajahNya. AlBukhari menghikayatkan dalam Shahihnya sebagai pendapatnya” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dalam menafsirkan Quran Surat al-Qoshosh ayat 88 juz 6 halaman 135 cetakan alMaktabah atTaufiqiyyah ta’liq dari Haani al-Haj).

      AlHafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaany menjelaskan dalam Fathul Baari:

      قَوْله : ( إِلَّا وَجْهه : إِلَّا مُلْكه ) فِي رِوَايَة النَّسَفِيِّ ” وَقَالَ مَعْمَر ” : فَذَكَرَهُ . وَمَعْمَر هَذَا هُوَ أَبُو عُبَيْدَة بْن الْمُثَنَّى ، وَهَذَا كَلَامه فِي كِتَابه ” مَجَاز الْقُرْآن ” لَكِنْ بِلَفْظِ ” إِلَّا هُوَ ” وَكَذَا نَقَلَهُ الطَّبَرِيُّ عَنْ بَعْض أَهْل الْعَرَبِيَّة ، وَكَذَا ذَكَرَهُ الْفَرَّاء

      Ucapan al-Bukhari {kecuali WajahNya : kecuali Kekuasaan/milikNya} ada pada riwayat anNasafiy dengan menyatakan : ‘Ma’mar berkata….’kemudian disebutkan ucapan tersebut. Ma’mar ini adalah Abu Ubaidah bin alMutsanna. Ucapan tersebut terdapat dalam kitabnya “Majaazul Qur’aan”, akan tetapi dengan lafadz ‘kecuali Dia’. Demikian juga dinukil oleh atThobary dari sebagian ahli bahasa Arab, dan disebutkan juga oleh al-Farra’ (Lihat Fathul Baari syarh Shahih alBukhari juz 13 halaman 292).

      Dari penjelasan alHafidz di atas bisa disimpulkan bahwa Imam alBukhari menukilkan tafsiran ‘Wajah’ Allah dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ Allah berdasarkan riwayat anNasafiy dari perkataan Ma’mar. Namun, perkataan Ma’mar dalam kitabnya Majaazul Qur’an bukanlah menafsirkan kalimat ‘kecuali Wajah Allah’ dengan ‘kecuali Kekuasaan Allah’, tapi dengan ‘kecuali Dia’. Dari sini nampak jelas bahwa penukilan tafsir ‘Wajah Allah’ dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ Allah sebagai ucapan Ma’mar adalah penukilan yang tidak benar. Atas dasar inilah, maka Syaikh Muhammad Nashiruddin alAlbaany ketika ditanya tentang hal ini beliau meragukan tafsiran itu sebagai tafsiran dari Imam alBukhari sendiri, dan tidak mungkin Imam alBukhari menyatakan demikian [Silakan kalau anda punya waktu silakan check text manuskrip Imam Bukhori yang tanpa syarh dari Fathul Bari biar lebih paham maksud]

      itulah Maksud Syaikh Albani (^_^)

      Mengenai Ibnu Hajar, memang betul Syaikh Utsaimin (kayaknya bukan syaikh Bin Bazz dalam Syarh Arba’in An Nawawiyyah) (dan mungkin juga syaikh Albani) mengkoreksi beliau mengenai masalah takwil pada sebagian sifat. Tapi apakah ini artinye menyesatkan ? Jauh sekali kalau memahami konteks keseluruhan (kita bukan model yang mengatakan kalau ada TKI “disiksa” di saudi kemudian berteriak dengan kesimpulan “Saudi Bukan negara Islam Karena Menyiksa TKI”). silakan saja check ke link berikut : (males nulis panjang he he) bantahansalafytobat.wordpress.com/2010/10/20/bantahan-7-kedustaan-tuduhan-al-utsaimin-mengkafirkan-annawawi-dan-ibnu-hajar/

      mohon maaf sekali lagi OOT , ini untuk memberi pelajaran kepada HTI’ers agar tidak suka main “tembak dulu” TABAYYUN BELAKANGAN.

      • (1) bolehkah saya dishared fatwa albani yang dimaksud. barangkali antum bisa scan terus ditaruh di rapidshare, 4shared dll supaya saya bisa mengambil kesimpulan apakah itu memang menurut syaikh albani atau tafsiran antum sekalian atas maksud perkataan syaikh albani. kalau untuk fathul bari insyaAllah saya bisa download sendiri.
        (2) syabab HT perdiskusian membahas kerajihan pendapat diantara ulama “salafus shalih” ataupun ulama “salafy” terkait masalah seperti itu. Biarlah berbeda pendapat selama itu ada dalilnya dan memang ada justifikasi argumentasinya baik itu tafsir ataupun takwil
        (3) syabab HT lebih suka berdebat dalam hal penegakan Syariah dan Khilafah. Khilafah yang diperjuangkan tidak mengadopsi satu madzhab aqidah ataupun fiqh tertentu. Semuanya dipersilahkan ada selama tidak keluar dari rambu2 ikhtilaf karena semua madzab itu akan dipersilahkan untuk exist di Khilafah
        (4) pencuplikan saya terhadap tuduhan kepada Bukhari ataupun Ibn Hajar sekedar untuk menyatakan bahwa dianggap menyimpang itu adalah hal yang biasa. Kalau Ibn Hajar dikatakan salah dalam aqidah itu menyimpang apa bukan sebagaimana antum2 sekalian katakan bahwa HT menyimpang karena salah aqidah
        (5) demikian juga untuk mengingatkan bahwa Salafy dimata “Ahlus Sunnah” juga menyimpang sebagaimana Salafy juga menuduh “Ahlus Sunnah” menyimpang bahkan ada yang saling mengkafirkan. Sementara dalam hal perbedaan dalam aqidah, HT berprinsip bahwa selama pendapat tidak menyelisihi dari dalil2 qoth’i (dilalah & tsubut) maka tidak boleh dikafirkan.
        (6) menuduh tanpa tabayun itu juga sering dilakukan oleh Salafy dan lain sebagainya. jadi sebenarnya akhlaq kita sama saja dan merupakan hal yang harus dibetulkan diantara kita semua. Demikian juga dalam penafsiran yang tidak sesuai dg pihak yang ditafsirkan. Lihat saja di halaman ini masih saja dipajang padahal telah banyak diskusi untuk membenarkan ” yang menentukan manusia masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan Allah tidak menentukannya.”

        wassalam

  218. @dnux :
    Bagaimanakah aqidah beliau itu ?

  219. @Pengelola, ana memang seorang novelis, jadi ana kurang paham kitab2, ana serahkan kepada antum untuk membahasnya, hanya jangan terlalu banyak teori, jadi banyak perbedaan, dan menurut saya perintah Allah SWT itu tidak mesti njimet-njilet, dan semuanya mudah saja dipahami, banyak pendapat malah bikin umat bingung…ayat juga semuanya jelas, kita disuruh salat, puasa, qishas, saling menyayangi sesama muslim, bukan berbantah-bantahan, dirikan pemeritah Islam…itu yang belum ada dan harus ditegakkan agar Islam berjaya dan banyak orang masuk surga…tapi panjengan udah amat yakin bahwa hujjahnya paling saheh di hadapan Allah kelak. Saya memang banyak takut, kalau salah di dalam mafahim, dan saya banyak beristighfar, dan saya juga berdoa jangan sampai ada di antara umat Islam yang masuk neraka, untuk semuanya, apakah dia HT, mantan HT, NU, Persis, pokoknya semuanya….lawan kita yang asli itu Iblis dan kesombongan di dalam diri kita…

  220. Pak pengelola saya mo tanya tentang tulisan antum di atas ini:

    Kedua, Hal-hal yang tidak ditentukan Allah dan murni manusia sendiri yang menciptakan terjadi tidaknya hal tersebut, misal manusia tidak ditentukan masuk surga atau neraka akan tetapi manusia sendiri yang menentukan ia akan menjadi ahli surga atau neraka dengan melakukan amalan sholih atau maksiyat, sehingga amal sholih dan maksiyat manusia yang menentukan manusia masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan Allah tidak menentukannya.

    pertanyaan :
    1. Klu begitu Allah itu gak tahu apa yang mau diperbuat manusia?
    2. berarti Allah juga tidak tahu isi hati manusia dong,
    3. bukankah ini berarti mengingkari ilmu Allah seperti tulisan si Luman diatas?

    karena saya pernah mendengar ustad bilang orang yang mengingkari ilmunya Allah itu kafir keluar dari islam apa betul begitu pak pengelola…

    maaf harap dimaklumi lagi belajar dan mencari kebenaran…

    • Itu yang saya tulis adalah pendapat HT bukan pendapat saya, mohon disimak lagi secara lengkap agar tidak salah paham.
      Itu adalah hasil kesimpulan diskusi dengan aktifis HT yang rekamannya saya upload dalam mp3.

  221. @semuanya, suatu hari saya menonton teve, yang bicara ahli tafsir, Prof. Dr…beliau mengatakan dengan bangganya…di Indonesia ajaran Islam mana yang belum dilaksanakan? Semua dah okey. Kemudian ada yang bertanya ‘bagaimana dengan hukum jinayah?” di jawab dengan semangat “itu hanya persoalan mazab’….saya membatin, kalau semua syariat Islam sudah dijalankan, mengapa di Indonesia masik banyak kemaksiatan, mengapa pezina tidak dirajam, pencuri tidak dipotong…kalau semua hukum itu boleh dihindari hanya alasan ada madzab yang berpendapat boleh tidak melakukan hudud….jadi ayat2 itu dianggap apa? Bukankah kita harus melaksanakan semua ayat itu? Dan kalau suatu ayat belum dapat dilaksanakan karena terhalang satu peroalan, kita wajib menghilangkan persoalan itu?Pertanyaannya, apakah tadi pendapat guru2 semua imam2, telah mengantar kita semua untuk mengembalikan kehidupan Islam seperti di zaman Rasul atau zaman khilafah? Atau kita menunggu takdir Allah tanpa berjuang….masalah khilafah Islam kalau sudah waktunya pasti nongol….Khilafah Islam akan muncul dengan dua syarat, Allah sudah menghendaki dan ada yang berjuang…sebagaimana Islam tumbuh atas kehendak Allah dengan wasilah perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat, bukankah di dunia berlaku hukum sebab akibat yang memang sudah ditentukan oleh Allah? Renungkanlah…

  222. NAMANYA JUGA HTI
    mestinya loyalitas itu tertunju untuk Allah dan rasulnya jika memang mau menegakkan syari’at islam tapi kenapa di kemukakan ayat dan hadist kok masih berkiblat sama Taqiyudin yang jelas2 menyimpang dari Ayat dan Hadist….
    coba!!!!!
    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” (Dalam suatu riwayat disebutkan :’Apakah kita tidak pasrah saja pada ketetapan kita dan meninggalkan amal). Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang dipermudah (menuju ketetapannya)”. (Dalam suatu riwayat disebutkan : “Beramalah, karena setiap orang dipermudah menuju sesuatu yang telah diciptakan untuknya”). Kemudian beliau membaca ayat : “Adapun orang yang memberi dan bertaqwa dan membenarkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kemudahan. Adapun orang yang bakhil dan menumpuk kekayaan dan mebohongkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kesulitan”
    [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].

    Kenapa gak imani itu saja?
    APA ORANG2 HTI ITU GAK ADA YANG BISA MEMAHAMI HADIST ITU?
    atau kurang sahih riwayat bukhari muslim?
    apa Taqiyudin lebih mengetahui daripada rasulullah ….
    atau memang hanya taklid buta sama Taqiudien…

    HERAAAAANNNN AKU!!!!!!!
    BEGITU KOK MAU MENEGAKKAN SYARI’AT ISLAM dan MENDIRIKAN KHILAFAH…
    HADIST YANG JELAS SHOHIH AJA DITOLAK dan LEBIH MENDAHULUKAN PERKATAAN TAQIYUDIN….

    • @SitiN : baca argumentasi2 diatas dan jangan terjebak pada kesimpulan admin dan mengikuti hawa nafsu sendiri tanpa tabayun
      @hasan : kayak gini nih contohnya kengawuran + tidak tabayun oleh Siti N yang entah ini salafy atau bukan … yang jelas ngawur sekali dan tidak membaca keseluruhan diskusi sebelumnya.
      ini semua terjadi karena admin masih menuliskan kesimpulannya sendiri yang ngawur ” masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan Allah tidak menentukannya.”
      ——— masak mau mulai diskusinya dari awal ? capek deh ————
      wassalam

      • Afwan ya akhil karim,
        Silahkan tunjukkan fatwa taqiyyuddin yang mengatakan manusia masuk surga atau neraka sudah ditentukan Allah sejak zaman azali, adakah ???
        jika tidak ada maka jelas siapa yang benar dan yang salah dalam hal ini.

  223. Panji Kelana@
    …….
    Atau kita menunggu takdir Allah tanpa berjuang….masalah khilafah Islam kalau sudah waktunya pasti nongol….Khilafah Islam akan muncul dengan dua syarat, Allah sudah menghendaki dan ada yang berjuang…sebagaimana Islam tumbuh atas kehendak Allah dengan wasilah perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat, bukankah di dunia berlaku hukum sebab akibat yang memang sudah ditentukan oleh Allah? Renungkanlah…

    pertanyaan saya:
    teladan kita itu siapa? Rasul apa taqiyudin?
    Rasul itu dalam menerapkan syariat islam mendirikan khilafah dulu apa menanamkan Tauhid dulu?
    23 tahun rasulullah berhasil!!!
    berapa lama HTI sampe sekarang ….?apa yang sudah didapatkan dari usahanya?

    • @lekmin ? berhasilkah salafy sampai sekarang ? kok masih banyak syirik banyak yang tawasul tabaruk atau bahkan larung sesaji ngirim korban buat merapi bromo dll ?? sudah berapa ratus tahun tuh dakwahnya ? kok tidak berhasil berhasil juga ? apa karena tidak meniru Rasulullah sehingga tidak berhasil ? #analogi saja biar mikir …

    • @lekmin : berhasilkah salafy sampai sekarang ? kok masih banyak syirik banyak yang tawasul tabaruk atau bahkan larung sesaji ngirim korban buat merapi bromo dll ?? sudah berapa ratus tahun tuh dakwahnya ? kok tidak berhasil berhasil juga ? apa karena tidak meniru Rasulullah sehingga tidak berhasil ? #analogi saja biar mikir …

      • Mohon jangan berseteru seputar prestasi da’wah, saya yakin masing-masing baik HT maupun salafy ada pasang surut perkembangan da’wah, bahkan khilafah Turki Utsmani saja tidak mampu kok membendung syirik, bid’ah, dan maksiyat yang merebak di tubuh kaum muslimin.
        Bahkan taliban sebagai sebuah rezim wahabi garis keras sekalipun ternyata hanya mampu menghukum dengan keras tapi tidak mampu menyadarkan, karena hidayah itu tidak bisa dengan paksaan kekuasaan, akan tetapi hidayah diperoleh dengan jalan da’wah bil hikmah.
        Sebaiknya mari kita kembalikan ke tema diskusi, semoga Allah merahmati.

  224. @yang belum tahu, pembahasan Qadla dan Qadar sebagaimana yang telah dilakukan oleh para saikh imam terdahulu, memang telah membuat pemahaman umat terpecah sehingga timbul golongan ahluh sunah, Mu’tajilah, dan Jabariyah…pendapat mereka saling bertolak belakang, yang pertama manusia ibarat wayang, dan Allah itu dalangnya, jadi semua gerak-gerik, dalang yang melakukan, termasuk saat masuk kotak ke neraka atau surga…kedua berpendapat, bahwa manusia itu macam robot, Allah yang mencipta dan mendesain, lalu dia bergerak sendiri…yang sejatinya pendapat itu memang menghasilan pertentangan saja…tidak ada hubungannya dilihat dari sisi pahala dan siksa…kita tidak disuruh mengutak-atik yang di luar kekuasaan manusia…maka di dalam Kitab Nizham Al-Islam, Sekh Taqiyuddin, menjelaskan tentang Qadla dan Qadar yang berkaitan dengan area yang dikuasai manusia dan area yang bukan bagian manusia…Saya nukilkan paragraf akhir …..bab Qadla dan Qadar, …..Manusia akan menyadari pula bahwa Allah telah memberikan kepadanya kebebasan memilih untuk melakukan suatu perbuatan ataupun meninggalkannya. Apabila manusia tidak pandai-pandai menggunakan hak pilihnya itu, tentu ia akan terperosok ke neraka jahanam, memperoleh siksa yang pedih. Seorang mukmin sejati yang memahami hahekat qodlo dan qodar, hakikat nikmat,akal dan nikmat hak pilih yang telah dikaruniakan Allah, akan didapati bahwa ia akan waspada dan takut kepada AllahAWT. Ia akan selalu berusaha melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, karena takut ditimpa azab serta merindukan surga-Nya. Bahkan ia menginginkan yang lebih besar dari itu, berupa keridhaan Allah SWT….Jadi kalau kita mengikuti pendapat, bahwa manusia itu ibarat wayang, lalu ghairah apa yang muncul? Ah, sudahlah, semuanya sudah ditentukan di sono…jadi yang ikut pendapat…surga itu melulu dikerjakan oleh kita….kalau dia gagal berbuat dia akan putus asa dari rahmat-Nya….bisa jadi manusia gagal dia….Dan Saikh Taqiyudin tidak mengatakan bahwa Allah itu tidak tahu, nasib manusia, karena Dia memang Maha Tahu…tapi kita memang diberi pilihan mau taqwa apa fujur…(memang perlu ketelitian dan perenungan yang dalam untuk memahami masalah Qadla dan Qadar)…jadi yang ditinjolkan jangan perbedaan antara pendapat Ahlus-sunah dan Saikh Taqiyudin, kemudian menuduh Syaih Taqi Mu’tazilah, justru Siakh Taqiyudin mengambil jalan agar pertentangan keduanya dapat ternetralisir, dengan memahami Qadla dan Qadar menurut area yang dikuasai manusia, dan area yang menjadi hak prerogatif Allah, dan manusia tidak dihisab, untuk sesuatu yang di luar kemampuannya….Wallahu a’lam.

    • Ini semakin membuktikan bahwa taqiyyuddin memang beranggapan bahwa masuk surga atau neraka manusia itu manusia sendiri yang menentukan bukan ditentukan Allah sejak zaman azali.
      Jadi jelas menyelisihi hadits-hadits Nabi yang mengatakan manusia sudah ditentukan masuk surga atau neraka sejak zaman azali.

  225. @Lek Min juga, aku jadi ketawa sendiri dengar pendapat Lekmin, memangnya kalau ngaji di HT itu tidak dibahas tauhid…pertama sekali yang dibahas itu thariqul iman….jalan menuju iman, dan agar manusia itu tidak syirik…tauhid juga…masalahnya membersihkan tauhid tanpa khilafah…omon koson…Betul kata Kang dnux, syirik masih meraja lela…dan antum diam saja ada ziarah sek di Kemukus, ritual pemujaan, banyak dukun syririk, zimat dijual di mana-mana….dan ingat, Mekah bersih dari kurafat berhala setelah fukhtu Mekah setelah timbul khilafah…dan perlu diketahui bahwa kami berusaha mengikuti dakwah Rasulullah SAW, karena Saikh Taqiyudin pun meneladani rasulullah…adapun gaung khilafah didengungkan itu untuk mengkanter dengan negara demokrasi bikinan barat, dan mengingatkan bahwa dulu pernah ada khilafah Islam yang berjaya selama 14 abad….dan satu-satunya yang ditakuti barat itu bukan dakwah membersihkan khurafat, tetapi ndakwah mendirikan Khilafah yang dapat membersihkan syirik dan menjayakan Islam….gitu Lek!

    • @Panji Kelana :
      Apa yang anda sampaikan adalah hal-hal biasa yang kita semua disini sudah tahu dan paham sekali ya akhi….

      Saya paham yang anda sampaikan adalah doktrin dari Taqiyudin Nabhani oleh para senior anda. Dan anda telan mentah-mentah tanpa membandingkan dengan pendapat Jumhur Ulama di Kitab-Kitab Induknya, yang ternyata banyak fatwa Taqiyudin Nabhani yang menyalahi pendapat Jumhur Ulama.

      Itulah yang namanya TAKLID BUTA ya akhi..

      Tingkatan Taklid :
      1. Bila baru belajar Islam boleh ber Taklid Buta sama gurunya. Inilah level anak TK dan SD.
      2. Tapi bila sudah mendalam belajar Islam nya tidak dianjurkan untuk bertaklid buta. Sifat kritis mulai timbul untuk meyakinkan kebenaran. Inilah level Mahasiswa, Master dan Doktor.

      Anda tidak bisa memberikan Hujjah dan Dalil untuk menggugurkan Topik-Topik di Blog ini. Dan andapun begitu menelan mentah-mentah doktrin dari Taqiyudin Nabhani.

      Kesimpulannya marilah kita dalam belajar Islam jangan hanya berhenti di level anak TK dan SD yang hanya mengandalkan Taklid Buta.

      Afwan nih, Taklid buta antum kepada Taqiyudin Nabhani sangat mengkhawatirkan sekali ya akhi.

    • Semua kelompok agama pasti mengajarkan aqidah di awal pelajaran pada anggotanya, bahkan agama kafir pun begitu. Jadi bukan masalah mengajarkan aqidah aau tidak tapi masalahnya apakah aqidah yang diajarkan sudah benar atau tidak.
      Memang benar barat takut pada khilafah, tapi itu elit militernya saja, adapun elit spiritual yaitu para pendeta dan rahib tidak takut khilafah tapi takut pada da’wah Islam yang saat ini berkembang pesat di barat, oleh karena itu mereka berusaha memfitnah Islam dari segala sisi bahkan mengolok2 Nabi dan membakar al Qur’an, ini bukan ditujukan agar tidak berdiri khilafah tapi agar ajaran Islam tidak mendapat simpati.

      Khilafah yang menjadi solusi adalah khilafah yang ittiba pada Rasulullah dan khuafaur rasyidin, bukan khilafah versi HT yang mengadopsi hukum-hukum modern pada Dustur nya.
      Siapa bilang HT mengikuti Nabi, silahkan anda baca Dustur/ Rancangan UUD khilafah HT, apakah itu semua mengikuti Nabi ? apakah Nabi dan khulafaur rasyidin melakukan sistem voting seperti khilafah versi HT ?

      • @pengelola :
        (1) kayak apa khilafah yang ittiba dg Rasul & Khilafau Rasyidin itu ? ada bukunya ndak biar kita bisa lihat2. barangkali justru nanti usulan ente malah kayak KERAJAAN Saudi ….
        (2) bukankah waktu pemilihan Utsman RA sebagai khalifah ketiga itu adalah dengan voting yang kemudian 50:50 dan diajukan syarat berikutnya untuk menentukan siapa yang layak ??

  226. @Sahabatku Siti N,
    Kami tidak mengikuti Saikh Taqiyudin karena beliau mengaku Nabi, tetapi kami mengikuti beliau karena beliau mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW. Kami mengikuti metode dakwah HT, justru karena mengamalkan hadist yang anti kemukakan, yakni kami beramal dengan sepenuh jiwa dan harta, kami menyedekahkan segenap waktu untuk menjelaskan pentingnya sarana Khilafah untuk menghidupkan Islam…dakwah kami memang banyak tantangan…sahabat di PKS merasa kami menjadi penghalang karena nonparlemen, dan sahabat2 lain juga menuduh kami agen pemerintah, karena selalu bersilaturahim dengan aparat pemerintah seperti tentara, pejabat, polisi…ingat akhi, ukhti, meski pemerintah kita masih bersistem yang tidak Islami, tapi mereka adalah umat Islam, saudaraku juga…yang perlu diajak diskusi dengan menyodorkan satu konsep yang isnya Allah dapat menjadi solusi kaffah dari semua masalah….Sekali lagi, saat ini yang saya rasakan hanya metode HT yang digagas Saikh Taqiyuddin yang paling mendekati metode Rasulullah…jadi kalau kami sepaham dengan Saikh Taqi, bukan berarti kami mengabaikan Quran Hadist, karena yang kami perjuangankan adalah agar Quran Hadis mengejawantah di muka bumi….Wallahu a’lam bishowab.

    • Siapa bilang Taqiyyuddin mengikuti Nabi, silahkan anda baca Dustur/ Rancangan UUD khilafah HT di Nidzamul Islam, apakah itu semua mengikuti Nabi ? apakah Nabi dan khulafaur rasyidin melakukan sistem voting seperti khilafah versi HT ?

      • @pengelola
        (1) kayak apa khilafah yang ittiba dg Rasul & Khilafau Rasyidin itu ? ada bukunya ndak biar kita bisa lihat2. barangkali justru nanti usulan ente malah kayak KERAJAAN Saudi ….
        (2) bukankah waktu pemilihan Utsman RA sebagai khalifah ketiga itu adalah dengan voting yang kemudian 50:50 dan diajukan syarat berikutnya untuk menentukan siapa yang layak ??

  227. dnux@
    Dimana letak ngawurnya?
    tunjukkan ?
    saya sendiri juga sudah mendengarkan pembicaraan di rekaman itu…
    disitu orang ht mengatakan klu seseorang ditakdirkan masuk neraka katanya Allah zolim.
    iya kan?

    • @sitiN : baca saja treat diskusi sebelum komen antum tentang pemahaman HT sebenarnya dan sejelasnya dalam masalah taqdir vs usaha.

  228. @semuanya,
    ada pertanyaan, sudah lebih dari 32 tahun berdakwah kok Khilafah belum maujud, apa dagangan HT kagak laku? atau dagangan HT itu tidak mendapat dukungan Allah? Pertama, menurut pendapat saya, HT sudah mengikuti dakwah sesuai metode Rasulullah, tahapan sudah sampai tholabun nusrah, sebagaimana Rasulullah SAW bersama Zaid, anak angkatnya pergi ke Thoif, dan mendapat penolakan. Kedua, cakupan dakwah saat ini bukan hanya negeri, seperti Mekah yang ketika itu sempt, tapi saat ini mondial, sudah mendunia, sehingga tantangan menjadi lebih berat, dan butuh waktu lebih lama, dan insya Allah saat ini sudah banyak ulama yang menerima dan mendukung ide HT, walau banyak pula yang tidak sepaham. Kedua, sebagai manusia biasa, mungkin dalam berjuang kami belum seikhlas Rasulullah dan para sahabat. Ketiga, memang Allah SWT belum menghendaki. Namun demikian, di dalam perjuangan itu bukan keberhasilan yang dinilai, tetapi usahanya…kami sampai menemui tahap tegaknya khilafah atau belum, pasti ada ganjaran di sisi Allah, sama halnya sahabat di Salafy, meski masih banyak syirik di tengah masyarakat, kalau kita sudah berusaha berdakwah, maka hal itu tidak akan menghalangi pahala kita…karena yang dinilai Allah itu usahanya. Wallahu a’lam.

  229. @SitiN…
    Mungkin begini, Ukhi…Kalau kita mengikuti paham bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah, kemudian ditentukan masuk surga atau neraka, ibarat dalang yang semaunya memasukkan wayang ke kiri atau ke kanan (surga atau neraka) itu mungkin yang dimaksud sebagai ‘dzalim’, tetapi Allah SWT tidak dzalim, karena sesudah menciptakan manusia, kemudian diberi nikmat untuk menentukan sendiri dua pilihan, mau taqwa atau fujur, nah di situ manusia menentukan pilihannya, taqwa atau fujur. Wallahu a’lam.

    • Ayat فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
      (Faalhamaha fujuraha wa taqwaha)
      artinya : Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya.
      Maksudnya Allah menjelaskan kepada manusia apakah jalan-jalan kebaikan itu dan apakah jalan-jalan keburukan itu. (Lihat Tafsir Jalalain).

      Jadi tidak seperti yang anda tafsirkan diatas.

  230. @Nak Rutho yang baik,
    terima kasih atas penilaiannya, bahwa saya taklid buta…tapi di negeri ini masih banyak manusia yang taklid buta..bahkan taklidnya bukan pada saikh yang dianggap mutjahid, tetapi pada adat istiadat, pada kepala kampung. Dan taklid itu memang boleh, kalau kita sudah tahu argumen dan dalilnya…tidak asal ikut, tapi mempelajari mengapa beliau berkata begitu. Akhi, insya Allah saya sudah pernah belajar di NU, Persis, Jemahaan Tablig, dan juga berinteraksi dengan sahabat dari Tarbiyah, dll, dan juga membaca rujukan banyak kitab. Mudah2an anda yang sudah doktor, bisa berbuat lebih banyak…saya kebetulan master, tapi Master Pendidikan. Wallahu a’lam bishwab.

  231. Kami hanya mengikuti apa yang pernah di mulai rosulullah yaitu menanamkan Tauhid,Soal hasilnya itu urusan Allah dan kita tidak di bebani untuk manusia itu bertauhid semua.
    Karena juga itu tugas semua para nabi dan rasul yaitu menanamkan tauhid pada manusia. bukan khilafah seperti HTI.
    Apakah ketika Rasulullah berhasil itu bumi bersih dari kesyirikan? dimana orang majusi, nasrani ,yahudi hindu budha dan lainnya?

    • @lekMin
      (1) dalam buku awal yang dikaji syabab HT yaitu Nidzom Islam atau Peraturan Hidup dalam Islam, 2 bab pertama adalah masalah Thoriqul Iman dan Qodo Qodhar. Bab ketiga adalah Qiyadah Fikriyah yaitu bagaimana menjadikan Aqidah Islam sebagai Ideologi yang harus memimpin individu & masyarakat. Ini apa belum bukti bahwa pertama yang ditanamkan kepada syabab adalah aqidah … sudah baca belum sih ?
      (2) Rasulullah itu bukan menanamkan tauhid saja, tapi juga mewujudkannya ke dalam sistem kemasyarakatan yaitu membentuk Daulah Islam. Kalau sampean cuman menanamkan saja tanpa mencari cara mengimplementasikannya berarti baru mengikuti separuh dakwah Rasul. Tanggung banget …
      wassalam

      • Semua kelompok agama pasti mengajarkan aqidah di awal pelajaran pada anggotanya, bahkan agama kafir pun begitu. Jadi bukan masalah mengajarkan aqidah aau tidak tapi masalahnya apakah aqidah yang diajarkan sudah benar atau tidak.
        Memang benar barat takut pada khilafah, tapi itu elit militernya saja, adapun elit spiritual yaitu para pendeta dan rahib tidak takut khilafah tapi takut pada da’wah Islam yang saat ini berkembang pesat di barat, oleh karena itu mereka berusaha memfitnah Islam dari segala sisi bahkan mengolok2 Nabi dan membakar al Qur’an, ini bukan ditujukan agar tidak berdiri khilafah tapi agar ajaran Islam tidak mendapat simpati.

        Daulah Khilafah yang menjadi solusi adalah daulah khilafah yang ittiba pada Rasulullah dan khulafaur rasyidin, bukan khilafah versi HT yang mengadopsi hukum-hukum modern pada Dustur nya.
        Siapa bilang HT mengikuti Nabi, silahkan anda baca Dustur/ Rancangan UUD khilafah HT, apakah itu semua mengikuti Nabi ? apakah Nabi dan khulafaur rasyidin melakukan sistem voting seperti khilafah versi HT ?

      • @pengelola :
        (1) kayak apa khilafah yang ittiba dg Rasul & Khilafau Rasyidin itu ? ada bukunya ndak biar kita bisa lihat2. barangkali justru nanti usulan ente malah kayak KERAJAAN Saudi ….
        (2) bukankah waktu pemilihan Utsman RA sebagai khalifah ketiga itu adalah dengan voting yang kemudian 50:50 dan diajukan syarat berikutnya untuk menentukan siapa yang layak ??

      • @dnux :

        1. bukankah sudah sering saya katakan bahwa khilafah model saudi itu salah, begitu pula model Turki Utsmani yang monarki, itupun keliru, adapun khilafah versi HT yang mengacu pada Dustur yang termuat di Nidzamul Islam itupun menyelisihi khilafah Nabi dan khulafaur rasyidin karena mengadopsi sistem voting suara terbanyak.

        2. Anda telah keliru besar dalam tarikh Islam, apakah anda tidak membuka kitab-kitab sirah sehingga anda katakan Utsman dipilih dengan voting ?
        Proses terpilihnya Utsman sebagai khalifah adalah sebagai berikut :
        Khalifah Umar bin Khatthab mengajukan enam calon khalifah yaitu Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zuber bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah dan Abdur Rahman bin Auf. Dari enam calon ini setelah di konfirmasi ke masing-masing calon hanya dua yang sanggup, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Kedua-duanya siap untuk menggantikan khalifah Ummar bin Khatthab. Namun dalam sidang shahabat (alim ulama ahlul halli wal aqdi) yang dipimpin oleh Abdur Rahman bin Auf, dipilih secara MUFAKAT Utsman bin Affan sebagai khalifah. Ali bin Abi Thalib juga sepakat menerima dan melakukan bai’at atas pengangkatan Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga.

        Jadi dimana letak votingnya ?
        Adapun HT melakukan proses voting pemilihan khalifah dimana seluruh rakyat baik yang alim maupun yang fasik semua memiliki satu suara sama dalam pemilihan umum khalifah.

      • @pengelola
        (1) mangkanya, mana dustur mu ataupun terserahlah yang kira2 bisa menggambarkan khilafah versimu supaya bisa dilihat apakah sesuai sunnah atau tidak
        (2) dari 6 calon, 2 memberikan dukungan/hak-nya ke Ali RA dan 2 lagi memberikan haknya ke Utsman RA. ini namanya voting.

      • @ dnux :
        Begini ana jelaskan ya akhi,
        Itu adalah syuro mufakat sekumpulan kecil shahabat ya akhi beda dengan voting sebab hasil terpilihnya Umar itu dimufakati bersama di akhir syuro meskipun di awal syuro masing-masing shahabat berbeda pendapat,
        kalo voting itu tidak ada syuro mufakat namun langsung memakai suara terbanyak dan hasilnya (suara rakyat terbanyak) langsung diambil baik itu di mufakati atau tidak.
        Lantas dimana perincian perbedaannya dengan HT ?
        1. Dalam khilafah HT yang diambil suaranya dalam pemilihan khalifah adalah seluruh rakyat adapun dalam pemilihan utsman hanya para shahabat pilihan saja yang bermusyawarah.
        2. Dalam HT hasil pemilu suara terbanyak baik itu dimufakati atau tidak secara otomatis menjadi hasilnya, adapun dalam syuro shahabat sewaktu memilih utsman, keputusan akhir adalah kata mufakat bersama bahkan Ali pun bermufakat.

        Jadi dimana votingnya ya akhi ?

  232. Panji Kelana@
    anda udah dengerkan belum seh diskusi direkaman itu?
    disitu orang HTi bilang Allah tidak tau dia mau beli khamr apa susu….
    disitu orang HTI bilang orang beli Khamr apa susu itu kehendak manusia sendiri …Allah gak ikut campur …
    dengarkan dulu to…..
    bukankah Allah telah berfirman:

    “ Tidaklah kalian berkehendak , kecuali apa yang Allah kehendaki, sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha bijaksana “. (al insan : 30)

  233. Akur Lek, kita memang disuruh memberantas kemusyrikan, dengan cara memberi nasihat, melarang atau sejenisnya. Kan ada hadist, kalau kita melihat kemungkaran, habisi dengan kekuatan (kekuasaan), nasihat, dan doa. Dari ketiga alat itu, kekuasaan paling okey. Memang, khilafah itu hanya alat. Saat ini pun kami berusaha membersihkan kemusyrikan, tapi baru sebatas nasihat, dan banyak gagal…bapak saya, paman saya, yang di kampung sulit dicegah untuk tidak meminta perlindungan ke kubur, tapi coba kalau ada SK dari pemerintah, tidak boleh umat Islam menyembah kubur…pasti banyak yang urut. Itu urgensinya kekuasaan khalifah…berikutnya, kalau Lek Min sudah pernah pergi ke Pattani, Sambunga (Mindanau), waduh kaum muslimin digenjet, tidak berkutik dan tidak ada yang bela, kalau melawan disebut teroris…maka itu urgensi adanya kekuasaan Islam yang dusebut khilafah…memang Rasuk waktu berdakwah tidak ngomong dirikan khilafah…tapi tetap membentuk daulah Islamiyah untuk melindungi kaum muslimin…majusi, nasrani memang tidak mati, tapi kalau ada khilafah mereka tidak berani, sekarang coba umat Nasrani yang sedikit berani mengacau di Bekasi….begitu Lek. saya setuju tauhid harus okey, kebetulan saya bertugas di pedalaman Sabah Malaysia, yang namanya kemusyrikan luar biasa…di sana saya baru bisa membangun masjid dan menyuruh orang salat berjamaah, tp mereka sulit keluar dari lingkaran kurafat, nasihat dan dalil gak mempan…yang mempan apa kekuasaan….Jadi Lek Min teruskan dakawan tauhid dan dukung kami dakwah politik, nanti bersinergi…Wallhou a’lam.

  234. @Ukhti SitiN
    Terus-terang ana belum mendengar isi ceramah itu, tp kita memang tidak begitu saja mafahim sebuah ayat, karena di ayat lain pun ada keterangan ‘Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mengubah apa2 yang ada pada mereka’, Nah dalam memahami ayat ini yang seakan bertentangan dengan ayat yang antum sebutkan pun perlu memahami dari macam2 sudut kajian….afwan saya belum melihat tafsir para imam….tapi lebih baik anti coba kaji pendapat Saikh Taqiyudin langsung dari kitab Nizhamul Islam….bab qadla dan qadar…syukran.

  235. @Nak Rutho,
    Saya kebetulan penulis buku. novelis, jadi memang suka membaca beberapa kitab untuk rujukan, tapi aslinya saya Master Pendidikan, yang saya punya Kitab2 karya Taqiyudin, Subussalam, Nahlul Authar, pokok2 hadist Rasulullah, karya2 Ibnu Qoyyim, bulughur marram, karya A Hasan, karya Ibnu Qumamah, tafsir Ibnu Katsir, tafsir Al-Wa’i, Tafsir Al-Bayan, Tafsir Al-Maraghi dll, cukup banyak dah, tapi semuanya memang terjemahan, yang asli hanya Al-Quran, kitab karya Sakh Taqiyudin. Maaflah, karena saya bukan keluaran pesantren, cah ndeso yang belajar agama dalam perjalanan…dari haraokah ke harakah…begitulah sahabat Nak Rutho…afwan…

    • @Panji Kelana :

      Semua kitab-kitab dari para ulama yang sholeh menganjurkan untuk hanya ber ITTIBA’ kepada Rasulullah SAW yang Ma’shum bukan yang lain.

      1. Apakah anda meyakini bahwa semua Hadits Rasulullah SAW adalah benar ?

      2. Apakah anda juga percaya semua Hadits-Hadits Rasulullah tentang Qadha dan Qadhar adalah benar ??

      3. Apakah anda hanya beriman kepada sebagian Hadits Rasulullah SAW dan meninggalkan sebagian Hadits yang lain ?

      3. Manakah yang lebih Utama ?
      mengikuti dan meyakini semua Hadits Rasulullah SAW ataukah Fatwa Taqiyudin Nabhani yang sudah jelas-jelas keliru ?

  236. @Pengelola,
    simak juga ayat yang mengatakan “Dialah yang menciptakan kamu, kemudian kamu kafir dan kamu iman”, itu juga bermakna pilihan. Pokoknya Allah SWT Maha Adil, tidak akan memasukkan manusia ke neraka, sebelum Dia mengutus seorang Rasul…Seseorang manusia beriman memang karena usaha dan juga kehendak-Nya, Allah pun mudah untuk mengimankan manusia…contoh yang kafir langsung kudisan…atau Allah menunjukkan diri, wah semua beriman…tapi Allah tidak berkehendak demikian….Allah menciptakan kita kemudian memberi ujian berupa perintah dan larangan, barulah ada yang lulus, ada yang gagal…Wallahu a’lam.

    • Bukankah sudah ana jelaskan bahwa ayat-ayat al Qur’an dalam perkara taqdir memang seakan terbagi dua, ada yang dicondongi qadariyah seperti ayat anda kutip dan ada yang dicondongi jabariyah seperti ayat :
      “ Tidaklah kalian berkehendak , kecuali apa yang Allah kehendaki, sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha bijaksana “. (al insan : 30)

      Oleh karena itu ayat al Qur’an harus dipahami dengan pemahaman Rasulullah, yaitu dengan hadits-hadits Nabi yang shohih mutawatir dalam perkara ini.
      Dan hadits-hadits Nabi yang mutawatir memahami ayat ayat taqdir tadi dengan pemahaman bahwa manusia telah ditentukan masuk surga atau neraka sejak zaman azali.

  237. dnux @
    Da’wah tauhid kepada siapa?
    pada anggota dan simpatisannya saja kan?
    klu pada masyarakat apa yang di da’wahkan?
    TAUHID??????
    memanas2i hati manusia untuk membenci penguasa kan?

    lagian tauhid saja menyimpang? masa Allah nggak menghendaki kehendak makhluknya…..

    Siapa yang tidak menginginkan diterapkannya syari’at islam itu ?
    Siapa yang tidak ingin daulah islamiyah?
    Saya kira hanya muslim yang jahil yang tidak menginginkannya..

    Syariat islam yang paling pertama kali ditanam itu menebar benih Tauhid, biar bisa tumbuh subur, dipupuk dengan tarbiyah dan dihilangkan hama2 dengan mentashfiyah…
    soal buahnya khilafah itu kita ikut memetik apa anak cucu kita yang itu urusan Allah?

    Bukan seperti HTI ramai2 mengajak manusia memetik buahnya tapi lupa menanam pohonnya….

    • @lha daripada dakwah tauhid dengan mendiamkan kemungkaran penguasa. TKI disiksa kok malah dibela .. gak jelas …
      termasuk bagian dari Tauhid adalah menyampaikan kebenaran kepada setiap kemungkaran, diam adalah tanda selemah2nya iman.
      kalau menyampaikan kebenaran dan membongkar kemungkaran dianggap menebarkan kebencian ya itu salah presepsimu sendiri. yang panas hantinya kan situ karena penguasanya dicela. Kita2 mah adem ayem saja …
      khilafah itu urusan Allah ? wah .. fatalis sekali ente … khilafah itu kewajiban yang dibebankan Allah atas umat Islam. salah tanem bibit …

  238. dnux @
    dan lagi tujuan da’wah itu apa seh?
    apa tujuan da’wah ini harus membentuk khilafah?
    Klu itu tujuannya, sungguh banyak sekali nabi yang gagal dalam da’wahnya?

    • @oalah lek min lek min …
      masak tidak mengambil ibrah dari dakwah para Nabi.
      tujuan dakwah para nabi itu adalah menegakkan tauhid sekaligus menegakkan sistem berlandaskan tauhid itu. Itu Allah SWT mengenggelamkan umat nabi Nuh sehingga akhirnya kekuasaan dan pengaturan masyarakat (yang tersisa) tinggal pada nabi Nuh. demikian juga nabi Musa juga memimpin bani Israel menuju tanah baru untuk lepas dari hukum Firaun dan menegakkan hukum sendiri atas dasar Wahyu. Yang jelas menjadi raja adalah nabi Daud dan nabi Sulaiman.
      Demikian juga baginda Nabi SAW ketika dakwah tauhid di Makkah buntu lalu beliau mulai mencari pertolongan (tholabun nusrah) untuk mencari wilayah independen dengan kekuatan militer untuk menyebarkan da melindungi Dakwah Islam ..

      • Apakah anda katakan bahwa kekuasaan adalah orientasi da’wah para Nabi ?
        Perlu anda ketahui bahwa ummat Nuh ditenggelamkan bukan karena agar Nuh berkuasa, namun karena ummat Nuh menentang da’wah, jika saja mereka tidak menentang da’wah Nuh maka mereka tetap akan dibiarkan hidup meskipun bukan Nuh sebagai raja nya.
        Nabi Musa pun bukan karena ingin membuat negara atau kerajaan sendiri dengan beliau sebagai rajanya namun semata-mata untuk melindungi ummat dari kedzaliman Fir’aun yang mengklaim dirinya Tuhan.
        Maka anda bisa lihat dari sekian banyak Nabi dan Rasul ada berapa persen yang menjadi raja pemimpin negara ?
        Hanya sedikit sekali termasuk yang sedikit itu adalah Daud dan Sulaiman.
        Bahkan Yusuf pun bukan raja melainkan hanya Bendahara Kerajaan saja, sementara Rajanya tidak jelas apakah muslim atau tidak.
        Bahkan Rasulullah tidak pernah punya keinginan menjadi raja, tidak pernah menyukai jabatan penguasa. Beliau menjadi pemimpin pemerintahan setelah da’wah tauhid berhasil ditegakkan sehingga ummat lah yang menjadikan beliau menjadi pemimpin meskipun tidak beliau minta.

      • @pengelola
        (1) coba antum baca terjemahan tafsir AlQurtuby ataupun di Ibn Katsir terkait pemaknaan “khalifah” di QS AlBaqarah 30. Disitu disampaikan dari Ibn Jarir bahwa makna khalifah (khalifatullah fil ardh) adalah sebagai wakil Allah dimuka bumi untuk menegakkan hudud (syariat) , dalam hal ini adalah nabi adam ataupun sulthon adzim.
        (2) ingin atau tidak ingin pada faktnya nabi Musa itu memerintah kaumnya dengan hukum Allah SWT. demikian juga ingin atau tidak ingin RAsulullah SAW itu juga diperintah Allah SWT untuk berdakwah meminta kekuasaan (tholabun nusrah) untuk melindungi beliau dan melindungi dakwah Islam. kok bisa antum bilang tidak minta kekuasaan ?
        (3) Nabi Yusuf itu memang bendahara Firaun pada masa bani Israel telah ditaklukkan lagi oleh Firaun, tapi itu tidak menutupi fakta bahwa nabi2 lainnya memimpin dalam bentuk kerajaan yang bernama Israel.

      • @dnux :
        Yang kita bahas disini adalah orientasi da’wah (tujuan da’wah) jadi kita tidak membahas bagaimana hukum kekuasaan itu akan tetapi apakah kekuasaan itu merupakan tujuan dari da’wah Islam ?
        Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa kekuasaan merupakan tujuan da’wah, silahkan tunjukkan dalilnya jika ada.
        1. Khalifah dalam al baqarah 30 adalah manusia (bani adam) yaitu manusia sebagai pengatur dunia, manusia sebagai makhluk yang diturunkan di bumi untuk mengisi dan mengatur bumi, jadi memang benar tafsir al qurtuby dan imam ibnu katsir tersebut namun maksud menegakkan syariat disini adalah menegakkan kalimat tauhid bukannya ditafsirkan menegakkan kekuasaan pemerintahan atau kekuasaan negara/ kerajaan, silahkan tunjukkan satu saja ulama yang menafsirkan dengan kekuasaan pemerintahan atau negara/kerajaan.
        2. Mana dalilnya Rasulullah meminta kekuasaan ? ini sungguh fitnah terhadap Nabi anda sendiri, tunjukkan dalilnya Rasulullah meminta kekuasaan jika ada, jika tidak ada maka bertaubatlah pada Allah.
        3. Sudah saya jelaskan bahwa hanya sedikit Nabi yang menjadi Raja, kebanyakan justru bukan raja.

      • @pengelola
        anda ini mangkin lucu dan mangkin ngeyel saja
        (1) mengola bumi itu tauhid tok ??? tauhid itu dasar yang membangun syariah. namanya mengelola itu ya menerapkan syariat dengan kekuasaan. kalau tidak punya kekuasaan atas suatu tempat (negara dll) ya bagaimana mengelola di tempat tersebut.
        (2) baca ini di sirah ibnu hisyam : Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Az-Zuhri bahwa Nabi saw datang kepada Bani Amir bin Sha’sha’ah, lalu mengajak mereka beriman kepada Allah dan menawarkan agama Islam kepada mereka. Kemudian salah seorang dari mereka. Bahira bin Firas berkata,“Demi Allah, kalau aku mengambil anak muda ini dari Quraisy pasti orang-orang Arab akan membunuhnya.“
        Selanjutnya dia bertanya,“Bagaimana jika kami berbaiat kepadamu, kemudian Allah memenangkan kamu atas musuhmu, apakah kami akan mendapatkan kedudukan (kekuasaan) sesudahmu ?“ Jawab Nabi saw,“Sesungguhnya urusan kekuasaan itu kepada siapa yang
        dikehendaki-Nya.“ Bahira bin Firas berkata,“Apakah engkau akan menyerahkan leher-leher kami kepada orang-orang Arab demi mebelamu, tetapi setelah Allah memenangkanmu, kekuasaan itu diserahkan kepada selain kami? Kami tidak ada urusan denganmu.“
        anda ini benar2 dzahiri banget tidak bisa menangkap mafhum suatu dalil !
        (3) itu sudah cukup untuk menyadarkan bahwa ada nabi yang jadi penguasa untuk menerapkan syariat. Nabi2 yang tidak menjadi penguasa itu bisa jadi karena memang tidak menguasai kerajaan atau karena tinggal di daerah terjajah atau memang hanya ditetapkan sebagaimana demikian. Anda niru nabi2 itu atau mau niru nabi Muhammad SAW yang jelas2 merupakan penguasa
        ———- saya makin ragu kalau anda itu pernah ngaji di HT —- terakhir ngaji kitab apa sih ??? ————
        wslm

      • 1. Itu semakin membuktikan bahwa khilafah di ayat ini tidak dimaknai sempit dengan kekuasaan namun maksudnya menjadi pengelola dunia, dan ini bukan dalil bahwa salah satu tujuan da’wah adalah kekuasaan.
        2. Tidakkah anda lihat sendiri dalam sirah yang anda tulis itu bahwa yang minta kekuasaan justru adalah Bahira bin Firas bukan Rasulullah, bahkan Rasulullah itu hanya meminta perlindungan (suaka) bukan kekuasaan.
        Coba anda teruskan baca kelanjutan sirah itu maka akan terbuka petunjuk bagi anda :
        “Setelah menyelesaikan ibadah haji, para jama’ah haji pulang ke negerinya masing-masing, termasuk Bani Amir. Mereka pulang menemui orang tua mereka yang telah lanjut usia dan tidak bisa ikut haji bersama mereka. Biasanya jika mereka telah bertemu kembali dengan orang tua tersebut, mereka bercerita kepadanya tentang apa saja yang terjadi di musim haji. Ketika mereka tiba dari menunaikan ibadah haji pada tahun ini dan bertemu dengan orang tua mereka tersebut, orang tua tersebut bertanya kepada mereka tentang apa saja yang terjadi pada musim haji tahun ini. Mereka menjawab, ‘Seorang pemuda dari Quraisy, tepatnya dari Bani Abdul Muththalib datang kepada kami. la mengaku sebagai nabi dan mengajak kita melindunginya, dan membawanya ke negeri kita.’ Orang lua tersebut meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya, kemudian berkata, `Hai Bani Amir, apakah dia masih bisa dicari? Apakah kalian bisa mengambil apa yang telah hilang dari kalian? Demi Dzat yang jiwa Si Fulan berada di Tangan-Nya, sesungguhnya anak keturunan Ismail tidak pernah sekalipun mengada-ngada dalam ucapannya. Ucapannya benar. Mana kecerdasan kalian yang tadinya kalian miliki?”‘
        Nah sekali lagi anda telah menyimpangkan Sirah, bahkan sekarang memfitnah Nabi sendiri dengan mengatakan Nabi meminta kekuasaan.
        Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
        3. Sekali lagi saya katakan pada anda bahwa kita tidak sedang membicarakan hukum kekuasaan dalam Islam tapi kita sedang membicarakan apakah kekuasaan itu tujuan da’wah Islam atau tidak.

      • justru yang anda garis besari itulah tholabun nusroh yang dilakukan HT !! : “mengajak kita melindunginya, dan membawanya ke negeri kita”
        kalau anda memang mantan HT tentu di ta’rif sudah dijelaskan apa itu tujuan dari tholabun nushrah. HT tholabun nusroh untuk 2 tujuan yaitu keamanan dakwah dan juga istilamul hukmi (penyerahan kekuasaan)

        lihat di sirah itu betapa orang Bani Amir mengetahui makna tujuan nabi sehingga memberikan pertanyaan “Bagaimana jika kami berbaiat kepadamu, kemudian Allah memenangkan kamu atas musuhmu, apakah kami akan mendapatkan kedudukan (kekuasaan) sesudahmu ” … artinya adalah nabi ditangkap menghendaki kekuasaan sekaligus menjadikan Bani Anshar sebagai pasukan Anshar …

        di AlQuran sendiri surat AlIsra:80 jelas Allah memerintahkan untuk mencari kekuasaan “wa jaalni min ladunka sulthonan nashira” !!

        masak mantan HT tidak tahu ???

  239. @Lek Min,
    Kang Ndux, lucu juga shohib kita ini. Lek Min, tujuan dakwah kan sudah jelas untuk membumikan Quran Hadist, agar semua ayat yang berupa perintah dan larangan itu dilaksanakan, kemudian Allah rdiho kepada kaum muslimin, dan agar kita bahagia, tidak hanya di akhirat, tapi di dunia pun aman sentausa. Kalau kita jeli, model dakwah para Nabi dan Rasul, kita bisa mengambil Ibrah…pertama Nabi Ibrahim, main merusak berhala, akhirnya ditangkap…tp masyarakat belum berubah, Namruz mati oleh nyamuk…Nabi Ibrahim pergi ke Mesir, kemudian kembali ke Hejaz…beranak cucu. Nabi Musa dengan adu argumen, adu kesaktian, ia berhasil membawa kaumnya eksodus kembali ke Palestina, tapi juga tidak sampai…Nah Nabi Dawud dan Sulaiman, okey, jadi raja Hukum tegak, tp dasar Yahudi, sesudah beliau wafat, mereka terkoyak oleh nafsu kekuasaan, dan dakwah beberapa nabi lainnya, ada yang mati disembelih seperti Zakaria dan Yahya oleh Herodes…Nabi Isya pun tidak sempat menjadi penguasa…yang terakhir, Rasulullah Nabi Muhammad SAW paling sempurna dakwahnya, karena sampai berhasil membentuk daulah Islamiyah…Kesimpulannya, pertama, perjuangan para Nabi dan Rasul dalam mentauhkan manusia, ada yang berhasil dan gagal, pahala tetap, dan mereka masuk surga, kedua perjuangan Nabi Muhammad, dengan metodenya telah berhasil mengubah sejarah dunia, inilah yang kita teladani, maka semua tahap di dalam dakwah dilalui…sampai ke tujuan akhir, membentuk kembali daulah Islamiyah yang namanya Khilafah…Dengan khilafah maka seluruh perintah dan larang Allah dapat dijaga…kalau tujuan dakwah hanya sampai ke tauhid, bisa jadi banyak orang yang benar tauhidnya, tetapi lemah dalam segala hal, sehingga diobok2 Barat pun oke2 saja. Wallahu a’lam bshowab.

    • Itu jika khilafahnya bener, tapi jika khilafahnya justru menaungi aqidah yang keliru bisa lain ceritanya ya akhi.

      • aqidah yang keliru yang dimaksud yang mana ? aqidahnya yang mengaku2 “ahlus sunnah” atau aqidahnya yang mengaku2 “ahlus sunnah” beneran ??

      • Semua aqidah dinaungi dalam khilafah HT termasuk aqidah syi’ah 12 imam, betul kan ya akhi?

      • itu urusan di depan. tidak ada keterangan gitu di kitab2 HT. itu dzon anda yang bisa jadi benar dan bisa jadi salah.
        kalau salafy yang pegang khilafah kayaknya “ahlus sunnah” juga gak boleh tinggal disana … orang2 yang mena’wilkan ayat akan di penjara di siksa dll … gitu kale. kalau menurut HT boleh2 saja salafy atau “ahlus sunnah” tinggal di khilafah …

      • Siapa bilang itu urusan didepan ya akhi, itulah fungsi khilafah, yaitu menjaga syariat termasuk aqidah Islam agar hanya aqidah yang lurus saja yang boleh ada.

  240. @ Semuanya…

    Sudahlah….
    Kami yakin. semua ingin membela Agama yang haq ini….
    tapi yang di bahas disini artikelnya masalah takdir lho… bukan khilafah..
    kan ada tempat sendiri to tentang khilafah…

    kembali lagi aja ke topik.
    untuk mas Panji kelana,bagaimana pendapat antum tentang keyakinan Ahlussunnah masalah takdir yang saya tulis diatas?

    bisa menyanggah dengan hujjah?

    monggo….

  241. panji kelana@

    anda tulis:

    ….kalau tujuan dakwah hanya sampai ke tauhid, bisa jadi banyak orang yang benar tauhidnya, tetapi lemah dalam segala hal, sehingga diobok2 Barat pun oke2 saja.

    pertanyaan:

    sebenarnya anda itu faham gak seh tauhid itu apa?
    coba tauhid itu apa?

  242. Panji Kelana@
    nih tulisan anda:

    Kesimpulannya, pertama, perjuangan para Nabi dan Rasul dalam mentauhkan manusia, ada yang berhasil dan gagal…

    saya kira anda yang lucu.. masa ada da’wah nabi yang gagal ?
    trs apa ukurannya berhasil?
    khilafah?
    terus bagaimana dengan hadist nabi ini:

    …“Telah diperlihatkan kepadaku semua umat. Lalu aku melihat seorang nabi yang bersamanya 3 sampai 9 orang, ada juga nabi yang bersama dengannya hanya satu atau dua orang lelaki saja, bahkan ada seorang nabi dan tidak ada seorangpun yang bersamanya”. …(HR. Al-Bukhari no. 5270 dan Muslim no. 323)

    Bagaimana?
    apa mereka gagal?

  243. wah semangkin guayeng aja nich….

    tapi ane lebih suka bahasan masalah takdir aja soalnya pingin tahu .
    iya pakde Panji gimana tuh di tanya siluman….
    apakah ada dari 4 rukun iman terhadap takdir yang sampeyan ingkari?
    klu ada yang mana?
    Klu gak ada berarti siluman benar.

    langsung nyimak……
    hmmmmmmmm…

  244. @Lek Min
    Nabi Zakariya dan Nabi Yahya, meyakinkan bahwa keputusan Herodes untuk menikahi Herodia menyalahi Kitabullah….kedua nabi ini tidak dapat meyakinkan Herode, malah keduanya ditangkap dan dibunuh….namanya gagal, tapi perjuangan beliau sampai syahid, contoh. (yang saya maksudkan gagal, gagal mengubah masyarakat secara umum, karena yang beriman hanya 2 dan 3 sajasehingga Allah menimpakan azab kepada masyarakat secara umum), Nabi Luth gagal menyadarkan orang Sodom, hanya keluarga yang selamat dan sedikit pengikutnya, bahkan istrinya pun tidak beriman). Nabi Isya menyadarkan orang Yahudi…eh malah dia yang disembah….itu Lek Min.

  245. @Jabal
    Tidak ada yang mengingkari takdir (Qadla dan Qadar), tapi cara pandang atau persepsi takdir yang berbeda. Satu kelompok menyebut, manusia gak tahu menahu, ia berbuat atas takdir Allah lalu masuk surga atau sebaliknya, satu kelompok menyebut, manusia berbuat sendiri, masuk surga dengan ibadahnya sendiri, karena perbuatannya….saya sendiri kan sudah berpendapat bahwa di dalam beriman ada dua hal, pertama kehendak Allah (takdir) dan perjuangan kita untuk menggapai takdir itu. Tidak yang yang mengingkari takdir. Memang ada ayat yang seakan bertentangan….yang pertama menyebut Allah yang menciptakan segala sesuatu dan menciptakan kehendak, dan ayat bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu mengubahnya sendiri….ini menimbulkan perbedaan yang hasilnya memang tidak produktif, bahkan kemudian polemik memanjang sampai masuk filsafat segala (lihat buku Aqidah Islam Sayid Syabik)
    Beliau sampai mengutip sebuah syair…
    setiap orang mengaku
    ada hubunganku dengan puteri lalila
    tetapi laila sendiri membisu
    tidak ikut di sini atau sana
    di kala air mata sudah tertimbun
    membasahi seluruh pelupuk mata
    nyatalah nanti siapa sebenarnya yang menangis
    dan siapa yang berpura-pura
    Nanti salat berjamaah dulu!

    • Bukankah sudah ana jelaskan bahwa ayat-ayat al Qur’an dalam perkara taqdir memang seakan terbagi dua, ada yang dicondongi qadariyah seperti ayat anda kutip dan ada yang dicondongi jabariyah seperti ayat :
      “ Tidaklah kalian berkehendak , kecuali apa yang Allah kehendaki, sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha bijaksana “. (al insan : 30)

      Oleh karena itu ayat al Qur’an harus dipahami dengan pemahaman Rasulullah, yaitu dengan hadits-hadits Nabi yang shohih mutawatir dalam perkara ini.
      Dan hadits-hadits Nabi yang mutawatir memahami ayat ayat taqdir tadi dengan pemahaman bahwa manusia telah ditentukan masuk surga atau neraka sejak zaman azali.

  246. @Si Luman
    Khilafah dibahas karena tujuan HT memang mengembalikan kehidupan Islam melalui lembaga Khilafah….karena secara umum blog ini berdakwah memakzulkan ide HT dan menjadi duri di dalam perjuangan menegakkan khalifah…ini juga berkaitan dengan Qodlo dan Qodar…mungkin karena antum berpendapat bahwa berdirinya khilafah itu ujug2 karena kehendak Allah tanpa perjuangan, maka gak perlu berjuang….mengenai ahlu sunah, ahluh sunah yang mana…ahlu sunah waljamaah atau nahlu sunah yang gegabah….Saya sependapat dengan Saikh Sabiq, perdebatan tentang Qadla dan Qadar…membuat umat terpecah, makanya ana kagak ikut-ikutan taqlid…Nar Utho justru bilang aku taklid buta dan masih SD, bukankah mengikuti pendapat siapa saja (termauk ahlu sunah) kalau hanya ngikut taklid buta juga….dan Saikh Taqiyudin menghiudari budaya taklid dengan pendapatnya yang lebih produktif? Wallahou a’lam bishowab.

  247. @Lek Min,
    Panjenengan kan menyatakan juga dahwah tauhid dengan membersihkan segala khurafat dan kemusyrikan dalam masyarakat tanpa mempedulikan apakah ada kekuasaan Islam atau tidak ada, bahkan tidak peduli pemerintah membuat kebijakan yang menyimpang pun gak peduli yang penting dakwah di masyarakat…. dari apa yang saya ungkapkan mungkin Panjengan sudah tahu, bagaimana pemahaman saya tentang tauhid…yang kami perjuangan adalah Negara Tauhid, negara yang berdasarkan Quran dan Hadist, tidak campur aduk aturan Allah dan aturan thagut….makanya sejak awal yang dipelajari adalah ketauhidan yang benar dengan belajar thariqul iman, qodlo qodar, qiyadah fikriyah, dst….memang debat kusir cape dan tidak produktif, tapi mudahan2 masih bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab.

  248. @Semuanya,
    untuk renungan….Kalau antum meyakini bahwa Segala sesuatu itu merupakan perbuatan Allah semata, masuk surga atau masuk neraka sudah ditentukan, apa yang antum akan kerjakan?
    Kalau antum meyakini bahwa segala sesuatu, seseorang masuk surga atau neraka atas perbuatannya sendiri, apa yang antum akan lakukan?

    Bukankah kedua-duanya tetap harus taat kepada Allah, dan menjalankan syariatnya? Jadi, ya sudah….he x 300 kita laksanakan saja perintah Allah, kagak usah berdebat, kalau hanya ingin saling menjatuhkan, dan menyebabkan kita gak produktif. Lebih elok bersinergi, tidak usah main cap orang HT sesat…kalau mau menasehati, datanglah…datanglah….Wallahu a’lam bishowab.

    • Sabda Nabi :
      مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
      Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” (Dalam suatu riwayat disebutkan :’Apakah kita tidak pasrah saja pada ketetapan kita dan meninggalkan amal). Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang dipermudah (menuju ketetapannya)”. (Dalam suatu riwayat disebutkan : “Beramalah, karena setiap orang dipermudah menuju sesuatu yang telah diciptakan untuknya”). Kemudian beliau membaca ayat : “Adapun orang yang memberi dan bertaqwa dan membenarkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kemudahan. Adapun orang yang bakhil dan menumpuk kekayaan dan mebohongkan kebaikan, maka Aku akan mempermudahnya menuju kesulitan”
      [Hadis riwayat al-Bukhari & Muslim].

  249. wah gitu aja pakdhe…..
    ya sudah…. semoga perjuangan pakdhe di dukung oleh segenap umat islam di negara indonesia ini…..

    nyimak lagi aja….

  250. CAPEK DECH………..

  251. @Semuanya,
    Justru, dengan kekuaasaan yang diraih oleh Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, maka beliau berdua dapat mengatur masyarakat dalam ketaatan, umat yang tidak beribadah pada hari Sabtu ditangkap dan dihukumi, bahkan sampai diubah wajahnya menjadi monyet….para nabi dan rasul yang tidak memperoleh kekuasaan, kebanyakan umatnya dihancurkan, karena masyarakatnya tidak berubah….Jadi kekuasaan itu sangat urgen untuk menjaga kehidupan yang penuh ketauhidan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, bukankah kita ini umatnya yang harus mencontohnya…DAN PADA DIRI RASULULLAH TERDAPAT TELADAN YANG BAIK……Nabi Muhammad berdakwah sampai meraih kekuasaan dan dengan kekuasaan Islam berjaya. Itu yang kita tiru. Wallahu a’lam bishowab.

    • Kekuasaan adalah hal yang mubah, namun itu bukan orientasi da’wah (tujuan da’wah), tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa kekuasaan adalah tujuan da’wah, bahkan Nabi Sulaiman diberi kekuasaan adalah sebagai ujian bukan sebagai washilah da’wah.

  252. @Jabal,
    Terima kasih, kita memang harus saling mendukung dan saling bersinergi, karena kita bersaudara, bukan lawan. Semoga Allah memberkahi Nak Jabal. He….300X. (Pakai he2, biar nyantai)

    • Dalam hal-hal yang baik yang sesuai syariat kita tetap saling dukung ya akhi, tapi dalam hak menyimpang dari syariat kita tidak boleh saling dukung, saya tetap akan luruskan HT dari hal-hal menyimpang baik pada aqidah maupun rancangan khilafahnya.

  253. @ Semua HTI ers :

    Semua kitab-kitab dari para ulama yang sholeh menganjurkan untuk hanya ber ITTIBA’ kepada Rasulullah SAW yang Ma’shum bukan yang lain.

    1. Apakah anda meyakini bahwa semua Hadits Rasulullah SAW adalah benar ?

    2. Apakah anda juga percaya semua Hadits-Hadits Rasulullah tentang Qadha dan Qadhar adalah benar ??

    3. Apakah anda hanya beriman kepada sebagian Hadits Rasulullah SAW dan meninggalkan sebagian Hadits yang lain ?

    3. Manakah yang lebih Utama ?
    mengikuti dan meyakini semua Hadits Rasulullah SAW ataukah Fatwa Taqiyudin Nabhani yang sudah jelas-jelas keliru ?

  254. NI TAK COPASKAN TULISAN SAYA DIATAS….

    Da’wah tauhid kepada siapa?
    pada anggota dan simpatisannya saja kan?
    klu pada masyarakat apa yang di da’wahkan?
    TAUHID??????
    memanas2i hati manusia untuk membenci penguasa kan?

    lagian tauhid saja menyimpang? masa Allah nggak menghendaki kehendak makhluknya…..

    Siapa yang tidak menginginkan diterapkannya syari’at islam itu ?
    Siapa yang tidak ingin daulah islamiyah?
    Saya kira hanya muslim yang jahil yang tidak menginginkannya..

    Syariat islam yang paling pertama kali ditanam itu menebar benih Tauhid, biar bisa tumbuh subur, dipupuk dengan tarbiyah dan dihilangkan hama2 dengan mentashfiyah…
    soal buahnya khilafah itu kita ikut memetik apa anak cucu kita yang itu urusan Allah?

    Bukan seperti HTI ramai2 mengajak manusia memetik buahnya tapi lupa menanam pohonnya….

    SAYA TAMBAHKAN:

    yang dikritisi di BLOG INI oleh koma ht itu bukanlah buah khilafahnya .
    klu itu semua sudah oke setuju !KITA HARUS BERJUANG UNTUK MEMPEROLEHNYA!
    tapi yang di kritisi disini itu CARA untuk meraihnya. mengikuti nabi apa tidak!
    pernahkah nabi di mimbar menjelek2kan penguasa qurais?atau
    mengajak pengikutnya untuk demo mengkritisi penguasa dengan terang2an?

  255. @Lek Minku,
    Alhamdulillah, kalau sudah sepakat khilafah, ya mari kita berjuang bersama-sama sinergi. Pernahkan Rasulullah SAW mencela kaum Quraisy dengan dakwah secara terbuka? Yang saya baca di dalam shirah Nabi, pertama kali Rasulullah SAW pergi ke Bukit (lupa shofa apa marwa) lalu beliau berpidato di hadapan semua orang, yang mengajak Quraisy masuk Islam dan meninggalkan berhala, semua orang berkumpul, Abu Lahab marah, ia melempar Nabi dengan batu…turun surat Al-Lahab. Setiap musim Haji, Rasululullah ditemani Ali dan Zaid selalu memperkenalkan Islam kepada para kabilah, agar mereka masuk Islam dan meninggalkan berhala…tapi Abu Lahab selalu menyertai dan menyebutnya gila…jangan diikuti….tu apa namanya tidak mencela penguasa Quraisy secara terang2an? Kalau antum merasa dakwah sudah mengikuti Rasul, apakah panjengan sudah pernah mau dicelakai oleh Quraisy dan sudah pernah disuruh pergi dari rumah Penjenangan? Apakah dakwah panjenengan mendapat tantangan sebagai mana Rasul? Kalau pemerintah berbuat dzalim, bagaimana cara anda memberi nasihat? Bukankah dengan datang ramai-ramai tanpa kekerasan fisik merupakan jalan terbaik? Renungkan Lek Min….saya 41 tahun, entah umur Lek Min, saya menyebutkan mas atau dik…
    @Nak Rutho,
    Saya mengikuti metode HT karena saya merasa bahwa metode itu mengikuti metode Rasulullah…yakni menghidupkan kembali Islam melalui ajaran tauhid yang benar, dengan tahap seperti yang pernah Rasulullah lakukan….sampai isnya Allah mencapai Khilafah, agar semua perintah dan larangan Allah dapat dilaksanakan. Siapa yang bilang saya mengabaikan hadist-hadist Rasulullah? (tentunya yang saheh atau hasan, bukan yang maudu)….tapi dalam masalah2 tertentu memang ada sedikit beda penafsiran atau pemahaman….fawta2 Saikh Taqiyudin keliru menurut sebagian orang dan sebagian yang lain tidak mengatakan seperti itu….Dalam konferensi Khilafah di Senayan dengan menghadirkan 100.000 ulama dan tokoh Islam, tidak ada yang mengatakan keliru…Jadi hargai keyakinan kami dan kami pun menghargai keyakinan Anda….Karena sekali lagi, polemik qodo qodar tidak menghasilkan sesuatu yang produktif…..Wallahu a’lam sishowab.

    • .tu apa namanya tidak mencela penguasa Quraisy secara terang2an?
      Ngawur ah, masak dakwah kepada Islam disebut mencela terang-terangan lagian contohnya penguasanya orang kafir (nggak baca haditsnya kah mas ?). Coba pikir kalau pemerintah mengijinkan riba kemudian ketika saya ditanya riba atau seorang ustadz dalam kajian ditanya hukum riba kemudian mengatakan bahwa riba haram padahal pemerintah “membolehkan karena dzolim” maka apakah kita disebut melawan pemerintah ? haihata haihata

      beda kalau anda kemudian meyebut “pemerintah begini dan begitu/menyebut-nyebut kesalahan karena telah membolehkan riba” ini namanya mencela penguasa

      Kalau pemerintah berbuat dzalim, bagaimana cara anda memberi nasihat? Bukankah dengan datang ramai-ramai tanpa kekerasan fisik merupakan jalan terbaik?
      itu menurut anda bukan menurut Rasulullah dan para ulama salaf. Kalau menurut Rasulullah dan banyak hadistnya tuh yang disebutkan komaHT maupun komentator lainnya jangan hanya pakai logika saja

      Dalam konferensi Khilafah di Senayan dengan menghadirkan 100.000 ulama dan tokoh Islam, tidak ada yang mengatakan keliru
      memang sudah dibacakan pendapat Taqiyuddin, atau anda sudah menanyakan satu-satu ke mereka pendapat taqiyuddin ?. Tapi ngeri juga ya 100 ribu “ulama dan tokoh islam”/bukan umat islam entah kebenarannya ulama mana yang ikut disana dan ulama mana yang “benar-benar mendukung” pendapat syaikh Taqi. Kalau mendukung khilafah sih pasti semua mendukung termasuk saya maupun komaHT

      Apakah dakwah panjenengan mendapat tantangan sebagai mana Rasul?
      Saya kira semua dakwah juga mendapat tantangan. Rasul mendapat tantangan dari kaum QUraisy kita tantangan lain.

      Saya mengikuti metode HT karena saya merasa bahwa metode itu mengikuti metode Rasulullah
      Yang Rasulullah lakukan pertama adalah dakwah kepada Tauhid (periode Makkah) bukan dakwah kepada khilafah. Artinya khilafah belum tegakpun dkawah tauhid tetap dilaksanakan. Jadi mungkin lain kali majalah2 HTI diisi dengan dkwah tauhid jangan cuma yang provokatif aja

      • @hasan & lek min …
        anda menggunakan hadits nabi yang sahih namun diarahkan untuk kemauan sendiri. ini namanya mlintir teriak mlintir
        (1) hadits tentang menasehati penguasa yang diam diam itu cuman satu dua biji saja, namun praktek sahabat sejak beliau SAW hidup hingga pemerintahan khulafaur Rasyidin – yang merupakan ijma sahabat – menunjukkan kebolehan menasehati penguasa secara terang terangan.
        (a) bahkan Rasulullah SAW diprotes keras (terang2an) oleh para sahabat khususnya Umar RA ketika menandatangani perjanjian Hudaibiyah
        (b) ketika Abu Bakar RA berpidato ketika pengangkatannya seseorang langsung mengancam akan membenarkannya dengan pedang
        (c) di muka umum Umar RA diprotes oleh para wanita atas rencana beliau yang hendak membatasi mahar, beliau juga diprotes dimuka umum oleh seseorang yang menanyakan baju beliau yang ukurannya lebih dari jatah yang dibagi2
        (d) sahabat Abu Dzar pada masa pemerintahan Utsman sangat rajin mendatangi istana Muawiyah dan teriak2 diluar untuk memberikan khabar tercelanya penimbun emas untuk menyindir Muawiyah RA.
        dan mmmmmuuuuuasssssiiiiiihhhhh banyak lagi !!!
        hendak dimanakan berita2 ini ? apakah para sahabat kalah pandai daripada Salafy cs sehingga lancang berani menasehati penguasa di muka umum ??
        (2) dalam masalah kemungkaran penguasa memang betul ada hadits yang memerintahkan ketaatan walaupun didzalimi, namun demikian ada hadits yang memerintahkan untuk menurunkan penguasa yang dzalim, yang fajir yang menyeleweng dari hukum Islam …. apa anda menerima sebagian dan menolak sebagian ??
        innalilahi wa inna ilaihi rojiuun .. astaghfirullah wa atubu ilaihi ….

      • @ Dnux :

        Hadits tersebut lebih jelas kedudukannya daripada cerita-cerita palsu anda tentang shahabat.
        Lihat contohnya ini betapa anda telah berani memfitnah Umar menuduh Umar memalsukan cerita atas Umar yang anda katakan Umar memprotes keras (terang-terangan) kepada Nabi atas isi perjanjian Hudaibiyah.
        Wahai saudaraku bertaubatlah pada Allah atas fitnah yang engkau timpakan pada shahabat Nabi yang mulia ini.

        Wahai kaum muslimin, jangan kalian tertipu, simaklah sirah Umar yang sebenarnya :

        Seperti singa lapar yang sedang terlepas talinya, Umar bin Khaththab melompat dari tempat duduknya ketika mendengar pasal pertama rancangan perjanjian hudaibiyah.
        Ia lantas pergi menemui Abu Bakar,
        ”Ya, Abu Bakar! Bukankah beliau itu Rasulullah?”
        ”Benar, wahai Umar!” jawab Abu Bakar. “Beliau adalah Rasulullah!”
        ”Bukankah kita ini kaum muslimin?”
        ”Ya, kita ini kaum muslimin.”jawab Abu Bakar
        ”Bukankah mereka, kaum Quraisy itu, musyrikin?”
        ”Ya, benar. Mereka itu musyrikin.”jawab Abu Bakar
        ”Mengapa kita suka menerima kerendahan dan kehinaan dalam agama kita?”
        Abu Bakar menghela napas sebentar.
        ”Wahai, Umar,” kata Abu Bakar sesaat kemudian, ”tetaplah engkau di tempat dudukmu, karena aku menyaksikan bahwa beliau itu Rasulullah!”jawab Abu Bakar
        ”Aku pun menyaksikan bahwa beliau itu adalah Rasulullah, wahai Abu Bakar!” kata Umar.

        Setelahnya Umar kemudian pergi menemui Rasulullah. Bagi Umar rancangan perjanjian dengan Suhail bin Amr utusan orang Quraisy, banyak merugikan kaum muslimin.
        Setelah menghadap Rasulullah Umar berkata :
        ”Ya Rasulullah! Bukankah engkau itu Rasulullah?” tanya Umar.
        ”Benar,” jawab Rasulullah . ” Aku ini Rasulullah.”
        ”Bukankah kami ini kaum muslimin?”
        ”Ya, benar.”jawab Rasulullah
        ”Bukankah mereka itu musyrikin?”
        ”Ya, benar.”jawab Rasulullah
        ”Mengapa kami diberi kerendahan dalam agama kami?”
        Rasulullah terdiam sesaat. “Aku ini hamba Allah dan utusan-Nya,” sabda Rasulullah kemudian. “Sekali-kali aku tidak akan menyalahi perintah-Nya dan Dia tidak akan menyia-nyiakanku.”
        Umar masih bertanya sekali lagi.
        ”Bukankah engkau pernah bersabda kepada kami bahwa kita akan datang bersama-sama ke Baitullah dan berthawaf di sana serta mengerjakan ibadah haji dengan aman dan tenteram?”
        Rasul pun tersenyum. ”Ya, engkau benar, wahai Umar,” katanya dengan lembut. ”Tetapi, aku tidak mengatakan kepada engkau bahwa kita akan datang ke Mekah sana pada tahun ini.”
        Kemudian Umar terdiam dan tak bertanya lagi.

        Inilah Sirah yang benar wahai saudaraku, Umar tidaklah memprotes keras dan terang-terangan dimuka Umum, akan tetapi beliau menemui Rasulullah, maka bertaubatlah kepada Allah atas fitnah yang engkau lakukan atas Umar bin Khaththab radhiallahuanhu wahai saudaraku.

  256. @Lek Minku,
    Alhamdulillah, kalau sudah sepakat khilafah, ya mari kita berjuang bersama-sama sinergi. Pernahkan Rasulullah SAW mencela kaum Quraisy dengan dakwah secara terbuka? Yang saya baca di dalam shirah Nabi, pertama kali Rasulullah SAW pergi ke Bukit (lupa shofa apa marwa) lalu beliau berpidato di hadapan semua orang, yang mengajak Quraisy masuk Islam dan meninggalkan berhala, semua orang berkumpul, Abu Lahab marah, ia melempar Nabi dengan batu…turun surat Al-Lahab. Setiap musim Haji, Rasululullah ditemani Ali dan Zaid selalu memperkenalkan Islam kepada para kabilah, agar mereka masuk Islam dan meninggalkan berhala…tapi Abu Lahab selalu menyertai dan menyebutnya gila…jangan diikuti….tu apa namanya tidak mencela penguasa Quraisy secara terang2an? Kalau antum merasa dakwah sudah mengikuti Rasul, apakah panjengan sudah pernah mau dicelakai oleh Quraisy dan sudah pernah disuruh pergi dari rumah Penjenangan? Apakah dakwah panjenengan mendapat tantangan sebagai mana Rasul? Kalau pemerintah berbuat dzalim, bagaimana cara anda memberi nasihat? Bukankah dengan datang ramai-ramai tanpa kekerasan fisik merupakan jalan terbaik? Renungkan Lek Min….saya 41 tahun, entah umur Lek Min, saya menyebutkan mas atau dik…Memang, setiap harakah itu berjuang untuk ke arah penegakan syariah….PKS melalaui parlemen, antum melalui kelompok antum, dan kita saling menghargai….gitu saja Lek Min. Saya mau merampungkan novel saya seri kedua dulu….Wallahu a’lam bishowab.

  257. @Nar Utho
    Setiap orang boleh saja mengklaim dirinya paling sesuai dengan Sunah Rasul, karena itu semuanya menganggap sebagai ahlu sunah…sesuai alasan masing2. Tapi, saya merasa, bahwa saya mengikuti metode HT yang digagas Saikh Taqiyudin, karena metode ini ikut manhaj Rasul, dengan tahap2 sebagaimana Rasul lakukan, jadi pedomannya tentu Quran Sunah. Kalau antum merasa kami tidak i’tiba dengan Rasul, maka cobalah jadi daris dulu, dan tahu persis apa yang dilakukan…mengenai pendapat qadla dan qadar, baca sajalah bab Qada dan Qadar pada Buku Nizham Al Islam dan Syaksiyah Islamiyah karya Saikh Taqiyudin….baca sendiri dan telaah dengan teliti dan jernih, jangan tedensius…..Saya mau nulis novel dulu nich! Afwan.

    • Satu saja tidak perlu banyak-banyak, Apakah dalam sistem pemerintahan Rasulullah dan daulah khilafah khulafaur rasyidin para khalifah dipilih dengan sistem voting suara terbanyak seperti khilafah versi HT ???
      Inikah yang anda katakan mengikuti sunnah Nabi ?

  258. Panji Kelana @

    Memang seharusnya anda itu menulis Novel saja ,itu sudah pas! Novelis menulis novel.bukan berbicara masalah agama,karena berdah’wah tanpa ilmu itu kerusakan yang di timbulkan pada umat akan lebih banyak dari pada kebaikan yang akan diperoleh.
    dalam hal ini aku nasehatkan pada antum hendaklah lebih takut kepada Allah .

    Ya beginilah cara2 ahlul hawa untuk membenarkan kaidah yang di yakininya ,membuat kaidah dulu baru dicari2kan dalil2nya.diplintir, dipaksakan, dibuatnya supaya pas…
    mestinya tidak begitu akhi.mengumpulkan dulu semua dalil barulah menentukan istimbat hukum,bukan mencari dalil intuk membenarkan hukum.

    coba lihat perkataan antum ini:

    “Kalau pemerintah berbuat dzalim, bagaimana cara anda memberi nasihat? Bukankah dengan datang ramai-ramai tanpa kekerasan fisik merupakan jalan terbaik? Renungkan Lek Min….”

    lalu hadist Rasulullah ini akan di plintir gimana?
    “Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa maka janganlah melakukannya dengan terang-terangan di hadapan umum. Akan tetapi dengan cara mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri. Jika ia menerimanya maka inilah yang diharapkan, jika tidak menerimanya maka ia telah melakukan kewajibannya.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al Hakim, dan Baihaqi. Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal)

    dan hadis ini di kemanakan:

    “Akan ada sepeninggalku nanti para penguasa yang mereka itu tidak berpegang dengan petunjukku dan tidak mengikuti cara/jalanku. Dan akan ada diantara para penguasa tersebut orang-orang yang berhati setan namun berbadan manusia.” Hudzaifah b…erkata: “Apa yang kuperbuat bila aku mendapatinya?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya engkau mendengar dan menaati penguasa tersebut walaupun punggungmu dicambuk dan hartamu dirampas olehnya, maka dengarkanlah (perintahnya) dan taatilah (dia).” (HR. Muslim dari shahabat Hudzaifah bin Al-Yaman,

  259. oya ini juga :

    “saya 41 tahun, entah umur Lek Min, saya menyebutkan mas atau dik…Memang, setiap harakah itu berjuang untuk ke arah penegakan syariah….PKS melalaui parlemen, antum melalui kelompok antum

    anda 41, masih muda itu, pantesan bersemangat sekali…
    saya jauuuh lebih tua dari antum karena itu saya lebih hati2 dalam semua perkara…

    saya tidak punya kelompok atau harakah!
    kelompok saya ya kelompoknya Rasulullah….
    beliulah pimpinanku,,,,,

  260. @Lek Minku,
    Matur nuwun sudah menyuruh saya nulis novel saja, doakan saya sedang menulis novel tetralogi di Malaysia, semoga saya sukses…bolehkah mendoakan saya, walaupun saya seimpatisan HT, kan sama2 Islam, dan Kamas Min itu sauadara saya. Tp, sy meluruskan mengenai penulis novel yang tidak boleh berdakwah, karena Ja’far bin Abu Thalib adalah penyair yang disuruh memimpin delegasi dakwah ke Habsyah….(Baca Sirah Nabawi), Abu Bakar pedagang boleh juga tuh berdakwah….Arat bin Shabab gurunya Umar malah tukang pandai besi…jadi izinkan aku untuk berdakwah ya Lek Min….malah saya seorang diri berdakwah di Sandakan Sabah…tapi bukan dakwah politik, alhamdulillah berdiri sebuah masjid namanya Raudatul Jannah, jemaahnya sudah 60-an…Saya juga sarankan, agar Pak Lik dalam kelompok (tentu kelompok Rasulullah) tapi ayatnya kan berbunyi “hendaklah ada sekelompok orang di antara kalian yang menyeru…” kalau mau pemain tunggal boleh juga…tp dalam masyarakat pun tetap dalam kelompok masyarakat…saya pun begitu, saya mantan ketua DKM Al-Mujahidin, saya Seksi Dakwah di Bahrul Ulum…jadi, ada di kelompok masyarakat dan ada juga di kelompok dakwah. Selamat bermain tunggal, Lek Min, maaf yang muda ini kalau terlalu bersemangat…Semoga kita tetap dalam ridho dan ampunan-Nya. Amin

  261. @ Hasan,
    Seruan khilafah itu adalah apa yang hendak dicapai…didengungkan untuk mewacanakan kembali bahwa lembaga khilafahlah satu2nya yang dapat melindungi atau menjaga pelaksanaan hukum2 Allah (Quran Hadis),
    pada pelaksaan dakwahnya yang ikut metode rasul, pertama membahas thariqul iman…Qadla Qada…kiadah fikriyah, dst….Saya memang di tempat terpencil gak bawa kitab….lagi pula lama harus buka2 buku, jadi saya mengingat apa yang saya pernah saya baca dan menjadi mainstrim pemikiran saya.
    Kalau Nabi Muhammad SAW tidak mencela orang Quraisy, maka beliau tidak akan diusir dan dimusuhi….bukankah beliau diberi al-Amin sebelum diangkat menjadi Nabi, dan ketika beliau mencela perbuatan Quraisy, baik dengan diam-diam maupun terang2an, maka beliau diusir maupun dibunuh…
    Saya mengatakan apakah panjengan (Lek Min) mendapat tantangan ketika berdakwah sebagaimana Rasulullah SAW mendapat tantangan? Karena Lek Min itu kan kelompok dakwah Rasulullah, biasanya secara alami orang yang berdakwah sesuai metode Rasulullah mendapat tantangan, sebagaimana HT di mana-mana mendapat tantangan pada awalnya, bukan saja teror tapi sampai penangkapan dan pembunuhan, seperti di Uzbek, Mesir, dll.
    Dakwah dengan mencela, bukan berarti menjelek-jelekkan pribadi, tetapi mencela sistem, dan memberikan alternatif solusi dari sistem…coba lihat deh, kalau ada masirah, apa yang disampaikan oleh para pembicara…yang diusung pun tulisan “Save Palestin”, “Stop Kekerasa”, bukan yang lain-lain.
    Dakwah itu ada dua sisi, pertama mengajak kepada yang ma’ruf, kedua mencegah yang mungkar….Ya kalau dakwah hanya poin satu, mari kita salat, mari kita puasa…tidak ada tantangan…tapi kalau kita mencela perbuatan mungkar, jangan judi, hentikan perzinahan, tutup Dolly, biasanya banyak tantangan dan lebih sulit….jadi yang dicela itu sistem atau kebijakan yang bertentangan dengan Quran….Dengan turun dan masirah, berarti jentel dan terlihat ada dukungan dari umat…tapi tertib dan tidak ada kekerasan…Lihat kalau HT demo, Pak Polisi sangat nyantai, bahkan ikut mendengarkan….Saat saya ikut masirah yang berbicara Kang Hary Moekty, malah Pak Polisi tersenyum-senyum….Begitu Sahabatku, Hasan.

    • Kalau Nabi Muhammad SAW tidak mencela orang Quraisy, maka beliau tidak akan diusir dan dimusuhi….bukankah beliau diberi al-Amin sebelum diangkat menjadi Nabi, dan ketika beliau mencela perbuatan Quraisy, baik dengan diam-diam maupun terang2an, maka beliau diusir maupun dibunuh…

      yang saya maksud anda mencontohkan celaan kepada penguasa dengan kritikan Rasulullah kepada orang kafir saat berdakwah sedangkan hadits untuk taat adalah selama dia muslim. itu yang menurut saya pendalilan antum nggak nyambung sama sekali. Atau anda juga bilang pak SBY kafir ya (saya pikir antum nggak sampe segitunya seperti saudara Mirshaa yang juga dari HTI) ?. Ingat lho Rasulullah bilang selama dia muslim/belum kafir

      membahas thariqul iman…Qadla Qada…kiadah fikriyah, dst….Saya memang di tempat terpencil gak bawa kitab
      lha ini baru bawakan Qadha dan Qadar saja sudah dianggap salah. belum masalah penerimaan hadits ahad, belum masalah pokok yang lain. Silakan lihat pendapat para Imam terdahulu juga bukan hanya syaikh Taqiyuddin. Oh ya sekalian kok saya belum pernah ya dari HTI kalau ke umum mendakwahkan “Tegakkan tauhid, membahasa Qdha dan Qadar”. apakah saya kelewatan berita ? kebetulan teman saya juga dapat “sms tausyiah” dari HTI tapi waktu tak tanya isinya provokasi aja “politik” bukan mengenai tauhid dan masalah pokok lainnya. Bagaimana ide saya kalau majalah2 HTI itu isinya diganti dengan materi tauhid dan juga keislaman lainnya “yang bener ya” sebagai awal dakwah daripada terus-menerus mencela pemerintah ?

      Lihat kalau HT demo, Pak Polisi sangat nyantai, bahkan ikut mendengarkan
      ditempat saya kerja saya sering lihat orang HTI demo. Kalimatnya “masyaAllah” terus terang kalau menghina “pemerintah” nggak tanggung-tanggung kalau mengata-ngatai dengan keras dan memang benar tidak ada kekerasan seperti antum sebut. Ini pengalaman dekat kantor saya nggak tahu kalau ditempat antum lebih tertib. Apa ini disebut yang makruf ? (saya ataupun teman-teman sekantor aja mesti tanda tanya tentang akhlak kalau seperti itu).

      Dakwah dengan mencela, bukan berarti menjelek-jelekkan pribadi,
      Terjadi dilapangan tidak seperti itu, langsung “menghina SBY”, langsung menghina “sebagian menterinya” setidaknya itu yang saya dengar dari deket kantor saya.

      malah Pak Polisi tersenyum-senyum
      Ya iyalah, selama tidak terjadi kekerasan memang biasanya polisi santai-santai aja.

      Dengan turun dan masirah, berarti jentel dan terlihat ada dukungan dari umat…tapi tertib dan tidak ada kekerasan
      Ini bukan masalah gentel2an lho atau mencari dukungan “massa”. Kalau memang Rasulullah memerintahkan untuk main “gentel” turun ke jalan kita pasti turun ke jalan. Sikap saya adalah bagaimana perintah Rasul . Rasul berkata : Naehatilah secara sembunyi2 ya kita taat, Rasul bilang bersabarlah ya kita taat.

  262. @ Lek Min,
    Ya beginilah cara2 ahlul hawa untuk membenarkan kaidah yang di yakininya ,membuat kaidah dulu baru dicari2kan dalil2nya.diplintir, dipaksakan, dibuatnya supaya pas…
    mestinya tidak begitu akhi.mengumpulkan dulu semua dalil barulah menentukan istimbat hukum,bukan mencari dalil intuk membenarkan hukum.

    Komentar: saya memang menanggapi apa2 yang disampaikan sahabat-sahabat, sehingga saya tidak mengumpulkan hadist2 dulu baru baca…dan isnya Allah, saya bukan ahli hawa nafsu…
    Saya juga senang membaca, kalau saya menggunakan hadist, maka saya akan meneliti, selain konteks, juga apa nyang melatarbelakangi…kadang kita menelan hadis pun mentah2, tidak dicari penyebabnya, mengapa turun hadis itu. Seperti hadis tentang niat, yang sebenarnya kan untuk memberi jawaban, atas pertanyaan, bagaimana orang yang hijrah karena wanita? Maka menjawab, semua tergantung niat…lalu berkembang penafsiran, semua harus pakai “nawaitu…”

    lalu hadist Rasulullah ini akan di plintir gimana?
    “Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa maka janganlah melakukannya dengan terang-terangan di hadapan umum. Akan tetapi dengan cara mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri. Jika ia menerimanya maka inilah yang diharapkan, jika tidak menerimanya maka ia telah melakukan kewajibannya.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al Hakim, dan Baihaqi. Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal)

    Saya tidak pernah main plintir hadist sendiri….hadist di atas kalau saya perhatikan, mestinya ada catatan : yakni penguasa yang bersistem Islam, mengingat saat itu Rasulullah Islam sudah berdaullah….dan sahabat itu dekat dengan penguasa atau penguasa itu kawannya baiknya…Nah kalau kita bagaimana mau berbicara diam2 dengan Pak SBY, berdua? Siapa yang mau menerima kita? Tapi, setahu saya HTI, selalu bersilaturahim dengan para penguasa….Lihat foto2 di majalah Al-Wa’i, bagaimana HT mengunjungi DPR, partai, dll. dalam rangka saling mengingatkan. Dalam masirah, bukan mencela kesalahan penguasa, tapi menganjurkan dan mengingatkan agar misalnya “Lindungi TKI” lalu ada solusi Khilafah sangat melindungi warga atau umatnya….”Save Palestine” kalau ada pengeboman atau mendatangi Dubes AS, dan meminta agar tidak menindas kaum muslimin….Itu jawaban yang saya tahu, semoga Maklum.

    • mestinya ada catatan : yakni penguasa yang bersistem Islam, mengingat saat itu Rasulullah Islam sudah berdaullah….dan sahabat itu dekat dengan penguasa atau penguasa itu kawannya baiknya…

      siapa yang memberi catatan karena disitu ada kata mesti ?. sedangkan saya tahu secara pasti Rasulullah memberikan syarat “selama dia Muslim” bukan selama pemerintahannya menggunakan sistemnya islam.

      “Al-’irbadh bin syariah rodiyallahu’anhu berkata “suatu hari setelah sholat subuh, rosulullah shollalahu ‘alaihi wassalam menasehati dengan satu nasehat yang begitu mendalam, hingga air mata kamipun mngalir dan hati-hati kamipun bergetar, kemudian berkatalah seseorang: “sungguh ini adalah nasehat orang yang mau berpisah, lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami wahai rosulullah shollalahu ‘alaihi wassalam? ” beliaupun bersabda “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala, untuk mendengar dan taat kepada pemimpin, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyi (ethopia), karena sesungguhnya siapa diantara kalian yang nantinya masih hidup, dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa rasyidin (para sahabat) yang terbimbing dan mendapat petunjuk, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian (pegang erat-erat jangan sampai lepas), dan berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam agama ini (bid’ah), karena setiap bid’ah adalah kesesatan.”
      (HR. At – Tirmidzi no.2816 dan yang selainnya)

      Ingat dalam sistem islam budak tidak bisa menjadi pemimpin. Itu adalah ungkapan terhadap sesuatu yang tidak seharusnya (tidak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah red)

      Dan Imam Muslim dalam shahihnya dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu yang dibencinya, maka hendaklah dia bersabar, karena tidaklah seseorang keluar dari penguasa walapun sejengkal, melainkan dia mati seperti matinya kaum jahiliyyah.

      Imam Muslim mengeluarkan dalam shahihnya dari Hudzaifah bin Yaman Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:Akan muncul setelahku para pemimpin yang tidak mengambil petunjuk dari petunjukku dan TIDAK MENGIKUTI SUNNAHKU,dan akan tegak diantara mereka orang- orang yang hatinya adalah HATI SYEITAN jasad manusia.”Aku bertanya, “apa yang akan aku lakukan wahai Rasulullah jika aku menemukan yang demikian.” Beliau menjawab: ”engkau mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu, maka dengar dan taatlah.”

      • (1) hadits tentang menasehati penguasa yang diam diam itu cuman satu dua biji saja, namun praktek sahabat sejak beliau SAW hidup hingga pemerintahan khulafaur Rasyidin – yang merupakan ijma sahabat – menunjukkan kebolehan menasehati penguasa secara terang terangan.
        (a) bahkan Rasulullah SAW diprotes keras (terang2an) oleh para sahabat khususnya Umar RA ketika menandatangani perjanjian Hudaibiyah
        (b) ketika Abu Bakar RA berpidato ketika pengangkatannya seseorang langsung mengancam akan membenarkannya dengan pedang
        (c) di muka umum Umar RA diprotes oleh para wanita atas rencana beliau yang hendak membatasi mahar, beliau juga diprotes dimuka umum oleh seseorang yang menanyakan baju beliau yang ukurannya lebih dari jatah yang dibagi2
        (d) sahabat Abu Dzar pada masa pemerintahan Utsman sangat rajin mendatangi istana Muawiyah dan teriak2 diluar untuk memberikan khabar tercelanya penimbun emas untuk menyindir Muawiyah RA.
        dan mmmmmuuuuuasssssiiiiiihhhhh banyak lagi !!!
        hendak dimanakan berita2 ini ? apakah para sahabat kalah pandai daripada Salafy cs sehingga lancang berani menasehati penguasa di muka umum ??
        (2) dalam masalah kemungkaran penguasa memang betul ada hadits yang memerintahkan ketaatan walaupun didzalimi, namun demikian ada hadits yang memerintahkan untuk menurunkan penguasa yang dzalim, yang fajir yang menyeleweng dari hukum Islam …. apa anda menerima sebagian dan menolak sebagian ??
        innalilahi wa inna ilaihi rojiuun .. astaghfirullah wa atubu ilaihi ….

      • @ Dnux :

        Hadits tersebut lebih jelas kedudukannya daripada cerita-cerita palsu anda tentang shahabat.
        Lihat contohnya ini betapa anda telah berani memfitnah Umar menuduh Umar memalsukan cerita atas Umar yang anda katakan Umar memprotes keras (terang-terangan) kepada Nabi atas isi perjanjian Hudaibiyah.
        Wahai saudaraku bertaubatlah pada Allah atas fitnah yang engkau timpakan pada shahabat Nabi yang mulia ini.

        Wahai kaum muslimin, jangan kalian tertipu, simaklah sirah Umar yang sebenarnya :

        Seperti singa lapar yang sedang terlepas talinya, Umar bin Khaththab melompat dari tempat duduknya ketika mendengar pasal pertama rancangan perjanjian hudaibiyah.
        Ia lantas pergi menemui Abu Bakar,
        ”Ya, Abu Bakar! Bukankah beliau itu Rasulullah?”
        ”Benar, wahai Umar!” jawab Abu Bakar. “Beliau adalah Rasulullah!”
        ”Bukankah kita ini kaum muslimin?”
        ”Ya, kita ini kaum muslimin.”jawab Abu Bakar
        ”Bukankah mereka, kaum Quraisy itu, musyrikin?”
        ”Ya, benar. Mereka itu musyrikin.”jawab Abu Bakar
        ”Mengapa kita suka menerima kerendahan dan kehinaan dalam agama kita?”
        Abu Bakar menghela napas sebentar.
        ”Wahai, Umar,” kata Abu Bakar sesaat kemudian, ”tetaplah engkau di tempat dudukmu, karena aku menyaksikan bahwa beliau itu Rasulullah!”jawab Abu Bakar
        ”Aku pun menyaksikan bahwa beliau itu adalah Rasulullah, wahai Abu Bakar!” kata Umar.

        Setelahnya Umar kemudian pergi menemui Rasulullah. Bagi Umar rancangan perjanjian dengan Suhail bin Amr utusan orang Quraisy, banyak merugikan kaum muslimin.
        Setelah menghadap Rasulullah Umar berkata :
        ”Ya Rasulullah! Bukankah engkau itu Rasulullah?” tanya Umar.
        ”Benar,” jawab Rasulullah . ” Aku ini Rasulullah.”
        ”Bukankah kami ini kaum muslimin?”
        ”Ya, benar.”jawab Rasulullah
        ”Bukankah mereka itu musyrikin?”
        ”Ya, benar.”jawab Rasulullah
        ”Mengapa kami diberi kerendahan dalam agama kami?”
        Rasulullah terdiam sesaat. “Aku ini hamba Allah dan utusan-Nya,” sabda Rasulullah kemudian. “Sekali-kali aku tidak akan menyalahi perintah-Nya dan Dia tidak akan menyia-nyiakanku.”
        Umar masih bertanya sekali lagi.
        ”Bukankah engkau pernah bersabda kepada kami bahwa kita akan datang bersama-sama ke Baitullah dan berthawaf di sana serta mengerjakan ibadah haji dengan aman dan tenteram?”
        Rasul pun tersenyum. ”Ya, engkau benar, wahai Umar,” katanya dengan lembut. ”Tetapi, aku tidak mengatakan kepada engkau bahwa kita akan datang ke Mekah sana pada tahun ini.”
        Kemudian Umar terdiam dan tak bertanya lagi.

        Inilah Sirah yang benar wahai saudaraku, Umar tidaklah memprotes keras dan terang-terangan dimuka Umum, akan tetapi beliau menemui Rasulullah, maka bertaubatlah kepada Allah atas fitnah yang engkau lakukan atas Umar bin Khaththab radhiallahuanhu wahai saudaraku.

      • @pengelola
        anda sudah berdusta nuduh orang berdusta dan minta tobat pula. justru anda yang harus bertobat dari segala kedustaan menutup2i fakta dan memlintir dalil semaunya demi mempertahankan pendapat bahwa mengoreksi itu harus dengan diam diam saja.
        darimana anda bisa bilang itu Umar RA mendatangi Rasulullah sendirian ? padahal hadits itu di Bukhari dan Ahmad diriwayatkan Sahal dari perbincangannya dengan Sahabat Ali RA >>>

        Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq As Sulami] Telah menceritakan kepada kami [Ya’la] Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Siyah] dari [Habib bin Abu Tsabit] dia berkata; Aku menemui [Abu Wa’il] untuk menanyakan sesuatu. Katanya; ketika itu kami di Shiffin, lantas seseorang berkata; Tidakkah kamu telah melihat orang-orang yang menyeru kepada kitabullah?. Maka Ali menjawab; ‘Ya.’ [Sahal bin Hunaif] berkata; Tolong koreksilah diri kalian, sungguh aku pernah melihat kami pada hari perjanjian Hudaibiyah, yang terjadi antara Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum Musyrikin, kalaulah kita berpendapat untuk berperang maka tentu kita akan berperang, hingga Umar datang dan berkata; ‘Bukankah kita berada dalam kebenaran sedangkan mereka dalam kebatilan, bukankah orang-orang yang terbunuh dari kami berada di Surga, sedangkan orang-orang yang terbunuh dari mereka berada di Neraka? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab; ‘Ya.’ Umar berkata; kalau begitu kenapa kita merendahkan agama kita dan kembali, padahal Allah belum memutuskan untuk kita. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai Ibnu Khaththab; Sesungguhnya aku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakanku. Maka Umar pun kembali dalam keadaan tidak puas dan tidak sabar, lalu ia menemui Abu Bakr seraya berkata; Wahai Abu Bakr, bukankah kita berada dalam kebenaran dan mereka dalam kebatilan, Abu Bakr menjawab; Wahai Ibnu Khatthab, sesunggunya ia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah pasti tidak akan menyia-nyiakannya untuk selama-lamanya, maka turunlah surat Al Fath.

        >> jelas disini tindakan Umar RA itu diketahui oleh para Sahabat diantaranya adalah Ali RA, bukan diam diam …
        bertobatlah kamu wahai pengelola … !

      • @ dnux :

        Adanya periwayatan sudah pasti karena ada yang menyaksikan jadi memang kedatangan Umar disaksikan Ali, namun apakah Umar memprotes Nabi ? Umar tidak memprotes secara terang-terangan akan tetapi beliau hanya dengan bertanya saja pada Nabi hal ihwal keputusan perjanjian itu, bukannya memprotes secara terang-terangan.
        Selain itu apakah ini bisa dijadikan dalil memprotes di jalan-jalan dimana tidak ada penguasa disana dan yang ada adalah masyarakat umum.
        Umar tidak berteriak-teriak di jalan memprotes Nabi ya akhi, tapi Umar mendatangi Nabi langsung dihadapannya. Inilah yang disebut cara menasehati sulthan yang benar. Bukan dengan aksi protes terang-terangan di jalan-jalan di khalayak umum padahal tidak ada penguasa disana.
        Apakah pantas anda gunakan sikap Umar yang mulia ini sebagai pembenar aksi protes anda di jalan-jalan ? Bertaubatlah wahai akhi.
        Apakah pantas anda gunakan sikap Umar yang menasehti penguasa dengan menghadap langsung ini sebagai pembenar aksi protes anda di jalan-jalan ? Bertaubatlah wahai akhi.

      • haduh haduh …. dasar dzahiri tukang berkelit

        pertama, sebelumnya anda dengan sok tahunya mengatakan saya dengan menuduh saya menyampaikan berita palsu dan sudah saya copaskan dari sahih bukhari. masih berani mengatakan saya menyampaikan cerita palsu . “(pengelola) : Hadits tersebut lebih jelas kedudukannya daripada cerita-cerita palsu anda tentang shahabat.

        kedua, anda masih mengatakan Umar “bertanya” kepada Rasulullah diam diam dan sudah saya bantah bahwa ternyata tidak diam2 karena aktivitasi itu diketahui sahabat Ali RA. kalaulah diam2 tentu yang tau hanya baginda nabi dan Umar RA, namun ternyata hadits itu disampaikan oleh pihak ketiga yang tentu hadir di kesempatan “bertanya” yaitu Ali RA. ini namanya tidak diam diam !

        ketiga, perkataan Umar RA itu adalah protes dengan menggunakan bentuk halus yaitu pertanyaan. bukan sekedar bertanya ! coba baca lagi ” Umar berkata; kalau begitu kenapa kita merendahkan agama kita dan kembali, padahal Allah belum memutuskan untuk kita. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai Ibnu Khaththab; Sesungguhnya aku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakanku. Maka Umar pun kembali dalam keadaan tidak puas dan tidak sabar, lalu ia menemui Abu Bakr ….” HR Bukhari

        keempat, perkataan Umar RA ini bukan justifikasi masirah (pawai) tapi justifikasi untuk bolehnya menasehati secara terbuka. justifikasi masirah adalah pawainya Rasul di Ka;bah dg sahabat

        ! Anda sama sekali tidak paham dan mengatakan mantan HT … baru disebut mantan HT hanya mereka hizbiyin yang sudah memahami tsaqofah HT termasuk dalil2 justifikasi segala aktivitas HT. ! malulah pada diri sendiri. tobatlah dari segala kebohongan !!

      • @ dnux :

        Kalo definisi terang terangan yang anda maksudkan adalah dihadapan penguasa yang didampingi orang-orang kepercayaan (misal Ali) maka itu dalam pengertian saya tidak termasuk terang-terangan akan tetapi tetap sembunyi-sembunyi.
        Begitu pula penguasa saat ini pasti disekelilingnya ada orang-orang kepercayaan yang mendampingi, entah itu ajudan, sekretaris pribadi, atau menteri, dan itu masuk kategori tidak terang-terangan.
        Adapun pengertian terang-terangan adalah didepan khalayak masyarakat, misal di podium-podium atau di jalan-jalan.

        Adapun Rasulullah saat berda’wah menyeru keliling ka’bah bukanlah menyeru pada penguasa akan tetapi pada seluruh ummat yang ada disana.

      • Oh ya saya tidak mengatakan kedustaan antum itu pada riiwayatnya lho, tapi kedustaan antum itu pada tuduhan antum ke Umar yang antum katakan ia memprotes Nabi terang-terangan kemudian anda jadikan dalil memprotes pemerintah di muka publik baik di mimbar, di jalan, maupun buletin-buletin agama yang disebarkan ke publik.

        Kalo dari segi riwayat sirah memang ada umar menghadap Nabi dan bertanya tentang perjanjian hudaibiyah DAN sebelum anda tulis riwayat itu saya pun sudah menulisnya terlebih dulu, jadi bukan itu kedustaan anda, tapi kedustaan anda adalah mengatakan umar memprotes Nabi terang-terangan, padahal riwayat yang benar adalah Umar bertanya ke Nabi itupun langsung kehadapan Nabi yang didampingi sedikit shahabat kepercayaan saja.

  263. @Lek MInku,
    “Akan ada sepeninggalku nanti para penguasa yang mereka itu tidak berpegang dengan petunjukku dan tidak mengikuti cara/jalanku. Dan akan ada diantara para penguasa tersebut orang-orang yang berhati setan namun berbadan manusia.” Hudzaifah b…erkata: “Apa yang kuperbuat bila aku mendapatinya?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya engkau mendengar dan menaati penguasa tersebut walaupun punggungmu dicambuk dan hartamu dirampas olehnya, maka dengarkanlah (perintahnya) dan taatilah (dia).” (HR. Muslim dari shahabat Hudzaifah bin Al-Yaman,

    Komentar: Untuk ini pun yang dimaksud pastilah penguasa dzalim, tapi bentuknya masih khalifah, biar dia dzalim, tp masih dibaiat secara Islam, mungkin ini model Muawiyah….Banyak ulama ketika itu yang mati oleh Muawiyah…karena Muawiyah menganjurkan setiap khtaib harus mencela Sayidina Ali RA…Ada kisah, seorang khatib mencela Muawiiyah, maka dia didepak dan dilempar sampai mati…Pencelaan terhadap Ali baru berhenti ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah….tp model pemerintahan sekarang kan lain, masih kufur sistem, jadi kita tidak menggunakan cara seperti itu… Dalam hadist ini saya tidak nggebayusah….Harap maklum, Kamas Min.

  264. @ Lek Min,
    Memang seharusnya anda itu menulis Novel saja ,itu sudah pas! Novelis menulis novel.bukan berbicara masalah agama,karena berdah’wah tanpa ilmu itu kerusakan yang di timbulkan pada umat akan lebih banyak dari pada kebaikan yang akan diperoleh.
    dalam hal ini aku nasehatkan pada antum hendaklah lebih takut kepada Allah .

    Komentar: Seharusnya Pak Mien pun lebih takut kepada Allah, karena menuduh orang berdakwah tanpa ilmu…kalau tanpa ilmu mana mungkin saya mendapat tugas berdakwah di Sabah Malaysia….Dan saya juga menyarankan, agar Pak Lik lebih takut kepada Allah, karena membiarkan kemungkaran di depan mata, dan hanya berdoa di dalam hati, bukankah itu selemah-lemah iman?
    Tambahan untuk cara mengoreksi yang santun:
    Allah berfirman “Taatlah kepada Allah, Taatlah kepada Rasul dan pemimpin di antara kamu”….Ulil Amri di antara kamu ialah pemimpin di antara kita, pemimpin Islam, kalau dalam pemerintahan dia adalah Khalifah yang dibaiat, bukan pemimpin negara bersistem barat yang tidak taat kepada Allah. Harap maklum deh.

  265. @ Hasan,
    Justru HT selalu berilaturahim dengan para pejabat negara karena mereka muslim secara personal, jadi saling berwasiat. Kalau menurut antum negara ini pakai sistem Islam atau bukan? Yang saya katakan adalah sistemnya, bukan orangnya. Setahu saya, (saya Simpatisan HT saja) HT juga berdakwah hanya menawarkan solusi bukan memaksa, kalau SBY mau jadi khalifah, Beliau yang diangkat, dan HT fungsinya sudah berubah. Setahu saya, selama saya ikut mashirah, hanya amar ma’ruf saja, dan saya pun hanya berteriak Allahu Akbar…
    Sekarang giliran Nak Hasan yang sabar ya, kalau kebetulan ada orang HT yang berdemo salah ucap…. Nak Hasan yang besar maafnya saja.
    Tentang Nasehat secara sembunyi, sudah dilakukan dengan bersilaturahmi, dan memberikan solusi dengan syariat, lihat foto2 di Al-Wa’i.
    Nah ini jawaban untuk masirah…
    Jawab:

    Masîrah secara harfiah berarti perjalanan, baik dengan diam maupun disertai dengan pembicaraan. Dalam kamus al-Mawrîd, disebutkan bahwa masîrah berarti march, atau long march; juga disamakan dengan demonstration—meski yang terakhir ini lebih tepat disebut dengan muzhâharah.[1]

    Dalam konotasi etimologis, memang ada perbedaan antara masîrah dan muzhâharah. Bagi kaum sosialis, muzhâharah (demonstrasi) itu dilakukan dengan disertai boikot, aksi pemogokan, kerusuhan, dan perusakan (teror). Targetnya agar tujuan revolusi mereka berhasil dilakukan.[2] Sedangkan masîrah tidak lebih dari medium untuk menyampaikan pendapat dan tuntutan, ataupun bantahan terhadap opini atau kebijakan yang dijalankan oleh para penguasa; bukan hanya pemerintah, tetapi semua kelompok yang memegang kekuasaan—bisa legislatif, eksekutif, yudikatif, partai yang sedang berkuasa, ataupun kelompok yang menjadi sandaran kekuasaan; seperti polisi dan militer. Pendapat, tuntutan, atau bantahan tersebut disampaikan sebagai bentuk seruan (dakwah) atau koreksi (muhâsabah); tanpa disertai dengan upaya-upaya yang justru bertentangan dengan misi dakwah dan muhâsabah itu sendiri—seperti aksi pemogokan, kerusuhan, dan teror.

    Karena itu, hukum asal masîrah itu sendiri mengikuti hukum uslûb yang status asalnya adalah mubah. Sebagaimana uslûb (cara) yang lain, masîrah sebagai salah satu uslûb juga bisa digunakan untuk melaksanakan kewajiban, seperti menyampaikan seruan kepada para penguasa yang zalim atau mengoreksi kebijakan mereka. Hal ini dalam rangka melaksanakan sabda Nabi saw.:

    «أَلاَ وَأَنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ»

    Ketahuilah, bahwa sesungguhnya jihad yang paling baik adalah (menyatakan) pernyataan hak kepada penguasa yang zalim. (HR al-Hakim).

    Karena itu, statusnya sebagai uslûb yang mubah tetap tidak akan berubah menjadi wajib; sekalipun uslûb tersebut bisa digunakan untuk melaksanakan dan menyempurnakan suatu kewajiban.

    Sebagai uslûb yang memang mubah, masîrah tidak boleh diwarnai dengan perkara-perkara yang diharamkan, seperti aksi pemogokan, kerusuhan, dan teror; termasuk di dalamnya adalah pernyataan-pernyataan yang disampaikan pada saat masîrah. Karena itu, dalam hal ini harus diperhatikan tiga ketentuan sebagi berikut:

    1. Al-jur’ah bi al-haq, yakni lantang dan berani dalam menyuarakan kebenaran (Islam);

    2. Al-Hikmah fi al-Khithâb, yakni bijak dalam menyampaikan seruan (orasi);

    3. Husn al-Hadits, yakni baik dalam tutur bahasa.

    Mengenai boleh-tidaknya wanita melakukan masîrah, jelas hukumnya mubah:

    Pertama, dilihat dari aspek keikutsertaan mereka dalam long march, atau rombongan perjalanan bersama kaum laki-laki di tempat terbuka. Keikutsertaan mereka dalam hal ini diperbolehkan, baik dengan atau tanpa mahram. Dalilnya, pada saat hijrah ke Habasyah, selain kaum laki-laki juga terdapat 16 kaum wanita yang ikut dalam rombongan perjalanan tersebut.[3]

    Kedua, dilihat dari aspek orasi, pidato atau penyampaian pendapat di tempat terbuka, hukumnya juga mubah; dilihat dari sisi bahwa suara wanita jelas bukan merupakan aurat. Ini dibuktikan dengan tindakan para sahabat laki-laki yang biasa bertanya kepada ‘Aisyah, jika mereka tidak memahami persoalan yang mereka hadapi, termasuk tentang kehidupan Rasulullah saw.
    Tindakan muhâsabah semacam ini juga telah dilakukan oleh para sahabat wanita, seperti yang dilakukan oleh Asma’ binti Abu Bakar ketika mengoreksi tindakan para penguasa Bani Umayah yang selalu menghina keluarga ‘Ali bin Abi Thalib di atas mimbar-mimbar masjid.[5]
    Dalil-dalil di atas dengan jelas membuktikan, bahwa masîrah (long march) sebagai sebuah uslûb (cara) untuk berdakwah dan menyampaikan pandangan hukum syariat atau protes terhadap pelanggaran hukum syariat jelas mubah. Kemubahan tersebut juga berlaku bukan hanya untuk kaum pria, tetapi juga untuk para wanita. Sebagaimana dalil-dalil dan alasan yang dikemukakan di atas. Wallâhu a‘lam. []

    • Hadits yang anda kutip itu bunyinya “inda sulthon” jadi maksudnya menasehatinya disisi sulthan, bukan di jalanan yang tidak ada sulthan disana.
      Mohon jangan sembarangan menafsirkan al Qur’an.
      Bertaubatlah wahai saudaraku.

      • ‘inda kok ditafsirkan disisi ….

        inda itu dzorof makan wa zaman, preposisi tempat dan waktu. maknanya juga macam2 alias musytarok yang bisa artinya di depan, di dalam, di hadapan. bisa juga artinya milik/lepunyaan.

        inda sulthon itu bukan artinay didepan atau disamping penguasa. bisa diartikan secara umum “kepada penguasaa”. jadi tidak harus berhadap2an face to face. selama mukhotob atau ghoib itu tahu kejadian secara langsung maupun tidak langsung maka itu termasuk ‘inda.

        bertobatlah kamu wahati pengelola. coba baca kamus muhith atau lisanul arab sebelum berani menerjemahkan sendiri …

      • Betul sekali ya akhi, saya khilaf dalam hal ini, karena inda bisa bermakna banyak hal, akan tetapi hadits tersebut membahas keutamaan menasehati pemerintah dimana kata inda dalam hadits tersebut dimaknai didepan atau dihadapan penguasa, sebab jika dimaknai ditempat lain makna hadits menjadi janggal dan tidak ada satupun ulama yang menafsirkan makna inda dalam hadits tersebut dengan menasehati di tempat yang tidak ada penguasa disana (di jalan-jalan).
        Mari kita simak kembali hadits tersebut :
        «أَلاَ وَأَنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ»
        Ketahuilah, bahwa sesungguhnya jihad yang paling baik adalah (menyatakan) pernyataan hak didepan penguasa yang zalim. (HR al-Hakim).
        Apakah mengatakan pernyataan hak dibelakang penguasa atau di tempat yang tidak didengar penguasa bisa disebut jihad yang utama ?
        Tentu tidak ya akhi.

      • “tidak ada satupun ulama yang menafsirkan makna inda dalam hadits tersebut dengan menasehati di tempat yang tidak ada penguasa disana (di jalan-jalan).” >>> ulama yang mana neh ? ulama salafy ?

        “indaLLah” inda disini merujuk ke pihak ghaib dalam halini adalah yaitu Allah”inda”. karenanya “inda” itu bermakna kepada. jadi perkataan itu bisa nun jauh di luar sana tapi masuk ketelinganya itu juga masuk kategori “inda”. si pemrintah bisa juga menyuruh tentara atau polisi untuk menangkap dan membunuh peserta masirah sbagaimna terjadi dibanyak negara

        jangan mengurangi makna “inda” yang merupakan kalimat musytarok.
        kecuali haditsnya berbunya “amama” baru maknanya eksklusif menjadi didepan dan tidak menutup kemungkinan lain lagi selain itu,

        masalah masirah / pawai / jalan jalan di tempat umum itu dalil yang dipakai HT adalah keluarnya Rasulullah SAW bersama sahabat dalam dua shaf dipimpin oleh Umar RA & Hamzah RA berkeliling ka;bah dan teriak teriak takbir dan tahlil. ini jelas disebutkan di Sirah Ibn Hisyam

        belajarlah sirah ya akhi …

    • @ dnux :
      Ulama mana saja silahkan asal ulama besar Islam bukan ulama anda sendiri.
      Adapun Rasulullah saat berda’wah menyeru keliling ka’bah bukanlah menyeru pada penguasa akan tetapi pada seluruh ummat yang ada disana.

  266. @ Hasan
    lha ini baru bawakan Qadha dan Qadar saja sudah dianggap salah. belum masalah penerimaan hadits ahad, belum masalah pokok yang lain. Silakan lihat pendapat para Imam terdahulu juga bukan hanya syaikh Taqiyuddin. Oh ya sekalian kok saya belum pernah ya dari HTI kalau ke umum mendakwahkan “Tegakkan tauhid, membahasa Qdha dan Qadar”. apakah saya kelewatan berita ? kebetulan teman saya juga dapat “sms tausyiah” dari HTI tapi waktu tak tanya isinya provokasi aja “politik” bukan mengenai tauhid dan masalah pokok lainnya. Bagaimana ide saya kalau majalah2 HTI itu isinya diganti dengan materi tauhid dan juga keislaman lainnya “yang bener ya” sebagai awal dakwah daripada terus-menerus mencela pemerintah ?
    Komentar: Mas Hasan ini orang pemerintah? Saya sendiri memang PNS, di HT saya simpatisan, sekarang pun saya tinggal di negara lain, Malaysia. Dakwah orang Hizb, itu buanyak…kalau jadi daris yang dibahas memang dari thariqul iman….tapi mereka juga banyak mengisi pengajian (istri saya orang Hizb), yang diisi materinya disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya, materi macam2, termasuk tauhid yang benar, fikh, dll, lihat di boks Al-Islam (Telaah Fikh Ibadah oleh Ali Moslim, SAg. di Masjid Agung Cimahi Utara), Pengajian Rutin Keluarga Sakinah oleh akhwat Hizb setiap Ahad), Jadi tidak hanya melulu politik Bang Hasan, setiap subuh, dulu waktu di Bandung, kami pun ada pengajian tafsir Al-Quran…Harap maklum Bang Hasan. Wallahu a’lam.

    • Tidak ada satupun imam atau ulama besar Islam yang fatwanya sama dengan Taqiyyuddin dalam perkara Qadha dan Qadar, begitu pula hadits ahad.

      • dalam masalah qodha qodar barangkali iya, tapi dalam masalah hadits ahad sangat banyak. payah nih orang … kurang belajar banget …

      • Dalam perkara hadits ahad tidak ada satupun ulama yang mengharamkan mengimani aqidah dari hadits ahad seperti fatwa Taqiyyuddin yang terang-terangan mengHARAMkan nya.
        Para ulama itupun hanya sebagiannya, hanya mengatakan khabar ahad menghasilkan dhan, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengharamkan mengimani aqidah dari hadits ahad yang shohih.
        Tunjukkan jika ada fatwa ulama yang juga mengharamkan seperti fatwa taqiyyuddin. Dan saya akan langsung tutup blog ini.
        Silahkan…

      • ndak usah jauh jauh ulama baheula .. di Indonesia saja juga ada :
        http://muhammadiyahmalang.blogspot.com/2010/02/manhaj-tarjih-muhammadiyah.html

        no 5. Di dalam masalah aqidah (tauhid), hanya dipergunakan dalil-dalil yang mutawattir.

      • @ dnux :
        1. Muhammadiyah hanya mengatakan Mereka memakai dalil mutawatir dalam aqidah, Tidak Ada Fatwa HARAM Muhammdiyah bagi Ummat Islam yang mengimani aqidah dari hadits ahad (haram = dosa jika dilakukan), sementara Taqiyyuddin fatwanya tegas HARAM bagi Ummat Islam yang mengimani aqidah dari selain mutawatir.
        Taqiyyuddin berkata :
        Seorang Muslim wajib meyakini segala sesuatu yang telah terbukti dengan akal atau yang datang dari sumber berita yang yakin dan pasti (qath’i), yaitu apapun yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan hadits qath’i -yaitu hadits mutawatir-. Apa saja yang tidak terbukti oleh kedua jalan tadi, yaitu akal serta nash Al-Quran dan hadits mutawatir, HARAM baginya untuk mengimani.
        (Peraturan Hidup Dalam Islam, HTI-Press. Jakarta, 2006 hal.21)

        2. Muhammadiyah menyebut kata mutawatir secara umum berarti termasuk mutawatir ma’nawy, sementara taqiyyuddin tidak mengakui mutawatir ma’nawy sebagai dalil aqidah.
        Taqiyyuddin berkata :
        Taqiyyuddin an Nabhani berkata :
        kemampuan untuk bersama-sama dari (banyak khabar) ahad ini tidak menjadikan khabar-khabar tersebut qath‘i dalalah.
        (Syakhshiyah Islam III, Bab Setiap ijma’ selain ijma’ shahabat bukan dalil syara‘)
        Taqiyyuddin juga berkata :
        Taqiyyuddin an Nabhani berkata :
        Dalam keadaan apapun khabar-khabar diatas tetap merupakan khabar ahad dan tidak meningkat menjadi mutawatir. Maka tetap tidak tepat untuk menjadi hujjah yang qath‘i untuk salah satu masalah ushul.
        (Syakhshiyah Islam III, Bab Setiap ijma’ selain ijma’ shahabat bukan dalil syara‘)

        3. Adapun deretan fatwa ulama di khabarahad.blogspot (khususnya ulama besar Islamnya, bukan ulama ulama HT) juga tidak ada satupun yang memfatwakan HARAM bagi kaum muslimin yang mengimani aqidah dari hadits ahad, mereka hanya mengatakan hadits ahad yuhfidzudhon dan tidak yuhfidzulilm hanya itu saja, tidak ada yang mengharamkan atau mengatakan dosa bagi siapa yang mengimani aqidah dari hadits ahad sebagaimana fatwa taqiyyuddin.

        Jadi mana yang sama fatwanya dengan taqiyyuddin ya akhi ?

      • @dnux

        dalam masalah qodha qodar barangkali iya, tapi dalam masalah hadits ahad sangat banyak. payah nih orang … kurang belajar banget …

        hedew, dah dijelaskan berkali-kali juga masih menggunakan dalil mengambang gitu. kesimpulannya seperti ini :
        1.Banyak ulama mengatakan hadits ahad befaedah dzon. Saya kira komaHT, saya, ataupun komentator sepakat
        2. Ada permasalahan hadits ahad bisakah berfaedah ilmu dah gamblang dijelaskan oleh Imam Syaukani (Bukan Syaikh Taqiyuddin). Baca gi pendapat Imam Syaukani –> mantanht.wordpress.com/2008/07/30/hizbut-tahrir-aqidah-aqidah-nabi-yang-diragukannya/

    • Komentar: Mas Hasan ini orang pemerintah? Saya sendiri memang PNS, di HT saya simpatisan, sekarang pun saya tinggal di negara lain, Malaysia.

      saat ini bukan ya nggak tahu kalau besok2 jadi orangnya pemerintah (PNS red).

      Jadi tidak hanya melulu politik Bang Hasan, setiap subuh, dulu waktu di Bandung, kami pun ada pengajian tafsir Al-Quran…Harap maklum Bang Hasan. Wallahu a’lam.
      lha tinggal selebarannya itu diisi juga dengan “non-politik”

  267. @ Hasan,
    Yang bilang SBY kafir siapa? Antum kan. Mana mungkin orang HT menyebut begitu. Dakwah yang dilakukan itu kepada beliau, justru karena beliau muslim, saudara kita, maka kita tawarkan solusi syariah…sebagai solusi tuntas terhadap semua masalah, agar kita hidup sejahtera dan selamat di akhirat…Naudzubillah, saya tidak mau mengkafirkan muslim, karena berat hukumnya, kecuali memang ada nash….seperti batas kafir itu salat atau tidak…kalau ada orang tidak salat, dia kafir dalam pengertian ingkar, mengingkari perintah salat, bukan mutlak, karena di dalam hatinya mungkin dia percaya kepada Allah, tapi tidak pada prakteknya.

    • lha saya tidak menyebut antum mengatakan SBY kafir saya justru berpikir antum tidak mengatakan SBY kafir makanya saya mengatakan dalil antum nggak nyambung karena SBY tidak kafir seperti kaum Quraisy kalau saya yakin antum bilang SBY kafir nggak usah susah-susah saya menyanggah pendapat antum. Yang mengatakan itu saudara mirshaa dari HTI (silakan check pendapat sauadar mirshaa tanya aja sama Albantani mengenai pendapat sadara mirshaa). Justru malah saya membantah pendapat mirsaa bahwa SBY dan pejabat lainnya kafir.

      • afwan, sudah ana katakan sebelumnya. walau pun ana daris di HT tapi pemahaman ana tentang pimpin yang kafir adalah murni pemahaman ana sendiri. namun sekali lagi ana bertaubat pada Allah, yang telah lancang memvonis seseorang kafir.
        namun ana tetap yakin bahwa pemimpin yang menggunakan dasar hukum selain qur’an dan sunnah adalah kafir atau condong pada kekafiran.
        jika ditanya SBY dkk kafir atau tidak? seharusnya ana menjawab.
        “silahkan lihat sendiri apakah beliau melakukan hal2 yang menyebabkan kekafiran atau tidak”

        nb : perkara melanggar lampu merah sebagai bentuk maksiyat pada thogut juga hanya sebagai contoh untuk menjawab pertanyaan seseorang tentang perbedaan Syariat dan Idari

  268. @ Hasan,
    Rasulullah jika aku menemukan yang demikian.” Beliau menjawab: ”engkau mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu, maka dengar dan taatlah.”

    “Gimana kalau pemimpin yang bukan muslim ini menyuruh kita menyembah Setan, apakah harus mendengar dan taat? Jadi, meski dia pemimpin negara Khalifah yang masih salat, meski bejad. Dan negara Khilafah baru hilang tahun 192, jadi dalam wacana yang ada ialah negara Khalifah…..

    • Mendengar dan taat itu dalam perkara yang ma’ruf saja adapun dalam perkara yang munkar tidak boleh taat tapi juga tidak boleh memberontak selama penguasa itu masih muslim.
      Hadits ini bukan khusus untuk khalifah saja karena lafadz hadit bukanlah khalifah atau amirul mukminin dan selain itu disebutkan bahwa penguasa itu penguasa yang tidak melakukan petunjuk-petunjuk nabi dalam memerintah.

    • @Panji Kelana,

      mboh ya kalau ngomong dipikir dulu, Wong sudah saya jelaskan berkali-kali juga “Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan dan wajibnya taat pada yang ma’ruf). Itu adalah bantahan panjang yang saya tuliskan terutama mengenai pendapat saudara Mirshaa (dari HTI) tentang bolehnya melanggar lampu lalu lintas dengan niat “tidak taat pada taghut”. Padahal lampu lalu lintas khan hal yang ma’ruf dan bukan maksiat

      • afwan, sudah ana katakan sebelumnya. walau pun ana daris di HT tapi pemahaman ana tentang pimpin yang kafir adalah murni pemahaman ana sendiri. namun sekali lagi ana bertaubat pada Allah, yang telah lancang memvonis seseorang kafir.
        namun ana tetap yakin bahwa pemimpin yang menggunakan dasar hukum selain qur’an dan sunnah adalah kafir atau condong pada kekafiran.
        jika ditanya SBY dkk kafir atau tidak? seharusnya ana menjawab.
        “silahkan lihat sendiri apakah beliau melakukan hal2 yang menyebabkan kekafiran atau tidak”

  269. @ Hasan
    Salah ketik, tahun 1924.

  270. Panji Kelana@
    @Saya tidak pernah main plintir hadist sendiri….hadist di atas kalau saya perhatikan, mestinya ada catatan : yakni penguasa yang bersistem Islam,

    Saya tanya: berarti hadist tersebut tidak berlaku untuk umat muslim minoritas di negara kafir gitu?

  271. YANG ANDA SURUH MEMBERI CATATAN SAPA?

    NABI?

    hadist itu bunyinya begitu jadi maknanya umum…

  272. “KAMBING WALAUPUN TERBANG”

    Diskusi di blog ini saya kok jadi inget cerita dua orang yang di tengah padang pasir itu ya…..
    mereka berdua melihat hitam2 dari kejahuan.
    yang satu bilang burung gagak satunya lagi bilang kambing.
    karena saling mempertahankan keyakinannya maka mereka berdua mendatangi untuk memastikannya.
    belum sampe tujuan ternyata benda hitam2 itu terbang,
    maka yang menebak burung gakak bilang:
    ” Nah betulkan burung gagak?”
    maka yang nebak kambing tetap saja bilang;
    ” gak itu tadi kambing!!!!”

    begitulah kira2 diskusi di blog ini .
    monggo silahkan dilanjutkan pak pengelola…
    semoga Blog ini memberikan pencerahan kepada umat islam yang benar2 mencari kebenaran dengan keikhlasan dan kesabaran.

    maaf klu ada yang salah kepada saudaraku semua….

    • terimakasih lek Min,
      kami hanya memberikan argumen bahwa yang kami lihat adalah kambing, barangkali lek Min dan teman2 disini melihat burung gagak dan menjelaskan argumentasinya.
      yang penting guyub rukun, jaga ukhuwah. mohon maaf bila ada khilaf salah juga.

      • Hadits tersebut lengkapnya begini ;

        Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

        يَكُوْنُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُوْنَ بِهُدَايَ وَلاَ يَسْتَنُّوْنَ
        بِسُنَّتِي وَسَيَقُوْمُ فِيْهِمْ رِجَالٌ قُلُوْبُهُمْ قُلُوْبُ الشَّيَاطِيْنِ
        فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنْ
        أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيْعُ لِلأَمِيْرِ وَإِنْ ضَرَبَ ظَهْرَكَ
        وَأَخَذَ مَالَكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

        “Akan ada setelahku para penguasa yang tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku. Dan akan ada diantara mereka orang-orang yang hati-hati mereka adalah hati-hati syaitan yang terdapat di jasad manusia.” Aku (Hudzaifah) berkata, “Bagaimana aku harus bersikap jika aku mengalami hal seperti ini?” Rasulullah bersabda, “Engkau tetap harus setia mendengar dan taat
        kepada pemimpin meskipun ia memukul punggungmu atau mengambil hartamu, maka tetaplah untuk setia mendengar dan taat!” (Riwayat Muslim)

        NAH bisa dilihat bahwa penguasa di hadits ini “tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku” atau dengan kata lain itu tidak berhukum dengan al Qur’an dan assunnah dalam memerintah maka sistem negaranya pasti bukan khilafah, kalopun khilafah pasti hanya sebutannya saja khilafah tapi praktek sistemnya bukan khilafah.

      • mendengar dan taat tidak diam dari kemungkaran …!
        dua2nya dilakukan. emang anda pernah melihat ada syabab HTI membangkang pemerintah ? memberontak ???

      • Kita tidak bisa menilai tingkah laku syabab HT ya akhi, yang kita nilai disini adalah pendapat mereka, komentar mereka, pemikiran mereka, sebagaimana yang mereka tulis disini.

      • plintat plintut …
        itu namanya tidak tabayun !

      • Lho kita kan sedang mengomentari Panji Kelana yang mengaku simpatisan HT yang mengatakan bahwa hadits tentng tidak boleh membangkang penguasa itu khusus hanya untuk khalifah bukan penguasa umum,
        pemikiran inilah yang saya bantah dan saya salahkan karena hadits itu untuk semua penguasa yang muslim baik itu khalifah, sulthan, raja, maupun presiden.
        Kok anda malah menyuruh menilai apakah ada syabab yang memberontak, dan ketika saya jawab bahwa kita hanya menilai pemikiran dan komentar disini kok malah anda balas dengan “Plintat Plintut Tidak Tabayun”
        Inikah akhlak seorang syabab HT itu ?
        Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

      • lha itukah akhlaq anda (mantan HT ? orang salafy ?? ) yang plintat plintut tidak tabayun ? nyuruh orang tabayun tapi tidak bertabayun

        lihat urutannya :
        #dnux : emang anda pernah melihat ada syabab HTI membangkang pemerintah ? memberontak ???
        # pengelolakomaht : “Kita tidak bisa menilai tingkah laku syabab HT ya akhi, yang kita nilai disini adalah pendapat mereka, komentar mereka, pemikiran mereka, sebagaimana yang mereka tulis disini.”
        lha terus anda menilai dari mana ?? apakah ada tulisan syabab HT yang memerintahkan tidak taat atau memberontak pada penguasa ??

      • Ya kalo gak ada untuk apa komentar ya akhi,
        Jelas-jelas Panji kelana mengatakan bahwa hadits larangan membangkang penguasa itu khusus khalifah, maka berarti ia mengatakan kalo bukan khalifah (presiden) maka boleh membangkang.

        Inilah yang saya bantah, dan Panji Kelana mengaku dari HT lho…

      • kepada penguasa selain Khilafah maka tidak ada ketaatan, tapi bukan berarti boleh memberontak. ini logika yang antum bangun sendiri, bukan logika HT.
        HT tidak berlandaskan logika tapi berlandaskan nash, bahwa pada masa di Makkan Rasulullah tidak memberontak kepada penguasa.

      • bukan logika yang saya bangun tapi memang itulah tulisan panji kelana, dia mengatakan ketika mengomentari hadits kewajiban taat : “jadi dalam wacana yang ada ialah negara Khalifah…..”
        Dan anda pun dengan jelas menulis diatas : “kepada penguasa selain Khilafah maka tidak ada ketaatan”

        Ini berarti semakin membuktikan bahwa kalian berdua menafsirkan hadits tersebut dengan khusus hanya untuk khalifah.
        Itulah yang saya bantah dengan dalil.
        1. Dzahir lafadz hadits bukan khalifah atau amirul mukminin akan tetapi aimmah yang artinya pemimpin-pemimpin sehingga maknanya umum tidak khusus khalifah amirul mukminin.
        2. Dalam hadits tersebut juga diterangkan kondisi aimmah yang wajib ditaati itu yaitu “mereka tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku” atau dengan kata lain mereka itu tidak berhukum dengan al Qur’an dan assunnah dalam memerintah maka sistem negaranya pasti bukan khilafah, kalopun khilafah pasti hanya sebutannya saja khilafah tapi praktek sistemnya bukan khilafah.

        Dengan demikian perkataan anda dan panji kelana yang mengatakan tidak ada ketaatan pada selain khalifah itu tidak ada dalilnya, sehingga kesimpulannya kita wajib taat pada semua pemimpin muslim baik itu khalifah maupun presiden selama yang diperintahkan adalah perkara ma’ruf bukan perkara maksiat, adapun jika yang diperintahkan adalah perkara maksiat maka baik presiden maupun khalifah sama-sama tidak boleh ditaati.

  273. walaupun terbang kan?

  274. @Ndux,
    Ane melihat antum sebagai calon ahli surga. Terus saja berjuang. Saya mendukung 1000% ide2 HT, di komplek saya, sudah hampir 1 komplek jd simpatisan…RW sampai bingung. Kepada mantan HT, afwan, maafin ane jika antum anggap salah. Diskusi ini memang tidak berkah, dan tidak produktif, munculnya hanya saling tembak, saling mengolok, tp perlu juga diberi komentar agar pengelola tidak merasa berhasil telah menciptakan opini buruk tentang HT….besar karena memar, banyak yang mencela, tidak harus bernilai negatif, mungkin juga banyak yang iri, karena semuanya mengaku menanam biji, tp HT yang menguduh khalifahnya….Memangnya kalau khalifah berdiri, terus orang HT jadi kaya raya? He x 5000, bukan terus berjihad dan syahid dalam pertempuran…dan ane bersama Ndux di surga Insya Allah. Amin. Wallaho a’lam.

  275. @pengelola,
    Ya kalo gak ada untuk apa komentar ya akhi,
    Jelas-jelas Panji kelana mengatakan bahwa hadits larangan membangkang penguasa itu khusus khalifah, maka berarti ia mengatakan kalo bukan khalifah (presiden) maka boleh membangkang.
    “Allah berfirman Taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul, dan Ulil Amri…kita taat kepada ulil amri, karena ulil amri taat kepada Allah dan taat kepada Rasul, kalau yang jadi penguasa bukan khalifah, kita berjuangan untuk menegakkan khalifah bukan menjadi duri dalam tulang…eh daging, dan kita mengingatkan penguasa agar taat kepada Allah, bukan diam macam kamb*** c***ek…..saudaranya selalu mengingatkan pemerintah malah dituduh …mana dalil ‘masirah’….Wallahu a’lam

    • @ Panji K :
      Anda katakan : “…kita taat kepada ulil amri, karena ulil amri taat kepada Allah dan taat kepada Rasul…”.
      Mana dalil perkataan antum itu ya akhi,
      Rasulullah saja menyuruh taat pada ulil amri yang tidak mengamalkan syariat (tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku),
      Apakah anda merasa lebih hebat dari Rasulullah hingga membantah perkataan beliau ?

    • bukan diam macam kamb*** c***ek…..saudaranya selalu mengingatkan pemerintah malah dituduh …mana dalil ‘masirah’….Wallahu a’lam

      gunakan adab bang (^_^) jangan pakai kata-kata buruk sambil dikasih tanda bintang gitu. Mari icara berlandas dalil

  276. GIMANA YA KLU KHILAFAH ISLAMIYAH INI YANG MEGANG ORANG2 SEPERTI PANJI KELANA DAN DNUX?
    mungkinkah alquran dan hadist masih dipake seperti maunya syari’at?
    ah Allahua’lam…. semoga saja …
    tapi klu melihat dialog disini saja sudah jauh dari makna2 hadist gitu, apa mungkin setelah menikmati lezatnya kekuasaan dia akan ingat yang di cita2kan semula…?
    aku hanya sangsi saja….

  277. pendapatku setelah membaca blog ini…

    Seandainya Allah kehendaki indonesia ini jadi Negara islam dan ditegakkan syari’at islam, jangan orang2 HTIlah yang megang kekuasaan….
    biar yang laen aja….
    Yang lebih cinta firman Allah dan sabda Nabinya
    yang punya sifat arif dan sabar…
    yang punya sifat bijak dan hikmah…..

    sungguh hanya para pemimpin yang memiliki sifat2 itu yang akan membawa rahmat bagi alam indonesia ini,
    karena aku tidak melihat sifat2 itu pada petinggi2 dan ustad2 HTi apalagi kroco kroconya ….
    klu mo tau orang2 yang dianggap ulama oleh HTI klik aja disini:
    http://www.facebook.com/pages/HTI-Channel/211653431868

    MBI Ulama Nasional…..

    ini cuman sekedar pendapatku saja….
    boleh dong…….

    • Slamet Slamet …

      masih mending kalau HT yang pegang negara inilah daripada salafy. sesama salafy saja sudah maki maki kepada selain salafy lebih gila lagi makiannya.

      gitu katanya sabar katanya bijak dan hikman .. .dari hongkong ?

      • duh akhlaknya masih tetep aja. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian ikhwan salafy melakukan kekeliruan dalam uslub berdakwah. Tapi kalau anda menjadikan kekeliruan ikhwan itu sebagai “tameng” pembenaran bagi antum dengan cara antum sekarang ya silakan. Saya sendiri tidak pernah membenarkan hal tersebut. Kadang sebagian ikhwan salafy terlalu berlebihan dalam memberi nasehat, ada yang terkena fitnah sampe caci maki sana-sini tidak jelas (saya anggap mereka masih salafy dengan berbagai kesalahannya saya nggak ikut-an maki-memakinya) kadang ada yang kurang peka makna penggunaan bahasa arab dimana kalau diucapkan ke indonesia maknanya jadi lain (misal jahil dkk akan terasa negatif di telingan orang indonesia)

      • @hasan,
        perlu saya copas disinikah akhlaq ustadz yang asli salafy ?? atau ustadz “salafy”, atau ustadz “salafy beneran” ?? (maaf saya bingung soalnya kalau ntar saya copas ustadz X dibilang sama yg lain itu bukan Salafy)

        “misal jahil dkk akan terasa negatif di telingan orang indonesia”. mangkanya …. Imam Ali RA berkata “khatibunnaas ‘ala qodr uqulihim” termasuk kadar dalam memahami bahasa.

      • @dnux, kalau semua mana hafal saya. kalau belajar online sih sama ustadz Abul Jauzaa kayaknya (^_^) (abul-jauzaa.blogspot.com) kalau disini sih saya lebih dekat dengan mereka-mereka yang ada di muslim.or.id (lha memang tetangga).

        Intinya ya itu, kalau ada ustadz atau ikhwan salafy yang nuduh sana sini yang ngak jelas (tanpa bukti/hanya dusta), Ya marahin aja ndak bakal saya bela meskipun mereka salafy sekalipun (^_^). Ulama salafy mengajarkan metode yang sudah jelas kaidahnya. Makanya saya nasehatin anda jangan ikut2an babibu nggak jelas kalau mengolok-olok saudara

        So, kalau ada ustadz atau ikhwan salafy yang babibu yang jangan dicontoh apalagi saudara jadikan alasan “mengolok-olok/menuduh” saudara yang lain. Betul nggak saudara Dwi ?

        Saya kembalikan kepada anda kalau ngomong itu yang sopan. gitu khan ? (termasuk pada HTI’ers yang lain). Kalau di arab sono mungkin kalimat anda masih bisa diterima karena banyak ungkapan disana kalau di “Indonesiakan” jadi kasar. Tapi ingat anda di Indonesia, berbicara dengan orang Indonesia. Anda tidak hidup di dunia anda sendiri ikutilah kaidah “sopan” bertutur kata

      • hasan,
        saya hanya meminta antum fair saja,
        kalau anda mengatakan HTI-ers kasar lihatlah statement yang mereka yang mengaku salafy atau mengaku salafu beneran. saya rasa sama saja. dan itu kembali ke person, bukan sebab salah binaan atau gimana.
        salut buat anda yang sopan dan berakhlaq mulia setidaknya di diskusi ini.
        jangan diperhatikan kekasaran saya pada orang lain selain anda, prinsipnya hanya “perkataan seimbang” saja. si pengelola itu kelihatan ngomongnya kalem, tapi “menukik”. dengan “kalemnya” dia menuduh saya berdusta atas nama sahabat / nabi. Tapi begitu saya kasih dalil sahih dari sahabat /nabi dia tidak mencabut ucapannya bahwa saya berdusta. apakah ini akhlaq mulia ?

        wassalam

      • kalau anda mengatakan HTI-ers kasar lihatlah statement yang mereka yang mengaku salafy atau mengaku salafu beneran.

        antum termasuk yang mana ? yang kasar atau yang sopan ?. Dan sebagai seorang HT layaklah anda menasehati mereka juga khan ? biar diskusinya omongannya secara baik. Misal Albantani, coba itu dinasehati. Nasehati juga itu yang suka nuduh2 antek kafir, yahudi dkk

        dengan “kalemnya” dia menuduh saya berdusta atas nama sahabat / nabi.

        Kalau yang anda maksud kisah Umar, saya kira komaHT dalam posisi yang benar. Ketika Umar protes itu jelas bukan protes “terang-terangan” dilihat banyak orang. Hanya didampingi ali. Sama saja anda datang kepada penguasa bersama dua orang ya nggak bisa disebut terang-terangan juga. Kalau ini masalahnya

        kalau masalah yang lain , ya lihat dulu masalah yang mana (saya khan tidak bisa menghukumi sesuatu yang rinci ditarik ke umum). Afwan saya ahrus meninggalkan diskusi karena banyak pekerjaan menumpuk (^_^)

  278. ckckckck ….
    dari sekian ratus banyak ulama itu jelas2 menegaskan bahwa aqidah harus dibangun dengan ilmu, bukan dzon … kalau diambil mafhum mukhalafah jelas bahwa aqidah tidak boleh diambil dari dzon.
    ini adalah perkataan ulama yang mengharamkan dzon sebagai penetapan aqidah

    واحتج من منع عنه سمعا بقوله تعالى ولا تقف ما ليس لك به علم أي لا تتبع ما لا علم لك به وخبر الواحد لا يوجب العلم فلا يجوز اتباعه والعمل به بظاهر هذا النص قالوا ولا معنى لقول من قال إن العلم ذكر نكرة في موضع النفي فيقتضي انتفاءه أصلا وخبر الواحد يوجب نوع علم وهو علم غالب الظن الذي سماه الله تعالى علما في قوله عز اسمه فإن علمتموهن مؤمنات فلا يتناوله النهي لأنا إن سلمنا أنه يفيد الظن فهو محرم الاتباع أيضا بقوله تعالى إن يتبعون إلا الظن وإن الظن لا يغني من الحق شيئا

    diambil dari http://read.kitabklasik.co.cc/2010/04/kasyfu-al-asrar-ushuli-fakhr-al-islam.html
    mau menghapus blog ini ?? ada tuh yang mengharamkan aqidah. sekali lagi anda ini kurang baca tapi suka mengklaim “seluruh ulama”. seakan2 semua buku sudah dibaca. tidak malu apa ngaku2 ??

    • Fatwa yang antum kutip tersebut adalah fatwa ulama Maturidiah yaitu Al Bazdawi dan murid2nya yg beraqidah maturidiah (salah satu kelompok rasionalis islam) meskipun dalam fiqh beliau condong ke madzhab hanafi. Al Bazdawi adalah ulama maturidiah aliran bukhara (maturidi terpecah dlm 2 aliran, samarkhand dan bukhara).
      Namun tidak mengapa karena tetap fatwa itu sangat berbeda dengan fatwa taqiyyuddin, taqiyyuddin mengatakan bahwa Haram mengimani aqidah selain dari akal, alqur’an, dan hadits mutawatir, taqiyyuddin juga memfatwakan hadits mutawatir ma’nawi juga tetap dianggap sebagai khabar ahad sehingga haram juga diimani menurut taqiyyuddin,
      Namun fatwa al bazdawi atau murid al bazdawi yang antum kutip tadi mengharamkan aqidah berupa dhan (dzan dalam makna syak) karena aqidah memang harus diyakini.
      Ini jelas dua fatwa yang berbeda meskipun sekilas sama, namun perinciannya jelas berbeda.

      • halah halah … kebanyakan alasan.

        “Ini jelas dua fatwa yang berbeda meskipun sekilas sama, namun perinciannya jelas berbeda” >> dasar tukang ngeles. tadi nanya mana ada ulama yang menharamkan ulama mana yang mengharamkan mengambil aqidah dari dalil ahad. ini kurang jelas apa ???? فهو محرم الاتباع

        “Namun fatwa al bazdawi atau murid al bazdawi yang antum kutip tadi mengharamkan aqidah berupa dhan (dzan dalam makna syak) karena aqidah memang harus diyakini.”
        donlot dulu itu artikel baru baca yang saya kutip itu ! perlu saya kutip disinikah ?

      • Bukan kebanyakan alasan, tapi memang al bazdawy dan muridnya yang kitabnya anda kutip itu adalah beraliran aqidah maturidiah (rasionalis) kelompok bukhara.
        Yang saya maksud ulama tentunya bukan ulama kelompok seperti itu namun ulama besar Islam yang diakui semua kelompok islam ahlus sunnah, para imam madzhab dan para ahlul hadits, jadi bukan ulama yang rasionalis, kalo ulama rasionalis maka nanti mahmud syaltut pun punya fatwa mirip taqiyyuddin bisa saja antum jadikan pembenar.
        Bersikap adilah dalam berdiskusi wahai akhi.

        Saya katakan tidak sama dari berbagai segi baik itu pengharaman maupun penolakan atas mutawatir ma’nawy, karena fatwa taqiyyuddin yang menyimpang itu memang kombinasi dari dua hal itu.
        1. Pengharaman atas perbuatan beraqidah dengan hadits ahad yang shohih.
        2. Menolak mutawatir ma’nawy dan menganggapnya sama dengan ahad.

      • maturidiyah itu termasuk “ahlus sunnah”
        mahmud syaltut juga gak boleh. jadi maksud antum itu minta saya mencantumkan dari karya ulama Salafy kah ? nanti antum marah lagi kalau dibilang plintat plintut.

        wassalam
        dwi

      • al maturidiah masih menjadi polemik pembicaraan yang kontradiktif jadi belum bisa disepakati sebagai ahlus sunnah, mereka memiliki teologi tersendiri yang berbeda dengan asy’ariyah bahkan berbeda dengan para imam empat madzhab, tapi saya tidak mau membicarakan itu.
        Antum pasti sudah paham maksud saya bahwa ulama besar islam yang saya maksud adalah para imam empat madzhab, para ahlul hadits seperti imam bukhari, imam muslim, imam tirmidzi, nasa’i, dan ashabus sunan lainnya.

      • “al maturidiah masih menjadi polemik pembicaraan yang kontradiktif jadi belum bisa disepakati sebagai ahlus sunnah, mereka memiliki teologi tersendiri yang berbeda dengan asy’ariyah”

        ya samalah … salafy juga berbeda dan menjadi polemik bagi asy’ariyah ….

      • Saya kan tidak minta fatwa dari ulama salafy* wong setahu saya salah satu ustadz salafy di dekat daerah saya juga memfatwakan khabarul ahad yuhfidzudhon, makanya saya tidak mau ketika diajak ngaji ke ustadz salafy itu.

  279. Apakah karena fatwa-fatwanya yang NYLENEH itu, Ustadz Taqiyudin Nabhani dianggap sebagai MUJADDID ya……..?????

  280. Mungkin benar jika dikatakan mujaddid karena memang paham-pahamnya banyak yg baru bahkan tidak pernah ada di zaman Nabi dan shahabat.

  281. باب خبر الواحد
    وهو الفصل الثالث وهو الاتصال الذي فيه شبهة صورة ومعنى من القسم الأول وهو الاتصال أما ثبوت الشبهة فيه صورة فلأن الاتصال بالرسول عليه السلام لم يثبت قطعا
    وأما معنى فلأن الأمة ما تلقته بالقبول
    وهو كل خبر يرويه الواحد أي المخبر الواحد والاثنان أي أو الاثنان
    لا عبرة للعدد فيه يعني لا يخرج عن كونه خبر واحد حكما وإن كان المخبر متعددا بعد أن لم يبلغ درجة التواتر والاشتهار
    ويجوز أن يكون احترازا عن قول من فرق بين خبر الاثنين والواحد فقبل خبر الاثنين دون الواحد
    وبعضهم قبل خبر الأربعة دون ما عداها فسوى الشيخ بين الكل قوله وهذا أي خبر الواحد يوجب العمل ولا يوجب العلم يقينا أي لا يوجب علم يقين ولا علم طمأنينة وهو مذهب أكثر أهل العلم وجملة الفقهاء
    وذهب بعض الناس إلى أن العمل بخبر الواحد لا يجوز أصلا وهو المراد من قوله لا يوجب العمل
    ثم منهم من أبى جواز العمل به عقلا مثل الجبائي وجماعة من المتكلمين ومنهم من منعه سمعا مثل القاشاني وأبي داود والرافضة
    واحتج من منع عنه سمعا بقوله تعالى ولا تقف ما ليس لك به علم
    أي لا تتبع ما لا علم لك به وخبر الواحد لا يوجب العلم فلا يجوز اتباعه والعمل به بظاهر هذا النص
    قالوا ولا معنى لقول من قال إن العلم ذكر نكرة في موضع النفي فيقتضي انتفاءه أصلا وخبر الواحد يوجب نوع علم وهو علم غالب الظن الذي سماه الله تعالى علما في قوله عز اسمه فإن علمتموهن مؤمنات
    فلا يتناوله النهي لأنا إن سلمنا أنه يفيد الظن فهو محرم الاتباع أيضا بقوله تعالى
    إن يتبعون إلا الظن وإن الظن لا يغني من الحق شيئا
    ثم
    ____________________
    (2/538)
    ________________________________________
    أشار الشيخ إلى شبهة من منع عنه عقلا بقوله وهذا أي عدم جواز العمل لأن صاحب الشرع أي من يتولى وضع الشرائع وهو الله تعالى إذ الرسول مبلغ عنه موصوف بكمال القدرة فكان قادرا على إثبات ما شرعه بأوضح دليل فأي ضرورة له في التجاوز عن الدليل القطعي إلى ما لا يفيد إلا الظن
    كيف وأنه يؤدي إلى مفسدة عظيمة وهي أن الواحد لو روى خبرا في سفك دم أو استحلال بضع وربما يكذب فنظر أن السفك والإباحة بأمر الله تعالى ولا يكونان بأمره فكيف يجوز الهجوم بالجهل ومن شككنا في إباحة بضعه وسفك دمه لا يجوز الهجوم بالشك فيقبح من الشارع حوالة الخلق على الجهل واقتحام الباطل بالتوهم بل إذا أمر الله تعالى بأمر فليعرفنا أمره لنكون على بصيرة إما ممتثلون أو مخالفون
    بخلاف المعاملات فإن خبر الواحد يقبل فيها بلا خلاف لأنه من ضروراتنا أي قبوله فيها من باب الضرورة لأنا نعجز عن إظهار كل حق لنا بطريق لا يبقى فيه شبهة فلهذا جوزنا الاعتماد فيها على خبر الواحد
    وقوله وكذلك الرأي من ضروراتنا جواب عن تمسكهم بالقياس في الأحكام مع أنه لا يفيد إلا الظن فقال هو من باب الضرورة أيضا لأن الحادثة إذا وقعت ولم يكن فيها نص يعمل به يحتاج إلى القياس ضرورة
    ولأن القياس ليس بمثبت بل هو مظهر وخبر الواحد مثبت والإظهار دون الإثبات
    وهذا على قول من جوز التمسك بالقياس منهم فأما على قول من لم يجعل القياس حجة مثل النظام وأهل الظاهر فلا حاجة إلى الفرق
    قوله وقال بعض أصحاب الحديث كذا ذهب أكثر أصحاب الحديث إلى أن الأخبار التي حكم أهل الصنعة بصحتها توجب علم اليقين بطريق الضرورة وهو مذهب أحمد بن حنبل
    وذهب داود الظاهري إلى أنها توجب علما استدلاليا وأشار الشيخ إلى شبهة الفريقين فمن قال إنه يوجب العلم الاستدلالي تمسك بأن خبر الواحد لو لم يفد
    ____________________
    (2/539)
    ________________________________________
    العلم لما جاز اتباعه لنهيه تعالى عن اتباع الظن بقوله تعالى ولا تقف ما ليس لك به علم
    وذمه على اتباعه في قوله جل جلاله إن يتبعون إلا الظن وأن تقولوا على الله ما لا تعلمون
    وقد انعقد الإجماع على وجوب الاتباع على ما تبين فيستلزم إفادة العلم لا محالة
    ومن قال إنه يوجب علما ضروريا قال إنا نجد في أنفسنا في خبر الواحد الذي وجد شرائط صحته العلم بالمخبر به ضرورة من غير استدلال ونظر بمنزلة العلم الحاصل بالمتواتر
    ويرد عليهم أنه لو كان ضروريا لما وقع الاختلاف فيه ولاستوى الكل فيه فقالوا هذا العلم يحصل كرامة من الله تعالى فيجوز أن يختص به البعض ووقوع الاختلاف لا يمنع من كونه ضروريا كالعلم الحاصل بالمتواتر فإنه ضروري وقد وقع الاختلاف فيه قوله قال الله تعالى وإذ أخذ الله ميثاق الذين أوتوا الكتاب الآية أخبر الله تعالى أنه أخذ الميثاق والعهد من الذين أوتوا الكتاب ليبينوه للناس ولا يكتموه عنهم فكان هذا أمرا بالبيان لكل واحد منهم ونهيا له عن الكتاب لأنهم إنما يكلفون بما في وسعهم وليس في وسعهم أن يجتمعوا ذاهبين إلى كل واحد من الخلق شرقا وغربا بالبيان فيتعين أن الواجب على كل واحد منهم أداء ما عنده من الأمانة والوفاء بالعهد ولأن الحكم في الجمع المضاف إلى جماعة أنه يتناول كل واحد منهم ولأن أخذ الميثاق من أصل الدين والخطاب لجماعة بما هو أصل الدين يتناول كل واحد من الأفراد ثم ضرورة توجه الأمر بالإظهار إلى كل واحد أمر السامع بالقبول منه والعمل به إذ أمر الشرع لا يخلوا عن فائدة حميدة ولا فائدة في الأمر بالبيان والنهي عن الكتمان سوى هذا
    واعترض عليه بأن انحصار الفائدة على القبول غير مسلم بل الفائدة هي الابتلاء فيستحق الثواب إن امتثلوا والعقاب إن لم يمتثلوا ألا ترى أن الفاسق منهم داخل في هذا الخطاب مأمور بالبيان بحيث لو امتنع عنه يأثم ثم لا يقبل ذلك منه وكذا الأنبياء عليهم السلام مأمورين بالتبليغ وإن علم قطعا بالوحي أنه لا يقبل منهم
    وأجيب عنه بأن للبيان والتبليغ طرفين طرف
    ____________________
    (2/540)
    ________________________________________
    المبلغ وطرف السامع ولا بد من أن يتعلق بكل طرف فائدة ثم ما ذكرتم من الفائدة مختص بجانب المبلغ وليس في طرف السامع فائدة سوى وجوب القبول والعمل به
    ولا يقال بل فيه فائدة أخرى وهي جواز العمل به لأنا نقول جواز العمل مستلزم لوجوبه لأن من قال بالجواز قال بالوجوب ومن أنكر الوجوب أنكر الجواز وأما الفاسق فلا نسلم وجوب البيان عليه قبل التوبة بل الواجب عليه التوبة ثم ترتيب البيان عليه فعلى هذا بيانه يفيد وجوب القبول والعمل به كذا قال شمس الأئمة قوله جل ذكره فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة الآية وجه التمسك به أنه تعالى أوجب على كل طائفة خرجت من فرقة الإنذار وهو الإخبار المخوف عند الرجوع إليهم وإنما أوجب الإنذار طلبا للحذر لقوله تعالى لعلهم يحذرون
    والترجي من الله تعالى محال فيحمل على الطلب اللازم وهو من الله تعالى أمر فيقتضي وجوب الحذر والثلاثة فرقة والطائفة منها إما واحد أو اثنان فإذا روى الراوي ما يقتضي المنع من فعل وجب تركه لوجوب الحذر على السامع وإذا وجب العمل بخبر الواحد أو الاثنين هاهنا وجب مطلقا إذ لا قائل بالفرق
    ولا يقال الطائفة اسم للجماعة بدليل لحوق هاء التأنيث بها فلا يصح حملها على الواحد والاثنين
    لأنا نقول اختلف المتقدمون في تفسيرها فقيل هي اسم لعشرة وقيل لثلاثة وقيل لاثنين وقيل لواحد وهو الأصح فإن المراد من قوله تعالى وليشهد عذابهما طائفة من المؤمنين
    الواحد فصاعدا كما قال قتادة وكذا نقل في سبب نزول قوله تعالى وإن طائفتان من المؤمنين اقتتلوا
    أنهما كانا رجلين أنصاريين بينهما مدافعة في حق فجاء أحدهما إلى النبي دون الآخر
    وقيل كان أحدهما من أصحاب النبي عليه السلام والآخر من أتباع عبد الله بن أبي المنافق على ما عرف على أنا لو حملناها على أكثر ما قيل وهو العشرة لا ينتفي توهم الكذب عن خبرهم ولا يخرج خبرهم عن الآحاد إلى التواتر
    ولا يقال سلمنا أن الراجع مأمور بالإنذار بما سمعه ولكن لا نسلم أن السامع مأمور بالقبول كالشاهد الواحد مأمور بأداء الشهادة ولا يجب القبول ما لم يتم نصاب الشهادة وتظهر العدالة بالتزكية لأنا نقول وجوب الإنذار مستلزم لوجوب القبول على السامع كما بينا كيف وقوله تعالى لعلهم يحذرون
    يشير إلى وجوب القبول والعمل
    فأما الشاهد الواحد فلا نسلم أن عليه وجوب أداء الشهادة لأن ذلك لا ينفع المدعي وربما يضر بالشاهد بأن يحد حد القذف إذا كان المشهود به زنا ولم يتم نصاب الشهادة

    ____________________
    (2/541)
    ________________________________________
    وهذا أي الدليل على قبول خبر الواحد في كتاب الله أكثر من أن يحصى منه قوله تعالى فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
    أمر بسؤال أهل الذكر ولم يفرق بين المجتهد وغيره وسؤال المجتهد لغيره منحصر في طلب الأخبار بما سمع دون الفتوى ولو لم يكن القبول واجبا لما كان السؤال واجبا
    ومنه قوله تعالى يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين بالقسط شهداء لله
    أمر بالقيام بالقسط والشهادة لله ومن أخبر عن الرسول بما سمعه فقد قام بالقسط وشهد لله وكان ذلك واجبا عليه بالأمر وإنما يكون واجبا لو كان القبول واجبا وإلا كان وجوب الشهادة كعدمها وهو ممتنع
    ومنه قوله جل جلاله إن الذين يكتمون ما أنزلنا من البينات والهدى
    الآية أوعد على كتمان الهدى فيجب على من سمع من النبي عليه السلام إظهاره فلو لم يجب علينا قبوله لكان الإظهار كعدمه
    ومنه قوله تعالى يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا
    أمر بالتبين والتثبت وعلل بمجيء الفاسق بالخبر إذ ترتيب الحكم على الوصف المناسب يشعر بالعلية ولو كان كون الخبر من أخبار الآحاد مانعا من القبول لم يكن لهذا التعليل فائدة إذ علية الوصف اللازم تمنع من علية الوصف العارض فإن من قال الميت لا يكتب لعدم الدواة والقلم عنده يستقبح ويسفه لأن الموت لما كان وصفا لازما صالحا لعلية امتناع صدور الكتابة عن الميت استحال تعليل امتناع الكتابة بالوصف العارض وهو عدم الدواة والقلم
    وفي كل من هذه التمسكات اعتراضات مع أجوبتها تركناها احترازا عن الإطناب
    قوله مثل خبر بريرة في الهدية فإنه روي أنه عليه السلام قبل قولها في الهدايا
    وخبر سلمان في الهدية والصدقة فإنه روي أن سلمان رضي الله عنه كان من قوم يعبدون الخيل البلق فوقع عنده أنه ليس على شيء وجعل ينتقل من دين إلى دين طالبا للحق حتى قال له بعض أصحاب الصوامع لعلك تطلب الحنيفية وقد قرب أوانها فعليك بيثرب ومن علامة النبي المبعوث أنه يأكل الهدية ولا يأكل الصدقة وبين كتفيه خاتم النبوة فتوجه نحو المدينة فأسره بعض العرب وباعه من اليهود بالمدينة وكان يعمل في نخيل مولاه بإذنه حتى هاجر رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى المدينة فلما سمع بمقدم النبي عليه السلام أتاه بطبق فيه رطب ووضعه بين يديه فقال ما هذا فقال صدقة فقال لأصحابه كلوا ولم يأكل فقال سلمان في نفسه هذه واحدة ثم أتاه من الغد بطبق فيه رطب فقال ما هذا يا سلمان فقال هدية فجعل يأكل ويقول لأصحابه كلوا فقال سلمان هذه أخرى ثم تحول خلفه فعرف رسول الله صلى الله عليه وسلم مراده فألقى الرداء عن كتفه حتى نظر سلمان إلى خاتم النبوة بين كتفيه
    ____________________
    (2/542)
    ________________________________________
    فأسلم فقبل النبي عليه السلام قوله في الصدقة والهدية مع أنه كان عبدا حينئذ
    وذلك أي قبول خبر الواحد منه كثير فإنه قبل خبر أم سلمى في الهدايا أيضا
    وكانت الملوك يهدون إليه على أيدي الرسل وكان يقبل قولهم ولا شك أن الإهداء منهم لم يكن على أيدي قوم لا يتصور تواطؤهم على الكذب
    وكان يجيب دعوة المملوك ويعتمد على خبره أني مأذون
    وقبل شهادة الأعرابي في الهلال وقبل خبر الوليد بن عقبة حين بعثه ساعيا إلى قوم فأخبر أنهم ارتدوا حتى أجمع النبي عليه السلام على غزوهم ونزل قوله تعالى إن جاءكم فاسق الآية وكان يقبل إخبار الجواسيس والعيون المبعوثة إلى أرض العدو
    ومشهور عنه أي قد اشتهر واستفاض بطريق التواتر عن النبي عليه السلام أنه بعث الأفراد إلى الآفاق لتبليغ الرسالة وتعليم الأحكام
    فإنه بعث عليا رضي الله عنه إلى اليمن أميرا
    وبعده بعث معاذا أيضا إلى اليمن أميرا لتعليم الأحكام والشرائع
    وبعث دحية بن خليفة الكلبي بكتابه إلى قيصر أو هرقل بالروم
    وبعث عتاب بن أسيد إلى مكة أميرا معلما للشرائع
    وبعث عبد الله بن حذافة السهمي بكتابه إلى كسرى
    وعمرو بن أمية الضمري إلى الحبشة
    وعثمان بن العاص إلى الطائف
    وحاطب بن أبي بلتعة إلى المقوقس صاحب الإسكندرية
    وشجاع بن وهب الأسدي إلى الحارث بن أبي شمر الغساني بدمشق
    وسليط بن عمرو العامري إلى هوذة بن خليفة باليمامة
    وأنفذ عثمان بن عفان إلى أهل مكة عام الحديبية
    وولى على الصدقات عمر وقيس بن عاصم ومالك بن نويرة والزبرقان بن بدر وزيد بن حارثة وعمرو بن العاص وعمرو بن حزم وأسامة بن زيد وعبد الرحمن بن عوف وأبا عبيدة بن الجراح وغيرهم ممن يطول ذكرهم
    وإنما بعث هؤلاء ليدعو إلى دينه وليقيم الحجة ولم يذكر في موضع مع أنه بعث في وجه واحد عددا يبلغون حد التواتر وقد ثبت باتفاق أهل السير أنه كان يلزمهم قبول قول رسوله وسعاته وحكامه وإن احتاج في كل رسالة إلى إنفاذ عدد التواتر لم يف بذلك جميع أصحابه وخلت دار هجرته عن أصحابه وأنصاره وتمكن منه أعداؤه وفسد النظام والتدبير وذلك وهم باطل قطعا فتبين بهذا أن خبر الواحد موجب للعمل مثل المتواتر وهذا دليل قطعي لا يبقى معه عذر في المخالفة كذا ذكر الغزالي وصاحب القواطع
    قوله وكذلك أصحابه عملوا بالآحاد وحاجوا بها في وقائع خارجة عن العد
    ____________________
    (2/543)
    ________________________________________
    والحصر من غير نكير منكر ولا مدافعة دافع فكان ذلك منهم إجماعا على قبولها وصحة الاحتجاج بها
    فمنها ما تواتر أن يوم السقيفة لما احتج أبو بكر رضي الله عنه على الأنصار بقوله عليه السلام الأئمة من قريش قبلوه من غير إنكار عليه
    ومنها رجوعهم إلى خبر أبي بكر رضي الله عنه في قوله عليه السلام الأنبياء يدفنون حيث يموتون
    وقوله عليه السلام ونحن معاشر الأنبياء لا نورث ما تركناه صدقة
    ومنها رجوعه إلى توريث الجدة بخبر المغيرة ومحمد بن مسلمة أن النبي عليه السلام أعطاها السدس
    ونقضه حكمه في القضية التي أخبر بلال أن رسول الله عليه السلام حكم فيها بخلاف ما حكم هو فيها
    ورجوع عمر رضي الله عنه عن تفصيل الأصابع في الدية حيث كان يجعل في الخنصر ستة من الإبل وفي البنصر تسعة وفي الوسطى والسبابة عشرة عشرة وفي الإبهام خمسة عشر إلى خبر عمرو بن حزام أن في كل إصبع عشرة
    وعن عدم توريث المرأة من دية زوجها إلى توريثها منها بقول الضحاك بن مزاحم أن النبي عليه السلام كتب إليه أن يورث امرأة أشيم الضبابي من دية زوجها
    وعمله بخبر عبد الرحمن بن عوف في أخذ الجزية من المجوسي وهو قوله عليه السلام سنوا بهم سنة أهل الكتاب
    وعمله بخبر حمل بن مالك وهو قوله كنت بين حاذتين لي يعني ضرتين فضربت أحدهما الأخرى بمسطح فألقت جنينا ميتا فقضى فيه رسول الله عليه السلام بغرة فقال عمر رضي الله عنه لو لم نسمع هذا لقضينا فيه برأينا
    ومنها أن عثمان رضي الله عنه أخذ برواية فريعة بنت مالك حين قال جئت إلى رسول الله عليه السلام أستأذنه بعد وفاة زوجي في موضع العدة فقال امكثي حتى تنقضي عدتك
    ولم ينكر الخروج للاستفتاء في أن المتوفى عنها زوجها تعتد في منزل الزوج ولا تخرج ليلا ولا نهارا إذا وجدت من يقوم بأمرها
    ومنها ما
    ____________________
    (2/544)
    ________________________________________
    اشتهر من عمل علي رضي الله عنه برواية المقداد في حكم المذي ومن قبوله خبر الواحد واستظهاره باليمين حتى قال في الخبر المشهور كنت إذا سمعت من رسول الله حديثا نفعني الله بما شاء وإذا حدثني غيره حلفته فإذا حلف صدقته والتحليف إنما كان للاحتياط في سياق الحديث على وجه ولئلا يقدم على الرواية بالظن لا لتهمة الكذب
    ومنها رجوع الجمهور إلى خبر عائشة رضي الله عنها في وجوب الغسل بالتقاء الختانين
    ومنها عمل ابن عباس بخبر أبي سعيد الخدري رضي الله عنهم في الربا في النقد بعد أن كان لا يحكم بالربا في غير النسيئة
    ومنها عمل زيد بن ثابت بخبر امرأة من الأنصار أن الحائض تنفر بلا وداع بعد أن كان لا يرى ذلك ومنها ما روي عن أنس رضي الله عنه قال كنت أسقي أبا عبيدة وأبا طلحة وأبي بن كعب شرابا إذ أتانا آت وقال الخمر قد حرمت فقال أبو طلحة قم يا أنس إلى هذه الجرار فاكسرها فقمت إلى مهر ليس لنا فضربتها إلى أسفله حتى تكسرت
    ومنها ما اشتهر مع عمل أهل قباء في التحول عن القبلة إلى الكعبة حيث أخبرهم واحد أن القبلة نسخت
    ومنها ما روي عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه قال كنا نخابر أربعين سنة ولا نرى به بأسا حتى روى لنا رافع بن خديج أن النبي عليه السلام نهى عن المخابرة فانتهينا
    وعلى ذلك جرت سنة التابعين كعلي بن الحسين ومحمد بن علي وسعيد بن جبير ونافع بن جبير وخارجة بن زيد وأبي سليمان بن عبد الرحمن وسليمان بن يسار وعطاء بن يسار وطاوس وسعيد بن المسيب وفقهاء الحرمين وفقهاء البصرة كالحسن وابن سيرين وفقهاء الكوفة وتابعيهم كعلقمة والأسود والشعبي ومسروق
    وعليه جرى من بعدهم من الفقهاء من غير إنكار عليهم من أحد في عصر

    ____________________
    (2/545)
    ________________________________________
    واعلم أن هذه الأخبار وإن كانت أخبار آحاد لكنها متواترة من جهة المعنى كالأخبار الواردة بسخاء حاتم وشجاعة علي فلا يكون لقائل أن يقول ما ذكرتموه في إثبات كون خبر الواحد حجة هي أخبار آحاد وذلك يتوقف على كونها حجة فيدور
    ولئن قال الخصوم لا نسلم أنهم علموا بها بل لعلهم علموا بغيرها من نصوص متواترة أو أخبار آحاد مع ما اقترن بها من المقاييس وقرائن الأحوال فلا وجه له لأنه عرف من سياق تلك الأخبار أنهم إنما علموا بها على ما قال عمر رضي الله عنه لو لم نسمع بهذا لقضينا برأينا وحيث قال ابنه حتى روى رافع بن خديج إلى آخره
    فإن قيل ما ذكرتم من قبولهم خبر الواحد معارض بإنكارهم إياه في وقائع كثيرة
    فإن أبا بكر رضي الله عنه أنكر خبر المغيرة في ميراث الجدة حتى انضم إليه رواية محمد بن مسلمة
    وأنكر عمر رضي الله عنه خبر فاطمة بنت قيس في السكنى
    وأنكرت عائشة خبر ابن عمر رضي الله عنهم في تعذيب الميت ببكاء أهله عليه
    ورد علي رضي الله عنه خبر معقل بن سنان الأشجعي في قصة بروع بنت واشق قلنا إنهم إنما أنكروا لأسباب عارضة من وجود معارض أو فوات شرط لا لعدم الاحتجاج بها في جنسها فلا يدل على بطلان الأصل كما أن ردهم بعض ظواهر الكتاب وتركهم بعض أنواع القياس ورد القاضي بعض الشهادات لا يدل على بطلان الأصل
    قوله قد ذكر محمد في هذا أي في قبول خبر الواحد غير حديث أي أحاديث كثيرة وقد ذكرنا أكثرها فيما أوردناه
    واختصرنا هذه الجملة أي اكتفينا بإيراد ما ذكرنا من خبر بريرة وسلمان وتبليغ معاذ وغيرها لوضوحها
    أو معناه لم تذكر ما أورده محمد لشهرتها
    ولفظ التقويم ونحن سكتنا عنها اختصارا واكتفاء بما فعل الناس قوله وأجمعت الأمة على كذا أي الإجماع منهم في هذه الصور على القبول يدل على ثبوت الحكم في المتنازع فيه
    وبيانه أن الإجماع قد انعقد منهم على قبول خبر الواحد في المعاملات فإن العقود كلها بنيت على أخبار الآحاد مع أنه قد يترتب على خبر الواحد في المعاملات ما هو حق الله تعالى كما في الإخبار بطهارة الماء ونجاسته والإخبار بأن هذا الشيء أو هذه الجارية أهدى إليك فلان وأن فلانا وكلني ببيع هذه الجارية أو بيع هذا الشيء
    وأجمعوا أيضا على قبول شهادة من لا يقع العلم بقوله مع أنها قد تكون في إباحة دم وإقامة حد واستباحة فرج
    وعلى قبول قول المفتي للمستفتي مع أنه قد يجب بما بلغه عن الرسول بطريق الآحاد فإذا جاز القبول فيما ذكرنا من أمور الدين والدنيا جاز في
    ____________________
    (2/546)
    ________________________________________
    سائر المواضع
    فإن قيل الفرق بين المحلين ثابت فإن في بعض المعاملات قد يقبل خبر من يسكن القلب إلى صدقه من صبي وفاسق بل كافر ولا يقبل خبر هؤلاء في أخبار الدين فكيف يحتج بهذا الفصل مع وقوع الفرق بينهما
    قلنا محل الاستدلال هو استعمال قول من لا يؤمن الغلط عليه ووقوع الكذب منه وهو موجود في الأمرين وإن كان أحدهما يتساهل فيه في الآخر وإنما يراعى في الجمع والفرق الوصف الذي يتعلق به الحكم دون ما عداه
    وما ذكروا من الفرق بين المعاملات وأخبار الدين ليس بصحيح لأن الضرورة متحققة في الأخبار لتحققها في المعاملات لأن المتواتر لا يوجد في كل حادثة فلو رد خبر الواحد لشبهة في النقل لتعطلت الأحكام فأسقطنا اعتبارها في حق العمل كما في القياس والشهادة
    وأما الجواب عن تمسكهم بالآيتين فنقول لا نسلم أن المراد منهما المنع عن اتباع الظن مطلقا بل المراد المنع عن اتباعه فيما المطلوب منه العلم اليقيني من أصول الدين أو فروعه
    وقيل المراد من الآية أعني قوله تعالى ولا تقف ما ليس لك به علم
    منع الشاهد عن جزم الشهادة إلا بما يتحقق
    على أنا ما اتبعنا الظن فيه وإنما اتبعنا الدليل القاطع الذي يوجب العمل بخبر الواحد من السنة المتواترة والإجماع
    قوله لأن العيان يرده أراد به أنا نجد في أنفسنا عدم حصول العلم به بطريق الضرورة كما نجد حصول العلم بالمتواتر
    قال الغزالي رحمه الله خبر الواحد لا يفيد العلم وهو معلوم بالضرورة فإنا لا نصدق بكل ما نسمع ولو صدقناه لو تعارض خبران فكيف نصدق بالضدين
    قال وما حكي عن بعض المحدثين أنه يورث العلم لعلهم أرادوا
    ____________________
    (2/547)
    ________________________________________
    به أنه يفيد العلم بوجوب العمل إذ العمل بخبر الواحد معلوم الوجوب بدليل قاطع أوجبه عند ظن الصدق أو سموا الظن علما ولهذا قال بعضهم يورث العلم الظاهر والعلم ليس له ظاهر وباطن وإنما هو الظن
    قوله وإذا اجتمع الآحاد حتى تواترت إلى آخره يحتمل أن يكون جوابا عما ذكر في الباب الأول من كلام الخصوم أن المتواتر صار جمعا بالآحاد وخبر كل واحد محتمل فلا يثبت به اليقين
    ويجوز أن يكون جوابا عما يتمسك لمن قال من أهل الحديث بثبوت العلم الاستدلالي بخبر الواحد بأن الخبر المتواتر لما أوجب العلم وليس فيه إلا اجتماع الآحاد لزم أن يوجب خبر الواحد العلم أيضا لأنه لا أثر للاجتماع في تغيير ذوات الأفراد فإن الغنم المجتمعة لا تصير بقرا وإبلا بالاجتماع وتقرير الجواب أنا قد رأينا في المحسوس والمعقول والمشروع أنه قد يثبت باجتماع الأفراد ما لا يثبت بالأفراد بدون الاجتماع فإن باجتماع الطاقات في الحبل يحدث من القوة ما لا يوجد في طاقة أو طاقتين وباجتماع المقدمات الصادقة تثبت الحجة العقلية ولا يوجد ذلك في إفرادها وباجتماع الحروف والكلمات صار القرآن معجزا ولا يوجد الإعجاز في آحادها
    ويجب بشهادة اثنين أو أربعة على القاضي ما لا يجب بشهادة واحد
    ويثبت بغسل الأعضاء الأربعة من حل الصلاة ما لا يثبت بغسل عضو واحد
    ويثبت بالطلقات الثلاث ما لا يثبت بطلقة فعرفنا أن اعتبار الاجتماع بحالة الانفراد وعكسه غير صحيح وأنه يحدث للخبر عند الاجتماع من القوة ما لا يكون له في غير هذه الحالة قوله إذ العقد أي اعتقاد القلب فضل على العلم لأن العلم قد يكون بدون عقد القلب كعلم أهل الكتاب بحقية النبي عليه السلام مع عدم اعتقادهم حقيته وكعلمنا بدلائل الخصوم في الأصول والفروع من غير أن يعتقدها وعلى العكس والعقد قد يكون بدون العلم أيضا كاعتقاد المقلد وإذا كان كذلك جاز أن يكون خبر الواحد موجبا للاعتقاد الذي هو عمل القلب وإن لم يكن موجبا للعلم
    قال أبو اليسر الأخبار الواردة في أحكام الآخرة من باب العمل فإن العمل نوعان عمل الجوارح واعتقاد القلب فالعمل بالجوارح إن تعذر لم يتعذر العمل بالقلب اعتقادا على أنا إنما عرفنا عذاب القبر بدلالات
    ____________________
    (2/548)
    ________________________________________
    النصوص من كتاب الله وإشاراتها لا بأخبار الآحاد
    ولهذا أي ولأن الابتلاء بعقد القلب يصح بدون عمل البدن جوزنا النسخ قبل التمكن من العمل لحصول الفائدة وهو الابتلاء لعقد القلب والله أعلم بالصواب

    ____________________

  282. Apakah ada pernyataan yang mengharamkan mutawatir MA’NAWY seperti taqiyyuddin ???

    • sohib pengelola
      bisakah antum memberitahu saya dimana syaikh taqiyuddin mengatakan mutawatir ma’nawy itu diharamkan (dalam masalah aqidah maksud antum-kan) ?? barangkali saya kurang cermat atau masih bodoh dalam tsaqofah HT …
      wassalam …

  283. Saya tidak berbelit atau banyak alasan seperti yang anda tuduhkan, ini memang fakta bahwa fatwa taqiyyuddin yang menyimpang itu adalah kombinasi dua hal :
    1. Pengharaman atas perbuatan beraqidah dengan hadits ahad yang shohih.
    2. Menolak mutawatir ma’nawy dan menganggapnya sama dengan ahad.

  284. Taqiyyuddin an Nabhani berkata :
    kemampuan untuk bersama-sama dari (banyak khabar) ahad ini tidak menjadikan khabar-khabar tersebut qath‘i dalalah.
    (Syakhshiyah Islam III, Bab Setiap ijma’ selain ijma’ shahabat bukan dalil syara‘)
    Taqiyyuddin an Nabhani berkata :
    Dalam keadaan apapun khabar-khabar diatas tetap merupakan khabar ahad dan tidak meningkat menjadi mutawatir. Maka tetap tidak tepat untuk menjadi hujjah yang qath‘i untuk salah satu masalah ushul.
    (Syakhshiyah Islam III, Bab Setiap ijma’ selain ijma’ shahabat bukan dalil syara‘)

    • antum sudah baca keseruruhan bab tersebut ? & pernyataan itu antum nyuplik atau bikin kesimpulan sendiri ? saya masih ingat betapa sebelumnya antum salah kutip dalam masalah taqdir dan saya betulkan baik baik
      donlot arabnya ada disini http://www.hizb-ut-tahrir.org/index.php/AR/bshow/75/
      bila cuplikan, bisa antum tunjukkan di halaman berapa (tepatnya antara hal 300 – 314)
      wassalam ?

  285. Berarti anda belum tahu, maka silahkan anda pelajari dulu, itu sudah saya tuliskan Babnya silahkan dibuka sendiri ya…
    Nanti saya juga akan membukanya lagi, memang itu seingat saya membahas satu permasalahan saja, namun fatwa seperti itu bisa menjadi contoh pemahaman yang menyimpang.
    Dan ini juga didukung dengan fatwa Fathi M Salim ulama HT yang demikian ittiba pada taqiyyuddin sehingga semua fatwa taqiyyuddin diamini dan bela habis-habisan termasuk dengan mengatakan mutawatir ma’nawy itu tidak ada.
    Waliyaudzubillah

    • @pengelola
      hahahaha … anda ini lutjuu. kalau tak bales ttg itu di page ini bisa2 anda melakukan 3 kali plintiran (1) mengenai salah copas ttg taqdir (2) menuduh tidak ada dalil sahih umar memprotes nabi (3) ‘alamah syaikh taqi mengatakan mutawatir ma’nawy tidak bisa diterima sebagai dalil aqidah.
      mangkanya tak suruh mbaca secara benar bab itu, siapa tahu anda copas dari sumber yang tidak jelas. cukuplah baca antum baca ulang di 5 halaman pertama yang membahas tertolaknya ijma’ umat sebagai dalil syara.
      mau dilanjut ? siap malu lagi ?
      wassalam

      • @dnux :
        Alhamdulillah jika anda sudah tidak mampu membalas lagi hujjah tersebut, dan saya sama sekali tidak memelintir, anda saja yang salah memahami kata-kata saya.
        Saya katakan anda berdusta dan memalsukan sejarah adalah kata-kata anda yang mengatakan “Umar memprotes Nabi terang-terangan” inilah yang saya maksudkan dengan kedustaan dan kepalsuan itu, jadi bukan riwayatnya yang saya salahkan tapi penafsiran bathil anda pada riwayat itu karena yang benar adalah Umar tidak memprotes karena beliau hanya mempertanyakan hal-hal terkait perjanjian itu, kemudian Umar juga tidak terang-terangan dimuka publik namun menghadap Nabi secara langsung yang saat itu Nabi hanya didampingi Ali.
        Tentang taqiyyuddin saya tidak salah baca atau salah sumber karena memang kenyataannya demikian yang tertulis dalam Syakhsiyah Islamiyah, justru saya persilahkan anda yang membaca sendiri.
        Kalo memang saya salah coba anda buktikan dengan menuliskan bagaimana pemahaman taqiyyuddin yang benar, silahkan…

      • @pengelola : kesimpulan saya anda tidak membaca lengkap bab itu. hanya sok tahu serta asal cuplik sepoton2. bahkan anda hanya mengambil awal kalimat + akhir kalimat, membuang tengah2 kalimat yang sedikitnya bisa menerangkan lebih jelas makna penolakan itu.

        jelas syaikh taqi tidak pernah menolak hadits mutawatir ma’nawy sebagaimana anda tuduhkan. dalam kasus ijma umat ini jelas hadits2 ahad yang banyak itu terjadi ta’arudh dg hadits2 ahad lainnya terkait keabsahan ijma umat sebagai dalil syara, karenanya hadits2 itu tidak bisa memberikan ma’na satu yaitu umat tidak akan bersepakat dalam kesesatan.
        disitu juga dikutipkan pendapat imam Fachrurazy yang mengatakan sangat jauh bila hadits2 itu dikatakan mutawatir ma’nawy sebab banyaknya ta’arudh

      • Apapun alasan anda terbukti dalam perkataannya taqiyyuddin mengatakan hal-hal yang umum yang jelas beliau menolak berkumpulnya khabar ahad sebagai penguat.
        Sekarang saya tanya ke anda adakah fatwa atau perkataan taqiyuddin yang mengatakan bahwa beberapa hadits ahad bisa menjadi mutawatir ma’nawy dan bisa diimani ?

        Jika tidak ada fatwa demikian maka pernyataan anda tidak ada dasarnya dan fatwa taqiyyuddin yang berikut ini adalah pemahaman beliau :
        Taqiyyuddin an Nabhani berkata :
        kemampuan untuk bersama-sama dari (banyak khabar) ahad ini tidak menjadikan khabar-khabar tersebut qath‘i dalalah.
        (Syakhshiyah Islam III, Bab Setiap ijma’ selain ijma’ shahabat bukan dalil syara‘)
        Taqiyyuddin an Nabhani berkata :
        Dalam keadaan apapun khabar-khabar diatas tetap merupakan khabar ahad dan tidak meningkat menjadi mutawatir. Maka tetap tidak tepat untuk menjadi hujjah yang qath‘i untuk salah satu masalah ushul.
        (Syakhshiyah Islam III, Bab Setiap ijma’ selain ijma’ shahabat bukan dalil syara‘)

      • @pengelola
        sesungguhnya anda sudah menjawab pertanyaan anda sendiri

        “Dalam keadaan apapun khabar-khabar diatas tetap merupakan khabar ahad dan tidak meningkat menjadi mutawatir.”
        sekali lagi diatas menunjukkan hadits2 terkait “ijma umat” tidak bisa menghasilkan keyakinan kebenaran sebagai dalil syara sebab banyak hadits2 yang bertentangan.

        masalahnya adalah, anda mau melebarkan hal ini seakan2 semua hadits ahad itu ditolak naik sbagai hadits mutawatir ma’nawy oleh ‘alamah syaikh taqi. padahal yang dibahas dalam hal ini sekaligus ditolak adalah kemungkinan kemutawatiran ma’na pada masalah ijma umat.

      • Oh ya ada informasi sedikit barangkali bisa menjadi pertimbangan anda.

        Ditemukan fakta bahwa sebenarnya justru pada mushaf utsmani ada ayat al Qur’an yang ahad periwayatannya yaitu at Taubah ayat terakhir.

        Imam Bukhari menulis dalam shahihnya sebuah riwayat yang panjang dari Zaid bin Tsabit yang diminta abu bakar mengumpulkan al qur’an dst Zaid bin Tsabit berkata : “…. HINGGA AKU DAPATI AKHIR SURAT AT TAUBAH PADA ABU KHUZAIMAH AL ANSHARI DAN AKU TIDAK MENDAPATKAN ITU DARI SHAHABAT YANG LAIN, YAITU AYAT LAQAD JA’AKUM RASULUN …dst”.
        (lihat al itqann fil ulumil qur’an bab tertib alqur’an dan penghimpunannya)

        Maka kesimpulannya ternyata memang ada ayat yang tidak mutawatir dalam mushaf al Qur’an, misalnya dalam kasus ini adalah ayat dari abu khuzaimah al anshari yaitu ayat akhir surat at Taubah.

      • Pembahasan tersebut memang terkait ijma ummat namun dari pembahasan khusus ini kita bisa juga mengambil kesimpulan umum tentang pemahaman taqiyyuddin karena tidak ada pendapat lain dari taqiyyuddin yang mengatkan hadits ahad dapat berkumpul menjadi mutawatir.
        Apalagi kata-kata Taqiyyuddin adalah : “DALAM KEADAAN APAPUN”khabar-khabar diatas tetap merupakan khabar ahad dan tidak meningkat menjadi mutawatir”.
        Tentunya anda tahu makna kata DALAM KEADAAN APAPUN itu.

      • @pengelola
        semakin menunjukkan betapa tidak berkualitas dan berkelasnya anda itu sebenarnya.
        AlQuran itu jelas adalah riwayat mutawatir. semua sahabat mendengar itu langsung secara tawatur dari Baginda SAW. dalam kasus khuzaimah itu yang kurang adalah bukti kertas pencatatan yang ternyata hanya ada seorang saja yaitu khuzaimah RA. Dalam hal ini karena baginda nabi menyamakan kesaksian khuzaimah setara dua orang maka menjadi perkecualian dan dikabulkanlah bukti tunggal itu.

      • @ Dnux :

        1. Pembahasan dalam syakhsiyah tersebut memang terkait ijma ummat namun dari pembahasan khusus ini kita bisa mengambil kesimpulan tentang pemahaman taqiyyuddin hal itu karena tidak ada pendapat lain dari taqiyyuddin yang mengatakan hadits ahad dapat berkumpul menjadi mutawatir.

        Apalagi kata-kata Taqiyyuddin adalah : “DALAM KEADAAN APAPUN”khabar-khabar diatas tetap merupakan khabar ahad dan tidak meningkat menjadi mutawatir”.

        Tentunya anda tahu makna kata “DALAM KEADAAN APAPUN” itu kan ?

        2. Memang al Qur’an asalnya Mutawatir namun mushaf utsmani tidak demikian karena mushaf utsmani dibukukan setelah para shahabat penghafal qur’an banyak wafat di perang yamamah.

        Silahkan anda cek dulu riwayat nya :
        Maka aku (Zaid bin Tsabit) mulai mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur’an yang ditulis di daun-daunan, kulit, maupun dari HAFALAN para penghafal al-Qur’an, hingga akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah al-Anshari, yang tidak kudapatkan dari selainnya, yaitu ayat: ” Sesungguhmja telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu.” (At-Taubah: 128). Hingga akhir surat al-Bara’ah.

        Jelas Zaid sendiri menyebutkan disana kata HAFALAN jadi yang dikumpulkan Zaid bukan saja dari daun dan kulit namun juga hafalan dari dada para shahabat penghafal yang tersisa yang jumlahnya saat itu sudah tidak mutawatir lagi.

        Selain itu simak riwayat berikut :

        Dan diriwayatkan pula oleh Ibn Abu Daud melalui Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, bahwa Abu Bakar berkata pada Umar dan Zaid:`Duduklah kamu berdua dipintu masjid. Bila ada yang datang kepadamu membawa dua orang saksi atas sesuatu dari kitab Allah, makatulislah.`

        Lihatlah disana ditulis dua orang saksi, maka apakah dua orang saksi periwayatan itu bisa disebut mutawatir ? tentu tidak. karena dua orang termasuk ahad aziz dan bukan mutawatir.

        Begitu pula pernyataan anda bahwa khuzaimah dinilai dua orang, maka itu membuktikan bahwa riwayatnya ahad, karena dua orang tetap termasuk ahad, bukan mutawatir.

  286. Afwan, sedikit ganggu.
    Ngaku pernah ngaji HT alias MANTAN HT
    Subhanallah pemahaman berubah 100 derajat dari pemahaman HT

    Emang, kali ya HT itu cantik, udah sepantasnya banyak yang ngiri…
    Termasuk Blog ini…hehehehehehehhehehehehe

  287. asslm wr wb

    ahlus sunnah wal jama’ah
    orang yang teguh diatas Al-Qur’an dan sunnah serta kuat dalam satu barisan jama’ah muslimin.

    ikhwah fillah sudah saatnya kita bersinergi dalam dakwah. Perbedaan pemahaman tidak usah diperuncing. menasihati dalam kebaikan adalah wajib, tapi jika berujung pada perdebatan dan hancurnya ukhuwah maka lebih baik diam karena Allah telah menjanjikan rumah di surga bagi mereka yang menjauhi perdebatan walau pun ia benar.
    sudah saatnya kita bersinergi dalam setiap aktivitas dakwah. musuh kita sama yaitu syaithon thogut dan ashor2nya yang merusak pemikiran2 islam baik dari luar maupun dari dalam dengan ghozwul fikri-nya. Mari kita sama2 berdakwah demi tegaknya hujjah dan izzah kaum muslimin di muka bumi.

    sesungguhnya hanya pada Allah kita bertawakal, hanya kepada Allah kita bertaubat, dan hanya kepada Allah lah kita kembali

    wasslm

  288. Diketahui :
    HTI—-VS—-PKS
    PKS—-VS—-Muhammadiyah
    Muhammadiyah—-VS—-NU
    NU—VS—-Salafy
    Salafy—VS—HTI

    Ditanya :
    Bagaimana Islam…..?

    Penyelesaian :
    ( Salafy+PKS+HTI+Muhammadiyah+NU) – (Bid’ah+syirik+Maksiat) X (Al-Qur’an+sunnah) = ISLAM

    atau

    ISLAM=AL-QUR’AN + AS-SUNNAH

    HAHAHAHA , pusing gw.

  289. InsyaAllah ummat Islam dalam berdiskusi tetap menjalin persaudaraan, beda dengan ummat agama lain yang antar sekte saling bermusuhan tokoh agamanya.

  290. @pengelola
    lo,,tp apa maksud anda dngan membuat blog ini,,kalo tujuannya bukan untuk memecah belah umat Islam?Jangan pura2 jadi orang bijak y?

  291. pengelolakomaht

    @rudi
    maksud saya membuat blog ini ya ingin menunjukkan bahwa hanya saya saja yang benar,,dan yang lain salah

  292. Mencegah saudara sesama muslim dari perbuatan salah merupakan bukti wala’ (loyalitas) seorang muslim terhadap saudaranya, sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya di surat At Taubah:71 :

    و المؤمنون و المؤمنات بعضهم أوليآء بعض، يأمرون بالمعروف و ينهون عن المنكر
    “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” [At Taubah : 71]

    Mari kita nasehati Hizbut Tahrir dan diri kita sendiri agar tidak terlena dalam kemunkaran, insyaAllah

  293. PengelolakomaHT mengutip tulisan di kitab Syakshiah karya An Nabhani untuk menjelaskan pendapat beliau tentang petunjuk dan siksa dengan kutipan:
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”
    Setelah saya cek di kitab, maka ternyata benar ada kutipan seperti ini. Antum hebat juga!
    Tapi……..ini bukan pendapat An Nabhani tentang petunjuk dan kesesatan. Ini hanyalah KUTIPAN AWAL TULISAN BELIAU (bukan pendapat beliau). COBA BACA TERUS, tidak jauh dari kutipan antum maka antum akan menemukan kutipan yang bertentangan:
    “Hanya saja terdapat ayat-ayat yang menunjukkan penisbahan hidayah dan dlalal itu kepada Allah Swt, sehingga bisa dipahami dari ayat tersebut bahwa hidayah dan dlalal bukanlah dari hamba melainkan dari Allah Swt.”
    Wah..Antum mulai KETAUAN (lagi) BELANGNYA… Sampai kutipan inipun belum menunjukkan bagaimana pendapat An Nabhani.
    Dari sini saja antum tidak jujur akh, atau antum memang belum memahami konsep An Nabhani dalam masalah ini. Tepatnya belum Ngaji. Hati-hati lho. Kata AA Gyn “Jagalah Hati…”
    Kalo antum ingin tau pendapat beliau coba teruskan baca sampai lengkap. Jangan dipotong. Antum telah menfitnah An Nabhani Akh, atau secara sengaja membuat orang lain berpikiran bahwa An Nabhani seorang penganut qodariah…
    Gak takut dosa dengan mengutip secara tidak jujur? Oke ini kutipan yang lebih lengkap biar semua yang ada di sini bisa melihat PengelolakomaHT telah salah dan perlu (untuk kesekian kalinya) meminta maaf karena KHILAF.

    “………Allah Swt menjadikan surga untuk orang-orang yang mendapat petunjuk, sedangkan neraka untuk orang-orang yang sesat. Artinya, Allah memberi pahala kepada orang-orang yang memperoleh petunjuk dan menyiksa orang-orang yang sesat. Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah. (YG DIKUTIP SI KOMAHT) Jika keduanya dari Allah maka Allah tidak akan memberikan pahala terhadap hidayah dan tidak memberikan siksa terhadap dlalal.
    Hal itu berakibat dinisbahkannya kedzaliman kepada Allah Swt, karena ketika Allah menyiksa orang yang melakukan kesesatan disebabkan penyesatan dari-Nya, berarti Dia telah mendzaliminya. Maha besar Allah serta Maha tinggi lagi mulia. FirmanNya:
    Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hambaNya. (TQS. Fushshilat [41]: 46)
    Dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku. (TQS. Qaaf [50]: 29)

    Hanya saja terdapat ayat-ayat yang menunjukkan penisbahan hidayah dan dlalal itu kepada Allah Swt, sehingga bisa dipahami dari ayat tersebut bahwa hidayah dan dlalal bukanlah dari hamba melainkan dari Allah Swt. Namun, ada pula ayat-ayat lain yang menunjukkan penisbahan hidayah dan dlalal itu kepada hamba (manusia) sehingga dapat dipahami bahwa hidayah dan dlalal adalah dari hamba. Karena (kenyataannya) demikian maka ayat-ayat yang pertama dan yang kedua harus dipahami dengan pemahaman yang syar’i. Yaitu harus dipahami realita penetapan yang telah disyari’atkan. Tampak jelas bahwa penisbahan hidayah dan dlalal kepada Allah Swt memiliki pengertian yang berbeda dengan pengertian penisbahan hidayah dan dlalal kepada hamba. Masing-masing dari keduanya menguasai sisi yang berbeda dengan sisi yang dikuasai oleh yang lain. Dengan demikian pengertian secara tasyri’ menjadi sangat jelas……”

    KALAU ANTUM baca sampai sini, maka inipun BELUM CUKUP membaca bagaimana penjelasan beliau tentang PETUNJUK DAN KESESATAN. Antum masih perlu membaca beberapa paragraph setelah ini.
    Saya hanya minta antum berhati-hati kalo ingin melakukan penyesatan kepada orang. Kasian Syaikh An Nabhani telah ‘difitnah’ dengan pendapat yang bukan pendapat beliau. Antum harus minta maaf tuh sama beliau dan antum punya kewajiban menjelaskan ulang kalo antum telah (sengaja/tidak sengaja) mengibuli orang lain.
    Antum gak takut dosa????

    • Justru paragraf pertama itulah yang pendapat taqiyyuddin adapun paragraf berikutnya adalah fakta-fakta yang ada dalam ayat bahwa ada ayat yang mengatakan petunjuk dan kesesatan itu dari Allah dan ada ayat yang mengatakan petunjuk dan kesesatan itu dari manusia.

      Tetapi bisa anda lihat gaya tulisan taqiyyuddin ketika menyambung fakta-fakta ayat tersebut beliau menguatkan fakta ayat kedua dengan meletakkannya fakta itu di paling akhir dan menggunakan kata sambung “NAMUN”.

      Coba anda simak lagi :
      Hanya saja terdapat ayat-ayat yang menunjukkan penisbahan hidayah dan dlalal itu kepada Allah Swt, sehingga bisa dipahami dari ayat tersebut bahwa hidayah dan dlalal bukanlah dari hamba melainkan dari Allah Swt. NAMUN, ada pula ayat-ayat lain yang menunjukkan penisbahan hidayah dan dlalal itu kepada hamba (manusia) sehingga dapat dipahami bahwa hidayah dan dlalal adalah dari hamba.

      LAntas bagaimana kesimpulannya ?

      MAka kesimpulan Taqiyyuddin adalah begini (lihat kelanjutannya):
      “Masing-masing dari keduanya menguasai sisi yang berbeda dengan sisi yang dikuasai oleh yang lain. ”

      Ini maksudnya bahwa ada sisi dimana Allah yang menentukan namun ada sisi dimana manusia (hamba) yang menentukan dirinya sendiri.
      (ada lingkaran yang menguasai manusia dan ada lingkaran yang dikuasai manusia)

  294. Hidup HT …..i love you! Terus berjuang untuk Islam. Makin banyak orang NU jadi daris, walau dulunya mengecam…

  295. Mas MantanHT menulis:
    LAntas bagaimana kesimpulannya ?
    MAka kesimpulan Taqiyyuddin adalah begini (lihat kelanjutannya):
    “Masing-masing dari keduanya menguasai sisi yang berbeda dengan sisi yang dikuasai oleh yang lain. ”

    Aduh Mas Mas…Antum koq MALAS baca Toh? Baca sana lagi kitabnya.
    Jangan-jangan antum hanya baca kutipan dari SAYA? Ayo ngaku..
    Itu sih bukan kesimpulan An Nabhani mas. Saya dulu halaqoh kitab itu ya..mungkin 1 tahunan, dan sekarang baca lagi ketika antum utak-atik dan menyebar fitnah dengan menuduh An Nabhani berkesimpulan:
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”

    Mas Mantan,
    Saya juga lama gak ngikutitin halaqoh HT dengan alasan tertentu, tapi gak seperti sampeyan yang sembrono dan melakukan DOSA menyesatkan orang lain dan menfitnah Syaikh An Nabhani.

    Begini Mas Mantan,
    Saya ingatkan antum BERDOSA dengan melakukan penyesatan ini.
    Apalagi antum belum baca tuntas dan mencukupkan dengan kutipan saya.
    Antum KETAUAN (lagi) BELANGnya, kalo antum niatnya kurang bagus sehingga HATI antum sepertinya tertutup AMARAH dan akhirnya jadi sembrono. Ketika saya koreksi, antum malah keluar jurus mabuk dengan mengambil apa saja sebagai hujjah, termasuk hanya mengambil kutipan saya sebagai kesimpulan. Padalah saya sudah bilang sebelumnya dengan mengatakan:
    “KALAU ANTUM baca sampai sini, maka inipun BELUM CUKUP membaca bagaimana penjelasan beliau tentang PETUNJUK DAN KESESATAN. Antum masih perlu membaca beberapa paragraph setelah ini. ”

    Saya sarankan baca lagi tulisan An Nabhani bab Petunjuk dan Kesesatan sampai habis. Namun setelah meliat jurus mabuk antum, tidak cukup baca paragraf lanjutan, tapi antum butuh BACA 4 bab sebelumnya agar kritikan antum sesuai dengan objek yang dikritik. Nih baca 4 bab sbb:
    -Munculnya Masalah Qadla dan Qadar
    -Al-Qadar
    -AlQadla
    -Al-Qadla dan Al-Qadar
    baru bab Petunjuk dan Kesesatan.

    Liat 4 bab sebelumnya ya biar antum sah untuk melakukan kritik. Mengapa? Untuk memahami utuh bagaimana pendapat beliau maka An Nabhani menjelaskan latar belakang masalah Qadla dan Qadar. Dan…kemudian menjelaskan masalah Al-Qadar, Al-Qadla dengan bab terpisah dengan Al-Qadla dan Al-Qadar. Tau kenapa?
    Kalo belum bisa jawab pertanyaan “Tau Kenapa?” berarti antum memang belum halaqoh atau paham, sehingga kritik semborno yang antum lakukan kalo tidak dikoreksi maka itu menunjukkan niat JAHAT mas. Apalagi antum untuk kedua kalinya melakukan KESALAHAN dengan mengatakan kesimpulan An Nabhani dengan mengutip PENGANTAR bab PETUNJUK dan KESALAHAN dengan kutipan :

    “Masing-masing dari keduanya menguasai sisi yang berbeda dengan sisi yang dikuasai oleh yang lain. ”

    Wah….meliat cara antum mengutip, saya jadi ingat gaya penulisan Alm Nurcholis Majid.

    Antum ngaji lagi lah dengan minta musyrif yang lebih baik. Apa perlu ngaji lagi bareng saya?
    Sebenarnya antum itu pinter dan cocok di HT, tapi kalo caranya begini saya jadi curiga (suudzhon gara-gara antum teledor) dengan kutipan-kutipan antum ketika mengutip ULama.. Peace Mas….(nasehat mode on)

  296. Mas MantanHT,
    Biar semua yang ada di sini tau bahwa saya jujur dan serius serta tidak ngerjain antum maka saya lanjutkan kutipan An Nabhani. Biar semua yang ada di sini tau bahwa 2 kutipan antum itu teledor atau sengaja menyesatkan (dengan tidak mengetahui obyek yang dikritik). Ini kutipan selanjutnya:
    “Dan mereka berkata: ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki
    kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat
    petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk’. (TQS. al-A’raf
    [7]: 43)
    Bar angsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang
    mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (TQS. al-Kahfi [18]: 17)

    Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (TQS. al-Qashash [28]: 56)

    Manthuq ayat-ayat ini memiliki penunjukkan yang jelas bahwa
    yang memberikan hidayah dan dlalal adalah Allah Swt, bukan hamba
    (manusia). Ini berarti bahwa seseorang tidak memperoleh hidayah dari
    dirinya, melainkan (jika) Allah memberinya hidayah maka ia
    mendapatkan hidayah. Dan jika Allah menyesatkannya maka ia (pasti)
    sesat. Meskipun demikian, manthuq (ayat-ayat) ini memiliki indikasi-
    indikasi yang memalingkan maknanya -dari menjadikan hidayah dan
    dlalal langsung dari Allah- kepada pengertian lain, yaitu bahwa
    penciptaan hidayah dan dlalal itu dari Allah. Dan yang secara langsung
    (mengakses) hidayah, dlalal dan idllal (penyesatan) adalah hamba.

    Ingat..Ingat jangan cukupkan dengan kutipan saya.. Ini belum mewakili Kesimpulan An Nabhani…
    Untuk mas MantanHT, sebelum menanggapi ini cerna dulu dengan baik 4 bab sebelumnya. Jangan mendengar tentang HT dari tulisan ‘ulama’ yang gak ngaji di HT. Karena seringnya saya liat mereka tidak paham betul dengan apa yang dikritik, seperti sampeyan ini. Gak jauh beda, cuman mereka lebih banyak dalil daripada sampeyan. Namun, tetap saja tidak nyambung dengan obyek yang dikritik kalo belum ngaji atau gak ketemu dengan petinggi HT.

    Peace ya Mas. Semoga Allah swt memberi kita hidayah. Karena hidayah semata-mata dari Allah swt, dan tidak ada satupun hidayah itu dari manusia.
    (Bingung khan dengan do’a saya? karena saya memahami dari HT bahwa hidayah dan dholal itu dari Allah swt)

  297. Saya dukung seratus peratus (100%) untuk penonton! Maju terus HT.

  298. Sekali lagi saya setuju dengan Penonton. Antum berkualitas. Pantas kalau mas mantanht ngaji bareng antum. Mantanht ini sebenarnya bagus, tapi yaitu sembrononya….aku berdoa moga mantanht me-reviuw kembali dengan kajian yang lebih teliti… orang berkualitas kalau salah tempat, malah bahaya. Wallohu a’lam.

  299. Apa kabar Mantan?
    Kalo antum baca dengan jujur dan tanpa tendensi maka antum akan melihat bagaimana peta persoalan al-qadla, al-qadar dan al-qadla wal qadr dengan gamblang dan jelas.
    Perlu saya kasih info untuk antum bahwa An Nabhani tidak berbeda dengan ulama seperti Imam Syafi’i yang menyalahkan para mutakallimin, namun beliau (An Nabhani) dengan Petunjuk Allah SWT mampu pula menyingkap dengan terang sisi kesalahan para mutakallimin. Kesalahan cara berpikirnya.
    Seharusnya antum dan juga para ulama yang terburu-buru ‘benci’ dengan An Nabhani berterimakasih karena dikasih jalan keluar untuk menyelesaikan polemik al-qadla wal qadr-nya para filsuf…..
    Selamat belajar….Semoga Allah swt memberi hidayah taufik-nya pada kita semua..

    Amien..

    • @Penonton:
      Kalo ada satu saja fatwa Imam Syafii yang sama dengan Taqiyyuddin dalam perkara definisi Qadha dan Qadar maka artikel ini akan langsung saya HAPUS sekarang juga…
      Silahkan coba anda buktikan…

  300. Hmm..antum tidak usah kalap sehingga tidak jernih berpikir. Di thread ini saya tidak menyuruh antum menghapus. Itu di thread sebelah. Lanjutkan saja thread ini. Bagus asal antum dan yang lain jujur dalam berargumentasi.

    Di thread ini saya minta antum mau mengakui kesalahan yang akan antum pertanggung jawabkan di yaumil akhir dimana antum melakukan penyesatan pada khalayak dan menuduh Syaikh An Nabhani sebagai Qadariyah seraya mengutip bagian pembuka bab petunjuk dan kesesatan di kitab beliau. Kalo antum merasa benar dengan yang antum tulis, maka saya nasehatin antum membaca lagi 4 bab sebelum bab Petunjuk dan Kesesatan.

    Antum berdosa akhi kalau membiarkan cara-cara seperti ini. Saya tunjukkan lagi salah satu cara antum membuat penyesatan (bila dilakukan dengan sadar):

    pengelolakomaht | 15 Juli 2010 pukul 23:03 | Balas
    Saudaraku yang diberkahi Allah,

    Apakah benar anda tidak menemukan yang menolak hadits tersebut, kalo benar silahkan anda download diskusi saya dengan aktivis ht diatas maka anda akan temukan.
    Tapi jika anda tidak mau susah download, anda bisa buka kitab anda sendiri pada kitab Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”

    Coba anda bandingkan dengan hadits ini :

    “Barangsiapa ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”

    Bandingkan juga dng hadits :

    Dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda :
    “Manusia telah ditentukan nasib perzinahannya yang dia akan menjalaninya”
    (HSR Bukhari Muslim)

    INILAH YANG ANTUM PERTANGGUNG JAWABKAN..

    Kemudian barusan antum mengatakan”
    @Penonton:
    Kalo ada satu saja fatwa Imam Syafii yang sama dengan Taqiyyuddin dalam perkara definisi Qadha dan Qadar maka artikel ini akan langsung saya HAPUS sekarang juga…
    Silahkan coba anda buktikan…

    Frase “Silahkan coba anda buktikan…” adalah tipikal orang yang ingin debat kusir sehingga lupa dengan bahasan yang belum tuntas.
    Dan ..saya bukan orang yang mudah terkecoh atau mudah emosi sehingga mudah dialihkan perhatian untuk membahas hal baru, sehingga lupa dengan apa yang saya tulis sebelumnya.

    Walaupun ini bisa saja saya mematahkan posting antum dengan mengembalikan perkataan saya bahwa “An Nabhani tidak berbeda dengan ulama seperti Imam Syafi’i yang menyalahkan para mutakallimin”. Antum tidak setuju Imam Syafii menyalahkan ahli kalam? (namun ini gak usah ditanggapi karena mengalihkan pokok masalah).

    Silahkan kembali ke persoalan semula, baca posting saya tanggal 13 Desember 2010 pukul 12:37 dan 13 Desember 2010 pukul 12:55.

    Antum tidak perlu meminta maaf di forum ini brother. Saya dan semua yang ada di sini juga tidak butuh itu. Namun antum wajib bertanggung jawab dengan apa yang telah antum tulis.

  301. Sekali lagi saya cabut permintaan pertama saya. Antum tidak perlu minta maaf kalo antum merasa benar dengan apa yang telah antum lakukan. Silahkan baca 5 bab yang saya rekomendasikan biar kritikan antum tepat sasaran…

  302. Mas Mantan,
    Saya barusan ngecek lagi thread ini serta kemaren thread2 yang lain. Panjang juga ternyata diskusinya ya? Sayang sekali energinya habis hanya untuk otot-ototan, baik mantanHT cs maupun syababHT yang emosional. Tak jarang ada sumpah serapah serta tudingan terhadap Ulama yang antum semua bukan kapasitasnya menghujat mereka. Sederhana saja, antum yang suka mengkritik ulama perlulah bercermin pada usia berapa antum hapal seluruh isi Al-Qur’an? Syaikh-syaikh siapa saja yang pernah menjadi guru antum secara langsung? Kalo antum semua mau becermin dan menakar diri, mestinya antum malu dengan apa yang antum lakukan. Apalagi kalo antum mengutip kitab saja masih belepotan….
    Ini nasehat untuk kita semua agar hati-hati ketika menghujat ulama….

    Mas MantanHT, saya juga menemukan kutipan antum yang lain yang menunjukkan bahwa antum benar-benar BELUM PAHAM dengan apa yang antum kutip. Nanti saya akan tunjukkan di sini ( bila perlu ) dan semua yang ada di sini, bila dengan pikiran jernih dan hati yang lapang, saya jamin akan bisa mengikuti dan melihat kesalahan kutip tersebut. Celakanya kutipan itu menjadi hujjah antum menuduh Syaikh An Nabhani sebagai Qadariyah.

    Jadi begini saja mas Mantan, saya mohon antum membaca ulang bab-bab berikut ini:
    -Munculnya Masalah Qadla dan Qadar.
    -Al-Qadar.
    -AlQadla.
    -Al-Qadla dan Al-Qadar.
    baru bab Petunjuk dan Kesesatan.

    Semoga antum paham. Nanti kita cek bersama. Saya sudah siapkan cara mengecek apakah antum sudah paham atau belum. Kalo antum sudah paham dan ternyata tetap berbeda, ya sudah..tidak masalah.

    BTW, antum dulu terakhir daris atau anggota? Halaqoh sampai kitab apa?

    Salam damai,

    Penonton

  303. @Penonton :
    Alhamdulillah, ternyata anda tidak mampu membuktikan bahwa fatwa Imam Syafii tentang definisi Qadha&Qadar sama dengan Taqiyyuddin,
    sekarang kepada para syabab HT yang lain saya persilahkan membuktikan, tidak usah ana batasi hanya dari Imam Syafii lah,
    Silahkan tunjukkan SATU saja fatwa dari para imam-imam 4 Madzhab atau para ashabus sunan atau terserah siapa saja diantara para imam ahlus sunnah itu, tunjukkan SATU saja jika ada fatwa mereka yang sama dengan Taqiyyuddin tentang definisi Qadha&Qadar,
    maka jika ada saya akan langsung hapus Artikel ini…
    Silahkan…
    (Kalo tidak ketemu fatwa para Imam diatas, murid-murid mereka juga boleh kok, silahkan…)

    • Mas Mantan,
      Tidak usah berkelit dulu. Lain kali saya tanggapi yang ini dengan berguru ke antum bagaimana fatwa Imam Syafii secara lengkap tentang Qadla wal Qadar. Saya berharap antum benar-benar punya ilmu tentang pandangan Imam Syafii tentang Qadla wal Qadar. Mudah-mudahan pula antum tidak salah lagi memahami kitab seperti kitab An Nabhani.

      Mas MantaHT, kalo antum gentle, jujur dan tidak keras hati dan tidak sombong (menolak kebenaran), silahkan tanggapi posting2 saya yang meminta antum bertanggung jawab. Sebelum antum mempertanggung jawabkannya di Yaumil Akhir…
      Saya hanya mengingatkan sebuah hadits yang perlu kita renungkan bersama.
      Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu’anhu, dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu? Apakah keselamatan itu?”. Maka Nabi menjawab, “Tahanlah lisanmu, hendaknya rumah terasa luas untukmu, dan tangisilah kesalahan-kesalahanmu.” (HR. Tirmidzi [2406], dia mengatakan; hadits hasan. Hadits ini disahihkan al-Albani dalam Shahih at-Targhib [2741]).

      Semoga menjadi pelajaran. Saya tunggu…

  304. Ini posting2 saya yang antum belum tanggapi padahal menurut saya posting ini penting karena mengingatkan antum tentang dosa penyesatan dan fitnah terhadap An Nabhani.
    12 Desember 2010 pukul 19:11
    13 Desember 2010 pukul 12:37
    15 Desember 2010 pukul 14:18
    15 Desember 2010 pukul 14:24
    15 Desember 2010 pukul 18:57

    Terkait Imam Syafii’ nanti saya tanggapi. Namun saya tidak akan berdebat tentang pendapat beliau karena jujur saya tidak tau pandangan detil beliau tentang Qadla wal Qadar. Jadi lebih baik saya berguru ke antum terkait itu. Kalo memang pendapat dua ulama ini berbeda maka saya akan mempelajari dalil dalil yang dipakai oleh Imam Syafi’i. Jadi silahkan antum buat thread baru untuk ngajarin syabab yang ada di sini bagaimana pendapat Imam Syafi’i secara detil, bukan kutipan-kutipan semaunya seperti yang antum lakukan terhadap kitab An Nabhani.
    Saya tunggu thread baru yang berharga ini…Jazakallahu khairan katsira..

  305. Oh ya kelupaan, antum belum jawab pertanyaan saya yang terakhir, dan pertanyaan ini tidak berat.
    Dulu antum terakhir sebagai daris atau anggota? Halaqoh sampai kitab apa? Kalo antum jawab jujur maka saya tidak akan nanggapi atau menjadikannya bahan untuk ‘ledekan’ ke antum.
    Mungkin ditambah lagi, antum pernah halaqoh mengkaji kitab Syakhiah Islamiyah?
    Sekali lagi ini bukan bahan untuk ‘ledekan’ atau menjatuhkan antum, namun sekedar informasi penting apakah antum memang kredibel dalam mengkritisi kitab Syakhsiah.
    Saya senang dengan posting antum:

    (pengelolakomaht | 10 Desember 2010 pukul 16:58 | Balas)
    Mencegah saudara sesama muslim dari perbuatan salah merupakan bukti wala’ (loyalitas) seorang muslim terhadap saudaranya, sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya di surat At Taubah:71 :

    و المؤمنون و المؤمنات بعضهم أوليآء بعض، يأمرون بالمعروف و ينهون عن المنكر
    “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” [At Taubah : 71]

    Mari kita nasehati Hizbut Tahrir dan diri kita sendiri agar tidak terlena dalam kemunkaran, insyaAllah.

    Saat ini kata ‘diri kita sendiri’ sangat relevan untuk antum dan saya..

  306. Mas Penonton,
    Dalam seminggu ini saya tidak akan menanggapi blog antum ini karena ada keperluan. Saya tunggu seminggu yang akan datang biar antum juga tidak tergesa-gesa. Dan yang penting jangan mengalihkan pembicaraan dengan menantang di topik baru. Jangan juga dihapus thread ini karena saya juga menyimpan copy-nya. :)
    Untuk masalah Imam Syafii, saya tunggu thread lengkapnya dan bukan berisi kutipan2 sembarangan karena antum kalo ngutip saya ragukan keadilannya. Thread baru ini penting bagi para syabab dan juga saya untuk membandingkan pendapat Imam Syafi’i dengan Imam An Nabhani (bila ada perbedaan).

    Selamat belajar dan bekerja.

    wassalam,

    Penonton

  307. Maaf salah ketik seharusnya:

    Mas MantanHT,
    Dalam seminggu ini saya tidak akan menanggapi blog antum ini karena ada keperluan. Saya tunggu seminggu yang akan datang biar antum juga tidak tergesa-gesa. Dan yang penting jangan mengalihkan pembicaraan dengan menantang di topik baru. Jangan juga dihapus thread ini karena saya juga menyimpan copy-nya. :)
    Untuk masalah Imam Syafii, saya tunggu thread lengkapnya dan bukan berisi kutipan2 sembarangan karena antum kalo ngutip saya ragukan keadilannya. Thread baru ini penting bagi para syabab dan juga saya untuk membandingkan pendapat Imam Syafi’i dengan Imam An Nabhani (bila ada perbedaan).

    Selamat belajar dan bekerja. Saya tunggu seminggu yang akan datang. Semoga saya bisa mampir lagi di blog ini…

    wassalam,

    Penonton

  308. wah masih belum dijawab sama pengelola ya…

  309. mungkin sedang menelaah kembali kitab2 karya Saikh Taqiyuddin, atau sedang mencari argumentasi. Ayo, diskusi yang adil, Penonton VS Mantan HT…

    • afwan akh
      ana kira tidak perlu hingga dikatakan “Penonton VS Mantan HT”
      karena tujuan diskusinya bukan menang dan kalah, tapi saling meluruskan satu sama lain..

  310. makin keliatan klo cuman cari menang-menangan.
    kayak anak kecil saja.

  311. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Semoga antum semua dirahmati oleh Allah Azzawajalla ,disatukan pandangan disamakan jalan menuju cahaya yang terang,semoga antum semua diberikan kemudahan untuk memahami jalanNya yang lurus yaitu Alqur’an yang diturunkan olehNya dan Assunnah yang dilakukan oleh rasulNya dan atsar yag dilakukan oleh sahabatnya.
    semoga antum semua mendahulukanNya dan rasulNya daripada para ulama .
    ya Allah satukan umat ini agar tidak berpecah belah,walaupun syariat menyatakan akan berpecah menjadi 73 golongan.
    percepatlah turun khalifah yang dijanjikan,
    mudahkanlah semua urusan umat ini ,jangan membawa misi sendiri – sendiri
    tetapi agar semua berjalan didalam misi rasullulah sallalahu alaihi wasalam,yaitu umat yang bertaqwa kepadaMu dan rasulMu.

  312. akhwan juga, karena saking greget….sekarang yang lagi seru kan diskusinya Penonton dengan hujjah2 yang sekiranya dapat memberi pemahaman kepada pengelolamantanht, tentang qadla dan qadar yang dikatakan pendapat Saikh Taqiyuddin kontra alias VS dengan ahluh sunnah…sehingga dituduh sebagai Qodariyah…

  313. Kepada :
    – Kader dan Simpatisan HT/HTI
    – Daris, Musyrif, Syabab ataupun Amir HT/HTI
    – Pengurus DPD, DPW, DPP HTI

    Berhubung antum semua tidak bisa menghadirkan hujjah dan dalil yang kuat untuk menggugurkan topik-topik di blog ini, maka antum semua selayaknya dengan jujur mengakui bahwa topik-topik di blog ini benar adanya dan memang HT/HTI keliru dalam hal ini.

  314. Saudara penonton yang dirahmati Allah,

    1. Saya tidak menjawab lagi karena sebenarnya apa yang anda tanyakan sudah saya jawab sebelumnya, begitu pula tuduhan anda bahwa saya malas membaca itupun tidak benar karena semua yang saya simpulkan adalah hasil membaca dan mentelaah syakhsiyah islamiyah, tapi baiklah akan saya kutipkan lebih lengkap sesuai permintaan anda, kali ini langsung pada inti permasalahan yaitu fatwa taqiyyuddin tentang perbuatan yang berujung pada pahala dan siksa yang bagi taqiyyuddin itu manusia sendiri yang menentukan bisa terjadi atau tidak nya perbuatan itu dan bukan Allah yang menentukan terjadi tidaknya perbuatan itu.
    Taqiyyuddin juga mengatakan perbuatan ini tidaklah qadla Allah.

    Berikut kutipan lengkapnya (lihat halaman 129) :

    Sedangkan perbuatan-perbuatan yang ada di dalam daerah yang dikuasai manusia, adalah lingkaran dimana manusia berjalan berdasarkan pilihannya sesuai dengan peraturan yang dipilihnya, yakni syariat Allah atau selain syariat Allah. Di dalam daerah inilah terdapat perbuatan perbuatan yang berasal dari manusia atau yang menimpanya berdasarkan pada kehendak manusia. Manusia berjalan, makan, minum, bepergian, kapanpun dapat dilakukannya (sesuai keinginannya). Juga manusia mampu meninggalkannya kapanpun dikehendakinya. Manusia (dapat) membakar dengan api, memotong dengan pisau (kapan pun diinginkannya). Manusia memenuhi kebutuhan nalurinya, kebutuhan untuk memiliki (sesuatu) atau kebutuhan terhadap makanannya kapanpun ia inginkan. Dia melakukannya berdasarkan pilihannya, dan meninggalkan perbuatan tersebut sesuai juga dengan pilihannya. Karena itu manusia akan ditanya tentang perbuatan yang dilakukannya yang tergolong dalam daerah ini. Dan manusia akan diberi pahala jika (melakukan) perbuatan yang memang layak mendapatkan pahala, dan akan disiksa jika (melakukan) perbuatan yang memang layak mendapatkan siksa.
    Perbuatan-perbuatan ini tidak ada hubungannya dengan qadla.
    Begitu pun sebaliknya. Sebab, manusia melakukannya berdasarkan keinginan dan pilihannya. Dengan demikian maka perbuatan-perbuatan yang bersifat ikhtiariyah tidak termasuk dalam kategori qadla.

    KOMENTAR SAYA (afwan saya tulis kapital untuk membedakan) :
    DISINI TAQIYYUDDIN JELAS MENGATAKAN BAHWA ADA PERBUATAN YANG MANUSIA SENDIRI YANG MENCIPTAKANNYA BUKAN ALLAH, KARENA TAQIYYUDDIN MENGATAKAN YANG MENENTUKAN TERJADI TIDAKNYA ADALAH MANUSIA SESUAI KEINGINANNYA.
    JELAS BAHWA TAQIYYUDDIN TIDAK SEPENDAPAT DENGAN KEYAKINAN AHLUS SUNNAH BAHWA “Manusia Hanya Berusaha Namun Allah jua Yang Menentukan Hasilnya” . TAQIYYUDDIN JUGA MENGATAKAN PERBUATAN MANUSIA INI TIDAKLAH DALAM QADLA ALLAH.
    INI BUKTI PENYIMPANGAN TAQIYYUDDIN TERHADAP AQIDAH AHLUS SUNNAH.

    Adapun tentang petunjuk dan kesesatan, kesimpulan Taqiyyuddin sendiri adalah seperti ini (lihat 141) :

    Apabila pengertian hidayah dan idllal dinisbahkan kepada Allah secara langsung, maka siksa yang diberikannya kepada orang kafir, munafik dan pelaku maksiat merupakan kedzaliman. Maha besar dan Maha suci Allah atas yang demikian. Dengan demikian wajib memalingkan maknanya kepada hal yang tidak langsung, bahwa Allah menciptakan hidayah dari tidak ada dan memberikan taufik kepadanya. Maka yang melangsungkan hidayah dan idllal tersebut adalah hamba. Karena itu seluruh perbuatan manusia akan dihisab.

    KOMENTAR SAYA : DIBAGIAN DEPAN PARAGRAF FATWA TERSEBUT MEMANG TERKESAN TIDAK ADA PENYIMPANGAN, NAMUN DI BAGIAN KESIMPULAN TERAKHIR TAQIYYUDDIN BERKATA ” Maka yang melangsungkan hidayah dan idllal tersebut adalah hamba.” INI BERARTI TAQIYYUDDIN MEYAKINI BAHWA YANG MENENTUKAN TURUN TIDAKNYA HIDAYAH DAN KESESATAN ADALAH MANUSIA BUKAN ALLAH.

    Fatwa terakhir tentang hidayah, maka pada bagian terakhir sekali Taqiyyuddin menyimpulkan sebagai berikut (lihat 144) :

    Jadi, orang fasik, dzalim, kafir, sesat, suka berbohong, mereka semuanya memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan hidayah. Allah tidak memberikan hidayah kepada orang yang memiliki sifat-sifat ini, karena pemberian taufik hidayah disiapkan sebab-sebabnya oleh manusia. Barangsiapa yang
    memiliki sifat-sifat seperti ini, maka tidak dipersiapkan baginya sebab sebab untuk meraih hidayah, melainkan (yang diraihnya) sebab-sebab kesesatan.

    KOMENTAR SAYA : DISINI TAQIYYUDDIN SEAKAN MEMBATASI KEKUASAAN ALLAH KARENA DIA MENGATAKAN BAHWA ALLAH TIDAK MENURUNKAN HIDAYAH PADA HAMBA YANG FASIK, DZALIM, KAFIR, SESAT, SUKA BERBOHONG. PANTASKAH TAQIYYUDDIN MENDIKTE ALLAH SEPERTI ITU ? PADAHAL BILA ALLAH BERKEHENDAK BISA SAJA ALLAH MENURUNKAN HIDAYAH PADA PELAKU-PELAKU MAKSIYAT ITU. KITA AMBIL CONTOH ADALAH JALAN KEISLAMAN UMAR, BELIAU MENDAPAT HIDAYAH JUSTRU SAAT AKAN MENGANIAYA SAUDARANYA YANG MEMBACA QUR’AN.

    2. Masalah fatwa ulama bukan saya memalingkan tema diskusi, namun anda sendiri yang duluan menulis bahwa taqiyyuddin sama saja dengan imam syafii, makanya saya minta anda membuktikan adakah fatwa taqiyyuddin tentang definisi qadla dan qadar sama dengan imam syafii, ternyata anda tidak mampu. bahkan ketika saya kejar dengan fatwa ulama lain pun ternyata anda tidak mampu menunjukkan ada ulama lain yang fatwanya sama dengan taqiyyuddin tentang definisi qadla dan qadar ini.
    Padahal saya cuma minta satu saja ulama, ternyata anda juga tidak mampu. wallahul mustaan.

  315. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    “Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hati kami dalan agama (Islam)”. (HR.Ahmad:23463)
    “Sesungguhnya dinamakan qolbun karena gampang berbolak-balik. Sesungguhnya perumpamaan hati adalah seperti bulu yang tergantung di atas pohon yang dapat di bolak-balikkan hembusan air, ke kiri dan ke kanan”. (HR. Ahmad: 4/408 dan dalam Shohih Jami’: 2365)
    Perumpamaan hati seperti bulu yang ada di tanah lapang yang di bolak-balikan oleh angin, ke kiri maupun ke kanan”. (HR. Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab Sunnah:227 dan isnadnya Shohih).
    “Sesungguhnya hati anak Adam lebih cepat bolak-balik dari pada periuk ketika didihannya menyatu”. (lihat: Dzilaul Jannah: 1/102)
    “Ya Alloh, Dzat yang memolang-malingkan hati-hati, palingkanlah hati kami dalam keta’atan kepada-Mu”. (HR. Muslim: 2654)
    “Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hati kami dalan agama (Islam)”. (HR. Ahmad: 23463)
    Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal darah, apabila ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Itulah gambaran hati”. (HR. Bukhori: 53 dan Musllim: 1599)
    “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rosulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaithonpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Alloh menghilangkan apa yang di masukkan oleh syaithon itu, dan Alloh menguatkan ayat-ayat- nya. Dan Alloh Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaithon itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang dzolim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat. Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur’an itulah yang hak (kebenaran) dari Robb-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Alloh adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”. (QS. Al Hajj [22]: 52-54)
    Sebenarnya jikalau semuanya ingin mengorek sisi kekurangannya para ulama ,pasti ada ,seperti cela yang ada pada diri kita afwan karena kita tidak ma’sum,berbeda sekali dengan para rasul Allah ,karena para rasul merekalah yang terpilih ,adapun cacat dan cela para ulama sebagai cermin bagi kita untuk melangkah lebih berhati – hati dalam menjalani kehidupan kita kedepan ,sebenarnya ungkap mengungkapkan tentang cacat ulama oleh ulama yang lain tidak lain dan tidak bukan supaya kita jangan terjatuh pada perkara yang sama,jadi kesimpulan .
    * yang memberi nasehat hanya menyampaikan saja sebagai amar ma’rup nahyi munkar ( titik )
    yang menerima nasehat hanya menerima saja,untu dicerna dan ditimbang dengan secara syar’i ,yaitu dengan Alqur’an dan Assunnah ( titik )
    untuk pengolahannya tergantung kadar ke imanan dan maksiatnya ,pasti berbeda – beda dalam pelaksanaanya ,yang jadi masalahnya ketika khadar keimanan turun terkadang terpeleset dalam mengolah kata – kata ,hatta seorang ulama sekalipun ,jikalau seorang rasul alfa ada yang mengingatkan Allah Azzawajalla langsung ,tetapi kita harus melihat dan mengechek kedalam Alqur’an dan Assunnah atas apa – apa yang telah kita lakukan ,
    do’akanlah para ulama mudah – mudahan Allah mengampuni apa – apa yang telah dia perbuat kalau dinilai mereka salah ,dan untuk kita berdo’alah supaya dikuatkan Iman dan Islam kita supaya tetap dalam lindunganNya
    dipahamkan atas ilmu ,diperbanyak ilmu dan diselamatkan dunia dan akhirat ,karena sesungguhnya berat sekali perjuangan kita kedepan.
    wallahu a’lam bishowab.

  316. afwan ana yakin manusia bebas memilih perbuatannya (ikhtiyar).
    adapun qodlo Allah cukup lah kita meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan dan kehendaknya. dan hal itu tidak mungkin terpikirkan oleh ilmu kita yang terbatas.
    lebih baik disudahi saja perselisihannya. hal ini selalu terjadi dari masa ke masa, bahkan sejak zaman shohabat dan Rosul pun melerainya.
    wallahu a’lam

  317. Mas MantanHT yang berbahagia,
    Maaf saya sementara tidak bisa meresponse posting antum karena sepertinya antum belum paham benar dengan pendapat An Nabhani. Ini hanya pengulangan saja yang menurut saya antum belum sepenuhnya memahami.
    Afwan, antum jangan salah sangka dulu. Saya tidak bermaksud merendahkan antum. Untuk kebaikan maka nanti saya akan response agak panjang agar kita sama-sama bisa melihat bagaimana Pendapat An Nabhani seperti yang dipahami oleh semua syabab HT yang mungkin belum antum pahami. Next time InsyaAllah saya akan response. Senang bisa diskusi secara sehat dengan antum.

    Boleh saya bertanya untuk lebih memahami pendapat antum? Tidak bermaksud membuat masalah baru tapi saya butuh paham posisi pemahaman antum terkait bahasan/concern An Nabhani dengan persoalan Qadla wal Qadar. Jangan-jangan antum gak nyambung dengan apa yang dibahas oleh An Nabhani ketika membahas Qadla wal Qadar. BTW, sudah baca beberapa bab yang saya sarankan?

    Pertanyaannya begini, APAKAH ANTUM PUNYA KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN UNTUK MENJAWAB POSTING SAYA?
    ATAU ANTUM MERASA SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN ITU?
    DIPAKSA ATAU BISA MEMILIH?
    SIAPA YANG MEMBERI KEBEBASAN ATAU KETERPAKSAAN ITU?

    Maaf pake huruf besar biar lebih jelas pertanyaannya. Bukan pertanda emosi. :) Mohon dijawab. Di sini saya tidak bermaksud menang kalah. Tidak ada gunanya.
    Saya hanya tergelitik untuk mampir di situs antum (tidak sengaja) dan menyayangkan antum menjudge An Nabhani sebagai Qadariyah dengan alasan yang belum sepenuhnya antum pahami. Saya hanya berusaha mengingatkan antum sebelum yaumil hisab. Tapi kalo ternyata saya lihat antum sudah paham dan bersikukuh dengna pendapat antum. Ya ..sudah…Nanti saya akan mencoba meluruskan pemahaman bengkok antum
    atau mungkin (sepertinya tidak) pemahaman saya yang bengkok. wallahu a’lam bishowab.

  318. “Ya ..sudah…Nanti saya akan mencoba meluruskan pemahaman bengkok antum
    atau mungkin (sepertinya tidak) pemahaman saya yang bengkok. ”

    Alhamdulilah semoga Allah Azzawajalla memberikan hidayah kepada antum semua,
    QS 17. Al Israa’13~15
    13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
    14. “Bacalah kitabmu, “cukuplah dirimu sendiri” pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.”
    15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
    QS.66. At Tahrim
    6. Hai orang-orang yang beriman, “peliharalah dirimu” dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
    QS.7. Al A’raaf
    62. “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”
    QS.5. Al Maa’idah
    67. Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia, Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
    QS.10. Yunus
    99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?

    kalau sudah disampaikan tentang kekeliruan ht , tentunya setelah ditimbang dengan mizan mafsadah dan maslahat sesuai dengan syari’at.
    begitu pula kalau sudah ditolak oleh ht mafsadah dan maslahat sesuai dengan syari’at

    bagi yang merasa “terpeleset “kata-kata atau tulisan perbaikilah ,adapun yang membaca maafkanlah ,memang benar kita harus selalu berhati – hati sebelum menulis buku atau berkata – kata karena dikhawatirkan akan menjadi rujukan jutaan orang diseluruh dunia ,kalau benar dapaet 2 pahala bagi ulama kalau salah dapet satu pahala ,kalau kita yang mengikuti yang salah tidak akan dapet pahala ,bahkan sebagian ulama mengkhawatirkan fatwa salah yang diikuti oleh pengikutnya,kemudian dibalas atau diluruskan dengan membuat kitab lain,iya kalau benar akan kembali seperti diatas ,begitu berulang – ulang sehingga timbullah pertikaian ,karena kesalah pahaman ,lama – kelaan nash Alqur’an atau Assunnah ditinggalkan.

    jagalah lisan /lidah karena lebih tajam dari pisau ,irisan pisau dapat diobati ,tetapi sayatan lidah lukanya sulit diobati.
    maafkanlah kalau tulisan ana juga terpeleset ,karena itulah tabi’at manusia

    “Barang siapa meninggalkan perdebatan yang sia-sia akan dibangunkan untuknya rumah di surga, dan barang siapa meninggalkan perdebatan sedang dia tahu tentang kebenaran (perkara yang didebatkan) maka akan dibangunkan (rumah) ditengahnya (surga). Dan barang siapa yang (menyikapi) dengan kebagusan akhlaq akan dibangunkan untuknya rumah di (tingkat) atasnya”
    HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah, At-Tirmidzi dan di-Hassan-kan oleh al-Albani

    wallahu a’lam

  319. بسم الله الرحمن الرحيم
    Mas Mantan,
    Sebenarnya pertanyaan saya pada antum di posting terakhir untuk memahami posisi pemahaman antum tentang masalah qadla wal qadar yang dibahas An Nabhani atau yang menjadi concern-nya mutakallimin. Pertanyaan saya kemaren adalah:
    APAKAH ANTUM PUNYA KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN UNTUK MENJAWAB POSTING SAYA? ATAU ANTUM MERASA SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN ITU? DIPAKSA ATAU BISA MEMILIH? SIAPA YANG MEMBERI KEBEBASAN ATAU KETERPAKSAAN ITU?
    Sayang antum tidak menjawabnya. Padahal ini akan menjadi entry point saya untuk menjelaskan ke antum agar antum menjadi paham. Sekali lagi agar antum paham sepaham kami yang telah halaqoh kitab itu bertahun-tahun. Saya tidak pada posisi membela An Nabhani agar antum menghargainya, karena ini tidak ada perlunya. Toh, bagi saya pemahaman antum tidak standar dan pasti pemahaman antum masih menyisakan kebingungan dan ketidaktentraman ketika membahas qadla wal qadar, karena sekilas pemahaman antum (dilihat dari komentar) tipikal pemahaman kaum jabariyah atau asyariah. Saya hanya perlu mengoreksi antum yang menjudge An Nabhani berdasarkan salah pemahaman kemudian melakukan penyesatan dengan mengutip pembuka kitab, bukan pendapat An Nabhani.
    Namun, Oke saya mulai dulu dengan intro dari saya:
    Di dalam kitab Syakshiah Islamiyah pembahasan tentang Al Qadar, dilanjutkan dengan pembasan Al Qadla sudah sangat gamblang dijelaskan dalam bab terpisah dengan pembahasan Al-Qadla wal Qadar. Mengapa?????????? An Nabhani ingin meluruskan pada para mutakallimin maupun saat ini al baniyun, bin bazun dan lain-lain agar mengembalikan permasalahan Al Qadar dan juga Al Qadla pada pengertian Qur’an dan Sunnah bukan terjebak pada pengertian mutakallimin. Makanya An Nabhani berusaha menjelaskan ini pada bab sebelumnya, yaitu bab Munculnya Masalah Al Qadla wal Qadar. Saya akan mengutipkan kesimpulan An Nabhani dalam melihat keterjebakan mutakallimin :
    Dan tidak terdapat dalam masalah qadla dan qadar kecuali dua pendapat, yaitu hurriyatul ikhtiyar yang menjadi pendapat kelompok mu’tazilah, dan ijbar yang merupakan pendapat jabariyah, serta ahli sunnah yang tetap berbeda pendapat dengan keduanya dalam pengungkapan dan pengutaraan pendapat terhadap lafadz-lafadz. Kaum Muslim tetap pada dua pendapat ini. Mereka dipalingkan pandangannya dari al-Quran dan Hadits, serta apa yang dipahami oleh para sahabat, beralih ke polemik dengan nama baru yaitu qadla dan qadar atau jabr dan ikhtiyar atau hurriyatul iradah. Dan dalam pengertian yang baru yaitu: Apakah seluruh perbuatan didasari oleh qudrah dan iradah hamba ataukah didasari oleh qudrah dan iradah Allah? Apakah segala yang ditimbulkan oleh manusia atas sesuatu berupa khasiat-khasiat merupakan bagian dari perbuatan dan iradah hamba ataukah hal itu berasal dari Allah Swt? Setelah munculnya pembahasan ini permasalahan qadla dan qadar diletakkan dalam pembahasan akidah, lalu perkara ini menjadi pilar keenam diantara pilar-pilar akidah.

    Itulah kesimpulan An Nabhani yang bisa menjawab mengapa saat ini antumpun berada pada posisi mutakallimin yang begitu asyik dengan masalah Al Qadla wal Qadar dengan pengertian para mutakallimin, bukan pada pengertian Al Qadar dan Al Qadla yang dibahas An Nabhani di 2 bab terpisah. COBA ANTUM MASUK KE BAB AL QADAR DAN AL QADLA DALAM KITAB AS SYAKHSIAH ISLAMIYAH DAN SILAHKAN DIKRITIK DAN TUNJUKKAN KESALAHAN AN NABHANI DALAM MEMAHAMI AL QADAR DAN AL QADLA BERDASARKAN PENDAPAT ULAMA YANG ANTUM IKUTI.
    Pembasaan Al Qadla kemudian Al Qadar tidaklah menjadi polemik di tubuh umat Islam. Namun setelah masuknya filsafat dan muncul para ahli kalam (mu’tazilah, jabariyah dan ahlus sunah semacam as’yariah) maka ummat Islam mulai disibukkan membahas ini. Mereka terjebak oleh masalah filsafat kemudian ikut hanyut dalam perdebatan ini sehingga tidak bisa keluar dari sana selain menyisakan ketidakpuasan akal dan ketidak tenteraman hati. Mereka terjebak oleh bangunan mantiq yang mereka bangun sendiri. Mereka mencampuradukkan pembasahan qadla wal qadar yang dibawa oleh para mutakallimin dengan perbuatan manusia dan mencampunya juga dengan masalah al qadla serta al qadar (dengan makna musytarak) yang sebenarnya cukup mereka imani dan tidak perlu diperdebatkan. Mereka seperti memuja akal (menggunakan logika) mereka dengan lancang memperdebatkan iradah Allah, ilmu Allah, lauhul mahfudz demi membahas perbuatan hamba itu dari Allah SWT atau dari manusia. Kemudian mereka menutupnya dengan mencari pembenaran di dalam Qur’an dan As Sunah.
    Ekstrimnya, orang2 lancang ini ketika membaca perintah Allah swt dari Qur’an dan Sunnah, bukannya memikirkan bagaimana menjalankan perintah Allah swt karena khawatir akan siksa karena ketidaktaatan, tapi karena telah terjebak dengan bahasan para filsuf malah memperdebatkan “apakah perbuatan taat kita itu karena Allah swt yang menentukan atau kita sendiri yang menentukan”. Masing-masing mencari dalil untuk memperkuat pendapatnya. Merekapun saling menyalahkan/menyesatkan satu sama lain karena merasa paling sah pendapatnya. INI PERSIS SEPERTI YANG ANTUM LAKUKAN..
    Ketahuilah bahwa mereka semua itu sudah terjebak dalam pembasan para filsuf dan berusaha mencari pembenaran dengan Qur’an dan Sunnah.
    Sekali lagi ekstrimnya ketika mereka melihat ada perintah dan larangan Allah swt, maka mereka mulai sibuk memperdebatkan apakah ketaatan kita pada perintah dan larangan ini Allah swt yang membuat atau kita sendiri yang membuat. Seharusnya bukan itu yang dibahas, tapi membahas bagaimana menjalankan perintah secara sungguh-sungguh karena perintah wajib berkonsekuensi dosa bila ditinggalkan, perintah haram berkonsekwensi dosa bila dilaksanakan. Sungguh mereka telah berpaling dari berpikir produktif untuk melaksanakan perintah Allah swt, tapi malah berpikir mubazir dengan berdebat siapa yang menentukan perbuatan saya, Allah swt atau saya sendiri.
    Ini pelajaran yang bisa diambil dari bab “Munculnya Masalah Qadla dan Qadar”.

    Ini baru prolog mas Mantan agar bisa jelas peta masalahnya, sebentar lagi saya akan masuk ke point antum…

    Bagi pembaca yang berminat untuk mendapat kebenaran dan ingin mencari tau tentang kitab ini bisa mendownloadnya di:
    http://www.4shared.com/file/xcz_Eq2f/syakhsiyah_01.html?
    Agar tidak salah persepsi dan salah pengertian seperti yang terjadi pada mas Mantan, maka saya sarankan baca (jangan dipotong-potong) bab-bab berikut:
    – Munculnya Masalah Qadla dan Qadar
    -Al-Qadar.
    -AlQadla.
    -Al-Qadla dan Al-Qadar.
    -Petunjuk dan Kesesatan.

    Next saya akan lanjutkan

  320. Subhanallah, merinding saya membaca tulisan penonton yang bagi saya penuh hikmah dan kebenaran. Kadang memang manusia sering berbuat sia-sia, seperti mempertanyakan apakah ayam dulu atau telur dulu yang diciptakan, bukan membicarakan bagaimana memanfaatkan ayam dan telur itu. Selama bertahun-tahum umat Islam telah disibukkan dengan mainan para filsuf yang mempertanyakan ‘hal-hal yang bukan tugas dan kewajibannya’, tetapi melupakan kewajiban utama yang harus dijalankannya. Semoga kita semuanya sadar, bahwa meninggalkan perintah Allah SWY, adalah perbuatan yang melahirkan dosa dan siksa. Mari bersinergi untuk membangun peradaban Islam dengan paradigma baru, yakni kehidupan Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. Kepada Penonton, Sukran, lanjutkan penjelasannya, semoga dapat mengembalikan kepada mafahim yang benar. Amin.

  321. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
    Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita terus bersemangat untuk menegakkan Syari’atnya secara kaffah.
    kalo menurut saya pengelola komaht ini bukanlah antan aktivis Hizbut Tahrir, karena beliau tidak memiliki pola pikir sebagaimana aktivis HT yang saya kenal, ia bisa saja hanya mengenal HT (pemikiran) atau hanya masuk hanya sekedar rasa ingin tahu bukan untuk memahami dan memperjuangkan ide yang diemban HT.
    banyak sekali mantan aktivis HT yang kita tahu lebih paham tentang pemikiran islam yang ditabbani HT akan tetapi mereka tidak berselisih dalam perkara Qodha & Qodar. kalaupun sebagian mereka keluar dari HT hanya karena berbeda thariqoh atau cara perjuangan saja, tetapi tetap bersama-sama memperjuangkan tegaknya syariah Allah tanpa saling menyalahkan pemahaman masing-masing (tentu sesuai Al-Qur’an dan assunah).
    kalo boleh saya sarankan, sebaiknya pengelola mempelajari pemahaman HT secara menyeluruh sehingga pemahaman anda menjadi sempurna. kalaupun mau mengkritik maka kritikan anda akan lebih baik dan tidak terkesan dibuat-buat/dipaksakan.
    syukron.
    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  322. Saudaraku semua yang dirahmati Allah,

    Afwan jiddan jika agak telat balasnya karena kondisi ana sulit online akhir-akhir ini.
    Padahal ana ingin sekali aktif tanya jawab dengan antum. Dan inilah bukti bahwa ana tidak punya kuasa atas tercipta tidaknya perbuatan ana, karena meskipun ana selalu kepikiran dan selalu berusaha bisa online dengan ikhtiyar sekuat tenaga namun ternyata Allah belum mengabulkannya.
    La haula wa la quwwata illa billah.

    Sekarang gantian ana yang tanya ke antum ana pengen sekali ibadah haji , tahun depan ana bisa naik haji atau tidak itu apakah saat ini sudah ditentukan Allah atau belum ya ? bila menurut anda itu sudah ditentukan sebelumnya menurut anda sejak kapan hal itu ditentukan Allah ?
    ana saat ini tidak punya dana sehingga belum bisa berikhtiar segera berangkat haji, selain itu sekarang ditempat ana daftar haji harus waiting list 7 tahun lagi .

  323. Mas Mantan yang berbahagia,
    Untuk Posting antum terakhir saya akan membuka 2 Bab Kitab An Nabhani. Yang pertama menanggapi balik jawaban antum atas pertanyaan pertama saya saya akan membuka Bab Al Qadla wal Qadar dan yang kedua menjawab pertanyaan antum saya buka Bab Al Qadar.
    -BAB Al QADLA WAL QADAR –
    Penonton bertanya:
    APAKAH ANTUM PUNYA KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN UNTUK MENJAWAB POSTING SAYA? ATAU ANTUM MERASA SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN ITU? DIPAKSA ATAU BISA MEMILIH? SIAPA YANG MEMBERI KEBEBASAN ATAU KETERPAKSAAN ITU?
    Mantan Menjawab:
    Afwan jiddan jika agak telat balasnya karena kondisi ana sulit online akhir-akhir ini. Padahal ana ingin sekali aktif tanya jawab dengan antum. Dan inilah bukti bahwa ana tidak punya kuasa atas tercipta tidaknya perbuatan ana, karena meskipun ana selalu kepikiran dan selalu berusaha bisa online dengan ikhtiyar sekuat tenaga namun ternyata Allah belum mengabulkannya.
    La haula wa la quwwata illa billah.

    Tanggapan Penonton:
    Yah..ternyata antum memang berbeda dengan An Nabhani dan semua syabab HT dan mantan HT kebanyakan. Dari jawaban antum yang saya tangkap, antum kurang lebih Jabariyah atau paling tidak nyerempet-nyerempet Asy’ariah. Dan antum PASTI tidak tenteram dengan jawaban antum sendiri. Menurut antum, walaupun ada keinginan tapi apa daya antum tidak kuasa menentukan perbuatan. Ketika ada keinginan, tangan antumpun TIDAK KUASA bergerak DENGAN ALASAN yang membuat perbuatan adalah Allah swt. Walaupun ada keinginan kaki antumpun TIDAK KUASA digerakkan ke warnet, karena gerak KAKI antum Allah swt yang membuat.
    Antum dalam keadaan mabuk akhi. Mabuk oleh dagangan filsafat. Orang normal akan tertawa melihat jawaban antum karena antum TIDAK BISA BERPIKIR NORMAL. Jawaban antum menunjukkan bahwa antum telah jauh terperosok dan ‘tertipu’ oleh dagangan para filsuf. Makanya, ada yang bilang antum termasuk orang ANEH.
    Antum TERJEBAK untuk BERPIKIR TIDAK PRODUKTIF dan dengan mencari2 dalil yang sesuai dengan PIKIRAN TIDAK PRODUKTIF antum maka antum dan kelompok yang sejenis dengan antum SIAP untuk MENYALAHKAN ORANG YANG BERBEDA baik dari kalangan YG TERTIPU oleh PARA FILSUF (misalnya Mu’tazilah) atau YANG TIDAK MAU TERTIPU (seperti syabab HT).
    Kalau syabab HT ditanya dengan pertanyaan yang sama, maka mereka akan menjawab (dari proses belajar BAB AL QADLA WAL QADAR ) dengan jawaban yang kurang lebih:
    “Ketika di depan komputer ini saya bisa memilih (tentu dengan kehendak Allah swt) untuk membuka situs https://mantanht.wordpress.com atau yang lain dan bisa mengetikkan kalimat demi kalimat dengan memencet keyboard. Itu semua karena Allah swt memberi kuasa pada saya untuk memilih tindakan apa yang saya ambil. Dan apa yang saya ketik akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di yaumil akhir.
    Dan memang tidak semua terkait perbuatan manusia kita punya kuasa untuk memilih, seperti saya tidak bisa terbang dengan menggunakan tangan saya; saya dilahirkan (dan tidak bisa memilih) dari rahim ibu saya yang tercinta saat ini (tentu ini kehendak Allah swt), atau kecelakaan yang kadang-kadang tidak bisa saya hindari walau sudah berhati-hati karena Qadla Allah swt tidak bisa saya hindari”
    Pembaca bisa melihat sendiri bagaimana perbedaan antum dengan syabab HT.

    Sekedar INTERMEZO untuk memperjelas perbedaan antum dengan syabab HT:
    Kalo antum sudah punya anak, dan sebelum pergi kerja anak antum berpesan,
    “Yah, Belikan Permen donk sepulang dari kerja!”
    Maka sebagai proses Tarbiyah kepada anak, antum bisa jadi akan mengatakan
    “Nak, Ayah tidak janji. Manusia bisa berusaha namun Allah lah yang menentukan. Ayah tidak punya kuasa membelikan atau tidak membelikan kamu permen tapi tergantung iradah Allah . Kita lihat saja nanti apakah Ayah berhasil membelikan permen atau tidak karena semua sudah tercatat di lauhil mahfudz.! Manusia hanya bisa berusaha dan Allah swt-lah yang menentukan. Nanti kamu usahakan jangan makan permen banyak-banyak ya! Ayah lihat nanti berapa banyak permen yang kamu makan yang sudah tercatat di dalam lauhil mahfudz”
    Inilah jawaban orang yang terjebak oleh para filsuf. Hal mudah menjadi sulit dan semua dicampuradukkan.
    Kalo saya menjawab :
    “InsyaAllah ayah akan belikan kamu permen, tapi nanti ayah akan beli sedikit saja karena kamu tidak boleh makan permen banyak-banyak. Setuju kamu tidak makan permen banyak2? Kamu bisa memilih mengikuti perintah ayah atau tidak..Dan ingat ….Perintah Ortu wajib ditaati ya! Kalau kamu nurut sama ayah karena Alllah swt, maka di yaumil akhir Allah swt akan memberi pahala lebih banyak dan lebih baik dari permen yang kamu makan.”
    Maaf akh. Berpikirlah! Allah swt banyak sekali memberikan perintah dan larangan kepada kita semua, maka pikirkanlah untuk menyesuaikan tindakan kita sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah swt KARENA ITU AKAN DIHISAB NANTINYA. Antum jangan berpikir dan berdebat lagi apakah taat dan maksiat saya Allah swt yang buat atau saya sendiri yang buat sambil mengajukan pertanyaan2 seperti ini pada syabab HT.
    Antum diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih tindakan. Lihatlah antum diperintahkan untuk:
    Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
    Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
    Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
    Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.
    Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
    Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (TQS. Al-Israa’:31-37)

    Ayat2 ini menyuruh antum melakukan atau meninggalkan apa yang diperintahkan dan dilarang Akh, bukan disuruh untuk bertanya sekedar berniat antum. Antum juga diberi kuasa (oleh Allah swt) untuk memilih taat atau tidak.
    Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (TQS. Al Ahzab: 36)
    Antum tidak dipaksa akh. Sekali lagi, berpikirlah bahwa antum diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih taat atau tidak kepada Allah swt. Allah swt tidak memaksa antum untuk bermaksiat. Ketidaktaatan antum jangan bawa-bawa Iradah Allah swt dan Lauhil Mahfudz..!

    -BAB AL QADAR-
    Mas Mantan berkata:
    Sekarang gantian ana yang tanya ke antum ana pengen sekali ibadah haji , tahun depan ana bisa naik haji atau tidak itu apakah saat ini sudah ditentukan Allah atau belum ya ? bila menurut anda itu sudah ditentukan sebelumnya menurut anda sejak kapan hal itu ditentukan Allah ?

    Penonton menanggapi:
    Untuk menanggapi pertanyaan antum maka saya bagi 2, yaitu KOMENTAR dan JAWABAN. Mudah-mudahan jelas.
    KOMENTAR:
    Kalo antum bertanya ke saya tentang pertanyaan ini bisa jadi ini membuktikan antum belum mengikuti saran saya untuk membaca atau belum berhasil memahami BAB AL QADAR dalam Syaksiah Islamiyah. Kalo mau menjawab pertanyaan antum di atas janganlah langsung buka bab Qadla wal Qadar, tapi buka bab Al Qadr. Kalau salah buka ya jadinya seperti antum saat ini. Itu saja ditanyakan.
    Antum sepertinya juga belum pernah halaqoh kitab syaksiah bab Al Qadr sepertinya. Baca ya Mas Mantan. Seperti saran saya sebelumnya, sebelum membuka bab Al Qadr maka baca dulu bab Muncunya Masalah Al Qadla wal Qadar. BTW, sudah membaca semua bab yang saya sarankan?

    JAWABAN:
    Kalo antum membuka dan memahami BAB AL QADR, maka antum akan menemukan jawaban atas pertanyaan antum. Saya kutipkan sebuah kalimat di kitab BAB Al Qadr yang bisa memberi jawaban atas pertanyaan antum.
    ………..Artinya, hal tersebut telah digariskan di lauhil mahfuz. Ini berarti bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Jadi, keberadaan Allah sebagai Yang Maha Mengetahui adalah salah satu sifat Allah yang wajib diimani. Dengan demikian maka makna hadits tadi adalah jika disebutkan bahwa Allahlah yang menentukan segala sesuatu dan maha mengetahuinya maksudnya telah dituliskan di LAUHIL MAHFUZ maka kalian tidak boleh menyelami dan mendalami perkara tersebut. Kalian harus menahan diri dan harus menerimanya.

    Sudah bisa menangkap maksudnya??? Kalo belum jelas juga, silahkan baca ini antum pasti langsung paham:
    Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul mahfuz). (Q.S Yunus : 61)

    Apa sudah jelas jawaban pertanyaan antum, dan kalo masih dianggap mengambang jawaban saya maka saya menjawab dengan kalimat singkat:
    SEMUA SUDAH TERCATAT DI LAUHUL MAHFUZ SEBELUM ANTUM LAHIR DI MUKA BUMI.
    (Huruf besar bukan tanda emosi, cuma penegasan biar antum jelas melihatnya).

    Akhi, maaf kalo gaya penulisan saya agak agitatif. Ini hanya untuk berusaha untuk menyadarkan antum bahwa antum keliru dan belum paham, namun berlagak paham serta menyesatkan An Nabhani sebagai Qadariyah. Ini buktinya dari bagaimana antum mengutip kalimat pembuka bab PETUNJUK dan KESESATAN dan menuduh kalimat pembuka ini sebagai pendapat An Nabhani. Antum tidak takut dosa?
    Ini kutipan antum, jangan-jangan antum mengatakan bahwa antum berusaha benar tapi Allah swt jualah yang menentukan antum salah kutip dan menuduh syaikh An-Nabhani. Astaghfirullah…

    pengelolakomaht | 15 Juli 2010 pukul 23:03 | Balas
    Saudaraku yang diberkahi Allah,

    Apakah benar anda tidak menemukan yang menolak hadits tersebut, kalo benar silahkan anda download diskusi saya dengan aktivis ht diatas maka anda akan temukan.
    Tapi jika anda tidak mau susah download, anda bisa buka kitab anda sendiri pada kitab Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”

    Pelajarilah baik-baik 5 bab yang saya sarankan sebelumnya. Bila belum paham,bertanyalah dan jangan menuduh orang macam-macam ketika masih jahil.
    Ini mungkin komentar saya terakhir. Saya diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih menahan diri untuk tidak terlibat terlalu lama diskusi dengan antum. Kapan-kapan saya mampir ke sini untuk melihat perkembangan antum. Kalo antum masih menunjukkan ketidakpahaman namun terus menyalah-nyalahkan orang lain maka saya akan menahan diri untuk tidak berkomentar (banyak).
    Semoga Allah swt memberi taufiq kepada Antum sehingga antum MAU MEMILIH jalan yang lurus. Tidak ada yang bisa memberi Hidayah, kecuali Allah swt…..
    Semoga Allah swt merahmati kita semua. Amien….

  324. Maaf, tadi tidak begitu rapi. Sekarang saya rapikan (saya diberi kuasa oleh Allah swt untuk merapikan atau tidak).

    Mas Mantan yang berbahagia,

    Untuk Posting antum terakhir saya akan membuka 2 Bab Kitab An Nabhani. Yang pertama menanggapi balik jawaban antum atas pertanyaan pertama saya saya akan membuka Bab Al Qadla wal Qadar dan yang kedua menjawab pertanyaan antum saya buka Bab Al Qadar.

    -BAB Al QADLA WAL QADAR –

    Penonton bertanya:
    APAKAH ANTUM PUNYA KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN UNTUK MENJAWAB POSTING SAYA? ATAU ANTUM MERASA SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN ITU? DIPAKSA ATAU BISA MEMILIH? SIAPA YANG MEMBERI KEBEBASAN ATAU KETERPAKSAAN ITU?

    Mantan Menjawab:
    Afwan jiddan jika agak telat balasnya karena kondisi ana sulit online akhir-akhir ini. Padahal ana ingin sekali aktif tanya jawab dengan antum. Dan inilah bukti bahwa ana tidak punya kuasa atas tercipta tidaknya perbuatan ana, karena meskipun ana selalu kepikiran dan selalu berusaha bisa online dengan ikhtiyar sekuat tenaga namun ternyata Allah belum mengabulkannya.
    La haula wa la quwwata illa billah.

    Tanggapan Penonton:
    Yah..ternyata antum memang berbeda dengan An Nabhani dan semua syabab HT dan mantan HT kebanyakan. Dari jawaban antum yang saya tangkap, antum kurang lebih Jabariyah atau paling tidak nyerempet-nyerempet Asy’ariah. Dan antum PASTI tidak tenteram dengan jawaban antum sendiri. Menurut antum, walaupun ada keinginan tapi apa daya antum tidak kuasa menentukan perbuatan. Ketika ada keinginan, tangan antumpun TIDAK KUASA bergerak DENGAN ALASAN yang membuat perbuatan adalah Allah swt. Walaupun ada keinginan kaki antumpun TIDAK KUASA digerakkan ke warnet, karena gerak KAKI antum Allah swt yang membuat.

    Antum dalam keadaan mabuk akhi. Mabuk oleh dagangan filsafat. Orang normal akan tertawa melihat jawaban antum karena antum TIDAK BISA BERPIKIR NORMAL. Jawaban antum menunjukkan bahwa antum telah jauh terperosok dan ‘tertipu’ oleh dagangan para filsuf. Makanya, ada yang bilang antum termasuk orang ANEH.

    Antum TERJEBAK untuk BERPIKIR TIDAK PRODUKTIF dan dengan mencari2 dalil yang sesuai dengan PIKIRAN TIDAK PRODUKTIF antum maka antum dan kelompok yang sejenis dengan antum SIAP untuk MENYALAHKAN ORANG YANG BERBEDA baik dari kalangan YG TERTIPU oleh PARA FILSUF (misalnya Mu’tazilah) atau YANG TIDAK MAU TERTIPU (seperti syabab HT).

    Kalau syabab HT ditanya dengan pertanyaan yang sama, maka mereka akan menjawab (dari proses belajar BAB AL QADLA WAL QADAR ) dengan jawaban yang kurang lebih:

    “Ketika di depan komputer ini saya bisa memilih (tentu dengan kehendak Allah swt) untuk membuka situs https://mantanht.wordpress.com atau yang lain dan bisa mengetikkan kalimat demi kalimat dengan memencet keyboard. Itu semua karena Allah swt memberi kuasa pada saya untuk memilih tindakan apa yang saya ambil. Dan apa yang saya ketik akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di yaumil akhir.
    Dan memang tidak semua terkait perbuatan manusia kita punya kuasa untuk memilih, seperti saya tidak bisa terbang dengan menggunakan tangan saya; saya dilahirkan (dan tidak bisa memilih) dari rahim ibu saya yang tercinta saat ini (tentu ini kehendak Allah swt), atau kecelakaan yang kadang-kadang tidak bisa saya hindari walau sudah berhati-hati karena Qadla Allah swt tidak bisa saya hindari”
    Pembaca bisa melihat sendiri bagaimana perbedaan antum dengan syabab HT.

    Sekedar INTERMEZO untuk memperjelas perbedaan antum dengan syabab HT:
    Kalo antum sudah punya anak, dan sebelum pergi kerja anak antum berpesan,
    “Yah, Belikan Permen donk sepulang dari kerja!”
    Maka sebagai proses Tarbiyah kepada anak, antum bisa jadi akan mengatakan
    “Nak, Ayah tidak janji. Manusia bisa berusaha namun Allah lah yang menentukan. Ayah tidak punya kuasa membelikan atau tidak membelikan kamu permen tapi tergantung iradah Allah . Kita lihat saja nanti apakah Ayah berhasil membelikan permen atau tidak karena semua sudah tercatat di lauhil mahfudz.! Manusia hanya bisa berusaha dan Allah swt-lah yang menentukan. Nanti kamu usahakan jangan makan permen banyak-banyak ya! Ayah lihat nanti berapa banyak permen yang kamu makan yang sudah tercatat di dalam lauhil mahfudz”

    Inilah jawaban orang yang terjebak oleh para filsuf. Hal mudah menjadi sulit dan semua dicampuradukkan.

    Kalo saya menjawab :
    “InsyaAllah ayah akan belikan kamu permen, tapi nanti ayah akan beli sedikit saja karena kamu tidak boleh makan permen banyak-banyak. Setuju kamu tidak makan permen banyak2? Kamu bisa memilih mengikuti perintah ayah atau tidak..Dan ingat ….Perintah Ortu wajib ditaati ya! Kalau kamu nurut sama ayah karena Alllah swt, maka di yaumil akhir Allah swt akan memberi pahala lebih banyak dan lebih baik dari permen yang kamu makan.”

    Maaf akh. Berpikirlah! Allah swt banyak sekali memberikan perintah dan larangan kepada kita semua, maka pikirkanlah untuk menyesuaikan tindakan kita sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah swt KARENA ITU AKAN DIHISAB NANTINYA. Antum jangan berpikir dan berdebat lagi apakah taat dan maksiat saya Allah swt yang buat atau saya sendiri yang buat sambil mengajukan pertanyaan2 seperti ini pada syabab HT.

    Antum diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih tindakan. Lihatlah antum diperintahkan untuk:

    Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

    Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

    Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

    Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.

    Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

    Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (TQS. Al-Israa’:31-37)

    Ayat2 ini menyuruh antum melakukan atau meninggalkan apa yang diperintahkan dan dilarang Akh, bukan disuruh untuk bertanya sekedar berniat antum. Antum juga diberi kuasa (oleh Allah swt) untuk memilih taat atau tidak.

    Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (TQS. Al Ahzab: 36)

    Antum tidak dipaksa akh. Sekali lagi, berpikirlah bahwa antum diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih taat atau tidak kepada Allah swt. Allah swt tidak memaksa antum untuk bermaksiat. Ketidaktaatan antum jangan bawa-bawa Iradah Allah swt dan Lauhil Mahfudz..!

    -BAB AL QADAR-

    Mas Mantan berkata:
    Sekarang gantian ana yang tanya ke antum ana pengen sekali ibadah haji , tahun depan ana bisa naik haji atau tidak itu apakah saat ini sudah ditentukan Allah atau belum ya ? bila menurut anda itu sudah ditentukan sebelumnya menurut anda sejak kapan hal itu ditentukan Allah ?

    Penonton menanggapi:
    Untuk menanggapi pertanyaan antum maka saya bagi 2, yaitu KOMENTAR dan JAWABAN. Mudah-mudahan jelas.

    KOMENTAR:

    Kalo antum bertanya ke saya tentang pertanyaan ini bisa jadi ini membuktikan antum belum mengikuti saran saya untuk membaca atau belum berhasil memahami BAB AL QADAR dalam Syaksiah Islamiyah. Kalo mau menjawab pertanyaan antum di atas janganlah langsung buka bab Qadla wal Qadar, tapi buka bab Al Qadr. Kalau salah buka ya jadinya seperti antum saat ini. Itu saja ditanyakan.
    Antum sepertinya juga belum pernah halaqoh kitab syaksiah bab Al Qadr sepertinya. Baca ya Mas Mantan. Seperti saran saya sebelumnya, sebelum membuka bab Al Qadr maka baca dulu bab Muncunya Masalah Al Qadla wal Qadar. BTW, sudah membaca semua bab yang saya sarankan?

    JAWABAN:

    Kalo antum membuka dan memahami BAB AL QADR, maka antum akan menemukan jawaban atas pertanyaan antum. Saya kutipkan sebuah kalimat di kitab BAB Al Qadr yang bisa memberi jawaban atas pertanyaan antum.
    ………..Artinya, hal tersebut telah digariskan di lauhil mahfuz. Ini berarti bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Jadi, keberadaan Allah sebagai Yang Maha Mengetahui adalah salah satu sifat Allah yang wajib diimani. Dengan demikian maka makna hadits tadi adalah jika disebutkan bahwa Allahlah yang menentukan segala sesuatu dan maha mengetahuinya maksudnya telah dituliskan di LAUHIL MAHFUZ maka kalian tidak boleh menyelami dan mendalami perkara tersebut. Kalian harus menahan diri dan harus menerimanya.

    Sudah bisa menangkap maksudnya??? Kalo belum jelas juga, silahkan baca ini antum pasti langsung paham:

    Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul mahfuz). (TQS Yunus : 61)

    Apa sudah jelas jawaban pertanyaan antum, dan kalo masih dianggap mengambang jawaban saya maka saya menjawab dengan kalimat singkat:

    SEMUA SUDAH TERCATAT DI LAUHUL MAHFUZ SEBELUM ANTUM LAHIR DI MUKA BUMI.

    (Huruf besar bukan tanda emosi, cuma penegasan biar antum jelas melihatnya).

    Akhi, maaf kalo gaya penulisan saya agak agitatif. Ini hanya untuk berusaha untuk menyadarkan antum bahwa antum keliru dan belum paham, namun berlagak paham serta menyesatkan An Nabhani sebagai Qadariyah. Ini buktinya dari bagaimana antum mengutip kalimat pembuka bab PETUNJUK dan KESESATAN dan menuduh kalimat pembuka ini sebagai pendapat An Nabhani. Antum tidak takut dosa?

    Ini saya ingatkan kutipan antum, jangan-jangan antum mengatakan bahwa antum berusaha benar tapi Allah swt jualah yang menentukan antum salah kutip dan menuduh syaikh An-Nabhani. Astaghfirullah…

    pengelolakomaht | 15 Juli 2010 pukul 23:03 | Balas
    Saudaraku yang diberkahi Allah,
    Apakah benar anda tidak menemukan yang menolak hadits tersebut, kalo benar silahkan anda download diskusi saya dengan aktivis ht diatas maka anda akan temukan.

    Tapi jika anda tidak mau susah download, anda bisa buka kitab anda sendiri pada kitab Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :

    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)

    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”

    Pelajarilah baik-baik 5 bab yang saya sarankan sebelumnya. Bila belum paham,bertanyalah dan jangan menuduh orang macam-macam ketika masih jahil.

    Ini mungkin komentar saya terakhir. Saya diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih menahan diri untuk tidak terlibat terlalu lama diskusi dengan antum. Kapan-kapan saya mampir ke sini untuk melihat perkembangan antum. Kalo antum masih menunjukkan ketidakpahaman namun terus menyalah-nyalahkan orang lain maka saya akan menahan diri untuk tidak berkomentar (banyak).

    Semoga Allah swt memberi taufiq kepada Antum sehingga antum MAU MEMILIH jalan yang lurus. Tidak ada yang bisa memberi Hidayah, kecuali Allah swt…..

    Semoga Allah swt merahmati kita semua. Amien….

  325. Akhi penonton yang baik, barangkali sedikit saja ana akan mencoba membandingkan pendapat antum (pendapat Taqiyyuddin juga) dengan pendapat seorang tokoh besar Islam yang dijamin masuk syurga.

    Khususnya pada pertanyaan ana tentang masalah Haji (apakah ana tahun depan bisa haji atau tidak kapan ditetapkan itu).

    Antum katakan :
    SEMUA SUDAH TERCATAT DI LAUHUL MAHFUZ SEBELUM ANTUM LAHIR DI MUKA BUMI.

    Padahal shahabat Nabi yang mulia Ibnu Abbas berkata ketika menafsirkan ad Dukhan 1-5 :
    Ibnu Abbas mengatakan, “Pada malam lailatul qadar dituliskan dari Ummul Kitab apa yang akan berlangsung pada satu tahun penuh, yaitu kematian, kehidupan, rejeki, hujan bahkan sampai orang-orang yang mengerjakan ibadah haji. Dikatakan, si fulan dan si fulan mengerjakan ibadah haji.”

    Ini berarti menurut Ibnu Abbas hal itu di tetapkan setahun sekali ya akhi, yaitu saat malam lailatul qadar.
    Nah ternyata aqidah anda dan taqiyyuddin dalam hal ini berbeda dengan Ibnu Abbas dan para shahabat Nabi lho….

    Dan masih banyak riwayat-riwayat lain yang jarang sekali dipelajari oleh para syabab HT dalam masalah ini, mereka mencukupkan dengan kitab mutabanat taqiyyuddin makanya seringkali sulit melihat kesalahan taqiyyuddin.

  326. Mantan yang berbahagia,
    Mantan :
    Ini berarti menurut Ibnu Abbas hal itu di tetapkan setahun sekali ya akhi, yaitu saat malam lailatul qadar. Nah ternyata aqidah anda dan taqiyyuddin dalam hal ini berbeda dengan Ibnu Abbas dan para shahabat Nabi lho….

    Penonton:
    Kalo dalam dunia koboi, antum seperti koboi yang menembak kaki sendiri.
    Istighfar Akh dengan tabiat untuk selalu melakukan penyesatan apalagi dengan modal kutipan.
    Sejak kapan aqidah bisa beda hanya dengan modal kutipan?

    Antum tidak hanya sembrono, tapi juga jahil dengan apa yang antum tulis. Jurus antum adalah MODAL KUTIPAN kemudian PENYESATAN. Seperti yang saya bilang, antum saya ragukan kalo mengutip.

    Silahkan tulis:
    1.Kesahihan riwayat dari tafsir Ibnu Abas r.a yang barusan antum googling.
    2.Tulis juga dalil yang dipake oleh Ibnu Abbas r.a. sehingga dengan dalil2 itu antum bisa memahami bahwa Ibnu Abbas itu seperti antum yang akan mengatakan akidah berbeda bila tidak mengikuti tafsirnya.

    Kalo antum mau nambah koleksi kutipan tentang takdir jangan tanggung-tanggung. Saya berikan dalil tentang waktu catatan Allah di lauhil mahfudz.

    “Allah telah menetapkan ketentuan-ketentuan para makhluk 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi…” (HR. Muslim, VIII/51)

    “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagia(nya)…..” (HR. Bukhari)

    Silahkan antum perdalami hubungan ketentuan tahunan yang menjadi tafsir sahabat Ibnu Abbas r.a dengan ketentuan 50.000 tahun sebelum penciptaan. Silahkan juga antum hubungkan tafsir Ibnu Abbas r.a. dengan catatan amal ketika antum masih berupa daging dengan usia 40 hari.

    Setelah asyik mendalami hubungan-hubungan itu jangan dicampur adukkan dengan bab Qadla wal Qadr, tapi bisa digabung dengan bab Al Qadr.

    BTW, antum dah belajar dalil syara’ dan posisi tafsir sahabat dalam dalil syara’?

    Silahkan response posting yang saya sebelumnya dah berhari-hari antum abaikan. Jangan melarikan diri dan mengalihkan topik!

  327. ah repot amat sih tinggal amalkan aja al-qor’an dan hadist shohih jika ada golongan yang bertentangan dengan hal itu niscaya tersesat ngapain pakai muter segala sana sini,kita tahu hukum bermusik itu haram terkecuali untuk walimah dan dimainkan anak-anak wanita, lalu hukum mengingatkan pemerintah,jika bertentangan ya ditinggal… kembalikanlah kepada yang awal… niscaya akan tahu kebobrokkannya…

  328. Saudara penonton yang baik,

    Ibnu Abbas berdalil dengan QS ad Dukhan 1-5 ya akhi, dan itulah tafsir beliau tentang ayat itu, dan ketahuilah bahwa tafsir beliau telah dijamin kebenarannya oleh Rasulullah.

    Kenapa anda tampak syok sekali dengan atsar ibnu abbas yang saya bawa ? berarti anda selama ini belum pernah membaca riwayat itu ya ?

    Padahal masih banyak riwayat lain yang menguatkan itu, silahkan anda simak bagaimana para shahabat dan para mufassirin di zaman awal Islam dalam menafsirkan ayat tersebut, sebagai berikut :

    1. Menafsirkan ayat alqur’an tentang lailatul qadar, Said bin Jubair mengatakan : Sesungguhnya engkau akan dapati seorang yang berjalan dipasar-pasar namun namanya akan ditulis di daftar orang-orang yang akan meninggal.
    2. Sedangkan Muqatil ibn sulaiman mengatakan : pada malam lailatul qadar Allah menetapkan masalah yang akan terjadi pada tahun ini hingga tahun berikutnya.
    3. Abu Abdurrahman as Silmi mengatakan : semua urusan dalam satu tahun ditetapkan di malam lailatul qadar.

    Ketahuilah akhi,
    Dari ratusan dalil-dalil takdir yang ada, ibnul Qayyim telah membagi menjadi 5 bagian,

    – Takdir Pertama:
    Penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi. Diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi, Imam Baihaqi, dari Abu Hafshah Al-Syami, dari Ubadah bin Shamit, dari Rasulullah.
    – Takdir Kedua:
    Penentuan rejeki, amal, ajal, bahagia dan sengsara sebelum penciptaan mereka. Dalam Shahihul Hakim hadits dari Abu Ja’far Al-Razi, Rabi’ bin Anas dari Abu Aliyah dari Ubay bin Ka’ab.
    – Takdir ketiga:
    Penentuan rejeki, amal, ajal, bahagia dan sengsara dalam perut seorang ibu. HR. Muslim, Ahmad.
    – Takdir keempat:
    Penetapan Takdir saat Lailatul Qadr. Ad-Dukhan 1-5 & Atsar dari Yusuf bin Mahran dari Ibnu Abbas.
    – Takdir kelima:
    Mengenai kejadian hari ini/ takdir harian. QS. Ar Rahman: 29 , & Hadits dari Juhainah atau Muzinah dari Nabi (HR. Abu Dawud)

  329. -BAB Al QADR-
    Silahkan antum baca ini dalam frame Bab Al Qadr dan kaitkan dengan tafsir Ibnu Abas ra dalam frame Bab Al Qadr
    “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (al-Hadid : 22)

    Allah swt telah menuliskan segala takdir dalam kitab Lauhul Mahfuzh

    “Allah telah mencatat seluruh takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim, Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud ath Thayalisi dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash ra. Lafadzh ini diambil dari Muslim)

    Nabi saw juga bersabda
    “Yang pertama kali Allah ciptakan adalah Qalam (pena), lalu Allah berfirman kepadanya : “Tulislah!” Ia menjawab : “Wahai Rabb-ku apa yang harus aku tulis ?” Allah berfirman : “Tulislah taqdir segala sesuatu sampai terjadinya Kiamat.” (HR ABu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Abi ‘Ashim, al Anjury, Ahmad, Abu Dawud ath Thayalisi dari Ubadah bin Ash Shamit. Hadis ini Shahih

    Jurus antum mengambil kutipan (tidak belajar dalil2 detilnya), membandingkan, kemudian melakukan CAP AQIDAH BEDA..**PLak**. Kalo antum baca kitab tafsir, tafsir Ibnu katsir misalnya, maka antum akan sibuk membedakan aqidah para sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan ulama-ulama imam mazhab ketika melihat kutipan yang terlihat beda pendapat.
    Sikap sembrono antum perlu dirubah akh.
    Belajarlah dengan Syaikh An Nabhani maupun Syaikh Ibnu Katsir yang tidak mudah membedakan aqidah seseorang, apalagi hanya bermodal kutipan (googling). Be carefull ya! Antum akan dihisab nanti di yaumil akhir…

    -BAB Al QADLA WAL QADAR –

    Penonton bertanya:
    APAKAH ANTUM PUNYA KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN UNTUK MENJAWAB POSTING SAYA? ATAU ANTUM MERASA SAMA SEKALI TIDAK MEMILIKI KEBEBASAN MEMILIH TINDAKAN ITU? DIPAKSA ATAU BISA MEMILIH? SIAPA YANG MEMBERI KEBEBASAN ATAU KETERPAKSAAN ITU?

    Mantan Menjawab:
    Afwan jiddan jika agak telat balasnya karena kondisi ana sulit online akhir-akhir ini. Padahal ana ingin sekali aktif tanya jawab dengan antum. Dan inilah bukti bahwa ana tidak punya kuasa atas tercipta tidaknya perbuatan ana, karena meskipun ana selalu kepikiran dan selalu berusaha bisa online dengan ikhtiyar sekuat tenaga namun ternyata Allah belum mengabulkannya.
    La haula wa la quwwata illa billah.

    Tanggapan Penonton:
    Yah..ternyata antum memang berbeda dengan An Nabhani dan semua syabab HT dan mantan HT kebanyakan. Dari jawaban antum yang saya tangkap, antum kurang lebih Jabariyah atau paling tidak nyerempet-nyerempet Asy’ariah. Dan antum PASTI tidak tenteram dengan jawaban antum sendiri. Menurut antum, walaupun ada keinginan tapi apa daya antum tidak kuasa menentukan perbuatan. Ketika ada keinginan, tangan antumpun TIDAK KUASA bergerak DENGAN ALASAN yang membuat perbuatan adalah Allah swt. Walaupun ada keinginan kaki antumpun TIDAK KUASA digerakkan ke warnet, karena gerak KAKI antum Allah swt yang membuat.

    Antum dalam keadaan mabuk akhi. Mabuk oleh dagangan filsafat. Orang normal akan tertawa melihat jawaban antum karena antum TIDAK BISA BERPIKIR NORMAL. Jawaban antum menunjukkan bahwa antum telah jauh terperosok dan ‘tertipu’ oleh dagangan para filsuf. Makanya, ada yang bilang antum termasuk orang ANEH.

    Antum TERJEBAK untuk BERPIKIR TIDAK PRODUKTIF dan dengan mencari2 dalil yang sesuai dengan PIKIRAN TIDAK PRODUKTIF antum maka antum dan kelompok yang sejenis dengan antum SIAP untuk MENYALAHKAN ORANG YANG BERBEDA baik dari kalangan YG TERTIPU oleh PARA FILSUF (misalnya Mu’tazilah) atau YANG TIDAK MAU TERTIPU (seperti syabab HT).

    Kalau syabab HT ditanya dengan pertanyaan yang sama, maka mereka akan menjawab (dari proses belajar BAB AL QADLA WAL QADAR ) dengan jawaban yang kurang lebih:

    “Ketika di depan komputer ini saya bisa memilih (tentu dengan kehendak Allah swt) untuk membuka situs https://mantanht.wordpress.com atau yang lain dan bisa mengetikkan kalimat demi kalimat dengan memencet keyboard. Itu semua karena Allah swt memberi kuasa pada saya untuk memilih tindakan apa yang saya ambil. Dan apa yang saya ketik akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di yaumil akhir.
    Dan memang tidak semua terkait perbuatan manusia kita punya kuasa untuk memilih, seperti saya tidak bisa terbang dengan menggunakan tangan saya; saya dilahirkan (dan tidak bisa memilih) dari rahim ibu saya yang tercinta saat ini (tentu ini kehendak Allah swt), atau kecelakaan yang kadang-kadang tidak bisa saya hindari walau sudah berhati-hati karena Qadla Allah swt tidak bisa saya hindari”
    Pembaca bisa melihat sendiri bagaimana perbedaan antum dengan syabab HT.

    Sekedar INTERMEZO untuk memperjelas perbedaan antum dengan syabab HT:
    Kalo antum sudah punya anak, dan sebelum pergi kerja anak antum berpesan,
    “Yah, Belikan Permen donk sepulang dari kerja!”
    Maka sebagai proses Tarbiyah kepada anak, antum bisa jadi akan mengatakan
    “Nak, Ayah tidak janji. Manusia bisa berusaha namun Allah lah yang menentukan. Ayah tidak punya kuasa membelikan atau tidak membelikan kamu permen tapi tergantung iradah Allah . Kita lihat saja nanti apakah Ayah berhasil membelikan permen atau tidak karena semua sudah tercatat di lauhil mahfudz.! Manusia hanya bisa berusaha dan Allah swt-lah yang menentukan. Nanti kamu usahakan jangan makan permen banyak-banyak ya! Ayah lihat nanti berapa banyak permen yang kamu makan yang sudah tercatat di dalam lauhil mahfudz”

    Inilah jawaban orang yang terjebak oleh para filsuf. Hal mudah menjadi sulit dan semua dicampuradukkan.

    Kalo saya menjawab :
    “InsyaAllah ayah akan belikan kamu permen, tapi nanti ayah akan beli sedikit saja karena kamu tidak boleh makan permen banyak-banyak. Setuju kamu tidak makan permen banyak2? Kamu bisa memilih mengikuti perintah ayah atau tidak..Dan ingat ….Perintah Ortu wajib ditaati ya! Kalau kamu nurut sama ayah karena Alllah swt, maka di yaumil akhir Allah swt akan memberi pahala lebih banyak dan lebih baik dari permen yang kamu makan.”

    Maaf akh. Berpikirlah! Allah swt banyak sekali memberikan perintah dan larangan kepada kita semua, maka pikirkanlah untuk menyesuaikan tindakan kita sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah swt KARENA ITU AKAN DIHISAB NANTINYA. Antum jangan berpikir dan berdebat lagi apakah taat dan maksiat saya Allah swt yang buat atau saya sendiri yang buat sambil mengajukan pertanyaan2 seperti ini pada syabab HT.

    Antum diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih tindakan. Lihatlah antum diperintahkan untuk:

    Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

    Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

    Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

    Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.

    Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

    Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (TQS. Al-Israa’:31-37)

    Ayat2 ini menyuruh antum melakukan atau meninggalkan apa yang diperintahkan dan dilarang Akh, bukan disuruh untuk bertanya sekedar berniat antum. Antum juga diberi kuasa (oleh Allah swt) untuk memilih taat atau tidak.

    Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (TQS. Al Ahzab: 36)

    Antum tidak dipaksa akh. Sekali lagi, berpikirlah bahwa antum diberi kuasa oleh Allah swt untuk memilih taat atau tidak kepada Allah swt. Allah swt tidak memaksa antum untuk bermaksiat. Ketidaktaatan antum jangan bawa-bawa Iradah Allah swt dan Lauhil Mahfudz..!

  330. Ini hanya untuk berusaha untuk menyadarkan antum bahwa antum keliru dan belum paham, namun berlagak paham serta menyesatkan An Nabhani sebagai Qadariyah. Ini buktinya dari bagaimana antum mengutip kalimat pembuka bab PETUNJUK dan KESESATAN dan menuduh kalimat pembuka ini sebagai pendapat An Nabhani. Antum tidak takut dosa?

    Ini saya ingatkan kutipan antum, jangan-jangan antum mengatakan bahwa ANTUM BERUSAHA BENAR TAPI ALLAH SWT JUALAH YANG MENENTUKAN ANTUM SALAH KUTIP DAN MENUDUH SYAIKH AN NABHANI . Astaghfirullah…

    pengelolakomaht | 15 Juli 2010 pukul 23:03 | Balas
    Saudaraku yang diberkahi Allah,
    Apakah benar anda tidak menemukan yang menolak hadits tersebut, kalo benar silahkan anda download diskusi saya dengan aktivis ht diatas maka anda akan temukan.

    Tapi jika anda tidak mau susah download, anda bisa buka kitab anda sendiri pada kitab Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :

    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)

    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan, MENUNJUKKAN bahwa petunjuk dan kesesatan adalah DARI PERBUATAN MANUSIA ITU SENDIRI, BUKAN DARI ALLAH.”

    Pelajarilah baik-baik 5 bab yang saya sarankan sebelumnya. Bila belum paham,bertanyalah dan jangan menuduh orang macam-macam ketika masih jahil.

  331. saya lum baca semuanya,
    yang saya pahami agama itu harus sesuai fitrah, memuaskan akal, dan menentramkan hati.
    penjelasan komaht tidak menjelaskan ketiga unsur tersebut.

    • Ya akhil karim,
      anda belum baca semua namun berkomentar demikian maka itu berarti anda tidak menggali informasi untuk akal anda namun anda mengedepankan nafsu anda.
      Padahal anda katakan agama harus memuaskan akal, namun anda justru tidak menggunakan akal dalam menetapkan keputusan anda.
      Wallahul musta’an

  332. Akhi penonton yang dimuliakan Allah,
    Ayat ayat dan hadits yang antum kutip yang menunjukkan penetapan takdir di zaman azali (sebelum Allah menciptakan langit dan bumi) memang haq,
    Namun sebagimana telah ana sampaikan ada juga ayat dan hadits tentang penetapan takdir saat manusia saat dalam rahim ibunya dan itu juga haq.
    Dan ada juga penetapan takdir tahunan saat Lailatul Qadar dan itu juga haq.
    dst.

    Jadi Ibnu Abbas saat menjelaskan penetapan taqdir saat Lailatul Qadar setahun sekali bukan berarti beliau menolak penetapan taqdir sejak zaman azali.

    Namun sebagaimana Ibnu Hajar mengatakan bahwa Qadha itu penetapan umum sementara Qadar adalah rinciannya, maka ijma’ ahlus sunnah memahami takdir itu ada yang umum ada yang rincian.
    Yang umum ditetapkan sejak zaman azali sementara yang rincian ditetapkan setelahnya (termasuk takdir tahunan saat lailatul qadar, dan takdir harian)

    Inilah pemahaman Nabi, para shahabat, para mufassir, para ulama besar Islam, yang berbeda sekali dengan pendapat Taqiyyuddin.

    Contoh saja definisi Qadar taqiyyuddin yang ia katakan qadar itu adalah khasiat2 dan gharizah2, adakah ulama lain yang sama pendapatnya dengan taqiyyuddin ?
    Jawabnya tak seorangpun ya akhi, dan itu fakta sebagian penyimpangan taqiyyuddin.

  333. Oh ya akhi penonton yang baik :

    Saya tertarik dengan masalah permen anak itu,
    faktanya saya tidak banyak menjawab pada anak saya saat mereka minta sesuatu sebelum saya keluar rumah (mungkin karena saya abi yang pendiam:)),
    namun saya hanya mengatakan satu kata saja yaitu “InsyaAllah”.
    Saya yakin anda tahu mengatakan insyaAllah itu adalah wajib halnya sebagaimana perintah Allah pada QS. al-Kahfi: 23-24,
    Saya lihat anda juga katakan itu, tapi apakah anda tahu makna kata insyaAllah itu ?
    InsyaAllah artinya adalah ” Jika Allah menghendakinya / mengizinkannya ”
    maka disini kita sama saja mengucapkan pada anak kita : “abi akan berikhtiyar nak, namun semua hasilnya nanti hanya Allah yang menentukan”

    Sekali lagi kata ‘insyaAllah’ yang biasa diucapkan kaum muslimin ini justru menjadi dalil bahwa manusia hanya berusaha namun terjadi tidaknya adalah ketetapan Allah semata yang menentukan.

  334. Man Mantan yang berbahagia,
    Untuk tanggapan ini mari kita fokus membahas ini. Untuk memudahkan dan agar kita tidak berlari ke sana ke mari, maka saya bagi dalam 2 topik.

    TOPIK 1:

    Mas Mantan berkata:
    Namun sebagaimana Ibnu Hajar mengatakan bahwa Qadha itu penetapan umum sementara Qadar adalah rinciannya, maka ijma’ ahlus sunnah memahami takdir itu ada yang umum ada yang rincian.
    Yang umum ditetapkan sejak zaman azali sementara yang rincian ditetapkan setelahnya (termasuk takdir tahunan saat lailatul qadar, dan takdir harian)

    Penonton:
    Afwan, saya meragukan kutipan antum. Saya lebih senang kalo antum mencuplikan dalil2 (Qur’an dan hadits Rasulullah saw) yang dipakai oleh ulama salafush shaleh yang mengatakan bahwa QADHA itu UMUM SEMENTARA dan QADAR itu adalah RINCIANNYA.

    Yang saya minta adalah DALIL SYARA’ dalam perkara aqidah yang bisa membedakan iman dan kafir seseorang (QUR’AN dan HADITS MUTAWATIR). (Jangan terjebak membahas Dalil Aqidah ini ya.. Itu dah ada di thread lain bukan?).

    Kalo ada Hadits Shahih dari Rasulullah saw yang menunjukkan secara jelas bahwa QADHA itu UMUM SEMENTARA dan QADAR itu adalah RINCIANNYA saya juga akan sangat berterimakasih untuk saya Benarkan dan Renungkan.

    Saya tunggu ya akh. Ini moment sangat menentukan dimana antum bisa merubah banyak orang , paling tidak saya.

    Mas Mantan:
    Inilah pemahaman Nabi, para shahabat, para mufassir, para ulama besar Islam, yang berbeda sekali dengan pendapat Taqiyyuddin.

    Penonton:
    Bila antum bisa menunjukan dalil qath’i di atas antum tidak perlu menulis inilah pemahaman Nabi dan para sahabat.
    Saya tunggu dan saya tidak akan lari dari topik yang lain.

    TOPIK 2:
    Mas Mantan:
    Contoh saja definisi Qadar taqiyyuddin yang ia katakan qadar itu adalah khasiat2 dan gharizah2, adakah ulama lain yang sama pendapatnya dengan taqiyyuddin ?
    Jawabnya tak seorangpun ya akhi, dan itu fakta sebagian penyimpangan taqiyyuddin.
    Saya tunggu ya akhi..

    Penonton:
    Akh yang budiman, antum sekali lagi tidak bisa membedakan pembasan Bab Al Qadar dengan bahasan Bab Al Qadla wal Qadar.
    Cobalah antum lakukan dengan sabar yang saya minta (baca 5 bab yang saya sarankan). Antum gak paham akhi dan maaf sembrono sehingga mudah sekali melakukukan tuduhan menyimpang.

    Qadar yang dimaksud An Nabhani dalam perbincangan mutakallimin dalam masalah Al Qadla wal Qadar (bukan dalam masalah Takdir) adalah khasiat dari segala sesuatu yang khasiat itu berasal dari Allah swt.
    contohnya:
    Nasi berkhasiat bisa mengenyangkan.
    Mata bekhasiat bisa melihat.
    Kalo antum tidak setuju dengan An Nabhani maka khasiat yang dimiliki benda-benda itu dari selain Allah swt? Dari siapa?????
    Apa ada ulama antum yang tidak setuju bahwa khasiat2 itu dari Allah swt?

    Adapun Qadar yang dibahas oleh ulama dalam masalah ketentuan atau takdir Allah swt itu dibahas di Bab Al Qadar. Antum silahkan masuk ke bab itu dan tunjukkan ketidaksetujuan dalil-dalil yang dipakai oleh An Nabhani. Tunjukkan penyimpangan An Nabhani dalam penggunaan dalil itu berdasarkan pendapat ulama yang antum rujuk.

    Mari kita tidak keluar dari 2 topik ini.

  335. Mas Mantan,
    Nih link kitab yang bisa antum download:
    http://www.4shared.com/file/xcz_Eq2f/syakhsiyah_01.html?

    Ini saya kasih ke antum agar:
    1. Tidak salah dalam membahas persoalan Bab Al Qadr kah atau Al Qadla wal Qadar.
    2. Bisa membedakan mana kutipan pendapat Syaikh An Nabhani dan mana kutipan pendapat di kitab beliau yang justru ingin beliau bantah.

    Selamat membaca 5 bab yang saya sarankan. Semoga Allah swt memberi hidayah pada antum dan kita semua…Hanya Allah swt yang bisa memberi hidayah….

  336. Wah rupanya anda tidak mengomentari jawaban2 saya sebelumnya, padahal semua itu hanya jawaban saya atas komentar anda sebelumnya, silahkan dibahas dulu itu ya akhi, jangan langsung ditinggal.

    Pertama tentang tafsir ibnu abbas pada ad dukhan 1-5 apakah anda sudah terima bahwa penentuan saya haji atau tidak itu saat lailatul qadar ?
    Kedua apakah anda sekarang sudah tahu bahwa ada penetapan takdir selain di zaman azali, yaitu saat di kandungan, saat lailatul qadar, dan takdir harian, apakah anda sudah terima itu ?
    Ketiga tentang permintaan permen permen anak, apakah anda setuju dengan jawaban saya bahwa penggunaan kata insyaAllah itu membuktikan terjadi tidaknya perbuatan itu semata Allah yang menentukannya ?

    Tapi jika anda tidak berkenan menjawabnya tidak apa-apa, mari kita kembali pada pokok diskusi yaitu :
    1. Masalah batasan qadla yang menurut taqiyyuddin adalah pada lingkaran yg menguasai manusia saja adapun ada lingkaran lain yang dikuasai manusia yg manusia sendirilah yg menentukan terjadi tidaknya hal itu dan ini menurut taqiyyuddin tidak masuk qadla. (misal manusia sholat atau minum khamr itu semua manusia yg menentukan terjadinya bukan Allah).
    2. Masalah batasan qadar yg menurut taqiyyuddin adalah khasiat-khasiat benda atau gharizah makhluq. (misal api panas, es dingin, dsb itulah batasan qadar menurut taqiyyuddin)

    Jadi silahkan, mau mengomentari jawaban saya sebelumnya atau mau kembali ke topik utama diskusi.

    • afwan,
      penjelasan dari akhi penonton sudah sangat jelas. tapi tampaknya akh pengelola tidak bisa bersepakat dalam hal ini. dan ana setuju dengan penjelasan akh penonton.
      bahwa qodlo tidak bisa dipisahkan dengan qodar. dan qodar manusia adalah akal nya yang senantiasa cenderung pada kebaikan atau keburukan. sehingga manusia bisa memilih perbuatan sesuai dengan pola pikirnya.
      adapun akidah islam yang lurus senantiasa meyakini bahwa hakikatnya semua perbuatan itu telah ditentukan Allah tanpa berusaha lebih jauh memikirkan tentang hal itu, karena qodlo hal yang ghoib, yang kita tidak akan pernah tau hingga kita berikhtiyar semaksimal mungkin..

  337. kumaha sia we

  338. mengenai takdir tahunan ibroh yang bisa kita ambil sebenarnya adalah bahwa Allah senantiasa memberikan kesempatan pada hambanya untuk berdo’a dan bermunajat pada malam lailatul qodar. karena sesuai dengan janji Allah bahwa Ia akan memperkenankan setiap do’a2 hambanya. dan sesuai dengan hadits Rosulullah SAW bahwa do’a bisa merubah takdir.
    Insya Allah

  339. Akhi Mantan yang berbahagia,

    -BAB Al QADR-
    Dalam masalah aqidah antum semakin berfantasi. Atas nama Rasul saw dan para sahabat, antum mengatakan mereka mengajarkan takdir seperti antum memahami dengan pemahaman QADHA itu UMUM SEMENTARA dan QADAR itu adalah RINCIANNYA.
    Saya cuma minta antum menghadirkan Qur’an dan Sunnah Rasul saw yang mengatakan umum dan rincian itu.

    Kalo masalah tafsir Ibnu Abas ra, saya hanya minta antum jangan sekedar cuplik, tapi tunjukkan bahwa itu shahih dari Rasulullah saw karena kalo sekedar cuplikan SAYA RAGU DENGAN CUPLIKAN ANTUM.
    Maaf, bagi saya saat ini antum termasuk TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ketika mencuplik dan semua yang ada di sini tau rekam jejak antum sebagai pribadi yang tidak bertanggung jawab dalam masalah ini. Terutama ketika mencuplik kitab Syaikh An Nabhani.

    Kalo antum bisa menunjukkan riwayat tafsir sahabat itu shahih maka SAYA AKAN TERIMA sebagai informasi berharga. Saya juga berharap antum bisa tunjukkan dalil2 rinci beliau (kalo ada) atau dalil2 ulama yang menukil pendapat beliau.

    NAMUN, SEKALI LAGI NAMUN, antum jangan seperti orang liberal yang berfantasi dengan dalil2 itu seolah2 antum bisa melihat bahwa Qadha adalah catatan Allah swt yang bersifat UMUM dan SEMENTARA (sebelum penciptaan) dan baru catatan yang KHUSUS dan RINCI (kemudian), apalagi dengan modal hadits2 yang saya kutipkan sebelumnya.

    Antum jangan berfantasi Pencatatan Allah swt seperti Pencatatan Pembukuan Makhluk dari yang global kemudian detil. Astaghfirullah…

    Nah, COBA FOKUS SEKARANG. Terkait tafsir Ibnu Abbas ra sudah saya bahas, SEKARANG lanjutan dari itu saya hanya minta permintaan 1 saja seperti yang saya tulis sebelumnya. Tolong jangan berlari kemana-mana lagi! Semua menunggu. Nih cuplikan permintaan saya (tidak berubah)

    Saya lebih senang kalo antum mencuplikan dalil2 (Qur’an dan hadits Rasulullah saw) yang dipakai oleh ulama salafush shaleh yang mengatakan bahwa QADHA itu UMUM SEMENTARA dan QADAR itu adalah RINCIANNYA.

    Yang saya minta adalah DALIL SYARA’ dalam perkara aqidah yang bisa membedakan iman dan kafir seseorang (QUR’AN dan HADITS MUTAWATIR). (Jangan terjebak membahas Dalil Aqidah ini ya.. Itu dah ada di thread lain bukan?).

    Kalo ada Hadits Shahih dari Rasulullah saw yang menunjukkan secara jelas bahwa QADHA itu UMUM SEMENTARA dan QADAR itu adalah RINCIANNYA saya juga akan sangat berterimakasih untuk saya Benarkan dan Renungkan.

    -BAB Al QADLA WAL QADAR-

    Mengenai tawaran antum ke dua nanti kita kembali ke topik saja. Bukan membahas apa itu qadla dan qadar dalam bahasan al qadla wal qadar, karena antum belum paham tentang peta persoalan ini. Namun, untuk masalah ini saya akan kembali (seperti motivasi awal saya mampir ke sini) yaitu meminta pertanggungjawaban antum melakukan PENYESATAN ( bisa jadi PENIPUAN).

    Tapi ini saya akan tuntut lagi setelah antum BISA menjelaskan hujjah2 (Qur’an dan Hadits Mutawatir atau shahih) bahwa :
    Qadla itu SEMENTARA dan bersifat UMUM serta Qadar itu adalah RINCIANNYA. Sebutkan bahwa dalil itu menyatakan keumuman dan rincian tersebut. Terimakasih, sekali lagi semua menunggu!!!!

    Catatan :
    Saya menulis ini tanpa emosi akh. Kadang saya senyum2 sendiri liat cara antum berlari seperti ‘anak kingkong’ untuk mengalihkan topik.

    BTW, kalo ketemu anak antum InsyaAllah akan saya kasihkan permen plus mainan kesukaannya. InsyaAllah akan menjadi anak shaleh bila dididik dengan Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw secara benar. Saya ingatkan, antum dianugerahi Allah swt koq kekuasaan mendidik anak antum dan akan dimintai pertanggung jawaban di yaumil akhir atas pilihan antum mendidik anak.

  340. Kalau melihat kembali tujuan blog ini untuk bewara ‘kesalahan’ HT yang dianggap beda dengan ahlus sunah, maka pengelola mantan ini tidak akan pernah mengakui kelemahan argumen dan terpatahkannya hujah-hujahnya…seterang apapun penjelasan, segamblang apapun uraian, tapi perhatiannya hanya tertuju…bagaimana berlari dari menjawab sesuatu yang memang benar….Semoga keikhlasan dan kesabaran kita tercacat di buku catatan malaikat pencatat. Jadi, ingat masalah qadha qadar, kalau manusia sudah ditentukan nasibnya di neraka dan surga…kok malaikat Raqib Atib masih disuruh mencatat amal kita ya?

  341. Menghilang lagi nih mas Mantan..Kali ini saya yang absen dua minggu nih. Absen nanggapi mas Mantan….

  342. Saudara penonton yang baik,

    Itu semua bukan fantasi saya kok, tapi semua itu kalam para ulama, kebetulan yg saya ambil adalah ibnu hajar dan ibnul qayyim saja, belum yang lain,
    adapun dalil – dalil tentang pendapat para ulama ahlus sunnah tentang qadha qadar didefinisikan dengan umum dan rinci sudah masuk dalam dalil-dalil yang saya sampaikan tentang adanya penentuan qadar saat manusia dalam kandungan, kemuadian adanya penentuan qadar saat lailatul qadar, dan penentuan qadar harian, ini merupakan hujjah yang jelas bahwa qadar itu merinci ketetapan sebelumnya karena qadar tidak hanya ditetapkan di zaman azali namun ada yang ditetapkan kemudian setelahnya. Dari dalil-dalil inilah para ulama beristimbath menyimpulkan bahwa penentuan takdir di zaman azali (qadha) sifatnya Umum sedangkan penentuan taqdir setelahnya (sblm penciptaan+dlm kandungan+lailatulqadr+harian) adalah rinciannya (qadar).

    Itulah kenapa saya sebelumnya pernah bertanya ke anda apakah anda mengimani adanya 5 (lima) masa penetapan taqdir. Jika anda sudah mengimani maka tidak perlu saya copy kan lagi dalil2nya, namun jika belum baru akan saya copykan.

    jika anda sudah mengimani bahwa ada 5 masa penetapan taqdir, lantas bagaimana anda menjelaskan fungsi masing-masing penetapan taqdir itu. Untuk apa taqdir ditetapkan saat dalam kandungan jika sebelumnya sudah ditetapkan di zaman azali saat Allah menciptakan al Qalam. Maka jawabannya sesuai sekali dengan fatwa dan pendapat para ulama ahlus sunnah bahwa penetapan yang berikutnya bersifat rincian dari penetapan sebelumnya. Alhamdulillah.

    Adapun si fulan akan haji tahun ini maka itu menurut ibnu abbas ditentukan saat lailatul qadar dan itu berbeda sekali dengan pernyataan anda bahwa itu ditentukan sejak zaman azali, dengan berkata demikian berarti anda malah condong ke jabariyah, namun alhamdulillah anda sudah menyatakan anda salah dalam masalah haji ini.
    Dalil yang digunakan ibnu abbas adalah QS ad dukhan 1-5 dan itu sudah saya beritahukan pada anda kan ?
    adapun rujukan saya adalah kitab karya ibnul qayyim berjudul syifaul alil fi masailil qadha wal qadar wal hikmah wal ta’lil yang membahas lengkap tentang qadha dan qadar, barangkali lebih baik anda membacanya sendiri karena kitabnya cukup tebal sementara isinya hanya qadha-qadar saja sehingga terdapat ratusan dalil disana bahkan pandangan-pandangan para shahabat Nabi secara lengkap. Dengan demikin anda tidak lagi mengejek saya berfantasi dan anda bisa berfantasi sendiri menyelami pandangan para shahabat Nabi tentang masalah ini. Semoga anda memperoleh kemudahan dari Allah.

    Ohya tentang kata “insyaAllah” apa anda sudah mengakui juga ya kalo itu menunjukkan bahwa manusia hanya berusaha sementara Allah yang menentukan hasilnya, atau anda masih belum mengakui ?

    Tapi sepertinya dari jawaban anda msh blm mengakui ya? anda katakan saya punya kekuasaan mendidik anak sehingga jika gagal akan dihisab diakhirat.
    Memang kita diberi Allah kekuasaan mendidik anak ya akhi, namun berhasil atau tidak mendidik anak itu bukan kita yang menentukan akan tetapi Allah, apakah anda hendak mengatakan Nabi nuh akan disiksa Allah karena tidak bisa mendidik anaknya ?
    Selain itu dlam banyak hadits Rasulullah sudah mengatakan bahwa manusia akan masuk surga atau neraka itu sudah ditetapkan sebelum ia dilahirkan di muka bumi, jadi yang penting kita ikhtiar saja mendidik anak kita dengan baik, kalopun gagal itu semua ketetapan Allah, yang penting jangan putus asa karena Rasulullah mewajibkan ikhtiar pda ummatnya.

    • afwan akhi,
      ana kurang setuju jika antum membandingkan ukuran kegagalan manusia biasa dalam mendidik anak dengan kegagalan nabi dan rosul dalam mendidik anak.
      jika nabi dan rosul mendidik anak berdasarkan wahyu langsung dari Allah yang pasti cacat dari kealfaan. maka berbeda dengan manusia bisa yang terlalu banyak cacatnya.

      yang pasti manusia bebas memilih perbuatannya dan semua perbuatannya itu akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.

      wallahu a’lam bishowab

    • afwan akhi,
      ana kurang setuju jika antum membandingkan ukuran kegagalan manusia biasa dalam mendidik anak dengan kegagalan nabi dan rosul dalam mendidik anak.
      jika nabi dan rosul mendidik anak berdasarkan wahyu langsung dari Allah yang pasti bebas dari cacat dan kealfaan. maka berbeda dengan manusia bisa yang terlalu banyak cacatnya.

      yang pasti manusia bebas memilih perbuatannya dan semua perbuatannya itu akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.

      wallahu a’lam bishowab

  343. Afwan semuanya
    Bismillahirahmanirrahim
    Puji shukur kepada Allah Azza wajalla Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad Sallalahu alaihi wasalam ,semoga kita semua berada dalam lindunganNya.

    Setelah ana amati semua terus berkutat dalam sekitar pemahaman para ulama
    mengenai qadha dan qhadar.
    sekarang ana mau tanya kalau memang semuanya berpegang dan mengakui bahwa semuanya mengaku ahlussunnah waljamaah ( ahli melakukan sunnah dari nabiNya atau mengakui dalil syar’i dari Allah Azza wajalla serta atsar para sahabatnya ) ,coba keluarkan dalil yang seterang – terangnya dari
    nabiNya ,para sahabatnya dan Dari Allah Azzawajalla mengenai qhada dan qhadar ?
    note : “Bukan keterangan dari para ulama”, semoga semua dapat memahami.

    kalau benar ht atau mantan punya dalilnya

  344. Penjelasan Rasulullah tentang ayat-ayat taqdir sudah sangat jelas sekali :

    قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء
    Artinya:
    “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (perbuatan-perbuatan makhluk) ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah sebelumnya?
    Jawab Nabi : Telah ditetapkan sebelumnya wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
    [HR. al-Tirmizi, Ahmad-sahih-].

    Juga sabda Nabi yang artinya :
    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
    (HSR Bukhary & Muslim).

  345. Alhamdullilah ternyata ada dalilnya

    apa ada yang lebih spesifik mengenai qhada dan qhadar lagi dari Allah ,rasulNya atau sahabatnya barangkali ada ihwan yang lain belum mengerti? sehingga patut dihadirkan dalil yang lain ( bukan pemahaman ulama ).
    karena jika lari dari dalil syar’i , kepada pemahaman ulama atau diri sendiri yang diungkapkan melalui tulisan disini pasti ” akan terjadi berlainan” pendapat,mengenai ijma ,tergantung kepentingannya untuk golongan atau perorangan ,kepentingan itu ditujukan untuk apa ?
    1. untuk tujuan keduniawian ( jabatan ,kedudukan ,popularitas dll).
    2. untuk tujuan akhirat lillahi ta’ala ( hanya mengharap wajah Allah )
    keduanya akan terlihat dengan basyirah ( cahaya batin ),bagi mereka yang diberikan hidayah oleh Allah Azzawajalla ,sekali lagi jangan pernah mimpi mensejajarkan diri kita dengan para ulama apalagi dengan para sahabat!
    ingat kadar iman ,kadar maksiat ( yang pasti Allah berikan kepada kita berbeda beda, sesuai dengan hasil usahanya menggali ilmu Allah yaitu Alqur’an ,Assunnah dan atsar sahabat ),itulah, setiap orang karena khawatir
    salah dalam menulis ,untuk kehati – hatian mengenai pemahaman biasanya dinisbatkan kepada ulama ,tergantung ulamanya juga, untuk kepentingan apa menerangkan hal tersebut , kembali lagi kepada 2 pokok diatas ( kedua pokok diatas hanya dirinya atau golongannya yang tahu dan jelas pasti Allah lebih tahu ,untuk apa mereka mengerjakan itu ),sekali lagi kita hanya dapat melihat hidayah tersebut dengan tingkat keimanan kita ,contohnya perbuatan kotor , apakah kita masih terlibat dengan riba ?,senang berbuat mesum?,senang menipu? serta perbuatan jahil lainnya yang sangat dimurkai oleh Allah Azzawajalla,kalau jawabannya “iya”, masih terlibat ,jangan pernah mimpi sinar Allah akan masuk kedalam diri kita diibaratkan sinar matahari menerobos masuk melalui ventilasi udara!,secara berangsur angsur akan menerangi jiwa ini,apakah amalan yang disenangi oleh Allah sudah kita perbuat ,yaitu amalan yang sudah ditetapkan secara syar’i yaitu yang sudah ditetapkan olehNya ,bukan yang dibuat atau dikarang oleh diri masing-masing.
    ana tunggu dari ht apakah ada dalil lain yang menerangkan Qhada dan qhadar tersebut ?…apakah cukup ini saja yang dari mantan ht dalilnya?.
    kalau cukup dalil ini saja, ya.. sudah ,selesai sudah perkaranya ,kita semua kembalikan kepada Alla dan rasulNya.( kepada Alqur’an dan Asunnah )
    kita jadikanlah cermin, setiap kitab dari para ulama baik itu yang membuat ,dan membantah ,dan senantiasa kita berdo’a untuk tidak terjerunus kedalam pemahaman yang tidak diridhoi oleh Allah Azzawajalla.
    yang jelas kita tidak pernah tahu ,tentang pemahaman kita benar atau salah ,karena ada yang hanya ikut – ikutan saja ,dan ada juga yang selalu mengechek dengan mizan yang paling baik yaitu Alqur’an dan assunnah yang diperkuat dengan atsar sahabat.semuanya akan dimintai pertanggung jawaban atas apa-apa yang diperbuat.
    wallahu a’lam

    • dalil-dalil yang antum maksud sebenarnya sudah banyak dicantumkan sebelumnya oleh orang2 yang bersangkutan.
      sebenarnya koment antum pada tanggal 24-12-10 18:04 sudah lebih dari cukup.

  346. Alhamdullilah

    itulah yang ana maksud mudah – mudahan Allah Azzawajalla memaafkan kekeliruan kita dalam memahami suatu dalil ataupun nash ,karena kita hanyalah hambanya yang do’ip ,kurang ilmu walaupun dalil – dalil itu sudah diterangkan oleh para ulama ,tetapi hanya Allah Subhanahuwata’ala jualah yang memberikan tingkatan derajat pemahaman itu.walaupun orang – orang banyak memaksakan tentang pemahamannya terhadap orang lain,namun sekali lagi pandanglah, yang sekiranya cukup untuk kita sebagai cermin untuk bahan pertimbangan muhasabah terhadap tujuan kita bersama di akhirat kelak yaitu surga bagi orang – orang yang mengamalkan alqur’an,assunnah ataupun atsar sahabat.
    mudah-mudahan apa-apa yang sudah disampaikan pengelola koma ht ( mantan ht ) ,menjadi rujukan bagi kita untuk mengambil faidahnya ,begitu pula yang dari ht ,kalau dipandang ada baiknya kedua belah pihak jelas nanti akan bersama berhadapan diyaumil akhir kelak mana yang benar – benar membela agamaNya , karena sebaik – baik hakim hanya Allah Azzawajalla,note: karena suatu permasalah sudah dikemukakan kemudian ditanggapi ,semuanya akan mendapatkan balasan yang setimpal dari yang iseng,yang suka kafir mengakafirkan ,mencaci maki sesama muslim ( yang jelas yang berdialog semua disini semuanya muslim) atau ada yang bukan?…, yang serius ,yang nonton ataupun membaca ,termasuk ana yang kadung telah membaca dan terlibat dalam permasalah ht dan mantan ht.
    maafkanlah ya Allah hambamu yang do’ip ini semoga disegerakan Islam jaya di seluruh belahan bumi semuanya memahami garis tujuannya yaitu mentauhidkanMu,membelaMu serta membela rasulMu,
    sebenarnya banyak sekali PR yang banyak terlupakan ,….
    banyak umat Islam tercebur kedalam dunia riba ,berjualan cara riba,menjadi nasabah bank,mlm,kredit motor ,rumah dll yang diserang faktor ekonomi kedalam tubuh islam ,faktor yang sangat pital dari seluruh cobaan selain sakit.
    mungkin antum semua sudah tahu ancaman Allah dan rasulNya kepada pemakan riba .
    dalil – dalilnya jelas tapi orang – orang banyak yang tutup mata dengan berbagai alasan.
    QS.2. Al Baqarah275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
    QS2. Al Baqarah279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan “memerangimu”. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
    BULUGHUL MARAM
    -Ibnu Hajar Al-Ashqolani-
    Kitab Jual-Beli
    Jabir Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: “Mereka itu sama.”
    ( Riwayat Muslim ).
    BULUGHUL MARAM
    -Ibnu Hajar Al-Ashqolani-
    Kitab Jual-Beli
    Dari Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Riba itu mempunyai 73 pintu, yang paling ringan ialah seperti seorang laki-laki “menikahi ibunya” dan riba yang paling berat ialah “merusak kehormatan” seorang muslim.”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan ringkas dan Hakim dengan lengkap, dan menurutnya hadits itu shahih.
    SHAHIH MUSLIM
    -Imam Muslim-
    Kitab Iman
    Bab 31: Menerangkan dosa-dosa besar dan yang paling besar
    Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu : ia berkata:Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa tujuh hal itu? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh berzina wanita-wanita yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman

    dan masih banyak lagi larangan atau ancaman siksa dari Allah Azzawajalla .
    apakah kita sudah mampu melepaskan diri dari serangan kaum yahudi kedalam tubuh kita bukan riba saja ,buka mata lebar – lebar,jawabnya dekatkanlah terus diri kita kepadaNya dengan mempelajari ilmuNya,jauhi maksiat sebisa kita ,maksiat dalam bentuk apapun , hujat menghujat,berjinah ,memakan riba,bebuat bohong dsb ,supaya kita dipahamkan ilmu olehNya.karena tidak ada yang akan menolong diri kita ketika kita menghadap kepadaNya selain dari Allah Azzawajalla.setiap manusia tidak menanggung dosa orang lain tetapi dosanya sendiri.

  347. percuma diskusi disini gak bakalan ada ujungnya, untuk pak pengelola coba anda ikut berpartisipasi n diskusi terbuka dengan petinggi HT, saya yakin pasti pihak ht ndiri sering ngadain kajian diskusi terbuka dengan para tokoh, coba anda ikut disana dan bawa kitab2 rujukan anda dan pihak ht pun sama, saya sbagai masyarakat indonesia mnunggu neh partisipasinya anda dan pihak HT dalam diskusi terbuka..mudah2an anda berani…amiin

  348. Sebenarnya tidak ada yang percuma dialog disini ,atau nanti dialog terbuka sekalipun akan berbuah sama :
    1. Akan ada yang mengerti dan langsung berbuah taat kepada Allah dan rasulNya.
    2. Ada yang tidak mau tahu ,balelo.
    3. Ada yang keukeuh prinsipnya taqlid kepada gurunya ,pada organisasinya
    4. yang dikhawatirkan terjadinya pertumpahan darah sesama muslim ,inilah yang harus dijaga.dll .
    adapun ana tampilkan koment ini untuk stop :
    hujat menghujat,kafir mengkafirkan ,sesat menyesatkan
    cernalah dengan kepala dingin kalau memang ingin menjadi muslim sejati.
    jagalah lisan ,kalau memang semuanya tujuannya membela islam.
    jangan maksa memaksa.( sikapi dengan lemah lembut ,bantah memabantah dengan hikmah janganlah dikedepankan hawa napsunya).
    karena seorang muslim yang cerdas adalah yang tahu : siapa dirinya ,baru akan menetahui diapa Tuhannya.
    malulah kita kepada Allah Azzawajalla ,takutlah kita kepada Allah Azzawajalla,apakah mantan ht dan ht telah terjamin masuk surga?…
    atau kita semua terjamin???,..jadi nasehat menasehatilah dengan hikmah ,dengan mengembalikan semua urusan kepada Allah Azzawajalla.
    jangan mendahului Allah dan rasukNya.
    mudah – mudahan Allah Azza wajalla memberikan ,kepahaman agamaNya .
    jangalah syaitan menunggangi kita semua sehingga membuat syaitan senang bertepuk tangan,ko orang yang pada paham agama pada berantem.
    apakah orang yang paham agamaNya berantem.
    wallahu a’lam

  349. manusia akan dihisab akan apa yang ia tekadkan, ucapkan, dan lakukan.. itulah amal.
    tapi manusia tidak akan dihisab akan apa yang telah menimpa dirinya..karena itulah qodlo atau ketetapan Allah.
    oleh karenanya, manusia bebas memilih perbuatan..karena Allah telah menunjukan dua jalan, fujur dan taqwa dan Allah telah memberikan akal untuk berfikir tentang perbuatan manakah yang akan membawanya kepada ridlo Allah, perbuatan fujur atau perbuatan taqwa.

  350. Penjelasan Rasulullah tentang ayat-ayat taqdir sudah sangat jelas sekali :

    قال عمر يا رسول الله أرأيت ما نعمل فيه أمر مبتدع أو مبتدأ أو فيما فرغ منه ؟ فقال فيما قد فرغ منه يا ابن الخطاب وكل ميسر أما من كان من أهل السعادة فإنه يعمل للسعادة وأما من كان من أهل الشقاء فإنه يعمل للشقاء
    Artinya:
    “Berkata Umar: Wahai Rasulullah, apakah yang kita lakukan (perbuatan-perbuatan makhluk) ini perkara yang baru terjadi atau pun telah ditetapkan oleh Allah sebelumnya?
    Jawab Nabi : Telah ditetapkan sebelumnya wahai Ibn al-Khattab dan setiap orang itu dimudahkan baginya (berdasarkan takdir yang telah ditetapkan), maka sesiapa yang ditetapkan menjadi ahli saadah (syurga) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya kepada syurga adapun mereka yang ditetapkan sebagai ahli syaqawah (neraka) maka dia akan beramal dengan amalan yang membawanya ke neraka”.
    [HR. al-Tirmizi, Ahmad-sahih-].

    Juga sabda Nabi yang artinya :
    “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” . Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang akan dipermudah (menuju ketetapannya)”.
    (HSR Bukhary & Muslim).

    • Alhamdullilah .
      Ya.. akhi ,afwan ana akan tarik kesimpulan.
      hasil yang dipahami dari dalil diatas.
      – sangat jelas bagi yang derajat taqwanya sangat baik .
      – agak samar bagi yang derajat taqwanya sedang.
      – tidak jelas bagi yang derajat taqwanya kurang.
      – gelap bagi orang yang tidak pernah belajar agama sama sekali.
      jika keadaannya samar dan bahkan tidak tahu alangkah baiknya merujuk kepada ulama terdahulu dalam memahaminya ,yang jelas harus sudah mengenal ulama tersebut dengan membaca biografi dari ulama tersebut ,yang terhindar dari ilat dan cela ,seperti yang kita ketahui 4 imam( malik ,hanafi,safi’i,ahmad ),Imam Bukhori ,Imam Muslim dan Imam – imam yang lainnya yang dibaca dan dirasa oleh seluruh umat muslim didunia akan kefakihan dan kezuhudannya,ta kenal maka ta sayang,silahkan chek kitab otobiografi syi’ar a’lam anubala Imam Azzahabi dan kitab – kitab lainnya.
      ana hanya berdo’a kepada Allah Azzawajalla barang siapa yang memang tujuannya hanya mengharap ridho dan wajah Allah Azzawajalla ,semoga Allah berikan Rahmat dan HidayahNya untuk bertemu denganNya dalam keadaan beriman kepadaNya.

      barang siapa yang tujuannya hanya duniawi semata serta memiliki tujuan untuk “menyesatkan umat” semoga mukanya Allah lapisi dengan ter ( aspal panas ),dan dijadikan oleh Allah Azawajalla ,orang tersebut hidup tetapi tidak hidup dan ditempatkan didalam neraka jahanam.
      sesuai dengan amaliah dia yang sesat sehingga diikuti orang banyak.

      semoga Allah Azzawajalla menghimpun kita semua dalam curahan Rahmat dan kasih sayangNya.

      wallahu a’lam

  351. Andaikan Rasulullah melihat blog ini, apa kira-kira yang akan diucapkannya kepada anda mas pengelola?

  352. وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
    Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)

    menurut saya ayat tersebut kurang tepat bila diartikan sperti itu (“Allahlah yang telah menciptakan kalian dan Allahlah yg juga menciptakan perbuatan kalian” ) tapi prlu diketahui bhw mgkin saja saya dlm hal ini salah tapi bs juga benar lhoo…

    agar dapat memahaminya coba lihat ayat sebelumnya ! yaitu :
    ” a ta’buduwna maa tanhithuwn” yang artinya : apakah kamu semua akan menyembah apa yang kalian pahat?

    kemudian bila ayat tesebut digabung maka akan menjadi berikut ini :
    “a ta’buduwna maa tanhithuwn ,
    wa ALLAAHU kholaqo kum wa maa ta’maluwn”

    “wa MAA ta’maluwn” —-> kata MAA tsb -saya lupa jenis MAA di ayat ini- kembali pada kata “MAA tanhithuwn”
    sehingga arti ayat tsb adalah :
    “a ta’buduwna maa tanhithuwn” = apakah kamu sekalian akan menyembah apa yang sdg kalian pahat ?,
    “wa ALLAAHU kholaqo kum wa maa ta’maluwn” = padahal ALLAHlah yang telah menciptakanmu dan APA YANG KAMU PAHAT

    menurut saya dalam ayat ini ALLAH yang tajir keren and funky berusaha menyindir (bhkan berusaha menggugah pikiran untuk mengingatkan) kpd para hambanya bhwa akankah mereka menyembah patung padahal patung-patung tsb mereka pahat sendiri????

    saya temukan penjelasan ini dalam buku “memahami taqdir dengan rasional imani” oleh ustadz IMRON AM penerbit BINA ILMU surabaya

    semoga urun rembug saya ini bisa meluruskan pemahaman / pemikiran ummat islam, syukur2 seandainya bisa mmpersatukan bukannya memecah belah

    dan saya tdk suka dg adanya komentar seperti :
    yg ini wahabi atau
    itulah albaniyyuun atau
    salafy keparat
    (karena komentar tsb atas dasar kebencian (misal benci pada wahabi / salafy / yg lain ) bukan untuk berusaha menemukan yg benar ato salah

    seandainya yng anti wahabi / anti salafy menemukan sesuatu kebenaran dari salafy maka dia -dg sikap anti salafynya- akan menolak kebenaran tsb hanya karena dari salafy / wahabi

    dari doni wahyudi di gresik
    wahdonyes@yahoo.com

    promo : apa salahnya milih partai politik dg sholat istikhororh

    betul nggak????

  353. وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
    Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)

    menurut saya ayat tersebut kurang tepat bila diartikan sperti itu (“Allahlah yang telah menciptakan kalian dan Allahlah yg juga menciptakan perbuatan kalian” ) tapi prlu diketahui bhw mgkin saja saya dlm hal ini salah tapi bs juga benar lhoo…

    agar dapat memahaminya coba lihat ayat sebelumnya ! yaitu :
    ” a ta’buduwna maa tanhithuwn” yang artinya : apakah kamu semua akan menyembah apa yang kalian pahat?

    kemudian bila ayat tesebut digabung maka akan menjadi berikut ini :
    “a ta’buduwna maa tanhithuwn ,
    wa ALLAAHU kholaqo kum wa maa ta’maluwn”

    “wa MAA ta’maluwn” —-> kata MAA tsb -saya lupa jenis MAA di ayat ini- bila dikembalikan pada kata “MAA tanhithuwn”
    maka arti ayat tsb adalah :
    “a ta’buduwna maa tanhithuwn” = apakah kamu sekalian akan menyembah apa yang sdg kalian pahat ?,
    “wa ALLAAHU kholaqo kum wa maa ta’maluwn” = padahal ALLAHlah yang telah menciptakanmu dan juga yg menciptakan APA (PATUNG) YANG KAMU PAHAT

    menurut saya dalam ayat ini ALLAH yang tajir keren and funky berusaha menyindir (bhkan berusaha menggugah pikiran untuk mengingatkan) kpd para hambanya bhwa akankah mereka menyembah patung padahal patung-patung tsb mereka pahat sendiri????

    saya temukan penjelasan ini dalam buku “MEMAHAMI TAKDIR DENGAN RASIOMAL IMANI” oleh ustadz IMRON AM penerbit pt. BINA ILMU surabaya (ustadz IMRON AM tu tetangga saya hehehe tapi saya tdk akan taqlid padanya and beliau sdh wafat)

    semoga urun rembug saya ini bisa meluruskan pemahaman / pemikiran ummat islam, syukur2 seandainya bisa mmpersatukan
    bukannya memecah belah,
    btul nggak???

    dan saya tdk suka dg adanya komentar seperti :
    yg ini wahabi atau
    itulah albaniyyuun atau
    salafy keparat
    (karena komentar tsb atas dasar kebencian (misal benci pada wahabi / salafy / yg lain ) bukan untuk berusaha menemukan yg benar ato salah

    seandainya yng anti wahabi / anti salafy menemukan sesuatu kebenaran dari salafy maka dia -dg sikap anti salafynya- akan menolak kebenaran tsb hanya karena dari salafy / wahabi

    dan saya selama ini berusaha bersikap moderat (ttg sunni dan wahabi , termasuk pada muhammdiyah NU dan partai politik ), maka untuk itu saya tdk ingin bertaqlid kpd wahabi ataupu sunni, sehingga untuk itu saya selalu berdoa dg doa berikut ini : ALLAAHUMMA ARINAL HAQQA HAQQAA WARZUQNATTIBAA’AHU, WA ARINAL BAATHILA BAATHILAA WARZUQNAJTINAABAHU

    dari doni wahyudi di gresik
    wahdonyes@yahoo.com

    promo : apa salahnya milih partai politik dg sholat istikhororh

    betul nggak????

  354. Ahmad Junayd Poso

    assalamua’alaikum, semoga Allah menjaga pengelola situs ini, saya adalah salah satu mantan aktivis HTI banjarbaru Kalsel. dan sekarang sayapun satu manhaj dengan pengelola situs ini. saya mengadakan diskusi melalui tulisan di http://mtaufiknt.wordpress.com/merupakan situs sahabat saya yang masih ada di HT. saya berdiskusi mengenai kehujahan hadits ahad. silakan lihat dikotak komentar pada makalah pengelola situs tersebut yang berjudul kedudukan kabar ahad dalam masalah aqidah. judul tulisan saya ” antara menolak dan menerima hadits ahad sebagai hujjah aqidah.” saya berpesan kepada pengelola situs untuk tetap sabar menasehati saudara-saudara kita di HTI. mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada mereka di atas manhaj ahlus sunnah salafushalih. wassalamu’alaikum warahmatullahiwabarakaatuh

  355. Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh,
    Ahlan wa sahlan ya akhil karim,
    Mari kita bertaawun dalam da’wah, nasihatilah kami bila ada tulisan kami yang kurang sesuai dengan al Qur’an dan as Sunnah, mari kita saling menasihati dan saling menjaga kaum muslimin agar tetap berada dalam kemurnian dien yang mulia ini.
    Semoga Allah memberkahi kita dan kaum muslimin semua.

  356. buat pengelola blog ini yang mantan ht

    mohon komentarnya doonk ttg usulan / pndapat saya ttg memahami surat asshoffaat ayat 96
    saya hanya pingin tahu pndapat anda stlah membaca komentar saya tsb
    please!
    saya nggak kbrtan bgmn pndapat anda mskipun beda dg saya
    malah saya akan brsyukur bila saya yg salah dan bs menemukan kbnrn dari anda atau dari manapun trmasuk dari hti im mhmdyh nu prsis depag atau bhkan dari orang yahudi zionist sekalipun, bila memang bnr maka akan saya akui dan sy ikuti
    btul nggak??

    • Tafsir ash shaffat 96 insyaAllah sudah pernah dibahas, silahkan di lihat koment2 sebelumnya

      • Ini saya copykan lagi jawaban saya di koment sebelumnya :
        Tentang As Shaffat : 96 ini Imam Ibnu Katsir menafsirkannya dengan mengutip hadits riwayat Bukhari dalam kitab Af’al al-Ibad yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’aala adalah pencipta setiap makhluk yang berbuat dan apa saja yang diperbuatnya.
        Silahkan merujuk ke Tafsir Ibnu Katsir tentang ayat yang sesuai, barakallahufikum.

  357. muslimah pembelajar

    @pengelola
    ana cukup simpatik dg beberapa pemikiran an-nabhani,…
    yg ana fahami selama ini, perbedaan dalam beberapa hal ga masalah..tapi terkait hadis ahad ini ana agak berat karena ini menyangkut akidah.ana mengikuti yg menerima hadis ahad sohih sbgai hujjah akidah sbagaimana ulama salaf..apa ini berarti HT n lainnya beda akidah? atau seperti apa? mohon penjelasannya.syukran

  358. InsyaAllah penjelasannya sudah ada dalam artikel saya tentang hadits ahad, silahkan merujuk kesana, barakallahufikum.

  359. A. WR. WB.
    Komaht kelihatan sekali ingin menyerang ht. Padahal kalo dibaca slogannya ya memperjuangkan khilafa juga (?atau saya salah). Ingat Mirza Ghulam Ahmad juga terkenal teguh membela Islam, tapi menolak jihad. Pemahaman kedamaian (kesejahteraan ekonomi) begitu merasuk di jiwa sebagian besar manusia, sampai-sampai kebenaran dan keadilan haram ditampilkan.
    Hak kekayaan intelektual/patent/hak cipta, bunga bank, miras, pelacuran, dst. itu salah tapi kalo kita melanggar patent kita diserang Barat, pinjaman tanpa bunga tidak didukung pemilik modal, miras dianggap menggerakkan perekonomian!
    Maka apa yang mendasari majelis ini?
    Maka apa yang mendasari majelis ini?
    kedamaian subjektif atau kebenaran shar-i?
    Qodar dalam pengertian saya bersifat eksak, dalam aritmetika ada beberapa
    cara mencapai angka 6. Bisa 2 + 4 atau 3 + 3. Jadi setiap gerak atom, posisi langkah kaki manusia bahkan benak fikir manusia sudah ditetapkan oleh Allah swt. Entah itu yg menyangkut baik buruk atau hal mubah sudah ditetapkan. Tetapi banyak ketetapan yang tumpang-tindih yg akhirnya menjadi NASIB. Sekarang saya melangkah ke pelacuran atau Majlis ilmu itu NASIB. Tetapi nabi Muusa as. membelah laut itu TAKDIR dan NASIB samar; tidak ada pilihan ilahiyah karena sudah tertulis di kitab suci.
    Bisakah Ali ra. yg menerima wahyu kenabian alih-alih Muhammad?
    TIDAK.
    Bisakah Anda berjualan baju alih-alih menjadi juru ketik?
    Insya Allah BISA.
    –sekian.

  360. Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh,

    Saudaraku sesama muslim, maaf saya orang awam, tidak paham ilmu agama dengan baik, saya ingin belajar, tapi membaca pembahasan ini membuat saya jadi bingung.
    Dengan sekian banyak dalil yang membenarkan pendapatnya masing2, saya bingung menentukan yang benar yang mana??? Rasulullah bersabda bahwa diakhir zaman nanti akan banyak aliran dalam agama Islam, cuma ada satu yang tetap lurus, tapi yang satu itu yang mana?? karena semuanya merasa benar…..
    sebagai orang awam, saya sependapat dengan sdr Celestaion bahwa cara mencapai angka 6. Bisa 2 + 4 atau 3 + 3, artinya untuk mencapai kebenaran itu tidak cuma satu cara, kebenaran bisa dicapai dengan beberapa cara..

    Yang lebih penting lagi, janganlah saudara-saudaraku yang pintar2 ilmu agama ini membuat orang awam seperti saya ini menjadi bingung.
    Berhubung internet ini bisa diakses oleh semua kalangan, jadi utamakan pembahasan yang sifatnya “menyatukan umat” bukannya “memecah belah umat”. Jika ada perbedaan, alangkah lebih baik dibahas secara tatap muka saja.

    Wallahu’alam, semoga Allah memberikan ilmunya kepada hamba yang awam ini.

    Wassalam,

    • @ Orang awam :

      Mudah-mudahan dengan membaca blog ini ” Orang awam” tidak menjadi “awam” lagi terhadap Islam. HTI hanya mencaplok orang-orang yang awam tentang Islam kok.

  361. dan tidaklah patut bagi laki-laki yg mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yg mukmin, apabila Alloh dan rasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yg lain) tentang urusan mereka. dan barang siapa mendurhakai Alloh dan rasulNya maka sesungguhnya lah dia telah sesat, sesat yg nyata.

    QS. Al Ahzab 36

  362. Pengelola@ : saya hanya MUSLIM pengurus Muhammadiyah, keluarga saya NU, dan SAYA BUKAN ANGGOTA HT, tapi saya masih punya HATI untuk bisa membedakan mana yang banar dan mana yang sAlah. sesuai kata Hadits : Yang benar itu sudah JELAS dan yang salah juga JELAS. saya lihat PEKERJAAN ANDA HANYA MEMBUAT YANG JELAS JADI KABUR. yang BENAR jadi KABUR sehingga menjadi SALAH, dan yang SALAH menjadi KABUR sehingga menjadi BENAR. atau seperti perbuatan setan YANG MENGHIAS KEBURUKAN / DOSA sehingga menjadi KEBAIKAN/PAHALA. atau seperti Dajjal yang membawa API dan SUSU, yang mgatakan bahwa SUSU itu yang baik dan benar….dst.

    Jangankan HT yang tak akan sesat setelah dikemukakan Argumen Anda, bahkan Alquran saja bisa2 jadi ‘sesat’ setelah dicari2 kesesatannya oleh Anda.
    ITUlah yang ingin anda lakukan. yaitu MENCARI CELAH DI DALAM KEBENARAN untuk menggerogoti KEBENARAN. ITULAH PERBUATAN ORANG MUNAFIQ DI SEPANJANG ZAMAN.

    BAgaimana anda mengatakan HT sesat atau salah, padahal perjuangannya jelas2 berdasarkan Dalil Syara’ dan Jalannnya ssuai Sunnah Rasul. kalau Anda mengatakan HT sesat, ini secara tidak langsung Anda mau mngatalkan bahwa ormas Islam yang lain juga sesat, seperti Muhammadiyah, Persis dll. karena secara prinsip HT itu tidak bertentangan dg ormas2 itu.

    Aku kira anda mungkin dibayar oleh pihak tertentu untuk menghalangi tegaknya agama Allah, seperti JIL yang dibayar untuk menghancurkan Islam. kalau anda tidak dibayar, berarti Anda telah dengan “SUKA RELA” menjadi pengikut IBLIS yang ingin memecah persatuan umat dan menghalangi dakwah.(maaf klu sy kasar, tp esensinya yg penting)

    Kalau bagi Anda “kebenaran” adalah “kesesatan” dan sebaliknya “kesesatan” adalah “kebenaran”, mungkin bagi Anda, orang berzina, mencuri, dll adalah BENAR setelah anda kemukakan ALASAN2 yang membuatnya menjadi KEBENARAN. Bahkan saya tidak yakin ANDA orang ISLAM, bisa saja kan ANDA itu orang KRISTEN atau orang beragama lain tapi dibayar untuk mempelajari HT untuk bisa mencari kelemahannya, dan membenturkannya dengan Jamaah Dakwah yang lain. Tp bisa saja Anda seorang ULAMA, tp ulama Su’ (ulama jahat) yang bekerja untuk kepentingan para penguasa, yang notabene mereka sangat ANTI PENEGAKAN SYARIAT ISLAM. ini logis kan?

    Sudahlah, kalau Anda memang gentle, saya ajak anda diskusi langsung dan ketemu secara nyata. atau kalau anda tidak berani, saya ajak anda diskusi di Fb dengan sy, : ini nama Fb saya : ‘I b a d u r R a h m a n. Saya tunggu….

    (Saya membaca blog anda ini, mau ketawa, karena isinya seperti buih di lautan, walau banyak tapi tak ada manfaatnya, dan suatu saat buih itu akan hilang sbagai sesuatu yang tak berguna (surat ar-Ra’du). betapa keilmuan Anda yang seperti anak kecil ini, uda berani memutarblikkan KEBENARAN). tapi memang orang-orang seperti Anda sebenarnya sudah dinubuwwahkan oleh Nabi, bahwa BAKAL BANYAK MUNCUL D AKHIR ZAMAN ORANG-ORANG YANG ALIMIN LISAN (ALIM LISANNYA), YANG MBACA ALQURAN TAPI TAK SAMPAI KE KERONGKONGANNYA). tp Alhamdulillah, yang mengikuti kelompok seperti ini juga kalangan orang Jahilun dan Fasiqun. Dan Allah akan melindungi orang yang “telah mendapat petunjuk” untuk tetap setia dalam agamanya.
    ” La yadlurrukum man dlalla idzahtadaytum…”
    (Tidak akan membahayakanmu (kesesatan) orang yang sesat bila kamu sudah mendapat petunjuk…)

    Jadi walau anda MANTAN HT, tp tk menjamin anda mendapat petunjuk Allah, karena petunjuk itu datang setelah ada “keikhlasan dan kesungguhan” dari manusianya. boleh jad Anda masuk HT niatnya tdk ikhlas dan punya tujuan buruk, seperti para orientalis yang mempelajari Islam hanya untuk menghancurkan Islam. Andai anda serius dan ikhlas, insya Allah, petunjuk Allah akan mengakar pada jiwa Anda, sehingga Anda TAK AKAN SESAT DAN TAK akan KEMBALI BERBALIK KE BELAKANG.
    sebab, justru yang saya tahu banyak “orang-orang rusak” setelah masuk HT menjadi “pejuang agama Allah”. apakah orang yang awalnya rusak lalu menjadi baik, terus anda mengatakan mereka “tetap rusak”? bukan kalu begitu yang rusak itu adalah Anda?

    camkan hadits : ” bila seseorang mngatakan, “sungguh manusia telah celaka/sesat/rusak, maka dialah yang paling rusak/binasa, atau dialah yang paling pertama rusak/binasa”
    jangan2 Anda itu telah masuk dalam pengertian hadis itu.

    JADI SILAHKAN MABUK DAN GEMBIRA DALAM KESESATANMU…..

    NA’UDZUBILLAH….

    • Saudara Ibadurrahman yang diberkahi Allah,
      Saya tidak pernah mengatakan HT sesat , saya cuma katakan HT ada kekeliruan baik dalam perkara aqidah maupun syariat khilafah, yang kemudian saya sebagai saudara semuslim mencoba menasehati saudara saya di HT, serta menjelaskan kepada kaum muslimin lainnya yang belum tahu hal ini.
      Perkara hidayah saya serahkan kembali pada Allah subhanahu wata’ala.

  363. Nak Rutho : aku membaca blog ini kok kayak tambah bodoh. aq khawatir orang awam mmbaca blog ini malah semakin hancur.

  364. Peneglola @ :
    jubir HT bukan tandinganmu. mgkin sayalah yang pantas dgmu. walu sy hanya simpatisan HT, tp mlhat wawasan keilmuanmu, sya yakin SAYA PASTI MENANG BERDISKUSI DGMU. Kapanpun Anda bila sudah berani sya ajak anda diskusi. Dimana saja….

    Semoga AJAKAN2 seperti ini, yang tidak berani kamu kabulkan semakin memperjelas TENTANG DIRIMU yang “PECUNDANG BESAR” YANG alimin lisan saja.

  365. Masya Allah semakin meruncing kah ?….
    semoga Allah Azzawajalla menyatukan hati setiap muslim yang mengaku dirinya muslim ,semoga Rahmat dan keberkahan dilimpahkan kepada kita semua.
    janganlah saling memperlihatkan ke akuan ,lihatlah persamaannya saja yaitu kitab kita Alqur’an dan Assunnah kitapun sama .
    memang yang membedakan kita semua yaitu pemahaman ,tetapi basicnya sama .

    Said al Musayid berkata ( beliau adalah penghulu tabi’in )jikalau seribu orang diserahkan untuk mentawil satu saja ayat alqur’an pasti akan menjadi seribu macam pemahaman ( syi’ar alam anubala )

    Atsar sahabat dari Abdullahibnu Rubai’ah ( didalam sahih adabul mufrad Imam Buqhory berkata )
    “Kami berkumpul bersama Abdullah -lalu mereka menyebutkan seseorang kemudian menyebutkan akhlaknya- lalu Abdullah berkata, ‘Apakah kalian tahu, sekiranya kalian memotong kepalanya, apakah kalian mampu merubah akhlaknya sehingga kalian merubah bentuk tubuhnya? Sesungguhnya air mani berada di dalam rahim selama empat puluh malam, kemudian berubah menjadi darah. Dari segumpal darah berubah menjadi sekerat daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk menulis rezekinya, akhlaknya, kesusahannya, atau bahagianya.”‘
    Hasan, sanadnya mauquf, tetapi redaksi, “Sesungguhnya air sperma..,” dianggap hadits marfu’, karena telah berubah menjadi shahih dengan dimarfu’kan di dalam kitab Al Irwa” (2143).

    antum semua tolong belajar terlebih dahulu tentang Alqur’an ataupun hadits .
    yang beragama taghutpun rasullulah melarangnya untuk memperolok – olok
    apalagi sesama muslim ,kalau nasehat menasehati memang dianjurkan ,tetapi tidak dengan amarah ,kalau memang salah, orang yang menasehati kita ,kembalikan kepada Alqur’an dan Assunnah,jikalau orang tersebut tidak mau juga mengikuti Alqur’an dan Assunnah kita saling mendoakan saja ,yang terpenting amanah kita sebagai seorang muslim “sudah disampaikan” dengan hikmah ,adapun orang yang diajak tidak mau ikut apakah kita ada kewajiban untuk memaksanya?..,hanya Allah azzawajalla saja yang mempunyai hidayah bukan kita mahluk yang do’if ini.

    lebih baik kita pelajari otobiografi para ulama ,siapapun ulamanya bagaimanakah perjuangan mereka ,sebanyak apa cinta kita kepada mereka
    layakkah kita mencintai ,layakah kita membenci wallahu a’alam hanya dengan Rahman dan Rahim Allah Azzawajalla saja kita dapat melihat semua itu ,yang jelah setiap ulama mempunyai lembaran perjalanan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya contoh : yang satu ahli hadits yang satu ahli fiqih ( temukanlah ulamanya siapakah gerangan ),kenapa itu semua untuk menambah khasanah wawasan keilmuan mereka,apaha kita layak ikuti atau tidak wallahu a’lam hanya kita dan Allah saja yang tahu.
    jangan kita pungkiri :
    kenapa sih harus mendirikan nu.
    kenapa harus mendirikan muhammadiyah.
    kenapa harus mendirikan persis.
    kenapa ada da’wah salafiyah .
    kenapa harus ada ht.
    jangan antipati trerlebih dahulu ?… mereka semua bertujuan apa?…
    kalau memang sreknya kepada ht apakah yang lainnya selain dari golongan ht berebutan untuk memaksa orang tersebut?..tentunya tidak kita hanya berkewajiban menyampaikan saja ,tidak lebih tidak kurang.
    semuanya diharapkan arif dalam melihat semuanya ,kalau ada yang kurang dalam pemahaman ,memang pasti kurang ,..
    kita kembalikan kepada Allah dan rasulNya ,memang kita semua tidak ma’sum hatta semua para ulama !,karena kelebihan derajatnya di antara umat sajalah ,umat menghormati mereka karena kezuhudannya dan lain sebagainya Allahlah yang meninggikan derajat para ulam tersebut .yang jelas ulama tersebut dicintainya secara mendalam didalam hatinya.terkadang sampai terlupa manakah yang harus didahulukan fatwa ulama atau Sunnah Nabi sehingga rela habis habisan dibelanya dengan befanatik dan menyanjungnya sehingga terpisah dengan sendirinya bermazhab – mazhab padahal ulam tersebut tidak akan memberikan safa’at sedikitpun ketika kita diakhirat kelak,setiap ulama mempunyai lembaran sendiri – sendiri yang berbeda satu sama lainnya .
    contoh lagi satu guru satu ilmu antara Imam Safi’i dan Imam Ahmad saja mereka berbeda dalam memandang satu hadits ,ada yang memandang dengan fiqih ada yang memandang hadits ya hadits apa adanya.
    wallahu a’lam kenapa mereka begitu hanya Allah sajalah yang tahu,kalaupun sebagian orang ikut Imam Safi’i atau Imam Ahmad ,hanya Allah jualah yang tahu ,memangnya kita semua punya daya apa untuk melarang dan memaksa mereka bermazhab dan berpikir tidak sama,sampai dengan hari ini dan detik inipun pemahaman dari beberapa Imam itui bercampur baur sehingga membentuk pemahaman yang lain ,belum lagi masuk pemahaman orang yahudi ,orang nasrani,orang budha ,orang hindu yang masuk kedalam islam terjadilah pemahaman sufi,majusi senang mengagungkan kuburan ,senang memperingati ulang tahun orang yang sudah mati dan seabrek – abrek pemahaman ,sehingga agama islam yang putih bersih ini ternoda sehingga berwarna – warni tidak suci dan bersih lagi ,karena mereka banyak melupakan basic ajaran islam yaitu pedoman hidup umat islam Alqur’an dan Assunnah,semua akhir dalam perjalanan akan bermuara kepada hal yang sama ,siapakah mereka yang benar benar menjalankan Syari’ahNya dengan baik ,tanyalah kepada diri masing – masing ,semua akan mempunyai tanggungan yang sama ,satu sama lain akan ditanya ,dosanyapun yang menaggung dirinya sendiri ,orang lain tidak akan menanggung dosanya ,hanya masing – masing orang sibuk dengan urusan masing – masing diyaumil akhir kelak.
    wallahu a’lam

    sekali lagi semoga semuanya diberikan Rahmat dan kasih sayang dari Allah Azza wajalla .

    wallahu a’lam

  366. Buat saudara2ku yg mau tau penjelasan tentang Qodla dan Qadar
    Istilah al-qadla dan al-qadar yang terdiri dari gabungan dua
    kata secara bersamaan memiliki pengertian tertentu. Kata qadla yang
    dirangkai dengan qadar menjadikan keduanya dua perkara yang saling
    terkait dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.
    Keduanya memiliki pengertian/penunjukan tertentu. Tidak sah jika
    dimasuki oleh yang lain. Kedua (istilah) itu belum pernah digunakan,
    baik oleh para sahabat maupun oleh sebagian tabi’in. Bagi orang yang
    mengamati nash-nash syara’ dan hal-hal yang berhubungan dengan
    bahasa, juga bagi yang mengamati perkataan para sahabat dan tabi’in
    serta orang-orang yang datang sesudahnya dari kalangan ulama,
    tampak bahwa kata qadla dan qadar secara bersamaan tidak pernah
    digunakan oleh mereka dengan pengertian tertentu. Terlebih lagi belum
    pernah muncul dua gabungan kata tadi dengan pengertian tertentu,
    baik didalam al-Quran maupun hadits. Meskipun demikian kedua
    gabungan kata tadi dijumpai maknanya secara bahasa. Telah dikeluarkan
    oleh al-Bazzar (berupa) hadits yang datang melalui sanad hasan,
    dari Nabi saw bersabda:
    Paling banyak orang yang meninggal dari umatku setelah qadla
    dan qadar Allah adalah meninggal tanpa didahului sakit atau yang
    lainnya.Oleh karenanya, pengertian istilah yang ditunjukkan oleh
    sebutan itu tidak dijumpai kecuali setelah munculnya mutakallimin pada
    ujung abad pertama dan setelah penterjemahan filsafat Yunani. Jadi,
    belum pernah ada pada zaman sahabat. Dan belum pernah terjadi
    perdebatan ataupun silang pendapat tentang dua kalimat tersebut
    sebagai satu nama untuk penyebutan istilah tertentu. Sepanjang masa
    para sahabat, kaum Muslim belum pernah membahas perkara qadla
    dan qadar meskipun kata qadla maupun qadar terdapat di dalam haditshadits.
    Begitu pula gabungan dua kata tadi terdapat dalam hadits seperti
    yang disebutkan di atas. Namun, semua itu mengandung pengertian
    bahasa bukan pengertian istilah. Kata qadla dijumpai pada bacaan
    qunut. Hasan berkata, Rasulullah saw telah memberitahukanku
    beberapa kata yang aku bacakan dalam qunut witir. Kemudian Rasul
    membacakan doa qunut, di antaranya:
    Jagalah diriku dari buruknya apa yang Engkau putuskan, maka
    Engkaulah Yang maha memutuskan, dan tidak ada seorangpun yang
    mampu memutuskan selain Engkau.(Dikeluarkan ad-Darimi dari
    al-Hasan bin Ali)
    Maksudnya, peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau tetapkan.
    Sesungguhnya Engkau maha menetapkan terhadap apa yang Engkau
    inginkan, dan tidak satupun yang bisa menetapkan atas-Mu. Terdapat
    pula kata qadar dalam hadits Jibril pada sebagian riwayat dimana
    Rasulullah bersabda:
    Dan engkau beriman kepada qadar, baiknya dan buruknya.
    (Dikeluarkan Muslim dari Umar bin al-Khaththab)
    Kemudian dalam sabda beliau saw yang lain:
    Dan jika sesuatu telah menimpamu maka janganlah engkau sekalikali
    berkata: ‘Seandainya aku melakukan begini atau begitu maka
    hasilnya (pasti) begini’. Akan tetapi katakanlah: ‘Allah telah
    mentaqdirkan demikian, dan apa yang Dia kehendaki maka Dia
    lakukan’. (Dikeluarkan Muslim dari Abu Hurairah)
    Pengertian kata qadar dalam dua hadits di atas adalah ketentuan Allah
    dan kemahatahuanNya. Yakni engkau percaya bahwa segala sesuatu
    telah Allah tuliskan di lauhil mahfuz dan Dia maha mengetahuinya
    sebelum diwujudkan. Jika Allah menghendaki sesuatu maka Dia
    langsung lakukan. Kaum Muslim tidak berbeda pendapat dan tidak
    mendiskusikan kata qadla yang sesuai dengan pengertian yang terdapat
    dalam hadits ini maupun hadits-hadits, baik dari segi lafadznya maupun
    madlul (maksud)nya.
    Kaum Muslim tidak pernah berbeda pendapat dan mendiskusikan
    kata qadar menurut pengertian yang terdapat dalam dua
    hadits tadi, baik dari segi lafadz maupun madlulnya, sebelum filsafat
    Yunani muncul ditengah-tengah mereka. Namun setelah filsafat Yunani
    berada di tengah-tengah kaum Muslim, datang sekelompok orang
    dari negeri Kufah. Mereka berkata: ‘Tidak ada qadar’. Artinya, tidak
    ada yang menentukan walaupun segala sesuatu terjadi (baharu) tanpa
    ada pendahulu yang menentukan. Mereka dinamakan dengan
    jama’ah qadariyah yang mengingkari ketentuan (qadar). Mereka
    berkata bahwa Allah telah menciptakan pokok pangkal segala sesuatu,
    kemudian meninggalkannya tanpa mengetahui rinciannya. Hal ini
    berbeda dengan apa yang terdapat di dalam (keterangan) al-Quran,
    yaitu Allah sebagai al-Khaliq, Pencipta segala sesuatu baik yang kecil
    ataupun yang besar, yang pokok ataupun rinciannya. Dialah Yang
    maha tinggi, menentukan segala sesuatu sebelum terwujud. Artinya
    telah tertulis di lauhil mahfuz, yakni maha mengetahui sebelum sesuatu
    itu diwujudkan.
    Allah Swt berfirman:
    Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu.
    (TQS. al-An’am [6]: 101)
    Dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
    sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
    dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak
    sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
    yang nyata (lauhil mahfuz). (TQS. al-An’am [6]: 59)
    Hanya saja, perselisihan pendapat dan polemik itu terjadi
    berkisar pada kata qadrullah dengan arti kemahatahuan Allah. Jama’ah
    qadariyah berpendapat bahwa Allah mengetahui pokok pangkal segala
    sesuatu tetapi tidak mengetahui rinciannya. Islam mengatakan bahwa
    Allah maha mengetahui asal segala sesuatu dan mengetahui pula
    rinciannya. Polemik tentang qadrullah atau (dengan kata lain) tentang
    kemaha-tahuan-Nya termasuk pembahasan mengenai ilmu Allah. Hal
    ini merupakan topik lain, bukan pembahasan mengenai qadla dan
    qadar. Pembahasan tersebut terpisah dari pembahasan qadla dan qadar.
    Kenyataannya memang seperti itu, artinya hal itu adalah pembahasan
    yang lain, bukan pembahasan tentang qadla dan qadar.
    Dengan demikian tampak jelas bahwa dua kata (yaitu) qadla
    dan qadar masing-masing kata berdiri sendiri, dan masing-masing dari
    keduanya memiliki pengertian tertentu. Maka tidak ada hubungan pada
    keduanya dengan pembahasan qadla dan qadar. Kata qadla dan qadar
    dengan segala pengertiannya menurut bahasa dan syara’ sebagaimana
    yang telah disampaikan oleh Syari’ (Allah) tidak ada hubungannya
    sedikit pun dengan masing-masing dari dua kata tersebut, baik secara
    terpisah maupun secara bersama-sama dalam pembahasan qadla dan
    qadar. Cukuplah bagi keduanya merujuk pada apa yang telah ada menurut bahasa maupun secara syara’, berupa pengertian bagi masingmasing
    kata tersebut.
    Terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang ilmu Allah, ayatayat
    yang menunjukkan kedalaman ilmu Allah terhadap segala sesuatu.
    Allah Swt berfirman:
    Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
    pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhil
    mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
    demikian itu mudah bagi Allah. (TQS. al-Hadid [57]: 22)
    Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa
    yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami,
    dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus
    bertawakal. (TQS. at-Taubah [9]: 51)
    Tidak ada tersembunyi daripadaNya seberat zarrahpun yang ada
    di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil
    dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang
    nyata (lauhil mahfuz). (TQS. Saba’ [34]: 3)
    Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
    mengetahui apa yang kamu kerjakan padasiang hari, kemudian
    Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan
    umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu
    kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu
    kamu kerjakan. (TQS. al-An’am [6]: 60)
    Ayat-ayat tersebut telah diturunkan kepada Rasul dan dihafal
    oleh para sahabatnya. Mereka memahaminya dan tidak terlintas dalam
    benak mereka untuk melakukan pembahasan tentang qadla dan qadar.
    Lebih dari itu mantuq, mafhum, dan penunjukan ayat-ayat ini berbicara
    mengenai penjelasan tentang ilmu Allah. Jadi, tidak ada hubungannya
    dengan pembahasan qadla dan qadar. Begitu pula ayat:
    Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: ‘Ini
    adalah dari sisi Allah’, dan kalau mereka ditimpa suatu bencana,
    mereka mengatakan: ‘Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)’.
    Katakanlah: ‘Semuanya (datang) dari sisi Allah’. Maka mengapa
    orang-orangitu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
    pembicaraan sedikitpun. (TQS. an-Nisa [4]: 78)
    Ayat ini tidak termasuk dalam pembahasan qadla dan qadar,
    karena ayat ini merupakan sebuah jawaban terhadap orang-orang kafir
    yang membedakan antara sayyi-ah (kejahatan) dan hasanah (kebaikan).
    Menurut mereka sayyi-ah itu dari Rasul dan hasanah dari Allah, sehingga
    Allah menolak perkataan mereka (dan mengatakan) bahwasanya semua
    itu adalah dari Allah. Permasalahannya bukan saja tentang kebaikan
    atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia, akan tetapi juga tentang
    pertempuran dan kematian. Dan ayat itu sendiri serta ayat sebelumnya
    menerangkan hal tersebut:
    Mereka berkata: ‘Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan
    berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan
    (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?’
    Katakanlah: ‘Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat
    itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak
    berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
    menjadi pemelihara bagi mereka. (TQS. an-Nisa [4]: 77-80)
    Maka topiknya adalah apa yang menimpa mereka bukan apa yang
    dilakukannya. Jadi, hal ini tidak termasuk dalam pembahasan qadla
    dan qadar.
    Dengan demikian maka seluruh perkara tadi tidak termasuk
    dalam pembahasan qadla dan qadar, tidak termasuk dalam pengertiannya,
    dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan semua yang
    telah disinggung diatas. Makna qadla dan qadar itu berasal dari filsafat
    Yunani yang telah disampaikan oleh kelompok mu’tazilah. Merekalah
    yang menyampaikan pendapat-pendapatnya. Ahli sunnah dan
    jabariyah menolak pendapat mereka. Dan ahli sunnah juga menolak
    pendapat jabariyah. Pembahasannya terbatas pada makna itu sendiri,
    dan senantiasa berada pada satu ruang lingkup. Karena itu permasalahannya
    adalah makna yang terdapat/dimiliki filsafat Yunani,
    kemudian muncul ketika terjadi perdebatan antara kaum Muslim dengan
    orang-orang kafir yang membekali dirinya dengan filsafat Yunani.
    Makna ini berhubungan dengan akidah. Mereka bermaksud untuk
    memberikan pendapat Islam mengenai pengertian tersebut. Jadilah
    kelompok mu’tazilah memberikan pendapat. Kemudian kelompok
    jabariyah menolak pendapat mereka seraya mengeluarkan pendapat
    yang lain. Kelompok ahli sunnah menentang semuanya sambil
    memberikan pendapat yang berbeda pula. Mereka mengatakan bahwa
    ini adalah pendapat ketiga yang keluar dari dua pendapat diatas. Mereka
    mensifatinya dengan ungkapan, ‘pendapat ini keluar di antara kotoran
    dan darah, (berupa) susu yang murni lagi lezat bagi yang meminumnya’.
    Berdasarkan hal itu maka pokok pembahasannya telah
    masyhur, yaitu topik yang datang dari filsafat Yunani. Karena pokok
    pembahasannya berhubungan dengan akidah maka wajib bagi
    seorang muslim untuk menjelaskan apa yang diyakininya dalam
    masalah ini. Lalu apa sebenarnya permasalahan tersebut? Kaum
    Muslim menjelaskan pendapat mereka secara praktis, dan pada diri
    mereka terdapat t iga mazhab. Tidak boleh mengembalikan
    permasalahan qadla dan qadar kepada sesuatu yang telah ada pengertiannya (tentang qadla dan qadar) menurut bahasa dan syara.
    Tidak boleh membuat ilusi dan membayangkan suatu pengertian yang
    diberikan dalam bentuk perumpamaan, bayangan atau khayalan
    dalam perkara qadla dan qadar, lalu dikatakan bahwa qadla adalah
    ketentuan yang bersifat menyeluruh dalam perkara-perkara kulliyat
    (global). Sedangkan qadar adalah ketentuan menyeluruh dalam
    perkara yang bersifat juz-iyat (rincian) dan cabang-cabangnya. Atau
    dikatakan bahwa qadar adalah rancangan yang bersifat azali terhadap
    segala sesuatu, sedangkan qadla adalah pelaksanaan dan penciptaan
    sesuai dengan ketentuan dan rancangan tadi. Memang benar… yang
    demikian itu tidak boleh, karena hal itu hanya sekedar khayalan,
    gambaran dan usaha untuk mencocok-cocokan penerapan sebagian
    lafadz-lafadz bahasa atau syara’. Usaha tersebut gagal karena tidak
    menunjukkan makna yang sebenarnya. Malah menunjukkan kepada
    makna-makna umum. Mentakhsis (mengkhususkan) yang umum
    tanpa ada sesuatu yang mentakhsisnya sama saja dengan berhukum
    tanpa dalil. Demikian juga tidak boleh dikatakan bahwa qadla dan
    qadar adalah rahasia diantara rahasia-rahasia Allah dan kita dilarang
    untuk membahasnya. Sebab tidak ada dalil syara’ yang menyatakan
    bahwa hal itu merupakan rahasia di antara rahasia-rahasia Allah. Ia
    merupakan topik yang bisa diindera yang harus diberikan sikap
    (pernyataan-pen). Jadi, bagaimanakah mungkin hal itu dikatakan tidak
    bisa dibahas?! Lebih dari itu ia merupakan pembahasan yang bersifat
    aqli. Lagi pula topik yang berhubungan dengan perkara yang dapat
    dibahas oleh akal -ditinjau dari segi keberadaannya- merupakan fakta
    yang dapat disaksikan. Lalu ditinjau dari segi kaitannya hal itu
    berhubungan dengan keimanan kepada Allah. Karena itu pembahasan
    mengenai qadla dan qadar harus dilakukan berdasarkan madlulnya
    (pengertiannya) yang telah diletakkan pada tempat pembahasannya.
    Maka jadilah sebagai bagian dari akidah.
    Penunjukkan arti qadla dan qadar, atau dengan ungkapan lain
    permasalahan qadla dan qadar menyangkut seluruh perbuatan yang
    berhubungan dengan hamba (manusia) dan segala khasiat yang dimiliki
    oleh benda (sesuatu). Karena masalah yang ada memang menyangkut
    perbuatan-perbuatan hamba dan apa yang muncul dari perbuatan tersebut. Apakah khasiat-khasiat sesuatu (benda) yang ditimbulkan oleh
    (perbuatan) seorang hamba tadi Allah yang menciptakan dan
    mewujudkannya, ataukah dari hamba? Aliran mu’tazilah mengatakan
    bahwa hambalah yang menciptakan perbuatannya sendiri. Dialah yang
    menciptakan perbuatan dan mengadakannya. Mereka berselisih dalam
    masalah khasiat-khasiat. Sebagian ada yang mengatakan bahwa hamba
    yang menciptakan seluruh khasiat yang ditimbulkan oleh manusia, dan
    dia pula yang mewujudkannya. Sementara sebagian lainnya membedakan
    antara khasiat-khasiat dengan khasiat-khasiat yang lain. Yakni
    sebagian khasiat diciptakan oleh manusia pada benda (sesuatu)
    kemudian mewujudkannya, dan sebagian khasiat lain diciptakan oleh
    Allah pada benda (sesuatu) kemudian mewujudkannya. Sedangkan
    aliran jabariyah mengatakan bahwa Allah menciptakan segala
    perbuatan manusia termasuk seluruh khasiat-khasiat yang ditimbulkan
    oleh manusia pada benda. Dia pula yang mewujudkannya. Hamba
    tidak turut campur dalam penciptaan perbuatan maupun dalam
    mewujudkannya, termasuk pada penciptaan khasiat, sekalipun pada
    suatu benda. Ahli sunnah berkata bahwa perbuatan-perbuatan hamba
    dan khasiat-khasiat yang ditimbulkan oleh hamba pada suatu benda
    diciptakan oleh Allah, akan tetapi mereka mengatakan bahwa Allah
    menciptakannya ketika seorang hamba melakukan perbuatan itu dan
    ketika seorang hamba menciptakan khasiat pada benda tersebut. Jadi,
    Allah menciptakannya ketika adanya (munculnya) qudrah dan iradah
    pada hamba, bukan berdasarkan qudrah dan iradahnya hamba.
    Inilah masalah qadla dan qadar, termasuk kesimpulan dari
    berbagai pendapat yang ada di dalamnya. Orang yang mendalami
    masalah ini akan menjumpai keharusan untuk mengetahui asas yang
    membangunnya agar pembahasannya berada pada alur (ruang
    lingkup)nya sehingga menghasilkan hasil yang diinginkan, bukan hanya
    sekadar hasil. Asas (dasar) pembahasan qadla dan qadar bukan
    menyangkut perbuatan hamba dari segi apakah dia yang menciptakannya
    atau Allah. Bukan pula tentang iradah Allah Swt yang berhubungan
    dengan perbuatan hamba, sehingga perbuatan tersebut harus terwujud
    berdasarkan iradah tadi. Juga tidak terkait dengan ilmu Allah Swt dari
    sisi bahwa Dia mengetahui seorang hamba akan melakukan sesuatu (perbuatan) sehingga ilmu-Nya mencakup segala hal yang akan
    dilakukan seorang hamba. Dasar pembahasan qadla dan qadar bukan
    tentang keberadaan perbuatan seorang hamba yang telah tertulis di
    lauhil mahfuz sehingga dia harus melakukannya sesuai dengan apa
    yang telah tertulis. Memang benar, perkara-perkara tadi bukanlah asas
    (dasar) dalam pembahasan qadla dan qadar, karena tidak ada
    hubungannya pembahasan ini jika ditinjau (dikait-kaitkan) dengan
    pahala dan siksa. Hubungannya hanya dari sisi mengadakan
    (mewujudkan) dari tidak ada; dari segi iradah yang terkait dengan
    seluruh kemungkinan-kemungkinan; dan dari sisi ilmu (Allah) yang
    mencakup segala sesuatu serta kandungan atas segala hal yang tertulis
    di lauhil mahfuz. Hubungan-hubungan ini merupakan topik-topik yang
    berbeda, terlepas (berbeda) dengan pembahasan pahala dan siksa yang
    dilakukan seseorang. Topik pembahasan yang dibangun oleh qadla
    dan qadar adalah masalah pahala dan siksa atas perbuatan
    hamba.Yakni, apakah seorang hamba terikat harus melakukan
    perbuatan baik atau buruk, ataukah mempunyai pilihan terhadapnya?
    Apakah ia memiliki pilihan (ikhtiar) untuk melakukan suatu perbuatan
    atau meninggalkannya, ataukah tidak mempunyai pilihan? Orang yang
    mendalami perbuatan-perbuatan manusia akan melihat bahwa manusia
    itu hidup di dalam dua daerah. Yang pertama adalah manusia (memiliki)
    kekuasaan atasnya. Di dalam daerah ini manusia mampu menjangkau
    tindakan-tindakannya, dan di dalam jangkauannya itu terdapat
    perbuatan-perbuatan yang dilakukannya semata-mata berdasarkan
    pilihannya. Yang kedua adalah daerah yang menguasai manusia.
    Manusia berada di dalam ruang lingkupnya Di dalam daerah ini terdapat
    perbuatan-perbuatan yang manusia tidak memiliki peran di dalamnya,
    baik yang terjadi padanya atau yang menimpanya
    Perbuatan-perbuatan yang ada di dalam lingkaran yang
    menguasainya. Manusia tidak turut campur didalamnya dan tidak ada
    urusannya dengan keberadaannya. Daerah ini terdiri dari dua macam.
    Pertama, bagian yang ditentukan secara langsung oleh nidzamul wujud.
    Kedua, bagian yang tidak ditentukan secara langsung oleh nidzamul
    wujud, meskipun segala sesuatu tidak keluar dari nidzamul wujud.
    Sesuatu yang ditentukan secara langsung oleh nidzamul wujud (mau tidak mau) harus tunduk kepadanya. Karena itu ia dipaksa berjalan
    sesuai dengan nidzamul wujud. Ia berjalan bersama-sama alam semesta
    dan kehidupan sesuai dengan peraturan tertentu yang tidak pernah
    dilanggar. Perbuatan-perbuatan yang termasuk di dalam daerah ini
    terjadi bukan karena keinginan (manusia)nya. Manusia (di dalam daerah
    ini–pen) dipaksa ikut bukan (diberikan) pilihan. Contohnya, manusia
    datang (lahir) ke dunia ini bukan karena kehendaknya, dan akan
    meninggalkannya juga bukan atas kehendaknya. Manusia dengan
    badannya tidak mampu terbang di udara, tidak dapat berjalan diatas
    air secara normal, tidak bisa menciptakan untuk dirinya warna kedua
    matanya, tidak dapat merubah bentuk kepalanya maupun bentuk
    tubuhnya. Yang menjadikan semua itu adalah Allah Swt tanpa ada
    pengaruh atau hubungan apapun dari hamba yang diciptakan. Sebab,
    Allahlah yang menciptakan nidzamul wujud, menjadikannya sebagai
    pengatur terhadap segala hal yang ada, dan menjadikan sesuatu yang
    ada berjalan sesuai dengan aturan tersebut dan hal itu tidak bisa
    dilanggar. Adapun bagian kedua yaitu perbuatan-perbuatan yang tidak
    termasuk dalam kekuasaannya, tidak ada kemampuan bagi manusia
    untuk menolaknya, akan tetapi tidak ditentukan oleh nidzamul wujud.
    Yaitu mencakup perbuatan-perbuatan yang berasal dari manusia atau
    menimpa manusia begitu saja (secara paksa) dan manusia sama sekali
    tidak mampu menolaknya. Misalnya, jika seseorang jatuh dari atas
    tembok lalu menimpa orang lain sehingga orang itu mati, atau seseorang
    yang menembak burung lalu mengenai seseorang tanpa diketahuinya
    hingga mati. Begitu juga misalnya kereta api atau mobil yang menabrak,
    atau pesawat terbang yang jatuh karena kerusakan mendadak yang
    tidak mungkin dihindarinya. Tabrakan mobil atau jatuhnya pesawat
    tadi berakibat meninggalnya para penumpang. Dan contoh-contoh lain
    yang semisalnya. Perbuatan-perbuatan yang muncul dari manusia atau
    yang menimpa manusia, jika tidak termasuk yang ditentukan oleh
    nidzamul wujud namun bukan berdasarkan keinginannya dan bukan
    dalam lingkup kemampuannya, maka hal itu termasuk ke dalam daerah
    yang menguasai manusia. Seluruh perbuatan yang tercakup di dalam
    daerah yang menguasai manusia ini disebut dengan qadla, karena Allah
    Swt yang menentukan perbuatan (tersebut). Lagi pula tidak terdapat kebebasan berkehendak bagi hamba dalam perbuatan tersebut, bahkan
    ia tidak memiliki pilihan apapun. Karena itu Allah tidak menghisab
    seorang hamba atas perbuatan-perbuatan tadi, apapun manfaat atau
    mudaratnya, disukai atau tidak disukai oleh manusia, dan
    bagaimanapun kebaikan dan keburukan yang ada di dalamnya -sesuai
    dengan penafsiran manusia- meskipun hanya Allah yang mengetahui
    keburukan dan kebaikan atas perbuatan-perbuatan tadi. Manusia tidak
    memiliki pengaruh atas perbuatan tersebut, tidak mengetahui tentang
    perbuatan itu termasuk cara pengadaannya. Bahkan manusia sama
    sekali tidak mampu mengelak atau menyongsongnya. Dengan demikian
    maka manusia tidak diberi pahala dan tidak disiksa atas kejadiankejadian
    tersebut. Inilah yang disebut dengan qadla. Orang menyebut
    bahwa kejadian (perbuatan) itu adalah qadla. Manusia harus mengimani
    qadla, yaitu berasal dari Allah.
    Sedangkan perbuatan-perbuatan yang ada di dalam daerah yang
    dikuasai manusia, adalah lingkaran dimana manusia berjalan berdasarkan
    pilihannya sesuai dengan peraturan yang dipilihnya, yakni syariat Allah
    atau selain syariat Allah. Di dalam daerah inilah terdapat perbuatanperbuatan
    yang berasal dari manusia atau yang menimpanya berdasarkan
    pada kehendak manusia. Manusia berjalan, makan, minum, bepergian,
    kapanpun dapat dilakukannya (sesuai keinginannya). Juga manusia
    mampu meninggalkannya kapanpun dikehendakinya. Manusia (dapat)
    membakar dengan api, memotong dengan pisau (kapan pun
    diinginkannya). Manusia memenuhi kebutuhan nalurinya, kebutuhan
    untuk memiliki (sesuatu) atau kebutuhan terhadap makanannya
    kapanpun ia inginkan. Dia melakukannya berdasarkan pilihannya, dan
    meninggalkan perbuatan tersebut sesuai juga dengan pilihannya. Karena
    itu manusia akan ditanya tentang perbuatan yang dilakukannya yang
    tergolong dalam daerah ini. Dan manusia akan diberi pahala jika
    (melakukan) perbuatan yang memang layak mendapatkan pahala, dan
    akan disiksa jika (melakukan) perbuatan yang memang layak
    mendapatkan siksa.
    Perbuatan-perbuatan ini tidak ada hubungannya dengan qadla.
    Begitu pun sebaliknya. Sebab, manusia melakukannya berdasarkan keinginan dan pilihannya. Dengan demikian maka perbuatan-perbuatan
    yang bersifat ikhtiariyah tidak termasuk dalam kategori qadla.
    Adapun qadar adalah, bahwa perbuatan-perbuatan (kejadian)
    yang muncul baik di dalam daerah yang dikuasai manusia maupun
    daerah yang menguasainya terjadi dari sesuatu dan atas sesuatu, berupa
    materi alam semesta, manusia dan kehidupan. Perbuatan-perbuatan
    tersebut menimbulkan pengaruh. Artinya, dari perbuatan tadi muncul
    perkara lain, yaitu apakah yang ditimbulkan manusia atas sesuatu
    berupa khasiat-khasiat itu diciptakan oleh manusia atau Allah Swt yang
    menciptakan khasiat-khasiat tadi seperti halnya menciptakan sesuatu?
    Orang yang mendalami akan menjumpai bahwa perkara-perkara yang
    terjadi pada sesuatu berasal dari khasiat-khasiat sesuatu, bukan dari
    perbuatan manusia. Alasannya manusia tidak mampu mengadakannya
    kecuali pada sesuatu yang sudah ada khasiatnya. Sementara, pada
    sesuatu yang tidak ada khasiatnya manusia tidak mungkin mampu
    mewujudkan apa yang dia inginkan. Dengan demikian perkara-perkara
    tersebut bukan berasal dari perbuatan manusia melainkan berasal dari
    khasiat-khasiat sesuatu. Allah Swt telah menciptakan sesuatu dan
    menentukan padanya khasiat-khasiat dalam bentuk yang telah
    ditentukan padanya. Misalnya, penentuan bibit kurma yang tumbuh
    dari biji itu kurma, bukan apel. Juga penentuan bahwa sperma manusia
    akan menjadi manusia, bukan binatang. Allah telah menciptakan bagi
    sesuatu itu khasiat-khasiat yang khas. Allah menciptakan pada api
    khasiat membakar, pada kayu khasiat untuk terbakar dan pada pisau
    khasiat untuk memotong. Dan menjadikan (khasiat-khasiat) itu suatu
    kepastian sesuai dengan nidzamul wujud yang tidak pernah
    menyimpang. Jika tampak penyimpangan berarti Allah telah mencabut
    khasiat tersebut. Ini merupakan perkara yang menyalahi adat, yang
    terjadi pada para Nabi dan menjadi mu’jizat bagi mereka. Allah
    menciptakan pada sesuatu khasiat-khasiat, begitu pula Allah
    menciptakan pada manusia gharizah (naluri) dan hajatul udluwiyah
    (kebutuhan jasmani). Padanya diberikan khasiat-khasiat tertentu seperti
    halnya khasiat-khasiat sesuatu. Maka diciptakan dalam gharizah annau
    khasiat berupa kecenderungan pada lain jenis, diciptakan pada
    gharizah al-baqa khasiat berupa ingin memiliki. Pada hajatul udluwiyah terdapat khasiat berupa rasa lapar. Khasiat-khasiat ini dijadikan sebagai
    suatu kepastian mengikuti sunnatul wujud. Khasiat-khasiat yang
    diciptakan Allah Swt pada sesuatu, pada gharizah dan hajatul udluwiyah
    yang ada pada manusia, inilah yang disebut dengan qadar. Karena
    hanya Allah yang menciptakan segala sesuatu, gharizah-gharizah,
    hajatul udluwiyah dan menentukan padanya khasiat-khasiatnya. Tatkala
    muncul syahwat pada seseorang, melihat ketika membuka mata, batu
    dilemparkan dan melayang keatas tatkala dilemparkan keatas, dan
    kebawah ketika dilemparkan kebawah, semua itu bukan dari perbuatan
    manusia, melainkan dari perbuatan Allah. Artinya, Allah memaksa
    sesuatu untuk demikian. Allah yang menciptakannya dan menciptakan
    padanya khasiat-khasiat tertentu. Itu semuanya dari Allah bukan dari
    hamba. Manusia tidak memiliki peran dan pengaruh sedikitpun sama
    sekali. Inilah (yang dinamakan) qadar. Dan yang disebut dengan qadar
    dalam pembahasan tentang qadla dan qadar adalah khasiat segala
    sesuatu yang ditimbulkan oleh manusia. Manusia harus percaya bahwa
    yang menentukan khasiat-khasiat segala sesuatu hanyalah Allah Swt.
    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa qadla dan
    qadar adalah perbuatan hamba yang terdapat di dalam daerah yang
    menguasainya dan seluruh khasiat yang ditimbulkan pada sesuatu.
    Pengertian iman terhadap qadla dan qadar -baik dan buruknya dari-
    Allah Swt adalah percaya bahwa seluruh perbuatan manusia yang terjadi
    dengan cara paksa dan tidak dapat mengelak, kemudian khasiat yang
    ditimbulkan pada setiap sesuatu, itu adalah dari Allah Swt, bukan dari
    hamba (manusia) dan tidak ada campur tangan manusia didalamnya.
    Jadi, seluruh perbuatan yang bersifat ikhtiariyah berada di luar
    pembahasan qadla dan qadar, karena seluruh perbuatan yang terjadi
    pada manusia atau yang menimpanya itu dilakukan berdasarkan pilihan
    manusia. Sebab, Allah menciptakan manusia, menciptakan pula khasiatkhasiat
    pada sesuatu, pada gharizah dan hajatul udluwiyah. Kemudian
    Allah menciptakan untuk manusia itu akal yang bisa membedakan
    (mana yang baik dan mana yang buruk), diberikan kepadanya ikhtiar
    (pilihan) untuk melakukan perbuatan atau meninggalkannya atau tidak
    harus diperbuatnya ataupun meninggalkan sesuatu, dan tidak
    diwujudkan pada khasiat-khasiat segala sesuatu, gharizah dan hajatul udluwiyah itu sesuatu yang mengharuskan manusia untuk melaksanakan
    atau meninggalkannya. Dengan demikian manusia adalah
    orang yang memilih untuk melakukan perbuatan atau meninggalkannya
    berdasarkan pemberian Allah, berupa akal yang bisa membedakan
    antara yang baik dan yang buruk. Dijadikannya akal itu sebagai manath
    at-taklif asy-syar’i (sandaran pembebanan –hukum- syara). Berdasarkan
    hal ini maka diberikan kepadanya pahala atas perbuatan baik, karena
    akalnya memilih untuk melakukan perbuatan yang sesuai dengan
    perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan dijatuhkan siksa atas
    perbuatan buruk, karena akalnya memilih tindakan untuk menentang
    perintah Allah dan melakukan apa yang dilarang-Nya. Balasan terhadap
    perbuatan tersebut merupakan kebenaran dan keadilan, karena
    manusialah yang memilih pelaksanaannya, bukan dipaksa. Lagi pula
    perkara ini tidak ada urusannya dengan qadla dan qadar. Yang jadi
    perhatian disini adalah hamba (manusia)lah yang melakukan perbuatan
    itu sendiri berdasarkan pilihannya. Karena itu manusia dimintai
    tanggung jawabnya tentang kasb (usaha)nya. Allah berfirman:
    Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.
    (TQS. al-Mudatstsir [74]: 38)
    akan dianiaya sedikitpun’. Dimana saja kamu berada kematian akan
    mendapatkan kamu, kendati kamu di dalam benteng yang tinggi
    lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
    mengatakan: ‘Ini adalah dari sisi Allah’, dan kalau mereka ditimpa
    suatu bencana, mereka mengatakan: ‘Ini (datangnya) dari sisi kamu
    (Muhammad)’. Katakanlah: ‘Semuanya (datang) dari sisi Allah’.
    Maka mengapa orang-orangitu (orang munafik) hampir-hampir
    tidak memahami pembicaraan sedikitpun. Apa saja nikmat yang
    kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
    menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami
    mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan
    cukuplah Allah menjadi saksi. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu
    sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang

  367. Tentang Hadist Ahad
    Keimanan kepada Rasul Muhammad saw mengharuskan untuk
    mentaati dan mengikuti beliau, dan mewajibkan mengambil dalil
    berdasarkan Sunnahnya mengenai Islam, baik dalam perkara akidah
    maupun hukum-hukum syara’. Allah Swt berfirman:
    Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
    perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
    menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
    lain). Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
    sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (TQS. al-Ahzab [33]:
    36)
    Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya. (TQS. an-Nisa [4]: 59)
    Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan
    apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (TQS. al-
    Hasyr [59]: 7)
    Hanya saja pengambilan dalil dengan Sunnah ini berbeda
    keadaannya jika dinisbahkan pada apa yang didalilkan terhadapnya.
    Jika ia mengambil dalil untuk dirinya, cukup dengan adanya ghalabatu
    adz-dzan (dugaan kuat-pen). Artinya, ia mengambil dalil tersebut
    berdasarkan ghalabatu adz-dzan pada seseorang bahwa apa yang
    dikatakannya adalah dari Rasul. Ini merupakan suatu hal yang lebih
    utama dengan mengambil dalil tersebut berdasarkan kepercayaannya
    terhadap seseorang bahwa Rasul telah mengatakannya. Sedangkan
    perkara yang mengharuskan (adanya) kepastian dan keyakinan, maka
    ia harus mengambil dalil Sunnah berdasarkan kepercayaan terhadap
    seseorang bahwa Rasul pernah mengatakannya, dan dia tidak
    mengambil dalil dari seseorang bahwa orang itu diduga kuat boleh
    mengatakan (perkataan) dari Rasul, karena dzan (dugaan) tidak layak
    dijadikan sebagai dalil untuk diyakini. Yang dibutuhkan disini adalah
    kepastian dan keyakinan, yang tidak terpenuhi kecuali dengan sebuah
    (dalil yang) meyakinkan.
    Hukum syara’ cukup (melalui) ghalabatu adzz-dzan (dugaan
    kuat) seseorang bahwa hal itu adalah hukum Allah. Kemudian wajib
    mengikutinya. Berdasarkan hal ini maka boleh (menggunakan) dalil
    dzanni, baik dzanni dari sisi sumbernya (tsubut) maupun dzanni dari
    sisi penunjukkan dalilnya (dilalah). Dari sini pula khabar ahad layak
    dijadikan sebagai dalil terhadap hukum syara’. Rasul pernah menerima
    hal ini dalam pengadilan, dan beliau mengajak untuk menerimanya
    dalam periwayatan haditsnya. Para sahabat juga menerimanya dalam
    seluruh persoalan hukum syara’. Sedangkan akidah, karena akidah
    adalah pembenaran yang pasti sesuai dengan fakta (kenyataan) yang
    disertai dengan dalil yang bersifat pasti pula, dan selama hal itu
    menjadi hakekat akidah sekaligus faktanya, maka dalilnya mau tidak
    mau harus menjadi penjelas melalui pembenaran yang pasti. Ini tidak
    akan tercapai kecuali jika dalilnya sendiri merupakan dalil yang bersifat
    pasti (jazm). Dalil dzanni tidak bisa menjelaskan perkara (yang bersifat)
    pasti sehingga tidak bisa menjadi dalil yang (bersifat) pasti. Khabar
    ahad tidak layak menjadi dalil untuk perkara akidah, karena bersifat
    dzanni. Akidah harus (berdasarkan dalil) yang meyakinkan. Allah Swt mencela orang-orang yang mengikuti dzan, sebagaimana terdapat di
    dalam al-Quran al-Karim:
    Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh
    itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. (TQS. an-Nisa [4]:
    157)
    Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
    Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
    mencapai kebenaran. (TQS. Yunus [10]: 36)
    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka
    bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.
    Mereka tiada lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka. (TQS.
    al-An’aam [6]: 116)
    Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan
    apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka. (TQS. an-Najm
    [53]: 23)
    Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang
    itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang
    sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap
    kebenaran. (TQS. an-Najm [53]: 28)
    Ayat-ayat tersebut maupun ayat-ayat lainnya dengan jelas
    mencela orang-orang yang mengikuti dzan dalam perkara akidah.
    Teguran dan celaan terhadap mereka merupakan bukti yang jelas tentang larangan mengikuti dzan. Khabar ahad bersifat dzanni.
    Pengambilan dalil khabar ahad dalam perkara akidah berarti mengikuti
    dzan dalam masalah akidah. Ini menunjukkan bahwa pengambilan
    dalil dzanni dalam perkara akidah tidak diwajibkan untuk meyakini
    apa yang terkandung dalam dalil tersebut. Karena itu maka khabar
    ahad tidak bisa dijadikan sebagai hujjah dalam perkara akidah.
    Ayat-ayat tadi (topiknya) terbatas khusus untuk persolan akidah
    saja, bukan tentang hukum-hukum syara’, karena Allah menganggap
    sesat orang yang mengikuti dzan dalam perkara akidah. Allah mendatangkan
    ayat-ayat tersebut dalam pembahasan seputar akidah,
    sehingga kita akan menyadari sedalam-dalamnya terhadap orang yang
    mengikuti dzan dalam perkara akidah. Allah Swt berfirman:
    Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa
    yang diingini oleh hawa nafsu mereka. (TQS. an-Najm [53]: 23)
    Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap
    al-Lata dan al-Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling
    terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk
    kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang
    demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak
    lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
    mengada-adakannya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
    untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
    sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka.
    (TQS. an-Najm [53]: 19-23)
    Firman Allah tadi menunjukkan bahwa topik pembicaraannya adalah
    tentang akidah. Allah Swt berfirman:
    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka
    bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.
    Mereka tiada lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka. (TQS.
    al-An’aam [6]: 116)
    Dlalal (kesesatan) dianggap sebagai kekufuran sebagai akibat dari
    mengikuti dzan. Hal diatas tadi menunjukkan bahwa topik pembahasan
    yang terdapat pada ayat-ayat tersebut adalah tentang perkara akidah.
    Sedangkan dari sisi lain dipastikan bahwa Rasul saw telah berhukum
    dengan khabar ahad. Selain itu kaum Muslim pada waktu itu pun telah
    mengambil hukum syara’ berdasarkan khabar ahad sehingga mereka
    juga telah menetapkannya. Karena itu, hadits Rasul (berfungsi) sebagai
    mukhashshish (yang mengkhususkan) ayat-ayat tersebut pada selain
    hukum syara’, yakni dalam perkara akidah. Artinya hukum syara’
    dikecualikan dari akidah seandainya sebagian ayat-ayatnya bersifat
    umum.
    Adapun riwayat bahwa Nabi saw mengirimkan seorang utusan
    kepada setiap raja dan mengirimkan pula seorang utusan kepada para
    ‘ummalnya (gubernur), juga para sahabat yang menerima perkataan
    Rasul meskipun disampaikan oleh satu orang tentang hukum syara’,
    seperti menghadap ka’bah dan pengharaman khamar. Begitu pula
    diutusnya Ali ra kepada manusia untuk membacakan surat at-Taubah
    dihadapan mereka, padahal Ali ra diutus sendirian oleh Rasulullah saw,
    dan lain-lain, maka hal tadi tidak menunjukkan diterimanya khabar
    ahad dalam perkara akidah. Perkara-perkara itu menunjukkan
    diterimanya khabar wahid (khabar ahad) dalam perkara tabligh
    (penyampaian), baik penyampaian tentang hukum-hukum syara’
    ataupun penyampaian tentang Islam. Sekali-kali tidak bisa dikatakan
    bahwa diterimanya penyampaian tentang Islam sama halnya dengan diterimanya (khabar ahad) dalam perkara akidah. Sebab, diterimanya
    penyampaian tentang Islam adalah penerimaan terhadap suatu khabar,
    bukan penerimaan terhadap sebuah akidah. Alasannya bahwa seorang
    muballigh (penyampai khabar) mengajak seseorang untuk menggunakan
    akal pikirannya dalam memahami persoalan yang disampaikan.
    Apabila dia telah menyatakan dalil yang yakin (qath’i) kepada
    seseorang, maka ia harus meyakininya. Ia dianggap kafir jika mengingkari
    dalil yang yakin tersebut. Penolakan khabar tentang Islam tidak
    dianggap kafir. Seseorang dianggap kafir apabila penolakannya terhadap
    Islam yang telah dinyatakan dengan dalil qath’i. Berdasarkan
    hal ini maka penyampaian tentang Islam tidak termasuk sebagai akidah.
    Di samping itu diterimanya khabar ahad dalam tabligh tidak ada
    perselisihan di dalamnya. Berbagai peristiwa yang diriwayatkan tadi,
    seluruhnya menunjuk pada perkara tabligh, baik penyampaian tentang
    Islam, penyampaian tentang al-Quran maupun penyampaian tentang
    hukum. Sedangkan penyampaian tentang akidah tidak ada satu dalil
    pun (khabar ahad) yang bisa dijadikan sebagai dalil.
    Dengan demikian dalil dalam perkara akidah harus
    bersandarkan pada dalil yang yakin, yaitu dalil yang qath’i. Karena
    akidah itu adalah pasti, tegas dan yakin. Kepastian, ketegasan dan
    keyakinan itu tidak ada artinya sama sekali kecuali didasari dengan
    dalil qath’i. Karena itu al-Quran atau hadits mutawatir harus bersifat
    qath’i dilalah (pasti penunjukan dalilnya), sehingga wajib diambil dalam
    perkara akidah maupun hukum-hukum syara’. Orang yang
    mengingkarinya kafir, juga yang mengingkari perkara yang
    ditunjukkannya, baik itu perkara akidah maupun hukum syara’.
    Jika suatu dalil tergolong khabar ahad maka dalil tersebut bukan
    dalil yang qath’i, meskipun ada yang shahih akan tetapi itu sebatas
    ghalabatu adz-dzan (dugaan kuat) saja. Apabila pembenaran terhadap
    akidah berasal dari pembenaran yang bersifat dzanni, maka
    pembenarannya tidak bersifat pasti (jazm), sehingga tidak boleh diyakini
    dan dipastikan, karena akidah itu harus pasti dan meyakinkan.
    Sedangkan khabar ahad tidak menunjukkan kepastian atau keyakinan.
    Khabar ahad hanya menunjukkan dzan. Orang yang mengingkarinya
    tidak dianggap kafir, juga tidak boleh didustakan, karena jika hal itu didustakan maka membuka (peluang) seluruh hukum-hukum syara’
    yang diambil dari dalil-dalil yang bersifat dzanni didustakan . Dan tidak
    ada seorang muslim pun yang berkata demikian.
    Pemisalannya dalam aspek (khabar ahad) ini -seperti al-Quransatu
    sama lain sama saja. Al-Quran telah disampaikan kepada kita
    dengan cara riwayat yang mutawatir sehingga wajib meyakini
    sepenuhnya, dan menganggap kafir orang yang mengingkarinya. Apa
    yang diriwayatkan (dan dianggap sebagai) ayat-ayat al-Quran melalui
    khabar ahad, misalnya perkataan, ‘Bagi laki-laki yang tua (renta) dan
    perempuan yang tua (renta) apabila keduanya berzina, maka rajamlah
    keduanya sebagai balasan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
    Bijaksana’. Pernyataan tersebut tidak digolongkan bagian dari al-Quran
    dan tidak wajib diyakini. Sebab, meski telah diriwayatkan bahwa hal
    ini bagian dari al-Quran, akan tetapi riwayatnya melalui jalur ahad
    sehingga tidak wajib dianggap sebagai bagian dari al-Quran, dan tidak
    wajib diyakini. Khabar ahad walaupun telah diriwayatkan bahwasanya
    ia adalah hadits, akan tetapi karena periwayatannya melalui jalur ahad,
    maka tidak diwajibkan meyakininya sebagai hadits, dan tidak perlu
    menaruh keyakinan dengan apa yang didatangkannya kecuali telah
    dibenarkan dan dianggap sebagai sebuah hadits. Jadi, hadits itu wajib
    diambil dalam perkara hukum-hukum syara’ saja.
    Mudah2an penjelasan ini bermanfaat bagi saudara2ku seiman. Amien

    • Tentang Hadits ahad sudah ada artikel dan ruang tersendiri untuk membahasnya yaitu dibawah judul “hizbut tahrir dan aqidah-aqidah Nabi yang diragukannya”, mohon jangan di copy paste disini ya akhi, silahkan berdiskusi di ruang yang tepat, dan semua yang antum tuliskan diatas sudah saya bantah disana biidznillah, barakallahufikum.

  368. ILMU HADIST
    Ia adalah ilmu yang sistematikanya dapat memberikan pengetahuan
    tentang ahwaal (kondisi) sanad dan matan. Tujuannya adalah
    untuk mengetahui hadits yang shahih dari hadits-hadits lain (yang tidak
    shahih). Ilmu hadits terbagi kepada dua golongan:
    1. Ilmu hadits yang khusus menyangkut riwayat.
    2. Ilmu hadits yang khusus menyangkut dirayah.
    Yang menyangkut riwayat mencakup seluruh penyampaian
    perkataan, perbuatan, sikap diam dan sifatnya Rasulullah saw. Meliputi
    periwayatannya, pemeliharaannya serta redaksi lafadz-lafadznya.
    Sedangkan yang menyangkut dirayah dapat diketahui mengenai
    hakekat periwayatannya, syarat-syarat periwayatan, macam-macam
    periwayatan dan hukum-hukum periwayatan, serta keadaan para
    perawi, syarat-syarat mereka dan jenis-jenis yang diriwayatkan serta
    hal-hal yang berhubungan dengan mereka. Dirayah juga meliputi
    pengetahuan tentang makna yang dikandung oleh suatu hadits ditinjau
    dari segi pertentangannya terhadap nash yang qath’i.
    HAIDST
    Lafadz-lafadz yang beredar di kalangan muhadditsin (ahli hadits)
    yang perlu disikapi makna-maknanya yaitu: hadits, khabar, atsar dan
    sunnah. Ini ditinjau dari sisi penyebutannya secara umum. Juga matan,
    sanad, isnad, musnad dan musnid, ini ditinjau dari aspek lafadz-lafadz
    hadits dan periwayatannya. Selanjutnya muhaddits, hafizh, hujjah dan
    hakim, ini ditinjau dari aspek perawi Adapun penjelasan mengenai
    makna lafadz-lafadz ini dalam istilah hadits sebagai berikut:
    1. Hadits: yaitu apa yang disandarkan kepada Nabi saw, berupa
    perkataan, perbuatan, taqrir (sikap diam/setuju), atau sifat penciptaannya
    (sifat fisik) –seperti keberadaan beliau saw tidak tinggi dan
    tidak pendek– atau sifat pekertinya –yang berhubungan dengan
    akhlak– seperti keberadaan beliau saw tidak menghadapi seseorang
    dengan kebencian. Khabar dan Sunnah memiliki arti yang sama.
    Keduanya merupakan lafadz sinonim terhadap lafadz hadits.
    Semuanya, yaitu hadits, khabar dan Sunnah memiliki arti yang
    satu. Sedangkan atsar adalah hadits mauquf (hadits yang terhenti
    sanadnya) kepada para sahabat ra.
    2. Matan: yaitu perkataan yang terletak diujung akhir suatu sanad.
    Sanad adalah jalan yang menghantarkan kepada matan, yaitu para
    perawi yang menyampaikan matan. Isnad adalah menisbahkan
    suatu hadits kepada orang yang mengatakannya, sedangkan
    musnad yaitu sesuatu yang bersambung sanadnya dari awal hingga akhir walaupun sanad tersebut mauquf (terhenti pada sahabat).
    Musnad juga sebutan untuk sebuah kitab yang di dalamnya
    dihimpun segala hal yang diriwayatkan para sahabat. Adapun
    musnid adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan isnadnya.
    3. Muhaddits: yaitu orang yang selalu menerima/mendengar hadits
    dan memperhatikannya, baik secara riwayat maupun dirayah.
    Hafizh adalah orang yang telah hafal seratus ribu hadits, berikut
    dengan matan dan sanadnya walaupun melewati jalur yang
    berbeda-beda, dan dia menyadari/memahami betul apa yang
    dibutuhkan. Sedangkan hujjah adalah orang yang menguasai tiga
    ratus ribu hadits. Dan yang terakhir hakim adalah orang yang telah
    menguasai Sunnah.
    PARA PERAWI HADIST
    Periwayatan hadits berakhir setelah pencatatan hadits-hadits di
    dalam kitab-kitab. Jadi, setelah masa pencatatan hadits-hadits, yaitu
    masa Bukhari dan Muslim maupun para pemilik (kitab) sunan tidak
    ada lagi periwayatan hadits. Periwayatan merupakan ungkapan sebuah
    penyampaian, dan penyampaian ini telah berakhir (selesai). Para perawi
    hadits adalah mereka yang berasal dari kalangan sahabat, tabi’in serta
    orang-orang selain mereka. Para ulama hadits menyatakan bahwa setiap
    orang yang melihat Nabi saw dan beriman dengan beliau, maka dia
    adalah sahabat. Namun yang benar, sahabat adalah setiap orang yang
    benar-benar merealisir arti sebuah persahabatan. Dari Said bin
    Musayab: ‘Orang tersebut harus selalu menemani Nabi selama satu
    tahun atau dua tahun, atau (turut) berperang bersamanya satu atau
    dua kali peperangan’. Diriwayatkan oleh Syu’bah dari Musa as-Sablani
    ra, yang berkata: ‘Aku berkata kepada Anas bin Malik, adakah tersisa
    salah seorang selain engkau dari kalangan sahabat Rasulullah saw?
    Beliau berkata: ‘Masih ada orang-orang yang tersisa dari kalangan Arab
    yang pernah melihatnya. Adapun orang yang pernah menemani beliau
    maka tidak ada’. Para sahabat seluruhnya adalah adil, karena Allah
    telah memuji mereka dalam kitab-Nya yang mulia (al-Quran), dan yang
    diucapkan oleh Sunnah Nabi dengan memuji akhlak dan perbuatan
    mereka. Sedangkan para tabi’in, maka yang disebut dengan tabi’in
    adalah orang yang bertemu dengan sahabat dan meriwayatkan dari mereka sekalipun tidak pernah berteman dengannya, seperti Said bin
    Musayab, Qais bin Abi Hazim, Qais bin ‘Ubbad dan Abi Sasan Hushain
    bin al-Mundzir. Sejarah telah menulis para perawi hadits dan
    memperkenalkan masing-masing diantara mereka. Para sahabat tidak
    ma’shum dari kesalahan. Hafizh adz-Dzahab ad-Dimasyqi berkata:
    ‘Adapun para sahabat ra maka hamparan mereka terlipat, jika terjadi
    maka terjadilah, sekalipun mereka melakukan kesalahan sebagaimana
    golongan orang-orang yang tsiqah yang melakukan kesalahan. Hampir
    tidak ada satu orangpun yang selamat dari kesalahan, akan tetapi
    kesalahan yang tidak memudharatkan selamanya. Berdasarkan keadilan
    mereka sehingga menerima apa yang mereka riwayatkan diterima,
    berupa amal pebuatan, dan karenanya kita beragama dengan agama
    Allah’. Sedangkan para tabi’in hampir tidak ada yang berbohong secara
    sengaja, meskipun mereka memiliki kesalahan dan persangkaan.
    Barangsiapa yang kesalahannya jarang dari sisi pengembanan dan
    penerimaan hadits, dan barangsiapa yang sering salahnya tetapi ia
    termasuk orang yang paling memahami ilmu, maka dimaafkan dan
    haditsnya diriwayatkan antara para ulama, hadits mereka berbeda-beda
    pengamalannya antara yang menjadikannya sebagai hujjah dan tidak.
    Orang yang memiliki sifat ini seperti Harits al-A’war, ‘Ashim bin Hambal,
    Shalih maula at-Tau-amah, ‘Atha’ bin ash-Sha-ib dan yang semisalnya.
    Barangsiapa yang banyak sekali kesalahannya dan sering menyendiri
    dalam periwayatan maka haditsnya tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
    Hampir tidak terjadi hal seperti ini pada para tabi’in generasi pertama,
    kalaupun ada hal itu terjadi pada tabi’in muda dan orang yang sesudahnya.
    Sedangkan para pemuka tabi’in, seperti al-Auza’i dan yang
    selainnya, termasuk tingkatan orang yang disebutkan di atas. Pada masa
    mereka terdapat orang yang berdusta secara sengaja, atau orang yang
    banyak salahnya sehingga haditsnya tidak dipakai/ditinggalkan. ‘Imam
    Malik merupakan bintang penunjuk di kalangan umat dan beliau tidak
    sunyi/selamat dari perkataan/komentar, meskipun (perkataannya)
    diperlukan, orang tetap saja ada yang mengecam dan mencela.
    Demikian pula dengan al-Auza’i, beliau adalah tsiqah hujjah, namun
    terkadang dalam periwayatannya beliau sendirian dan terdapat wahm.
    Hadits beliau dari az-Zuhri terdapat sesuatu.
    PEMBAGIAN HADIST
    Khabar yang menjadi sinonim dengan hadits dan Sunnah yang
    dipandang dari jalur periwayatannya dapat dibagi kepada khabar
    mutawatir dan khabar ahad. Mutawatir terhimpun dalam empat perkara,
    yaitu:
    1. Para perawi harus berbilang dan terdiri dari sekumpulan orang.
    Tidak terbatas pada jumlah tertentu. Setiap yang tergolong pada
    bilangan dari suatu kumpulan dianggap sebagai mutawatir apabila
    memenuhi syarat-syarat lain.
    2. Menurut adat kebiasaan mustahil mereka sepakat untuk berbohong.
    Hal ini berbeda-beda tergantung perbedaan individuindividunya
    maupun tempat-tempatnya. Lima orang seperti Ali
    bin Abi Thalib cukup dianggap sebagai khabar mutawatir. Namun,
    orang yang lain tidak cukup. Selain itu lima orang yang berasal
    dari tempat-tempat yang berbeda-beda dan mereka tidak saling
    bertemu kadangkala khabarnya dianggap sebagai khabar yang
    mutawatir, karena mereka tidak saling bertemu pada suatu tempat
    sehingga tidak memungkinkan adanya kesepakatan mereka (untuk
    berdusta-pen). Namun terkadang khabar (yang berasal dari orang
    semacam itu) didalam satu negeri tidak cukup (untuk dianggap
    sebagai hadits mutawatir).
    3. Diriwayatkan oleh orang semisal mereka dari awal hingga akhir,
    yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka sepakat untuk berbohong, meskipun jumlah mereka belum sampai, yaitu harus
    tercapai dua syarat yang pertama (diatas) pada semua tingkatan
    perawi.
    4. Sandaran akhir mereka adalah panca indera, berupa pendengaran
    dan lain-lain. Penetapan dengan akal (tidak diterima), karena akal
    mungkin saja memicu terjadinya kesalahan jika tidak disandarkan
    kepada indera, sehingga tidak menghasilkan keyakinan.
    Hukum khabar mutawatir menunjukkan sebagai ilmu yang
    dlaruri (pasti), yaitu ilmu yang manusia harus menerimanya karena
    tidak bisa ditolak. Dikatakan sebagai ilmu yang dlaruri karena ilmu
    tersebut tidak memerlukan pertimbangan, artinya khabar yang
    mutawatir menunjukkan kepada keyakinan. Khabar mutawatir terbagi
    menjadi dua bagian: (1). Mutawatir lafzhi seperti:
    Barangsiapa yang sengaja berdusta atas namaku maka hendaknya
    dia mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka. (Dikeluarkan
    Muslim dari Abu Hurairah)
    Kemudian hadits mashu al-khuffain (membasuh dua khuf), hadits
    tentang (telaga) al-haudl, hadits tentang syafa’at dan mengangkat dua
    tangan dalam shalat. (2). Mutawatir ma’nawi, yaitu para penyampai
    sepakat terhadap suatu perkara mengenai kejadian yang berbeda-beda,
    contohnya tentang sunat subuh dua raka’at. Hal ini telah diriwayatkan
    dalam beberapa hadits mutawatir meskipun terdapat perbedaan di
    kalangan ulama sebagai hadits mutawatir disebabkan perspektif mereka
    tehadap kemutawatiran.
    Sedangkan khabar ahad adalah khabar yang para perawinya
    belum sampai jenjang (batasan) mutawatir, baik khabar itu
    diriwayatkan oleh seorang ataupun empat orang. Yaitu yang
    mengalami ketimpangan satu dari empat syarat terdahulu (hadits)
    yang mutawatir. Ditinjau dari bilangan para perawinya khabar ahad
    terbagi menjadi tiga golongan:
    Gharib, yaitu sesuatu (hadits) yang perawinya menyendiri dari orang
    yang menghimpun hadits, yakni menyendiri dalam periwayatannya
    pada tempat manapun juga. Terbagi lagi pada gharib isnad saja,
    kemudian gharib matan dan isnad secara bersamaan, dan tidak
    ada gharib matan saja. Gharib matan dan isnad adalah yang periwayatannya
    menyendiri oleh satu orang. Seperti, hadits tentang
    larang-an jual beli hamba sahaya atau memberikannya (Dikeluarkan
    al-Bukhari dari Ibnu Umar). Sedangkan gharib isnad saja adalah
    yang telah diriwayatkan matannya oleh seke-lompok sahabat, dan
    seseorang menyendiri dalam periwayatannya dari para sahabat
    yang lain, contohnya hadits:
    Orang Kafir makan dalam tujuh usus dan orang Mukmin makan
    dalam satu usus. (HR at-Tirmidzi dari Abu Musa al-Asy’ari)
    2. ‘Aziz, yaitu sesuatu (hadits) yang diriwayatkan oleh lebih dari satu
    orang tetapi kurang dari empat orang, yakni yang diriwayatkan
    oleh dua orang atau tiga orang walaupun berada dalam satu
    tingkatan. Dinamakan ‘aziz karena sedikit keberadaannya.
    3. Masyhur, yaitu sesuatu (hadits) yang para perawinya lebih dari tiga
    orang tetapi tidak sampai pada derajat mutawatir. Dinamakan
    masyhur karena kejelasan dan penyebarannya menjadi buah bibir,
    baik memiliki sanad atau tidak ada sama sekali. Dinamakan juga
    dengan mustafidl. Dibagi lagi menjadi dua macam pembagian: (a).
    Masyhur di kalangan ahli hadits dan (2). Masyhur di kalangan
    khalayak manusia. Yang pertama contohnya hadits dari Anas:
    Bahwa Nabi saw pernah (melakukan) qunut selama satu bulan,
    berdo’a dengan sangat bersemangat dan menyala-nyala.
    (Dikeluarkan al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
    Dan contoh yang kedua seperti hadits:
    Seorang muslim adalah orang yang selamat lisan dan tangannya
    dari kaum Muslim. (Dikeluarkan al-Bukhari dari Abdullah bin
    Umar)
    Setiap yang masyhur menurut manusia itu tiidak otomatis
    (derajatnya) shahih. Kadangkala masyhur di kalangan manusia
    tetapi hadits-haditsnya tidak memiliki dasar atau haditsnya maudlu’.
    Hal seperti ini banyak sekali, misalnya hadits, ‘Hari berpuasa kalian
    adalah hari kurban kalian’. Hadits ini tidak ada landasannya. Khabar
    ahad baik itu gharib, ‘aziz ataupun masyhur isnadnya (mesti)
    memiliki nihayah (sandaran akhir). Terkadang isnadnya berhenti
    sampai kepada Nabi saw atau kepada sahabat ataupun kepada
    tabi’in. Dilihat dari segi akhir sanad ada tiga macam (hadits), yaitu:
    1. Marfu’, yaitu sesuatu (hadits) yang disandarkan kepada Nabi
    Muhammad saw secara khusus, baik perkataan, perbuatan,
    taqrir ataupun sifatnya, baik orang yang menyandarkan
    kepada Nabi Muhammad saw tersebut adalah sahabat atau
    tabi’in ataupun orang-orang sesudah mereka. Termasuk
    marfu’ adalah perkataan sahabat: ‘Kami telah mengerjakan
    atau mengatakan seperti ini (sesuatu) pada saat Rasulullah
    saw masih hidup’, atau ‘Beliau berada di tengah-tengah
    kami’, atau ‘Beliau berada dikalangan kami’, atau ‘Kami tidak
    menganggap adanya masalah dengan hal itu’, atau ‘Mereka
    melaksanakan dan mengatakan atau dikatakan seperti ini di
    masa Rasulullah saw hidup’. Begitu pula termasuk marfu’
    perkataan sahabat: ‘Kami diperintahkan melakukan ini’ atau
    ‘Kami dilarang melakukan ini’, atau ‘Termasuk sunnah seperti
    ini’. Dianggap bagian dari marfu’ adalah perkataan sahabat:
    ‘Kami pernah melaksanakan atau mengerjakan hal seperti
    ini’, sekalipun tidak disandarkan kepada Nabi saw, karena
    hal itu menunjukkan kepada taqrir. Dianggap marfu’ juga
    perkataan Anas bin Malik: ‘Adalah pintu-pintu Nabi diketuk
    dengan kuku-kuku’ (HR al-Bazzar). Dan perkataan Anas:
    ‘Bilal diperintahkan untuk mendua kalikan azan dan mensatusatukan
    iqamat’ (HR Muslim). Begitu juga tergolong marfu’
    tafsir sahabat yang disertai sebab-sebab turunnya. Selain tafsir
    para sahabat tidak dianggap bagian dari hadits. Ini karena
    para sahabat banyak berijtihad dalam penafsiran al-Quran
    dan mereka berbeda pendapat. Kita temui juga dari kalangan
    sahabat yang meriwayatkan Israiliyat dari ahli kitab. Karena
    itu penaf-siran mereka tidak dianggap sebagai hadits, lebihlebih
    digo-longkan sebagai marfu’.
    2. Mauquf, yaitu sesuatu (hadits) yang diriwayatkan dari sahabat
    baik perkataan ataupun perbuatannya. Mutlak dikhususkan
    untuk sahabat. Isnadnya kadang bersambung, kadang juga
    tidak. Kebanyakan fuqaha’ dan muhadditsin menyebutnya
    dengan atsar. Hadits mauquf tidak bisa dijadikan sebagai hujjah,
    karena Allah Swt berfirman:
    Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan
    apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (TQS. al-
    Hasyr [59]: 7)
    Jadi, mafhumnya, terhadap apa yang dibawa oleh selain
    Rasul jangan kalian ambil. Dengan demikian sesuatu yang
    disandarkan pada seseorang selain Rasulullah saw tidak bisa
    dijadikan hujjah, dan tidak halal menyandarkan hal itu kepada
    Rasulullah saw, karena tegolong ihtimal (dugaan yang
    kecenderungan salahnya lebih besar-pen) dan bukan dzan
    (dugaan yang kuat benarnya). Ihtimal tidak bernilai apa-apa.
    3. Maqthu’, berbeda dengan munqathi’, yaitu terhenti pada tabi’in,
    baik perkataan ataupun perbuatan. Hadits maqthu’ tidak bisa
    dijadikan sebagai hujjah, dan lebih lemah dari mauquf.
    Bersambung——-

  369. Assalamu ‘alaikum wr. wb. wah penjelasannya mantap tenan niih….matur kesuwun, semoga banyak yang mengambil manfaat. Amin.

  370. Tentang Ilmu Hadits yang di paste kan diatas tidak ada masalah dan bukan termasuk hal-hal yang saya kritik dari HT, jadi tidak perlu di paste kan panjang lebar.
    Silahkan fokus pada masalah dan menulis di ruang yang sesuai dng tema.
    Barakallahufikum.

  371. Sebenarnya gak ada yang masalah dengan HT justru yang bermasalah pengelola koma HT sendiri, Belum pernah terbaca Ulama sedunia yang mempermasalakan Qodho dan Qodhar yang disampaikam HT.
    YA inilah Blognya orang penuh Masalah
    Kena lhoo

    • pengelolakomaht

      Itu karena para ulama enggan membaca buku-buku karya taqiyyuddin apalagi yang memuat aqidah, andai mereka baca akan mengotori hati mereka yang bersih, sebab taqiyyuddin berkata “Dalam perkara qadha & qadar ahlus sunnah telah salah”, innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

      • Ahlussunnah berarti penganut sunnah Nabi Muhammad SAW, “wal Jama’ah” berarti penganut i’tiqad jama’ah sahabat Nabi. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah ialah kaum yang menganut i’tiqad yang dianut Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat beliau.

        I’tiqad nabi dan para sahabat itu sudah termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul secara terpencar, belum tersusun secara rapi dan teratur. I’tiqad itu kemudian dihimpun dan dirumuskan dengan rapi oleh seorang ulama’ besar di bidang Ushuluddin, yaitu Imam Abul Hasan Al-Asy’ari. Ulama’ besar ini dilahirkan di kota Bashrah, Iraq pada tahun 260 H/873 M, dan meninggal dunia di kota itu juga pada tahun 324 /935 M, dalam usia 64 tahun.

        Karena i’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah dihimpun dan dirumuskan oleh Imam Abul Hasan Al-Asy’ari maka ada yang menyebut kaum Ahlussunnah wal Jama’ah dengan “Al-Asy’ariyah” jamak dari Asy’ari, yaitu pengikut-pengikut Imam Abul Hasan Al-Asy’ari.
        Ada juga dijumpai perkataan “Sunni” kependekan Ahlussunnah wal Jama’ah, orang-orangnya disebut “Sunniyyun”.
        Adapun tokoh kedua i’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah ialah Abu Manshur Al-Maturidi. Faham dan i’tiqadnya sama atau hampir sama dengan faham i’tiqad Imam Abul Hasan Al-Asy’ari. Beliau lahir di kota Maturidi, Samarqand (termasuk wilayah Uzbekistan Soviet sekarang) kira-kira pada pertengahan abad ke -3H dan meninggal di Samarqand pada tahun 332 H/944 M, 9 tahun setelah wafatnya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari.
        Kedua tokoh tersebut di atas adalah sebagai penggali, perumus, penyiar sekaligus mempertahankan apa yang sudah termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits, yang sudah di i’tiqad oleh Nabi Muhammad SAW, serta sahabat-sahabat beliau.

        Dalam kitab “Ithafu Sadatil Muttaqin” yang dikarang oleh Imam Muhammad Al-Husni Az-Zabidi, yaitu syarah kitab “Ihya’ Ulumuddin” karangan Imam Al-Ghazali, ditegaskan sebagai berikut, yang artinya :
        Apabila disebut Ahlussunnah wal Jama’ah, maka maksudnya ialah orang-orang yang mengikuti rumusan (faham) Imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan faham Abu Manshur Al-Mathuridi.

        Wallohu a’lam bish-shawab,-

        So, Ahlussunnah yang mana akhi?

      • So, Ahlussunnah yang mana akhi?
        disimpelkan saja baik Al Assyairiyah, maupun salafiyah semuanya berpendapat sama mengenai qada dan qadar artinya menurut Taqiyuddin Assyairiyyah maupun salafiyah itu SALAH dalam memahami Qadah dan Qadar dan juga ulama yang lebih terdahulu semisal Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, Imam Malik juga menyebut diri sebagai ahlusunnah (antum tau khan pembagian definisi jamaah ahlusunnah menurut ulama kalau antum belum lupa sudah saya jelaskan). Artinya taqiyuddin juga TIDAK SEPENDAPAT dengan para Imam terdahulu mengenai hal ini. Dan itu saya juga sudah pernah menulis dikomentar sebelumnya ya akhi (mengenai pendapat para imam tentang qadah dan qadar).

        sebagai contoh :

        Imam al-Baihaqi menuturkan dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i, bahwa Syafi’i mengatakan: “Kehendak manusia itu terserah Allah. Manusia tidak berkehendak apa-apa kecuali dikehendaki oleh Allah Rabbul ‘alamin. Manusia itu dapat mewujudkan perbuatan-perbuatan mereka. Perbuatan-perbuatanitu adalah salah satu makhluk Allah. Taqdir baik maupun buruk, semuanya dari Allah. Adzab kubur itu haq (benar), pertanyaan kubur juga haq, bangkit dari kubur juga haq, hisab (perhitungan amal) itu juga haq, surga dan neraka juga haq, begitu dalam Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wasalam.

        dan banyak sekali perkataan ulama mengenai hal ini

        jadi pertanyaan antum ini muter-muter saja menurut saya wong sudah di jelaskan pada bab sebelumnya.

        mungkin silakan baca juga kitab al Ibanah

  372. Syeikh Niskala

    Ass. Wr. Wb
    Saya akan jelaskan secara sederhana berdasarkan Al QUR’AN dan AL HADIST mengenai pemahaman TAKDIR sbb :
    1. TAKDIR adalah HAKIKAT dan berada pada WILAYAH KEIMANAN dan BAWAH SADAR ( SUB CONSCIOUSNESS )
    -secara HAKIKAT dalam hal ini TAKDIR, dalam KEHIDUPAN ini yang ada hanyalah perbuatanNYA, karena segala sesuatu terjadi dengan kehendakNYA / ijinNYA, berdasarkan hal ini maka manusia yang baik adalah manusia yang IKHLAS dan SABAR dalam menyikapi semua aspek kehidupan.
    2. secara SYARIAT / HUKUM / MEKANISME berada pada WILAYAH SEBAB AKIBAT ( HUKUM KAUSAL ) dan KESADARAN
    – secara SYARIAT maka segala sesuatu terjadi karena sebab akibat ( HUKUM KAUSAL ) / MEKANISME, berdasarkan hal ini maka manusia wajib berusaha/menyempurnakan IKHTIAR sesuai dengan AL QUR’AN dan AL HADIST

    berdasarkan kedua hal tersebut diatas maka, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini dinilai dan disikapi dengan pemahaman SYARIAT / MEKANISME dan HAKIKAT / TAKDIR

    Wass.

  373. afwan, ulama ahlus sunnah yang mendefinisikan qodlo wal qodar yang akhi pengelola maksud itu siapa saja ya? trus apa definisinya menurut mereka?

    tafadlol

    • sepertinya sudah dijelaskan pada komentar sebelum-sebelumnya. Jangan berputar-putar. btw dah dibaca link yang saya tunjukkan ?

  374. Itu karena para ulama enggan membaca buku-buku karya taqiyyuddin apalagi yang memuat aqidah, andai mereka baca akan mengotori hati mereka yang bersih, sebab taqiyyuddin berkata “Dalam perkara qadha & qadar ahlus sunnah telah salah”,
    LUCU sekali koma ht
    Dia bilang Para ulama enggan membaca Buku Ht e dia sendiri rajin baca Buku-buku HT. Kamu ini Ulama ato Uloma ya…LUCU BANGET KALO DIPIKIR sikoma ini
    HIZBUT TAHRIR bukanlah peletak dasar yang mengeluarkan pendapat bahwa Hadits Ahad tidak bisa dijadikan dalil dalam masalah aqidah. Ketika HT lahir (1953), kedua pendapat itu sudah ada. HT hanya memilih diantara dua pendapat yang berbeda tersebut kemudian dijadikan / ditabani sebagai pendapat HT. Jadi Claim yang menyebutkan bahwa pendapat tersebut adalah hanyalah pendapat Nyleneh HIZBUT TAHRIR Insya Allah akan terbantah dengan sendirinya. Berikut pendapat ulama yang menyatakan bahwa Hadits Ahad tidak bisa dijadikan dasar dalam masalah aqidah tetapi bisa digunakan dalam masalah hukum syariat.

    Sayyid Qutub dalam tafsir Fi Dzilalil Quran menyatakan, bahwa, hadits ahad tidak bisa dijadikan sandaran (hujjah) dalam menerima masalah ‘aqidah. Al-Quranlah rujukan yang benar, dan kemutawatirannya adalah syarat dalam menerima pokok-pokok ‘aqidah .

    Imam Syaukani menyatakan, “Khabar ahad adalah berita yang dari dirinya sendiri tidak menghasilkan keyakinan. Ia tidak menghasilkan keyakinan baik secara asal, maupun dengan adanya qarinah dari luar…Ini adalah pendapat jumhur ‘ulama. Imam Ahmad menyatakan bahwa, khabar ahad dengan dirinya sendiri menghasilkan keyakinan. Riwayat ini diketengahkan oleh Ibnu Hazm dari Dawud al-Dzahiriy, Husain bin ‘Ali al-Karaabisiy dan al-Harits al-Muhasbiy.’

    Prof Mahmud Syaltut menyatakan, ‘Adapun jika sebuah berita diriwayatkan oleh seorang, maupun sejumlah orang pada sebagian thabaqat –namun tidak memenuhi syarat mutawatir [pentj]—maka khabar itu tidak menjadi khabar mutawatir secara pasti jika dinisbahkan kepada Rasulullah saw. Ia hanya menjadi khabar ahad. Sebab, hubungan mata rantai sanad yang sambung hingga Rasulullah saw masih mengandung syubhat (kesamaran). Khabar semacam ini tidak menghasilkan keyakinan (ilmu) .”

    Beliau melanjutkan lagi, ‘Sebagian ahli ilmu, diantaranya adalah imam empat (madzhab) , Imam Malik, Abu Hanifah, al-Syafi’iy dan Imam Ahmad dalam sebuah riwayat menyatakan bahwa hadits ahad tidak menghasilkan keyakinan.”

    Al-Ghazali berkata, ‘Khabar ahad tidak menghasilkan keyakinan. Masalah ini –khabar ahad tidak menghasilkan keyakinan—merupakan perkara yang sudah dimaklumi. Apa yang dinyatakan sebagian ahli hadits bahwa ia menghasilkan ilmu, barangkali yang mereka maksud dengan menghasilkan ilmu adalah kewajiban untuk mengamalkan hadits ahad. Sebab, dzan kadang-kadang disebut dengan ilmu.”

    Imam Asnawiy menyatakan, “Sedangkan sunnah, maka hadits ahad tidak menghasilkan apa-apa kecuali dzan ”

    Imam Bazdawiy menambahkan lagi, ‘Khabar ahad selama tidak menghasilkan ilmu tidak boleh digunakan hujah dalam masalah i’tiqad (keyakinan). Sebab, keyakinan harus didasarkan kepada keyakinan. Khabar ahad hanya menjadi hujjah dalam masalah amal. ”

    Imam Asnawiy menyatakan, “Riwayat ahad hanya menghasilkan dzan. Namun, Allah swt membolehkan dalam masalah-masalah amal didasarkan pada dzan….”

    Al-Kasaaiy menyatakan, “Jumhur fuqaha’ sepakat, bahwa hadits ahad yang tsiqah bisa digunakan dalil dalam masalah ‘amal (hukum syara’), namun tidak dalam masalah keyakinan…”

    Imam Al-Qaraafiy salah satu ‘ulama terkemuka dari kalangan Malikiyyah berkata, “..Alasannya, mutawatir berfaedah kepada ilmu sedangkan hadits ahad tidak berfaedah kecuali hanya dzan saja.”

    Al-Qadliy berkata, di dalam Syarh Mukhtashar Ibn al-Haajib berkata, “’Ulama berbeda pendapat dalam hal hadits ahad yang adil, dan terpecaya, apakah menghasilkan keyakinan bila disertai dengan qarinah. Sebagian menyatakan, bahwa khabar ahad menghasilkan keyakinan dengan atau tanpa qarinah. Sebagian lain berpendapat hadits ahad tidak menghasilkan ilmu, baik dengan qarinah maupun tidak.”
    Syeikh Jamaluddin al-Qasaamiy, berkata, “Jumhur kaum muslim, dari kalangan shahabat, tabi’in, dan ‘ulama-ulama setelahnya, baik dari kalangan fuqaha’, muhadditsin, serta ‘ulama ushul; sepakat bahwa khabar ahad yang tsiqah merupakan salah satu hujjah syar’iyyah; wajib diamalkan, dan hanya menghasilkan dzan saja, tidak menghasilkan ‘ilmu.”

    Dr. Rifat Fauziy, berkata, “Hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang,dua orang, atau lebih akan tetapi belum mencapai tingkat mutawatir, sambung hingga Rasulullah saw. Hadits semacam ini tidak menghasilkan keyakinan, akan tetapi hanya menghasilkan dzan….akan tetapi, jumhur ‘Ulama berpendapat bahwa beramal dengan hadits ahad merupakan kewajiban.”

    Perlu diketahui, bahwa ulama-ulama di atas sepengetahuan kami bukan anggota HIZBUT TAHRIR. Jadi pendapat bahwa hadits Ahad tidak bisa digunakan untuk masalah Aqidah, tetapi hanya bisa digunakan untuk masalah syariat adalah pendapat para ulama2 di atas.

  375. Dalam pandangan saya HT ini seperti mencetak keyakinan baru tentang Allah dan Rasulullah. jadi sebaiknya buat saja nama dien HIZBUT TAHRIR, sebab Islam yg kappah ini adalah Sur tauladan dan Rahmat, bukan menebar kekacauan apalagi merasa paling ma’sum dan benar, Sekularitas ini mempersulit kemajuan duniawi, dan kesibukan merasa paling benar ini menyita yg wajib bagi diri ‘ain, sibuk melihat kesalahan kaum lain, org lain
    tapi, apalagi agama lain. Bagaimanapun perbuatan ini membuat lupa kepada yg menjadikan.. dan sibuk kepada yg dijadikan… masya’allah. Lindungilah kami dari laknatmu karena lebih banyak lami mengutamakan syariat yg sebenarnya sebahagian besar cobaan dan tipu muslihat. dengan topeng qanaah.. dan topeng perbuatan hasanah.. hanya dgn penilaian manusia semata.

  376. bismillah, alhadulillah wassholaatu ‘alaa rosulillah, amma ba’du:
    saudara sekalian
    dari pemahaman saya ht tdk mengingkari ayat dan hadits bahwa Allah SWT yang menciptakan perbuatan, tapi bagian dari ujian manusia adalah dalam penggunaan khasiyyat (taqdir) berupa naluri yang diberikan pada manusia untuk memilih diantara 2 jalan, jalan taqwa atau jalan fujur. dan itu dilakukan untuk menjadi manusia dengan ahasanu amalan.
    gini aja deeh … walaupun kita ada perbedaan, tapi ayo kita berjuang bersama untuk bisa mewujudkan Khilafah Rosyidah agar
    1) kita dapat menerapkan teori-teori syariat yang seuuuuaabrek itu dalam praktik kehidupan nyata sebagai wujud masuk dalam Islam secara kaaafah
    2) agar kita lebih mudah untuk memilih jalan-cara-dan pilihan terbaik dari perbuatan-perbuatan kita.
    Allahu Tujuan Kita, Rosulullah Qudwah Kita.
    Walloohul Musta’aan

  377. Hati-hati kalau pada berbicara, semua akan diminta pertanggungjawabannya.
    Kalau asal fitnah, apalagi sesama kaum muslim, apa pada tidak menyadari nanti balasannya seperti apa ?
    Inget, azab di neraka tidak bisa dibayangkan kengeriannya oleh akal manusia.. .

  378. Bismillahirahmanirahim,..

    Allah Maha Benar,..
    Sesungguhnya apa yang di perjuangkan saudara2 kita di HTI adalah Untuk umat islam,.
    Dari yang saya dengar melalui salah satu sahabat saya yang Aktivis Hti ia mengatakan Sesungguhnya tujuan HTI adalah ” Mengembalikan Kehidupan Islam ” ,.
    Masyaallah Itu sungguh luar biasa,.
    Bukankah Kita semuanya ini akan Mati,.
    marilah kita jadi pejuang islam sebelum kematian kita,..
    Seharusnya kita umat muslim ini juga mendukung,.

    ( Saya Bukan Anggota HTI )

  379. Tolong jangan Di Delete,.
    Ini Untuk Islam,.

  380. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Afwan ,..untuk islam itu bukan suatu keharusan dengan hti,…atau dengan ormas lain karena boleh jadi bukan islam didalam tubuhnya ,kenapa ?..bisa saja ada orang iseng dengan kepentingan politiknya masuk kedalam hanya untuk mengacak-ngacak islam dengan nama hti ,tetapi mudah – mudahan hti bersih dari itu semua ,tetapi saya punya kemungkinan tidak akan bersih 100% ,pertanyaannya siapa yang akan menjaga hti ! apakah Allah menurunkan rasulNya ditengah hti untuk meluruskan umat melalui hti ( ada nabi lain ) atau Allah sendiri yang akan menjaganya! imposible
    tetapi ,kalau Alqur’an jelas begitupun hadits ( Assunnah )
    pelajari dulu pedoman hidup Islam yaitu Alqur’an ,maksudnya dari sebelum manusia lahir terus manusia lahir sampai mati dan menuju surga atau nerakanya ada didalamnya.
    apakah kita dapat kembali kepangkuan Allah subhanahuwata’ala dalam keadaan bersih kembali seperti kita dilahirkan?,….semuanya itu dapat diusahakan yaitu dengan mempelajari Alqur’an dan asbabun nuzulnya ,bagaimanakah implementasi Alqur’an dalam perbuatan rasullulah sallalahu alaihi wasalam.
    tetapi apakah dengan mempelajari hti ,dan menjadikan pedoman hidup kita sebagai perantara islam dapat menjamin ( ingat sebagai perantara ).tetapi yang ada hanya terpecah belah menjadi islam yang lain yaitu islam hti ,ini sudah tidak murni lagi, tidak bisa berteriak islam ya islam ,…SAYA ISLAM .begitu juga yang lain ada islam pks ,islam p3 islam muhamadiah dll.apakah pada jaman dahulu para sahabat juga membuat club – club islam setelah sepeninggalnya rasullulah sallalahu alaihi wasalam.
    sekarang coba serukan hidup Islam,hidup Islam ,hidup Islam !!!!!!!!!!!
    jangan hidup hti! ,hidub bla -bla -bla !,anu-anu-anu -anu ,..
    Islam hanya dapat bersatu diatas Syari’ah yaitu Islam ,bukan wadah yang lain . karena Allah lah yang menyuruh kita semua bersatu dibawah wadah Islam ,bukan nasrani ataupun yahudi ,coba saja siapakah yang berani mengacak – ngacak isi kitab Alqur’an ataupun Hadits ,Alqur’an sudah jelas Allah yang menjaganya sedangkan hadits Allah selalu turunkan setiap seratus tahun ulama hadits yang akan menjaganya dari tangan – tangan jahil yang berkeinginan mengacak – acak hadits.
    ayo jalankan Islam !!!!!!
    walaupun kita terseok – seok karena susah sekali menjalankannya,dalil – dalil yang sudah dimengerti tetapi apakah banyak ,orang – orang dapat menjalankannya ,berat nian,berat nian ,…..pasti sangat berat sekali karena jaminannya surga .
    apakah hti juga dapat menjamin kita semua surga??????,saya yakin tidak akan pernah dapat,memberi safaat saja ketuanya tidak mungkin apa lagi memasukan anggotanya ke surga ,lantas kenapa kita harus bersusah – susah mengikuti hti ,sedangkan kitab yang sudah jelas yang akan mengantarkan kita semua ke surgaNya Allah tidak pernah kita pelajari,
    mari belajar ,..kembalilah kepadaNya.

    wallahu a’lam

  381. Sahabat Ku yg syabab/bukan syabab HT, sebaiknya energi kita ini bukan untuk debat kusir guanakan energi kita untuk segera menegakkan khilafah

  382. Mbak fulan ini lucu banget deh Pakek nanya-nanya apa HTI menjamin masuk surga segala kaya anak kecil deh.
    Yang dipelajari di HTI ya Islam Mbak bukan Injil atau Zabur.
    Yang di Perjuangkan adalah Penerapan Syariah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist
    Mantap tooh…………………………..

  383. haaaa,..

    Mbak Fulan,..
    Sebenarnya yang ingin saya sampaikan bahwa HTI itu Adalah organisasi dakwah,. Dakwah nya pun untuk islam,. Dan tujuanya pun adalah mulia ( ” mengembalikan kehidupan Islam ” ) ,.
    Kok kita sebagai Umat islam menyalahkan bahkan menentang dakwah saudara2 kita di HTI,.
    Aneh Bukan,.
    Seharusnya kita mendukung ,.
    Bahkan kita juga seharusnya berpartisipasi aktif dalam menegakan syari’at ,.
    Saya ini terkadang heran mengapa kita ini enggan menerapkan syariat islam ( buktinya kita tidak mau memperjuangkan syariat islam supaya di tegakan ) ,.
    Untuk bergabung dan tidak bergabung dengan HTI itu perkara lain,.
    Yang Pasti Kita Tidak boleh menghalang2 ngi Dakwah saudara kita,.
    Dan kita harus menjadi pejuang ISlam juga,..

    amien,.
    (Saya Bukan Anggota HTI )

  384. saya setuju sama pengelola blog ini ……..

  385. saya pernah ikut kajian HTI dan HTI MNURUT SAYA TIDAK SESUAI DENGAN AJARAN ISLAM YANG SESUNGGUHNYA/DILUAR AJARAN ISLAM

    • ohya?

      yang mana yang tidak sesuai?

      islam di bangun atas lima perkara,,, apakah HTI tidak memenuhi 5 perkara itu?? hati – hati ya… anda jgn mengkafirkan orang…

      saya minta anda koreksi diri,,,, apakah anda sendiri telah memenuhi 5 rukun islam atau belum??? dan sejauh mana anda mengkaji islam?? ulama saja tidak berani menyimpulkan seperti itu.

      nb : saya bukan HTI

  386. Saya juga pernh ikut kajian Di HTI Menurut saya HTI Mengajarkan ISLAM BAHKAN BANYAK ULAMA YANG NGAJI DI HTI
    Kader-kader HTI buanyak menghasilkan Buku-buku yang bermutu kalo yang punya blog ini sih gak ada karyanya, apa coba sebutkan kalo punya

  387. Assalamualaikum pak (pembuat blog KOMA HT) ana ingin bertemu dengan antum. ana posisi di yogja. apa bisa??

  388. Klo Mbaca Artikel2 Blog ini Saya makin Penasaran dengan HTI ,.

  389. saat nya mengganti baju kelompok islam yg sempit, dengan baju Islam yg lebih besar.

    mengganti baju HTI, PKS, NU, Muhammadiyah, Salafy dan lainnya dengan baju Islam. hingga istilah kader PKS, Anggota HTI atau ikhwah salafy, warga nu dan MUhammadiyah DIGANTI dengan KAder ISlam.

    dengan begitu, kita akan lebih objektif menilai. katakan salah jika itu salah dan dukunglah jika itu benar. jika ada kejelakan atw kekhilafan suatu kelompok atau suatu kelompok di hina dan di caci maki, kita tidak lantas marah dan membela mati-matian.

    karena jama’ah kita yg sesungguhnya adalah Islam

    haaaaaaaaaaaaaaaaa….. leganya hatiku, walaupun konflik antar kelompok islam ada dimana-mana, saya tetap tenang melihatnya…..

  390. Dari hasil diskusi tersebut kesimpulan yang diambil adalah :

    1. Pemahaman Hizbut Tahrir atas Qadha dan Qadar berbeda dengan Ijma’ Ahlus Sunnah, dalam hal ini HT menganggap Ijma’ Ahlus sunnah keliru.
    2. Menurut HT kehidupan manusia terbagi dua : Pertama, Hal-hal yang telah ditentukan Allah, yaitu yang terjadi pada manusia tanpa disengaja, misal kecelakaan. Kedua, Hal-hal yang tidak ditentukan Allah dan murni manusia sendiri yang menciptakan terjadi tidaknya hal tersebut, misal manusia tidak ditentukan masuk surga atau neraka akan tetapi manusia sendiri yang menentukan ia akan menjadi ahli surga atau neraka dengan melakukan amalan sholih atau maksiyat, sehingga amal sholih dan maksiyat manusia yang menentukan manusia masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan
    Allah tidak menentukannya.

    sara :

    admin say:
    sehingga amal sholih dan maksiyat manusia yang menentukan manusia masuk surga dan neraka adalah murni manusia sendiri yang menciptakan terjadinya sedangkan Allah tidak menentukannya.

    sara:
    apa benar HTI mengatakan demikian???
    ataukah itu hanya penafsiran anda thd HTI? sebelumnya anda sendiri menulis itu sebagai pemisalan.

    yg saya tau HTI tidak memberikan penafsiran demikan,,,,

    Pertama, Hal-hal yang telah ditentukan Allah, yaitu yang terjadi pada manusia tanpa disengaja, misal kecelakaan.
    jawab : apa yang salah dgn hal ini??

    Kedua, Hal-hal yang tidak ditentukan Allah dan murni manusia sendiri yang menciptakan terjadi tidaknya hal tersebut,
    jawab: apa lagi yg salah dgn ini??
    bukankah Allah berfirman ” telah Aku ilhamkan kepada jiwa, jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan,,, beruntunglah bagi yang mensucikannya, dan celaka bagi yang mengotorinya..”

    lagi pula,,, UJUNG USAHA ITULAH YANG DINAMAKAN TAKDIR.

  391. Saya setuju dengan lembayung senja BAHWA kita harus mengganti baju ISLAM yang lebih besar dan kita harus juga punya seorang PEMIMPIM itulah KHOLIFAH pemimpin Umat ISLAM sedunia, ITULAH yang diperjuangkan HT . Allahuakbar

  392. Udahlah Kalau debat di dunia maya itu kurang begitu pas, lebih baik ketemu langsung dengan orang2 yang benar2 syabab HT. Langsung datang aja kekantor HTI terdekat dikota anda. Jangan2 hanya kenal HTI sedikit saja sudah berkoar2 mantan HTI. Pantaskah seorang Ahlussunnah tapi tidak ingin Sunnah Allah dan Rosul-Nya diterapkan? Malah Kelompok yang jelas Memusuhi Islam, Mendangkalkan Islam, Menhancurkan islam dan bahkan mendukung Ideologi Barat Malah dibiarkan, dan didukung..Nauzubillah..Antum Sudah Berapa lama di HTI? Apa antum sudah Syabab HTI? atau hanya pernah ngaji di HTI terus keluar?
    Semoga Allah SWT Tetap Meneguhkan orang2 yang ingin menerapkan Aturan Allah Dan Rosul-Nya dimukan bumi ini, bukan hanya orang HTI tapi juga Semua Kaum Muslimin..

  393. sudah bagi para syabab HTI atau Para Darisin kalau ingin berdakwah lebih baik langsung ke masyarakat kaum muslimin mereka lebih memerlukan kita. dari pada kita berdebat yang tidak jelas orangnya..bisa jadi mereka sengaja agar waktu dan tenaga kita hanya membicarakan hal yang semua dari kaum muslimin sudah terbiasa mendengarnya tanpa bisa umat ini bangkit dari keterpurukan.

  394. Menurut saya perbedaan penafsiran tentang Qodla dan Qadar tidak masalah karena pasti punya sandaran dalil-dalil yang kuat, yang jelas saya salut dengan perjuangan baik HT maupun HTI yang tidak kenal lelah memperjuangkan tegaknya Khilafah dan Syariah mereka tetap istiqomah, mudah-mudahan perjuangan HT maupun HTI mendapatkan ridho Allah SWT. dan apa yang diperjuangkannya cepat terkabul dan disisa umur ini saya sangat ingin merasakannya hasil perjuannya Allahu Akbar….

  395. simple explanation aja bro! pakai logika sederhana aja bisa kok, ga rumit! biasanya ane takut pakai akal karena jelas jauh dibanding kemukzizatan al-Qur’an, tapi ini sudah kebangetan. Lwa wong jelas-jelas Allah ingin membuktikan kepada seluruh mahluk ciptaan-Nya mana yang bertakwa dan mana yang tidak di hari yaumil akhir nanti, soalnya di surat Asy-Syams/91:8, Allah sendiri yang mengilhamkan kepada manusia mana jalan kejahatan dan mana jalan ketakwaan, jadi Allah sudah tahu siapa yang akan masuk surga atau neraka, PERSAMAANNYA ADALAH SEMUA MANUSIA CALON NERAKA ATAU SURGA SAMA-SAMA BERGANTUNG KEPADA ALLAH (QS. AL-IHKLAS/112:2) MAU MALING, PEMERKOSA, ATAU SEBALIKNYA KYAI, USTADZ, SEKALIPUN, SEMUANYA TIDAK AKAN TERJADI TANPA IZIN ALLAH,JADI KALAU KITA BERBUAT BAIK ITU KARENA ALLAH YANG MENUNTUN KITA DAN MEMANG ITU DIPERINTAHKAN OLEH ALLAH, BUKAN KARENA KITA YANG BAIK HATI, GUE PENGEN KE SORGA AJA DEH, NEHI KALAU KITA UJUB, SEBAGAIMANA ORANG-ORANG YANG BERBUAT JAHAT JUGA SEMAKIN ALLAH SESATKAN SEPERTI DI DLM QS.AL-A’RAAF/7:155 DAN 186, ATAU AL-ISRAA’/17:97 , JADI SEMUANYA SUDAH DIATUR OLEH SANG MAHA SUTRADARA , TINGGAL KITA MAU PERAN JAHAT ATAU BAIK, TERSERAH!ITU MAHA KASIH SAYANG ALLAH.SOAL ENDINGNYA ALLAH MAHA TAHU (ITU JELAS BUKAN BAGIAN KITA, DAN MENUNJUKKAN BETAPA ALLAH MAHA TAHU SEGALA-GALANYA) NTAR ADA YANG KOMENTAR : ENAK DONG YANG MAKSIYAT DARI KECIL SAMPAI TUA, EH ENDINGNYA TAUBATNYA DITERIMA, ITU KAUISTIK, LEBIH BANYAK YANG ENDINGNYA SURGA KARENA FALSAFAH HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID, DAN LEBIH BANYAK LAGI YANG ENDING NERAKA KARENA SOMBONG, RIBA, KIKIR, DLL.INTINYA SEMUA TIDAK BISA KELUAR DARI SKENARIO ALLAH, SUDAH DISETTING LOKASI DAN SEGALA FIGURANNYA (BENDA MATI ATAU HIDUP YANG BUKAN MANUSIA)TINGGAL KITA MAU JADI AKTOR ATAU AKTRIS APA, NTAR ALLAH YANG AKAN MENUNTUN MAUNYA KEMANA JIWA KITA INI?IKUT BUJUK RAYU SETAN, ATAU BISIKAN HATI NURANI?. MAKANYA KALAU ADA YANG BUNUH DIRI BUKAN KARENA UZUR (GILA, DIPAKSA, ATAU INTINYA MEMANG KUFUR NIKMAT)INI KELUAR DARI PANGGUNG SEBELUM DISURUH KELUAR OLEH SANG MAHA SUTRADARA, MAKA NERAKA SELAMA-LAMANYA BUAT DIA, KARENA SELAMA MASIH HIDUP MASIH ADA KEMUNGKINAN ALLAH MENOLONGNYA UNTUK KELUAR DARI KESULITANNYA ATAU MEMBERI HIKMAH YANG AKAN MEMBUKA HIDAYAH HATINYA, BAHKAN KALAU ORANG KAFIR YANG MASIH HIDUP MASIH ADA KEMUNGKINAN ENDINGNYA MENERIMA HIDAYAH ATAU SETIDAKNYA BISA SEPERTI PAMAN NABI MUHAMMAD YANG MESKI TETAP KAFIR TAPI MEMBELA RASUL. DAN TETAP MASUK NERAKA. KITA MASUK SURGA KARENA KITA YANG BAIK? BUKAN BUNG! INI TETAP HASIL SETTINGAN ALLAH BECAUSE YOU AKS FOR IT! BEGITUPUN SEBALIKNYA, ALLAH BIARKAN ORANG FASIK DAN KAFIR MENIKMATI SEPUASNYA DUNIA INI,DAN PADA KADAR YG TERTENTU SEBAGAIMANA KAUM LUTH, ALLAH AKAN SESATKAN MEREKA HINGGA TERSESAT SEJAUH-JAUHNYA. DALAM RIWAYAT:KARENA SEANDAINYA SELURUH DUNIA INI SEBANDING DENGAN HARGA SEHELAI SAYAP NYAMUK, MAKA ALLAH TIDAK AKAN MEMBIARKAN ORANG KAFIR WALAU MEMINUM SETEGUK AIR. INTINYA SELURUH CIPTAAN ALLAH TERMASUK ORANG JAHAT DAN BAIK TIDAK AKAN BISA MELAKUKAN PERBUATANNYA ITU TANPA IZIN DARI ALLAH, DAN SEBAGAI MAHA SUTRADARA, ALLAH MEMBEBASKAN UMATNYA MEMILIH DAN LALU AKAN SELALU MENUNTUNNYA MENUJU JALAN YANG BENAR, MESKIPUN ADA YANG MENGKHIANATINYA DG MENGIKUTI BUJUK RAYU SETAN, DAN ADA KALANYA ALLAH KABULKAN PERMINTAAN ORANG KAFIR AGAR MEREKA MENYESAL KARENA DUNIA DI HARI KIAMAT NILAINYA TAK LEBIH DARI SEHELAI SAYAP NYAMUK . HATI-HATILAH ORANG HTI DAN YANG BUKAN, BISA JADI KALIAN DIADU DOMBA, BERKASIH-KASIHLAH KALIAN SEPERTI DALAM SURAT AL-HUJURAT/49:10 DAN JANGAN SALING MENGEJEK AYAT KE-11-NYA.AFWAN 3X.SIAPAKAH DIANTARA KALIAN YANG BERANI MENAFIKAN AYAT2 DIATAS? AFWAN ITU TERLALU BERANI BUNG!

  396. Nanti si maling bisa katakan bahawa aku mencuri kerana Izin Allah, dimana izin Allah sedangkan Allah mengharamkan mencuri. ?

    Kerjaan Allah itu bahagian Aqidah bagaimana bahagian syariatNya? Bila manusia berbicara bagi pihak Allah maka soal perbicangan Qadha Wal Qadar pasti ngak sampai objektifnya.

    macam penulisan di atas.

  397. apapun pendapat kita tidak masalah, asalkan sesuai al Qur’an dan as Sunnah
    berbeda pendapat bukan berarti saling bermusuhan atau saling mengkafirkan
    bila pendapat lain lebih shohih, itulah yang layak dipilih
    jangan sibuk mempertentangkan, ingat, umat lebih membutuhkan aksi kita dalam mewujudkan kebangkitan Islam
    Alloh lebih tahu siapa yang terbaik di hadapanNya
    teruslah berusaha melakukan yang terbaik, Semoga Alloh meridhoi kita semua…amin

  398. maling dapat izin dari Allah sejalan dengan kekuasaan Allah yang Maha Kuasa, dan Allah haqqul yakin sudah pasti tidak meridhoinya, makanya mengharamkannya. sampeyan mau waton suloyo (asal debat?). karena dari seluruh ciptaan-Nya dari atom terkecil sampai daun jatuh, orang melirik, orang menelan ludah sampai Bintang Mampat (Black Hole) di luar angkasa sana bahkan seluruh alam semesta ini takkan bergerak atau bergeser semilimeter atau 1/sejuta milimeter atau tak terhingga barang sedetik bahkan 1/sejuta detik bahkan sampai tak terhingga tanpa seizin dan sepengetahuan Allah.Hanya KECUALI MANUSIA SAJA, seluruh ciptaan Allah benda mati atau hidup selalu bertasbih kepada Allah, hanya manusia yang tidak semuanya mau menuruti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, jadi ada yang di ridhoi bagi yang perbuatannya baik dan halal, dan ada yang tidak diridhoi karena perbuatannya jahat dan diharamkan, SEPERTI SI MALING !

  399. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    kepada semua umat islam yang dirahmati oleh Allah subhanahu wata’ala.
    inti dari tulisan ana waktu itu adalah.
    1.organisasi rentan dengan virus ,baik itu yang ingin menggulingkan umat islam didalam hti ,menjelek -jelekan umat islam dengan kedok hti ,cari keuntungan dengan adanya hti dsb.begitu pula dengan organisasi yang lain.
    sedangkan Islam adalah islam tidak berdiri didalam suatu naungan apapun ,pasti islam,semuanya bertanggung jawab terhadap dirinya masing-masing dan keluarganya yang dipimpin.
    2.Tujuan umat islam didalam islam jelas,tetapi tujuan islam didalam organisasi bisa mendua atau bercabang banyak ,contoh dulu PPP,pecah menjadi PAN,PKS,PBB,PBR,PKB didalam tubuh mereka pun pecah menjadi banyak partai – partai lain semuanya menyatakan dirinya yang paling benar ,apakah dengan adanya hti tidak merasa dirinya yang paling benar.
    saya kira sudah cukup yang diterangkan oleh mantan ht.
    tetapi…yaitu dia manusia hanya dapat memilih yang mana dia ingin pilih .
    walaupun benar ,benar yang seperti apa yang dia dapat,tingkat dasar atau langung tinggi wallahu a’lam.
    kalau kita percaya hukum ilmiyah ,anak SD tidak akan dapat mencerna matematika tungkat universitas ,pasti yang diajarkan sesuai tingkatannya.
    wallahu a’lam

  400. kenapa qta sama2 muslim saling bertengkar satu sama lain??????
    bukankah qta sbagai seorang muslim itu bersaudara???
    dala masalah fiqih qta harusnya dikembalikan pada sumbernya (Al quran & ash sunnah) dengan pmahaman dari para sahabat Nabi dan generasi penerusnya?????

    bukannya saling menyalahkan satu sama lain????buaknnya tarasa indah bila qta saling berkasih sayang????

    ALLLAHUAKBAR…………….

  401. kenapa qta sama2 muslim saling bertengkar satu sama lain??????
    bukankah qta sbagai seorang muslim itu bersaudara???
    dala masalah fiqih qta harusnya dikembalikan pada sumbernya (Al quran & ash sunnah) dengan pmahaman dari para sahabat Nabi dan generasi penerusnya?????

    bukannya saling menyalahkan satu sama lain????buaknnya tarasa indah bila qta saling berkasih sayang????

  402. ane ga mau cari gara-gara, tapi kalau ada virus di hti yang demi allah saya baca bukunya sendiri tentang memperbolehkan jabat tangan, nonton gambar porno, mbok yao di tindak seperti arifinto dari pks itu yang udah keluar dari dpr masih dapat hukuman iqab amalan ibadah bertubi-tubi dari dewan syuro yang diterimanya dengan legowo meskipun ia juga sudah dipecat dari dewan syuro. please tertibkan juga yang jadi duri dalam daging di hti, supaya tidak ada salah persepsi diantara kita semua. Soalnya saya membaca dari petinggi hti di situs yang lain lagi jelas-jelas mengharamkan pornografi. sedangkan ada ikhwan hti yang sudah buat buku punya fatwa sendiri sampai 20-an lebih kalau tidak salah, termasuk tidak percaya dengan siksa kubur, boleh jabat tangan dengan wanita bukan muhrim, nonton gambar porno boleh, tapi yg dilarang video porno(alasannya gambarnya hidup/bergerak-gerak), emang tujuan umum gambar porno buat apa?buat nakutin tikus? dan tidak ada peminatnya yang mau merogoh koceknya untuk barang maksiyat seperti itu? Masya Allah hampir semua majalah yang berbau sex sampai majalah Playboy menangguk keuntungan dari bisnis pornografi tersebut karena MEMANG BANYAK PEMINATNYA. Masih mending kalau dikasih catatan bagi yang lemah syahwat dan dapat rekomendasi dari psykolog atau sakit jiwa bila ada uzur boleh nonton, itupun tetap haram, seperti babi/celeng di hutan boleh dimakan seperlunya supaya kita tidak mati kelaparan, tapi hukumnya tetep HARAM ASLI!!! Ga berubah statusnya jadi halal, dari mana ceritanya jadi halal. yang kayak begini lho , bikin gerah. karena ini bukan masalah bineka tunggal ika, ini melanggar syariat dan bukan khilafiyah, naudzubillah tsumma naudzubillah . Kalau si pengarang buku dari orang hti itu sudah merevisi atau bertobat, ane tidak mengikuti perkembangannya, demi Allah kalau memang ada yang menyimpang siapapun dia, harus kita jewer dengan tegas. seperti si arifinto sudah jatuh ketimpa tangga, semoga Allah mengampuninya, dan menerima tobatnya. Inilah akar permasalahan kita bila hal-hal yang sudah diluar syariat mulai menyeruak, maka yang terjadi adalah aksi protes dan kecaman, hukum sunnatullah, proses reversible, reaksi bolak-balik, ada reaksi pasti ada aksi. afwan kalau ada salah kate, mumpung afwan massanya di Indonesia belum sebanyak pks, rapatkan barisan dan tegakkan disiplin dulu. Semoga bisa bangkit bersama menegakkan syariat Islam bersama(it’s fine we have different ways, no matter what who will be the first time), saya yakin masih ada hati-hati hti yang nuraninya bersih dan benar-benar ingin berjuang menegakkan syariat Islam secara murni. Allahu akbar !!! Amien.

  403. itu hanya sebagian kecil saja yang pasti dengan didirikannya organisasi pasti ada tujuannya ,yang jelas hanya untuk memperkuat keakuannya saja/organisasinya saja,yang ikut aku itu temanku yang tidak ikut itu bukan temanku saya kan islam hti yang lain bukan ,bilamana aku tegak akan aku luruskan dengan hti ,supaya hati – hati umat didalamnya hanya ada hti.
    sedangkan Islam sendiri jauh ditinggalkan ,ada hadits diabaikan dichek dengan fatwa ,ada dalil Alqur’an dicheck dengan akal – akalan pemahaman sahabat yang jelas-jelas ada bahkan pemahaman Rasullulah sallahualaihi wasalam berani didebat bahkan ditinggalkan ,hanya untuk membela pemahaman gurunya atau pemimpinnya ,wallahu a’lam kenapa bisa begitu kenapa Allah dan rasulNya ditinggalkan atau sahabat rasullulah pemahamannya ditinggalkan ,sekali lagi wallahu a’lam ,memang Allah maha Besar mungkin ada sesuatu dibalik semua itu ,mungkin ada ada keberkahan atau ada azab ,sekali lagi wallahu a’lam kita tidak dapat memahami semua tragedi didunia ini ,kenapa kita harus dihidupkan oleh Allah ,kenapa kita harus masuk neraka,kenapa kita harus masuk surga ,kenapa kita harus mati,kenapa kita harus bersosialisasi,kenapa kita harus marah ,kenapa kita harus mendengki,kenapa kita harus berkata jujur,kenapa kita harus terlahir tampan,kenapa kita harus terlahir jelek,kenapa kita harus menjadi penipu,kenapa saya harus jadi penzina,kenapa kita harus jadi ustadz ,kenapa kita harus jadi koruptor,kenapa kita harus menjadi contoh yang jelek dan kenapa …kenapa…kenapa…kita tidak menjadi orang soleh saja atau menjadi nabi saja supaya senantiasa dilindungi oleh Allah Azza wajalla
    yang senantiasa setiap perkataan dan perbuatannya dikontrol oleh malaikat jibril yang disuruh oleh Allah Azza wajalla.
    setiap detik,menit,jam ,hari ,kita hanya disibukan dengan dzikir dan menangis karena jelas Allah belum menentukan surga dan nerakanya secara mutlak ,karena Allah subhanahuwata’la amat mencintai umatnya ,ada yang diberikan hidayah ,ada yang diberikan rezeki,jadi mohonlah kepada Allah atas surgaNya ,banyak-banyaklah meminta ,banyak – banyaklah menangis ,sudah seberapa pintar kita .sudah seberapa jauh kita memahami Alqur’an dan sunnah rasulNya ,apakah kita masih buta ataukah sudah melek
    wallahu a’lam ,…wallahu a’lam ,…wallahu a’lam

  404. Kita jadi begini dan begitu memang atas izin Allah semata. Bagi Allah akan sangat mudah membuat seluruh umat manusia baik sehingga semua masuk ke dalam surga, atau semuanya jahat, sehingga semua masuk ke dalam neraka. Dan itu semua tidak akan mendegradasi kemuliaan, kekuasaan Allah, meskipun tak satupun umat manusia mau menyembah-Nya. Allah hanya akan mempertontonkan kepada seluruh umat manusia, bahwa perbuatan ma’ruf seseorang walau sebesar zarah, dan perbuatan munkar seseorang walau sebesar zarah akan mendapatkan BALASAN YANG SEPANTASNYA. Lalu mengapa Allah bisa disebut Maha Penyayang sehingga membiarkan manusia terjerumus dalam rayuan setan? Bagaimana Allah Yang Maha Bijaksana menciptakan sebagian manusia hanya untuk menjadi penghuni neraka Jahanam yang panasnya bisa langsung membakar sampai ke hati. Meskipun konon ketebalan kulit penghuni neraka bisa satu bulan perjalanan, meskipun setebal itu, kita masih harus berganti kulit sebanyak 100 kali per hari(enggak perlu didebat 1 hari dunia atau akhirat, yang penting penderitaanya bahkan belum pernah terlintas dibenak manusia pada umumnya di dunia ini. Sabda Rasul, kurang lebihnya : seandainya kalian tahu dengan apa yang kuketahui, maka kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis) Lalu dimana letak Maha Kasih Sayang Allah kalau Allah tahu bila menciptakan si fulan dan fulanah itu ujung-ujungnya hanya untuk disiksa selama-lamanya di neraka Jahanam. Ya karena meskipun Iblis berjanji akan menggoda dan menjerumuskan manusia setiap waktu dari berbagai arah, atas, bawah, depan, belakang, tetap ada saja para mujahid dan mujahidah yang mempertahankan aqidah dengan harta dan jiwanya. Sementara banyak yang terlena dengan bujuk rayu Iblis, terjerumus ke lembah hitam. Tapi ada juga yang khusyuk di sepertiga malam menangis karena rindu ingin berjumpa dengan sang Khaliq. Hal inilah yang akan DIPERTONTONKAN KEPADA SELURUH UMAT MANUSIA KELAK, KARENA ALLAH MENGIJINKAN SEMUA ITU TERJADI, OLEH KARENA ITU ALLAH SUDAH TAHU AKAN KEMANA FULAN DAN FULANAH ITU AKAN MENUJU, SEBAB ALLAH LAH YANG MENCIPTAKAN DUA JALUR KEHIDUPAN MANUSIA. YANG SATU REL KERETA FUJUR(KEBURUKAN) DAN YANG SATU REL KERETA TAQWA(KEBAIKAN) bagaimana Allah akan membanggakan perbuatan terpuji hamba-hamba-Nya yang sanggup menahan diri dari perbuatan munkar. Dan Allah akan menghinakan para hamba-Nya yang mengumbar syahwat dunianya tanpa mengenal itu haram atau halal. Oleh karena itu ALLAH LAH SANG SUTRADANYA, HANYA SAJA SUTRADA YANG MEMBEBASKAN KEPADA UMAT MANUSIA UNTUK MEMILIH PERAN ANTAGONIS ATAU PERAN YANG SHALEH. SETELAH ITU YA KITA AKAN DITUNTUN MENUJU AKHIR CERITA SESUAI PILIHAN KITA YANG NANTINYA MENJADI BUKTI APAKAH KITA PANTAS MASUK SURGA ATAU NERAKA. KARENA DI PANGGUNG DUNIA PASTI ADA YANG TERBUKTI JADI PENJAHAT AKAN BERAKHIR DI NERAKA DAN ADA YANG TERBUKTI BAHWA JADI MUJAHID AKAN BERAKHIR DI SURGA. MAKA PILIHLAH PERAN MUJAHID, JADILAH CONTOH BAGAIMANA KESUDAHAN ORANG YANG MASUK SURGA. KALAU MAU PILIH PERAN JADI PREMAN DI DUNIA, TAFADOL, TAPI KONSEKUENSINYA SUNGGUH SANGAT PEDIH. SEMUA PERAN TERSERAH KITA, SKENARIONYA DARI ALLAH, REL KERETA MENUJU HARI AKHIR JUGA DARI ALLAH. WALLAHU ‘ALAM BISAWAB.

  405. Benar akhi

    jawabannya hanya satu : wallahu a’lam bishowab.

    sering kita dengar atau tulisan asatidz bahkan para ulama sekalipun ,setelah berakhir baik itu dengan dalil atau bukan pasti berucap wallahu a’lam bishowab.
    semuanya hanyalah ketidak berdayaan manusia itu sendiri ,karena dirinya bukan Sang pemilik jagat raya dan seisinya.

    kesimpulan jika kita ingin selamat dunia dan akhirat.
    1. kita hanya harus tunduk dan patuh dengan apa yang diterangkan Allah dalam Al-qur’an ( sebagai pedoman hidup )
    2. Kita hanya harus tunduk dan patuh dengan apa yang diucapkan rasulNya, assunnah / hadits ( sebagai aplikasi ,teknis Al-qur’an )
    3.kita hanya harus tunduk dan patuh dengan apa yang diucapkan para sahabat rasul ( atsarnya )

    tambahan terkadang ,kita harus lebih jeli dengan izma dan qias para ulama mana yang lebih pas dan sesuai dengan Alqur’an dan assunnah ( inilah yang seringkali timbul perdebatan yang panjang sampai dengan saat ini ,karena setiap izma seringkali berbeda,ini izma kelompok ulama yang mana dan sebagainya ).

    jadi mari kita terus belajar ,semoga kita diselamatkan dari murka Allah Azzawajalla ,sekali lagi ,..kita belum terjamin surgaNya Allah apakah kita akan masuk atau tidak.
    ayo jauhi perdebatan ,kumpulkanlah ilmu yang bermanpaat,beramallah ,kita jauhi perkumpulan – perkumpulan yang akan menjurus ke perpecahan ,mudah – mudahan dengan ilmu yang cukup kita dapat memandang sesama muslim yang lainnya dengan hati yang damai ,bila berkata dan bertindak ,berhati – hati ,walaupun benar kita peringatkan dengan dalil ,Alqur’an dan assunnah ,tetapi tidak dengan perasaan hati dan mulut yang kasar pasti akan menyakiti setiap kaum muslimin.
    kita sesungguhnya tidak sedang membuat kerusuhan ,dan membuat muslim satu sama lain saling bermusuhan ,dan kita juga tidak sedang membuat seorang muslim sehingga berpaling dari islam ,yang dinamakan islam ya itu tadi 1~ 3 selebihnya kita harus berhati -hati ,karena seiring dengan perkembangan zaman ,pada zaman rasullulah tidak ada sedangkan sekarang ada inilah kenapa para ulama bersepakat ( izma )
    contoh : dengan rokok
    ada yang bilang makruh ,haram dan sebagainya ,semuanya ulama menimbang dengan kadar keilmuannya ,semakin dia pintar dan paham al-qur’an dan assunnah dan dapat mengaplikasikannya semakin baik pula hasil aklinya.

    terakhir : wallahu a’lam bishowab.

  406. Sesunggunguhnya yang memiliki membaca blok ini, akan menarik kesimpulan bahwa betapa dangkalnya pemahaman ummat islam sat ini bisanya hanya menanamkan kebencian sesama muslim, aku heran kenapa ada rang -orang yang sala berpkir, mengedepankan emosi dengan diskui murahan. Inilah salah satu faktor penyebab kemudnuran ummat hanya sibuk mengurus yang tidak esensi dalam artian sesuatu yang tidak dipahami kemudian dikomentari yang akhirnya komentarnyang ngawuuuuur

  407. akeh kang apal Qur’an-Khadistse,,
    seneng ngafirke marang liane,,
    kafire dewe gak digatekne,,
    yen isih kotor ati akale…!!!!

  408. Ya ,begitulah kira – kira ,….
    selama kita itu dinamakan manusia ,yang ada hanya 2 bisa jahat bisa baik.
    sekarang “baik” belum tentu besok.
    sekarang “jadi ustadz” belum tentu besok.
    sekarang “jadi pemabuk” belum tentu besok.
    sekarang “seneng nasihatin” orang belum tentu besok.
    sekarang “pemarah” belum tentu besok.
    sekarang “kaya” belum tentu besok.
    dan lain sebagainya.
    kita simpulkan , kita bukan malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah Azzawajalla sesuai yang diperintahkannya.
    kita juga bukan iblis yang selalu membangkang dan melawan kepadaNya.

    jadi bagaimanakah kita hidup ? ..supaya tidak gelap dan salah langkah dan selalu dibisik – bisiki oleh iblis ,kemudian tergoda , belajarlah alqur’an dan praktek nabiNya ( assunnah ).maksudnya supaya selamat.tapi mungkinkah ada manusia terlahir bersih kemudian kembali bersih,mugkin saja bisa caranya pelajarilah alqur’an dan assunnah.

    nasehatilah rekan atau manusia, baik itu yahudi atau nasrani ,…
    apalagi teman semuslim ,bila bisa kalau tidak, serahkan semuanya kepadaNya.
    tunjukan bahwa Islam rahmatan lil alamin.tunjukan bahwa kita baik budi dan pekerti sesuai dengan Islam yang syar’i.

    Kita belum tentu dipandang benar oleh Allah azzawajalla,karena hati kita yang bisa melihat hanya Allah Azzawajalla, sampai akhir hidup juga yang tahu hanya Allah Azzawajalla.

    masalah ada orang yang senang kafir mengkafirkan ,serahkan kepada Allah Azzawajalla ,pelajarilah Alqur’an dan Assunnah kenapa mereka bisa begitu.

    kenapa saya selalu menulis pelajarilah alqur’an dan assunnah ,karena jawaban setiap lini kehidupan yang ada hanya di Alqur’an dan assunnah.
    sedikit atau banyak pemahaman ,yang diberikan oleh Allah Azzawajalla itu tergantung kadar keimanan seseorang ,semakin baik iman kita semakin baik pula penerimaan ilmu Allah Azzawajalla.

    jadi apakah mungkin orang berilmu bisa berdiskusi dengan orang bodoh?..
    jikalau selevel kemungkinan dialog akan nyambung,kadar iman sama kezuhudan sama,…apakah mungkin ustadz dengan tukang mabuk bisa nyambung pembicaraanya,…wallahu a’lam kalau menurut nalar kita ya tidak nyambung tetapi kalau bicara Rahmat Allah ,ya mungkin saja terjadi.

    banyak sekali kita hidup belum mengerti tentang makna hidup,akan kemakah kita ,harus apakah kita sebagai manusia ,kenapa selalu terjadi keributan ,kenapa selalu terjadi kekacauan,kenapa saya tidak paham – paham dengan Islam,kenapa saya selalu berbuat zinah,kenapa saya selalu menjalankan riba,sedangkan saya belajar agama ,padahal saya mengerti Islam ,padahal saya mengerti hukum – hukum Islam,tetapi kenapa?…
    kenapa saya selalu benci kepada orang ,karena tidak sepemikiran,kenapa saya harus marah karena tidak sama berpikirnya ,kenapa dia jadi ustadz sedangkan saya tidak ,kenapa dia jadi Nabi sedangkan saya tidak ,kenapa saya harus menjadi manusia ,kenapa harus ada segala isi dunia ini,…

    Apakah bisa seorang manusia ,yang kecil mungil ini yang kapanpun bisa mati ,yang kapanpun bisa sengsara ,yang kapanpun bisa celaka ,yang kapanpun bisa hilang akal ,…dapat memikirkan dan menjawab semua kekuasaan Allah Azzawajalla?…

    ayolah kembali beristigfar ,kenali diri kita ,siapakah kita mohon ampun dan bertaubatlah ,karena banyak sekali pemikiran – pemikiran yang nyerempet – nyerempet tentang kekuasaanNya.padahal jelas – jelas tidak boleh .jawabannya pelajarilah Alqur’an dan assunnah.

    kenapa harus belajar Alqur’an dan assunnah ,sekali lagi supaya selamat.
    karena kitab yang paling jelas dan paling enak dibaca hanya Alqur’an dan assunnah bukan kitab – kitab lainnya,yang lain hanya pendukung hanya hasil olahan pikiran manusia ,..ya itu tadi kalau manusia yang menjabarkan imannya kuat dan baik ,baik pulalalah hasil kitabnya.
    kalau yang menjabarkan tidajk beres imannya akan rusak ,hasil pemikirannya.
    saya menulis ini karena saya mencintai kalian semua ,bukan karena amarah,yang benar itu hanya Allah Azzawajalla ,yang do’ip ya diri saya karena saya hambaNya.

    wallahu a’lam bishowab

  409. pengelola koma itu tidak paham islam

  410. SAYA percaya mbak fulan nih orang yang berilmu dilihat dari tulisan2nya dan Banyak MENGUASAI tentang qur’an dan sunnah, INSyaAllah di HTI juga Mempelajarinya. KALAU sudi KIRAnya Mbak Fulanahop tolong dong BERI kajian Fakta Disertai Dalil2nya Pandangan Islam MEngenai Multi Level Marketing ( MLM ) dari pemahaman Al Qur’an dan Sunnah Biar kita Selamat dalam melangkah.

    Terimah kasih sebelumnya

  411. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

    Afwan setelah sekian lama baru bisa menjenguk blog yang mubarokah ini.
    Ana kira sudah tidak ada yang komentar namun ternyata masih banyak kaum muslimin yang perhatian.
    Saya sebagai pembuat blog ini mohon maaf lama tidak menjenguk blog ini, insyaAllah saya akan coba menyempatkan lagi bercengkerama dengan antum semua saudara-saudara saya kaum muslimin yang bersemangat dalam mencari kebenaran hakiki, semoga Allah memberkahi kita semua, Amin.

  412. ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa
    ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa……………
    ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa
    ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa……………..
    ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa
    ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa……………….

    • Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah bersabda:
      لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
      “Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (HSR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183)

  413. ha haa haaa ha haa haaa ha haa haaa
    LAGI BANGUN TIDUR YA OM
    ITU TADI NGIGAU YA

    • Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah bersabda:
      لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
      “Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (HSR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183)

  414. terlalu GJ jika mnyebut
    MANTAN HIZBUT TAHRIR !
    HT tak pernah memandang MANTAN,BEKAS,dll
    MANTAN NARAPIDANA KALEEEEE
    Daulah akan tegak msh Ribet aja…
    Kebenaran tak akan pernah bisu!!
    Liaht dan saksikanlah..okaeyy
    Talk Less Do More
    dont NATO (Not Action Talk Only)

  415. Daulah versi Hizbut Tahrir harusnya sudah tegak akhy, sebab pada 29 Oktober 1956 pemerintah Yordan sudah menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir untuk mendirikan kembali khilafah. Namun sayangnya Hizbut Tahrir menolak.

  416. Kalo daulah versi pengelolah sudah ada tuh kerajaan arab saudi yang nantinya Imam Mahdi Kholifahnya.
    Wajar aja Sinis banget sama HT takut kesaingan kali dan Bisa2 penaklukan Makkah ke2 ya.

    • akhy Udin yang diberkahi Allah,

      Daulah saudi masih belum 100% sesuai sunnnah juga, dan raja saudi bukanlah kholifah saya karena saya bukan warga saudi, saya warga Indonesia dan amir indonesia adalah bapak H. Susilo Bambang Yudoyono (saat ini), namun memang sesuai khabar dari Nabi nantinya daulah akhir zaman yang sesuai sunnah dan manhaj kenabian akan tegak oleh imam mahdi di makkah (saat ini wilayah saudi), tapi itukan rahasia Allah, yang penting kita sekarang mencoba meluruskan kembali konsep khilafah dan da’wah khilafah yang benar sesuai sunnah.

      Semoga Allah memberkahi kita semua

      • Emang kamu punya konsep Khilafah dan da’wah khilafah yang benar sesuai sunah mana gitu loo, Ato Maksud Kamu dengan berdiam DIRI Menunggu Imam Mahdi GITU..!!!

  417. Saya ingin tanya sama komahti alias komawahabi nih,Menurut Akhi dan Ukhti khilafah itu wajib atau tidak? krena ada dari pimpinan wahdah kendari mengatakan secara terang2an bahwa “tidak harus khilafah, kerajaan juga boleh”!! dan seandainya HT berhasil dan insya Allah berhasil menegakkan Khilafah yang mengikuti metode kenabian, apakah akhi dan ukhti sekalian bersedia patuh dan taat kepada kholifah yang melaksanakan hukum2 Allah?

  418. Saudara Adi yang dirahmati Allah

    Sistem Khilafah adalah bagian dari syariat Islam yang tentunya wajib dilaksanakan apabila memang memungkinkan untuk dilaksanakan dan perkara wajibnya khilafah ini sudah sering saya sampaikan pada dialog-dialog saya terdahulu.
    Namun yang terpenting adalah khilafah seperti apa yang wajib dilaksanakan itu?
    Semisal sholat shubuh itu wajib namun jika dilaksanakan empat rakaat hukumnya jadi haram.
    Maka khilafah juga demikian, khilafah yang wajib adalah khilafah ala manhaj nubuwwah dan khulafaur rasyidin, smentara khilafah model lain hukumnya tidak wajib bahkan jika melanggar sunnah bisa-bisa menjadi haram hukumnya. Wallahu ta’ala a’lam

    Semoga Allah memudahkan kita dalam meraih hidayah, amien.

  419. oh jadi menurut Antum Khilafah Muawiyah, Abbasiayah dan Ustmaniyah haram ya hukumnya.
    Apalagi Kerajaan Saudi arabiyah yang telah mencoreng nama Islam termasuk juga WAHABInya ya HARAM gitu…!!!!!!!!!!!!!!!

    • Saudara Udin yang dirahmati Allah,

      Khilafah yang pasti benar adalah sebagaimana sistem yang dipakai zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin, adapun khilafah sesudahnya ada yang benar ada yang salah ada yang antara benar dan salah, dst, mereka silih berganti hingga ratusan tahun kemudian dan RAsulullah sendiri sudah mengatakan dalam haditsnya bahwa mereka itu mulkan, namun Rasulullah tidaklah menyuruh kaum muslimin berontak namun justru taat pada mereka dalam perkara-perkara yang baik dan benar, adapun dalam perkara maksiyat kaum muslimin tidak boleh patuh namun juga tidak boleh berontak, hanya boleh menasehati semampunya dan terus menerus.

      Adapun khilafah yang baru mau didirikan maka apabila memang sudah jelas pendiriaannya akan menyebabkan penyimpangan (misalkan khilafah itu bermadzhab syiah atau madzhab campuran yang tidak sesuai dengan madzhab ahlus sunnah) maka hukum mendirikannya menjadi haram karena akan mengakibatkan kerusaklan ajaran agama nantinya. Hanya saja bila tetap berdiri khilafah itu maka kita tetap sebagai warga negara harus patuh dan tunduk dalam hal-hal yang baik dan benar.

      Semoga Allah memberikan berkahnya untuk kita semua.

      • Dengan JAWABAN anda ini Berarti DEMOKRASI HARAM karena negara dengan Penerapan sistem Demokrasi Sangan Jauh dan Tidak Sesuai dengan madzhab ahlus sunnah.

        Fakta Menunjukkan penerapan sistem Demokrasi merusak tatanan kehidupan dan lebih rusak lagi. sehingga Perlu adanya Perubahan sistem dan Sistem ISLAM adalah Solusinya.

        Dan Aneh sekali kalo anda tidak setuju sistem demokrasi de ganti dengan sistem Islam dengan Alasan Apapun lha wong faktanya ISLAM Jauh Lebih Baik dari pada Demokrasi gituu loo

      • Saudara Udin yang diberkahi Allah,

        Kalo tidak salah saya juga sudah pernah menyatakan bahwa menurut saya Demokrasi itu hukum asalnya memang haram, namun yang namanya hukum asal tentunya bisa berubah bila situasi dan kondisi memaksa, wallahuta’ala a’lam.

        Demokrasi berasal dari pandangan bangsa barat yang kafir sehingga memang sedaya upaya kita harus kita jauhi, adapun dalam Islam kekuasaan tertinggi pada syariat dimana manifestasinya adalah khalifah dan para ulama ahlul hall wal aqd, wallahu a’lam bishawab.

        Antum tampaknya tidak seksama dalam membaca komentar saya sehingga menuduh saya tidak setuju demokrasi diganti dengan sistem Islam, yang saya kritik dari HT bukan ide itu namun yang saya kritik adalah cara mewujudkan ide dan konsep-konsep kekhilafahan versi HT yang menyelisihi syariat.

        Percaya atau tidak berdasarkan penelitian saya khilafah versi HT masih mengadopsi juga sistem demokrasi dan hal ini terbukti dengan adanya VOting dalam pemilihan majelis ummah dan khalifah, padahal HT katanya mengharamkan demokrasi namun kenapa azas demokrasi malah diterapkan dalam khilafah, ironis sekali ….
        Wallahul musta’an.

        Semoga Allah memberkahi kita semua

      • Saudara pengelola tuduhan anda bahwa HT mengadopsi sistem demokrasi adalah pemahaman yang kacau karena saat RUU ini di buat belum ada pemilihan pemimpin dengan dengan suara terbanyak bisa gak kamu beri contohnya, Lagian gak paham hadaroh dan madaniyah UU lalu lintas kamu anggap Bagian demokrasi termasuk cara dalam pemilihan presiden, padahal ya dalam demokrasi memilih pemimpin caranya bermacam2.

        Yang Paling menonjol dan sebagai Pilar demokrasi adalah KEDAULATAN di Tangan RAKYAT melalui wakilnya.

        Jadi kamu gak usah mempermasalakan RUU tersebut yang penting bagaimana hukum Islam diterapkan itu lebih baik dari pada Demokrasi yang terbukti Bobrok, Lagi Pula kamu tidak akan bisa membuat RUU khilafah yang sangat detil karena ya emang kamu gak akan mampu lha wong karya kamu kan gak ada gak punya gitu….

      • Saudara Udin yang dirahmati Allah,

        RUU khilafah versi HT dibuat sekitar tahun 1950 dan di tahun itu sudah banyak dipakai sistem pemilu suara terbanyak.
        Taqiyyuddin sendiri wafat tahun 1977 dimana era itu adalah maraknya sistem demokrasi di dunia.

        Demokrasi secara esensi memang kedaulatan ditangan rakyat, namun manifestasinya dalam pemerintahan adalah penerapan azas voting (suara terbanyak) dimana hal ini tidak pernah ada dalam Islam baik zaman Rasulullah, khulafaur rasyidin, maupun khilafah-khilafah sesudahnya termasuk khilafah terakhir Turki Utsmani pun tidak memakai sistem voting dalam memilih khalifah.

        RUU khilafah versi HT adalah gambaran nyata cita-cita khilafah yang ingin dibentuk HT. Jadi sangat penting meluruskannya agar kekhilafahan nanti sesuai syariat Islam.

        Semoga kita diberkahi Allah, amin.

      • Tolong dong kasih taw Negara mana saja yang tahon 1950 pemilihan pemimpinnya udah pakai cara SUARA Terbanyak/ Voting kata Pengelola beri ding datanya Jangan NGAWOR aja gitu.
        MANA DEMOKRASINYA kadang dalam demokrasi juga pakai suara MUFAKAT
        apa pola pikir anda sudah sangat Kacau

        Kalo dalam RUU khilafah dibahas UU Lalu Lintas apa anda juga akan berkata ini Demokrasi gaya baru karena Khilafah tidak boleh mengadopsi UU lalu Lintas dalam demokrasi.

        Anda emang sangat Kacau…………….

      • Saudara Udin yang dirahmati Allah,

        Mohon saudara bersabar, karena sesungguhnya amarah itu akan mematikan hati kita, jika antum berdiskusi dengan emosi maka hidayah akan menjauh.

        Pemilihan dengan model suara terbanyak seperti yang dikonsepkan Taqiyyuddin (HT) sama persis dengan pemilu Amerika Serikat yang diterapkan sejak tahun 1789 dimana perwakilan negara bagian dipilih dengan suara terbanyak kemudian yang terpilih berhak memilih presiden, dan suara terbanyak lah nanti yang menang.
        Jadi ini sudah diterapkan oleh bangsa kafir bahkan oleh AS sejak 1789.

        Memang dalam demokrasi Indonesia juga pernah digunakan sistem syuro mufakat dan hal ini memang disengaja agar demokrasi indonesia terkesan berbeda dengan demokrasi ala barat, namun sesuatu yang batil tidak bisa dicampurkan dengan sesuatu yang haq.
        Sistem syuro mufakat secara prinsip sudah berbeda dengan sistem voting suara terbanyak.
        Dulu zaman orde baru dikatakan demikian :
        MPR bersidang atas azas mufakat namun bila tidak tercapai mufakat maka baru dipergunakan cara voting suara terbanyak.

        Inilah yang dipakai oleh orde baru yang ironisnya sistem voting justru mendapat posisi tertinggi dalam pengambilan keputusan.
        Padahal dalam Islam tidak pernah dipakai sistem voting seperti ini, semua keputusan adalah syuro mufakat dari ahlul hall wal aqd, Rasulullah dan khulafaur rasyidin tidak pernah mengajarkan sistem suara terbanyak (voting) sebagai posisi tertinggi.

        Mengenai hukum lalu lintas maka itu adalah produk kebijakan, jadi tidak kaitannya dengan pembahasan kita, kecuali jika hukum lalu lintas itu dibuat dengan cara voting suara rakyat terbanyak maka barulah itu jadi masalah, sebab nanti bisa saja sebagian besar rakyat meminta bahwa naik motor tidak perlu pakai helm.

        Semoga penjelasan dari ana yang fakir ilmu ini bisa sedikit dipahami dan semoga kita diberkahi Allah.

      • Wah kalo begini ya emang kacau pola berfikir anda
        SEMUA disesuaikan dengan NAFSU anda
        Benar2 kacau

    • gausah emosian mas, mending kita tunggu aja aksi nyata yg punya blog ini untuk diskusi terbuka dengan pihak HT di LIVE kan tentunya…kita liat berani gak beliau mantan ini…nanti kalo terwujud kan kita tinggal nonton di youtube/di fasilitas internet lainnya…kita liat kira2 yg punya blog berani gak atau bagaikan katak dalam tempurung..sy sbagai masyarakat indonesia dah berbulan2 nunggu yg punya blog untk dateng ke kntor resmi HT eh alasannya macam2,belon nongol2 juga beliau ini… :)

  420. pengelola belum jawab pertanyaan saya” seandainya Hizbut_Tahrir berhasil menegakkan Khilafah yang mengikuti metode kenabian, apakah pengelola blok ini secara khusus dan saudara2Q penganut paham Wahabi akan ikut bergabung dengan khilah yang menegakkan hukum2 Allah itu ngak? karena saya tidak ingin diskusi tentang islam kalau mitra diskusi saya memiliki sifat munafikk yang suka mencari-cari kesalahan orang padahal sesungguhnya di dalam hati mereka kebencian terhadap saudara lebih besar ketimbang kebencian terhadap kaum kafir dan munafik yang sampai saat ini masih menegakkan hukum2 thogut!!!dan seandainya pengelola mw memberikan penjelasan kepada umat, tolong tulis Artikel yang membahas sejarah munculnya pemahaman Qadla dan Qadar ini karena setahu saya di dalam Al Quran maupun hadist tidak kita temukan satu ayatpun yang menggabungkan dua istilah ini…!!

    • Saudara Adi yang dirahmati Allah,

      Untuk pertanyaan antum tentang pendirian khilafah insyaAllah sudah terjawab di jawaban saya pada saudara UDIN diatas, tafadhal disimak kembali :).
      Adapun tentang pernyataan antum bahwa kata qadha dan qadar tidak pernah digabungkan dalam satu hadits hal itu menunjukkan antum masih kurang belajar hadits,
      Salah satu hadits yang menggabungkan dua kata itu adalah hadits shahih berikut :
      أكثر من يموت من أمتي بعد قضاء الله وقدره بالعين
      “Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha dan qadar dari Allah adalah karena ‘Ain”. (Shahih al-Jami’ : 3/477)

  421. aslm..pak mantan yg dirahmati Allah…mana neh mantan ht katanya mo ngadain acara live diskusi yg disaksikan oleh saya dan seluruh masyarakat indonesia di forum terbuka secara live, ah beraninya cuma disini ditunggu dah berbulan bulan gak ada beritanya,ah bagaikan katak dalam tempurung anda ini pak mantan..ayo berani gak diskusi terbuka sama pihak HT jangan disini coba byar kami nyaksiin aksi anda di forum terbuka yg wajah anda n wajah para pemimpin ht ketauan secara live dan disaksikan oleh kami sbagai masyarakat indonesia,mana aksimu pak mantan..sya sbagai masyarakat indonesia dah berbulan bulan menunggu eh gak nongol2 juga tuch berita..ayo datengin kantornya n kasih kami bukti dlm bentuk video supaya kami bisa menyaksikan kalo anda benar2 sudah dateng kesana…jangan malu2in donk…

  422. hhmmmm

    pertama kali saya membuka blog ini sekitar 2 tahun lalu. kadang buka kadang juga gak, tapi setidaknya setiap dua minggu sekali minimal saya ada buka blog ini.
    awalnya saya menganggap aneh pemikiran pemilik blog, yang menyalahkan kebanykan aktifitas gerakan islam, sperti demonstrasi memprotes pemerintahan dll. karena dulu hal itu saya anggap sebuah keharusan.

    tapi lama-lama saya pun mulai berpikir ulang, kayaknya yg dikatakan oleh pemilik blog ini ada benarnya juga ya…… dilihat dari syariat Islam atau pun logika….

  423. Yang saya rasakan justru sebaliknya ya seakan yang punya Blok ini justru membodohkan masyarakat karena ini seakan – akan membiarkan Pemerintah berbuat dholim terhadap rakyatnya tidak ada koreksi pada Penguasa itu sangat berbahaya, Pemerintah akan seenaknya saja mendholimi rakyatnya karena tidak ada protes sama sekali, menaikkan Harga BBM dengan seenaknya, Aset2 negara Diobral pada asing, Membiarkan Aliran sesat menjamur, Lokalisasi dibolehkan asal membayar pajak DLL.

    Ya tentu ini Karena tidak ada yang menentang dan kalo semua diam apalagi disuruh diam wah lebih rusak lagi itu…

  424. sepertinya menurut pemilik blog ini, bukannya kita diam saat melihat pemerintah berbuat salah. kita tetap menasihatinya, namun bukan dgn demonstrasi secara terbuka di jalan-jalan.. karena itu sama saja membuka aib dan borok pemerintah. bahkan dgn demonstrasi banyak negara yg berakibat pada kehancuran, seperti yg terjadi akhir2 ini di mesir, libya dan yaman. setelah berhasil menumbangkan pemerintah dgn demo bukannya membuat negara tambah makmur, melainkan jadi kacau balau.

    tapi menurut si pemilik blog ini, menasihati pemerintah itu harus ELEGAN, seperti mendatangi si pemimpin itu dan bicara lah empat mata dengannya. kan lebih enak, tul gak???

    saya rasa dari segi psikologis, ada benarnya juga. seseorang itu akan merasa MARAH-merasa DI TANTANG dan merasa DI LECEHKAN jika menasihatinya di depan umum.jadi jika sudah seperti itu maka kecenderungannya kan menolak nasihat itu walaupun benar. gak usah jauh2, kita sendiri AJa begitu. jika kita dinasihati didepan teman2 kantor pasti malu dan gak enak.

  425. tapi menurut si pemilik blog ini, menasihati pemerintah itu harus ELEGAN, seperti mendatangi si pemimpin itu dan bicara lah empat mata dengannya. kan lebih enak, tul gak???

    Emang udah berapa kali pemilik blok ini mendatangi peminpin negri ini dan menasihatinya untuk menerapkan syariah…

  426. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Ihwan dan ahwat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wata’ala
    ana ada sedikit pertanyaan.

    1.Dengan apa kita kembali bertemu Allah Azzawajalla?…
    2.Benarkah kita sangat berani menentang Allah Azzawajalla dan Sunnah nabiNya dengan mengatakan perkataan saya lebih baik daripadaNya?…
    3.Apakah masih dikatakan taqwa jikalau ada yang melontarkan dalil hadits ,kemudian dia tertawa?…
    4. Kenapa kita harus takut kepada hti dibanding kepada Allah dan rasulNya?…
    5. Kenapa Allah dan rasulNya menjadi nomor 2 dan 3 setelah hti?…

    Wallahu a’lam

  427. no comment mbak kayaknya Fitnah tu
    kasihan ipul nunggu jawabannya………….

  428. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    pertanyaan ana semuanya tidak p erlu dijawab

    sedikit saja barang kali ,semuanya sudah dibahas panjang lebar oleh kita ,secara tidak sadar kita semua masuk kedalam dadha dan qadar .
    ada yang mengerti adapula yang tidak,
    ada yang pintar ada pula yang bodoh
    ada juga yang sedang sedang saja.
    maafkanlah mereka semuanya,karena keterbatasan kita sebagai manusia,yaitu tadi tingkat kecerdasan atau keimanan kita tidak merata.
    semua perdebatan panjang dari awal terciptanya Malaikat ,iblis dan manusia sebetulnya sudah masuk dalam sekenario,Allah Azzawajalla sampai dunia ini kiamat,sekali lagi mari kita saling memaafkan.
    ayo bangun islam mulai dari diri kita.
    ingat musuh didepan mata ,yaitu iblis laknatullah alaih.
    mari kita saling mendokan agar kita selamat dari murkaNya.bebas dari riba,pornografi
    maksiat yang tidak berkesudahan ,berbohong,menipu,berbuat hasad ,memfitnah.
    percayalah setiap organisasi atau individu pasti mengalami lembaran hitam,mari semuanya berdo’a agar Allah Azzawajalla memelihara kita ,melindungi kita ,serta diselamatkan olehNya sehingga memperoleh surga yang kita idam – idamkan.

    wallahu a’lam

  429. @udin :
    Emang udah berapa kali pemilik blok ini mendatangi peminpin negri ini dan menasihatinya untuk menerapkan syariah…

    ——————————————————-

    oh itu urusan si pemilik blog, ngapain juga di umumkan ke semua orang, ntar malah jadi RIYA’. wahaha

  430. Riya’ apa riya’ EMANG Mudah apa ketemu Presiden
    Eh apalagi mau menasehatinya MIMPI KALe Ye

  431. Pembaca yg dirahmati Allah SWT,

    Sy harap pembaca semua lbh cermat dlm mencari info, jika ingin tau ilmu kedokteran jgn tanya pd petani. Jika ingin tau ilmu pertanian jgn tanya pada dokter. Begitu jg kalau ingin tau ttg HTI jgn tanya sama mantan ht silakan tanya pada HT langsung.
    Sudah menjadi kelaziman ibarat suami-istri yg bercerai pasti pihak yg buruk menjelek-jelekkan pihak yang baik.
    Masih banyak ummat Islam yg hrs kita dakwahi agar sadar akan mabda’ Islam, krn sudah jelas2 mantan ini tidak mendukung dakwah HT nya.

    • @ nazrin :

      Justru Akhi, Beliau keluar dari HTI karena banyak kekeliruan di HTI seperti yang beliau paparkan di Tema-Tema dalam Blog penuh berkah ini.

      Beliau disini ingin mengingatkan dan menasehati HTI akan kekeliruannya. Nasehatnya santun dan penuh hikmah. Yang tidak kalah pentingnya adalah Ilmiyah dan Syar’i.

      Ana paham antum masih TAQLID BUTA kepada guru antum. Dan guru antum memang menginginkan hal tersebut.

      Marilah kembali kepada Al Qur’an dan As Sunah akhi.

    • setuju kayaknya memang begitu, lagi pula apa motifasinya bikin blog sprt ini. umat Islam sekarang hancur mas, besar tapi keropos karena tidak ada pemersatu & pelindungnya didunia ini yaitu Khilafah yg menerapkan Syariah Islam Khaffah sy tau benar inilah yg d perjuangkan HT sejak awal didirikan hingga sekarang ini. seharusnya pemilik blog ini & seluruh jamaah yg ada mendukung tegaknya Syariat secara nyata. Blog ini hanya bikin polemik tak brguna

      • abae Hani yang dirahmati Allah

        Sekali lagi saya sampaikan bahwa saya sangat mendukung penerapan syariat Islam dan khilafah Islam, namun itu tidak lantas mengharamkan kita menasehati kekeliruan Hizbut Tahrir, apalagi kekeliruan tersebut sudah membahayakan aqidah dan mengancam syariat khilafah itu sendiri.
        Lihat contohnya NII yang membabi buta tidak mau menerima nasihat pihak lain yang mengatakan bahwa khilafah versi mereka salah.
        Khilafah itu memang wajib akhy, namun khilafah yang bagaimana dan cara penerapannya juga harus bagaimana, maka itulah yang harus kita cermati dan koreksi.
        Wallahul musta’an.

  432. alhamdulillah, ana sudah baca penjelasan qodlo wal qodar, dari majalah As-Syari’ah, yang dikelola oleh ikhwah salafy, insya Allah, penjelasannya memuaskan akal dan menentramkan hati berdasarkan dalil Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma.

  433. ana dapat secara cuma2 dari ikhwah salafy sukabumi. kepada ikhwah2 lainnya ana sangat menganjurkan untuk membaca majalah edisi qodlo wal qodar tsb, untuk meluruskan pemahaman tentang qodlo wal qodar yang merupakan salah satu dari 6 pilar iman. dalam rangka menggapai ridlo Allah SWT

  434. @ udin

    makanya anda jangan bego bro, cukuplah pimpinan/ bos anda, misalnya Jubir HTI aja yg bertemu. insya Allah bisa lah.

    Apa perlu saya bantuin? hehe

  435. sarif anda ini pikun ya bukannya yang mau menasihati presiden dengan 4 mata itu pemilik blog ini e elo kok mala mbawa2 nama ismail yusanto,
    Blo on banget sih eloo

  436. Audiony ga bisa di download – (sudah dihapus)… Mohon kiranya diupload ulang ato kirim ke email saya. Syukron

  437. loh itu kan menjawab ketakutan anda, yg berpikiran kalau mau ketemu presiden itu sulit, kalau ketemunya satu-satu sih pasti sulit. makanya perwakilan aja, perwakilan ormas misalnya.

    ngapain berkoak-koak dijalan, toh gak bakal didengerin ama presiden kok. trus siapa yg dengerin? huehehehe

  438. emang blo on banget ya yang mau menasehati pemerintah 4 mata kan pemilik blog ini, kalo Hti udah punya metode dakwah sendiri gak usah lo ajarin.
    mau koak2 dijalan juga gak usah lo urusin kalo elo dengar ya sumpat aja kuping elo, sekali lagi HTI udah punya metode sendiri dalam dakwah lo jalanin aja metode dakwah yang menurut elo baik. Kalo menurut elo menasihati pemimpin itu baiknya 4 mata ya kerjain dong jangan menyuruh orang lain. Konsisten gitu loo

    • dasar si udin, dikasih tahu yg baik malah ngeyel. gak jauh beda dengan Udin di “Abdel & Temon Bukan superstar” huehehehehe
      ya udah lah din koak-koak aja sana di jalan sampai bosan. asal gak buat macet jalan, susah ngasih tau org bego, harus jd bego juga kali ya???….nyusahin aja.

  439. hehe, maaf saya gak ampe abis ngikuti diskusi ini. numpang share aja.
    saya rasa disini juga banyak anggota ht. saya agak janggal kadang, dengan seruan ht “umat islam bersatulah”, soalnya menurut saya, adanya ht di indonesia itu malah nambah satu lagi perpecahan. ambil contoh ormas islam yang ada adalah MD dan NU, nah dengan ditambah lagi HT, kan otomatis pecahannya makin banyak. di blog ini karena “kecewa” dengan ht buat ormas lagi, nah otomatis makin pecah lagi..(untungnya qx gak ampe ngediri’in ormas, hehe…). ya pertanyaan saya adalah, kenapa sebelum ht berdiri di indonesia gak ngikut NU r MD aja biar gak nambahin perpecahan? klo jawabannya adalah: NU dan MD “sudah tidak sesuai” dengan syariat islam dan ht berniat meluruskan syariat islam. tentu itu juga akn menjadi alasan mereka untuk mendirikan ormas baru, yang merasa bahwa NU, MD, dan HT sudah tidak sesuai dengan syariat islam…
    hehe, klo ini diteruskan kayaknya malah tambah pecah, berkeping2 malah. klo tiap orang yang kecewa (dalam arti merasa bahwa ormas X sudah tidak sesuai dengan syari’at islam) ngediri’in ormas baru.
    (maaf klo tidak sesuai dengan thema diskusi, skedar buat perenungan saya saja, anda boleh beda)

  440. salam. missleading on kadar n kadlo’Hizb.kluar 1 masuk 1000. 000 gtu loh :)
    innalloha sami,ul wakil

  441. fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan,,tidak usaha mencela saudara sendiri

  442. @Habibi, semoga Allah memberkahi anda.
    Selama ini saya mengkritik saudara di Hizb semata untuk menasehati mereka agar mereka bisa memperjuangkan khilafah yang benar dengan cara yang benar, bukannya memperjuangkan khilafah yang keliru dengan cara yang salah.
    Adapun saudara-saudara Hizb dan simpatisannya justru yang banyak mencela bahkan mencaci saya dengan cacian yang masyaAllah sangat menyakitkan, bahkan menuduh saya kafir atau antek kafir, innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
    Semoga Allah memberkahi kaum muslimin yang sabar dan tawakal.

  443. sah-sah saja masing2 punya pendapat sendiri.,ga usah terlalu diperdebatkan, siapa yang benar atau salah, ga penting, masih banyak saudara2 kita yang membutuhkan bantuan yang nyata,..

  444. bismillah…
    yang saya ketahui ahlussunnah dalam perdebatan qodho dan qodar
    adalah sebuah kelompok yang menamakan ahlussunnah…
    jadi salah besar kalau (dalam pembahasan ini) ahlussunnah di definisikan
    para sahabat radhiyallahuanhum.

  445. ANTI HT yang Munafik

    saya liat kebanyakan disini islam copy paste dech………semua merasa paling benar padahal yang paling benar cuma Allah tapi yang udah jelas gk bener mah HT

  446. Padahal Allah berfirman :
    وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
    Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)

    Baca ayat sebelumnya akhi???? hati2 menafsirkan ayat. bisa2 akhi dosa. jgn menambah jgn mengurangi.

  447. @Ardilla yang dirahmati Allah.

    Tafsir yang terbaik adalah tafsirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliaulah yang membawa dan menyampaikan agama ini kepada kita :

    Suatu ketika shahabat Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
    Umar bertanya: “Apakah amal yang kita lakukan itu kita sendiri yang memulai (belum ditakdirkan) ataukah amal yang sudah selesai ditentukan takdirnya?”
    Rasulullah menjawab: “Bahkan amal itu telah selesai ditentukan taqdirnya.”
    Umar berkata: “Jika demikian, untuk apa beramal?”
    Rasulullah menjawab: “Wahai Umar, orang tidak tahu hal itu, kecuali setelah beramal.”
    Umar berkata: “Jika demikian, kami akan bersungguh-sungguh, wahai Rasulullah!”

    (Diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnadnya no. 168 dan Kanzul Ummal, no. 1583).

  448. segala yang kita lakukan memang pasti adalah takdir Allah Swt. baik itu pilihan kita sendiri ataupun yang bukan daerah yang kita kuasai….
    Selama kita masih bisa memilih maka pilihlah bukan karena kita di paksa.
    kalau mau diskusi panjang, kita ketemu akhi.
    agar bisa sharing ilmu….
    wallahu alam

  449. pengelola komaht said:
    Saudara sesama muslim yang diberkahi Allah,

    Dalam perkara amal sholih dan amal maksiyat maka Hizbut Tahrir meyakini hal itu murni diciptakan manusia dan tidak ditentukan Allah. Sehingga dalam hal ini Hizbut Tahrir bisa dikategorikan Qadariyyah atau menolak ketetapan Allah. Wallahul musta’an.

    Hati2 berkomentar, Bukankah fitnah lebih kejam dari pembunuhan….
    Anda sudah tdk konsisten dalam berkata.

    Minta ampun akhi di bulan ramadhan ini.

    belum lagi akhi blg ht mempropoganda rakyat dgn penguasa,
    Hati2 fitnah.

    Bubarkan saja website ini.
    sdh berapa banyak org yang difitnah.

    Wallahu alam.

  450. ana inad abul unud bin unid bin anud bin unad bin inud bin anid bin .....(pegel gue)

    semuanya ………………….
    setelah solat isya berjamaah dimasjid, baca quran dan baca salah satu hadis roasul, terus datangi istri/suami (bagi yang punya), terus tidur dan bangun di sepertiga malam – sholat seperti rosul shalat dan banyaklah beristigfar …….

  451. koyok dancooooooooookkkkkk kabe bubar-bubar

  452. Alloh itu sudah menciptakan Alam ,manusia dan kehidupan dengan rapi teratur dan pasti.Alloh itu tahu 1+1 =2,2+1=3 dan seterusnya.

    klo pemahaman saya:::: benar semua perbuatan kita sudah tertulis di kitab lauhul mahfudz, semua perbuatan entah baik atau buruk, sudah tertulis disana.kemudian Alloh menurunkan Petunjuk AlQuran sebagai petunjuk bagi kita agar memilih perbuatan yang baik.sehingga kita bisa masuk surga.Alloh memasukkan kita ke surgaNya karena kita memilih jalan yang mengarah ke Surga.tidak mungkin kita menjawab 1+3=4,kemudian disalahkan.

  453. mirip JIL, semua agama itu sama-sama menuju ke surga

  454. Sesama moslem nggak usah terlalu dalam berdebat saling menganalisa pekerjaan Allah terkait nasib manusia. Yang jelas Allah Maha Pintar, Kaya, Pengasih, Penyayang, dlsb. nggak mungkin Allah SWT ngerjai mahluknya dengan menulis hal yang buruk berkepanjangan bagi mahluknya. Jangan karena pendapat ttg “qodo dan qodar” kemudian para kriminal, pelaku maksiat, koruptor dan penjahat berteriak “horee, saya memang sudah ditakdirkan oleh Allah menjadi seperti ini”…nauzubillah..!!. Penduduk miskin tak berdaya semakin lemah karena “nrimo ing pandume Gusti” tak mau berusaha, sementara si kaya hanya berkata : “terima aja, emang takdir lu”. Pemahaman ini masih banyak dikalangan masyarakat kecil/miskin yang tinggal dilingkup kyai yang menjunjung tinggi budaya amplop sebagai sumber pendapatan. tanpa angpau ya nggak mau ceramah/memotivasi. Budaya ini sudah menggurita sehingga pemahaman “takdir” dipakai sebagai senjata peredamnya. Nauzubillah tsuma nauzubillah….. ujung2nya tanpa disadari Allah lah yang disalahkan.

  455. awas blok ini adalah hasutan orang munafik yang membenci saudaranya ht, olehnya itu pembaca blok ini agar berhati-hati. ini orang yang menyatakan dirinya ahlusunnah padahal ingkar sunnah, takbir inilah blok yg menyesatkan para pembaca. ALLAH TETAP MENJADIKAN HT SEBAGAI KUTLAH YG BERJUANG UNTUK MEMPERSATUKAN AGAMA INI. tdk seperti pengikut kelompok ini. yg tdk mau menjalankan sunnah yakni mempersatukan kaum muslim dibawah aqidah islamiyah. selaluuu mengejek kutlah yg jelas-ingin menegakkan KHILAFAH ISLAMIYAH. JGN PERCAYA OMONGAN ORG-ORG INI sobat. karena kelompok blok adalah kelompok ingkar sunnah yg sesungguhanya

  456. yuk belajar sholat dengan benar agar khusyuk….klo qta khusyuk insyaAlloh bisa melihat mana kebenaran, mana kebatilan. kembalikan perbedaan kalian kepada Al quran dan Sunnah. jngan mengikuti hawa nafsu. PR qta banyak un/ membenahi umat. kafirun sibuk menghancurkan islam, knpa kalian sibuk dalam perpecahan….???

  457. I’m sure that is kind of off matter however , I am just exploring setting up my own weblog and was wondering what is usually required put in place? I am thinking creating a blog similar to your own https://mantanht.wordpress.com/2010/05/17/menyoal-aqidah-qadha-dan-qadar-hizbut-tahrir-vs-ahlus-sunnah would likely cost a lot of cash? I’m not really extremely internet smart so I am not hundred percent certain. Any sort of suggestions or hints is considerably highly valued. Thanks alot :).

  458. menurut saya..MARILAH RAMAIKAN MAJLIS MAJLIS TA’LIM yg didilm nya akan di bekali dgn ilmu yg bermanfaat,,,benahi lah akidah masing masing..belajar sifat 20…jadi kalian akan bisa memilih mana yang benar dan salah…ISLAM ini terbagi banyak menjadi 73 golongn…tiap golongan pasti meyakini dia yang paling benar…..dekatilah alim ulama yg membimbing kalian agar tdk sesat dgn kesesatan yg di bwa kaum ZIONIS ..carialh ulama yang benar,karna yang benar sudah pasti pintar…tapi yg pintar belum tentu BENAR…..

  459. SAUDARAKU………SEMUANYA..
    ORANG2 KAFIR DILUAR SEDANG BERLOMBA2 UNTUK MENJATUHKAN ISLAM…MENJAJAH..BAHKAN MENGHILANGKAN AJARAN SUCI INI DARI MUKA BUMI INI..NAMUN KITA MASIH SALING MELECEHKAN…..MARI RAPAT BARISAN SATU TUJUAN UNTUK MENGHANCUR ORANG2 YANG BENCI TERHADAP ISLAM (ORANG2 KAFIR) YANG JELKAS2 MUSUH UMAT ISLAM… ALLAHHUAKBAR

  460. Assalamu’alaikum Akhi.. Salam Kenal
    Betul apa yg admin paparkan, namun banyak pelajar/santri yang kadang bertanya kritis: Kalo Fir’aun disiksa di neraka apa nggak protes, mengapa dia diTaqdirkan ke neraka sedangkan Musa ke surga???? Dalil yg sering dipakai Qodariyyah adalah ” Barang siapa hendak kafir maka ia kafir dan barang siapa hendak mukmin maka ia mukmin” maaf akhi surat dan ayatnya aku dilupakan, manusia punya otoritas penuh atas dirinya. Tetapi Aswaja memakai semua dalil dan yg seperti yg akhi sebutkan. Semua nasib makhluq sdh tertulis dan semua yg terjadi pada makhluq di bawah Kuasa Allah. Itulah Fungsi Kitab2 dan Rasul2 Allah, manusia punya pilihan juga untuk ikut atau tidak, jangan Mengingkari Sifat Allah “Mahakuasa” / Qodiirun dalam mengubah nasib manusia tentunya dengan Doa, Ikhtiar dan Usaha (al-kasb) manusia. Itulah yg kami dapat dari asatidz kami. Allah Maha Kuasa termasuk merubah taqdir manusia, itulah mengapa Fir’aun ketika nyawa sdh di tenggorkan berkata ” aku beriman kpd Tuhan MUsa dan Harun” ternyata ia menyadari pilihannya telah keliru.
    Wallahu a’lam bi showab.
    wassalamu’alaikum

  461. Sebetulnya penjelasan terbaik datangnya bukan dari ustadz atau kyai namun dari Nabi dan memang dialog seperti diatas sudah pernah ada di zaman Nabi :

    Suatu ketika shahabat Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
    Umar bertanya: “Apakah amal yang kita lakukan itu kita sendiri yang memulai (belum ditakdirkan) ataukah amal yang sudah selesai ditentukan takdirnya?”
    Rasulullah menjawab: “Bahkan amal itu telah selesai ditentukan taqdirnya.”
    Umar berkata: “Jika demikian, untuk apa beramal?”
    Rasulullah menjawab: “Wahai Umar, orang tidak tahu hal itu, kecuali setelah beramal.”
    Umar berkata: “Jika demikian, kami akan bersungguh-sungguh, wahai Rasulullah!”

    (Diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnadnya no. 168 dan Kanzul Ummal, no. 1583).

  462. jgn bertengkar ooi…

  463. kalau mau clear soal qodo wal qodar yang dipahami hizbut-tahrir. hubungi saya di 082117074880. mantan ht baca buku ht lalu menafsirkan sepihak makanya salah paham. saya tinggal di cimenyan bandung dekat cicaheum. yang mau tabayun mangga diantos

  464. @ Teja suar :
    Hatu burhanakum huna ya akhi…
    :) Barakallahufik

  465. ijin nimbrung akh, ane jg mantan HT, tp walo cuman mantan,ane dulunya rajin ikut kajian HT, jd tau persis isi kajiannya trmsuk masalah qodha n qodar. dr hasil diskusi kayaknya si pengelola blog ini sering bolos kajian ya…;) mungkin br ikut 3 thn (1 thn/x) udah brani comment.
    coba nt baca buku ulama ahlussunnah ttg qodha qodar, kmd simpulkan dan bandingkan dgn pendapat HT (ada yg menyimpang ga?). justru HT dgn gamblang menjelaskan masalah tsb.
    saran ane : ngaji HT bareng yuk ma ane, ane jg kangen udah lama kagak ngaji. (sibuk kuliah)

  466. @abu firas yg dirahmati Allah,

    Buku terbaik tentang Qadha dan Qadar insyaAllah adalah karya al Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah, namun setelah ana baca hingga selesai ternyata berbeda sekali dengan pembahasan Qadha dan Qadar HTI (Taqiyyuddin)
    Dan memang wajar jika Taqiyyuddin sediri berkata :
    Mereka -ahlus sunnah- mengklaim bahwa mereka telah menjawab (pernyataan-pernyataan) mu’tazilah dan jabariyah. Namun, kenyataannya pendapat mereka dan pendapat jabariyah adalah sama. Mereka -ahlus sunnah- adalah kaum jabariyun. Mereka telah gagal dalam masalah kasb, tidak berdasarkan proses akal. Tidak ada bukti secara aqli yang menunjukkan hal itu. (Syakhshiyah Islam I, HTI Press, 2007, hal.95-96)

    Ini adalah bukti yang jelas bahwa Taqiyyuddin menentang pendapat-pendapat ahlus sunnah dalam perkara qadha dan qadar

  467. http//:pondokpesantrenhidayatullahmedan.blogspot.com

    ya ya ya

  468. dari diskusi di atas sya lbih memahami apa yang d sampaikan oleh org2 HT coz masuk akal, menentramkan jiwa n sesui fitrah……..^_^

  469. @no name yg dirahmati Allah

    Bagi orang syiah cara agama mereka masuk akal, menentramkan jiwa, dan sesuai fitrah.
    Bagi orang jabbariyyah cara agama mereka masuk akal, menentramkan jiwa, dan sesuai fitrah.
    Bagi orang Qaddariyyah cara agama mereka masuk akal, menentramkan jiwa, dan sesuai fitrah.
    Bagi ahlus sunnah cara agama mereka masuk akal, menentramkan jiwa, dan sesui fitrah.

    Maka pilihlah jalan ahlus sunnah.

    Adapun taqiyyuddin dengan terang mengatakan :
    Mereka -ahlus sunnah- mengklaim bahwa mereka telah menjawab (pernyataan-pernyataan) mu’tazilah dan jabariyah. Namun, kenyataannya pendapat mereka dan pendapat jabariyah adalah sama. Mereka -ahlus sunnah- adalah kaum jabariyun. (Syakhshiyah Islam I, HTI Press, 2007, hal.95-96)

    Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
    Sesungguhnya hidayah kembali kepada Allah semata

    • mas pengelola yg sangat arif, sptnya anda memang sengaja buat blog ini utk sekedar ditujukan ke HT ya.. makanya super ngotot…. ga apalah org yg sukses biasanya adl org2 ngotot spt anda……

  470. afwan, setahu saya dalam pembahasan qadha dan qadhar itu sejak jaman dahulu ada 3 kelompok, yaitu muktazillah, jabarriyah, dan ahlul sunnah, dan ahlul sunnah itulah yang menengahi dari perdebatan itu.

  471. Betul akhy Wigi Yanto yang saya muliakan,
    Itulah keanehan syaikh taqiyyuddin yang beliau malah menyalahkan aqidah ahlus sunnah dalam qadha dan qadar, lalu beliau membuat pendapat sendiri yg menyelisihi ahlus sunnah.
    Semoga Allah mengampuni kekhilafan beliau.

    • nanya mas, anda mendoakan syaikh taqitudin, pdhal beliau sdh mati, pertanyaan: “apa mendoakan org yg sdh mati tu sampai ke alamat? bukankah org yg sdh meninggal putus amalannya?” trims

  472. huh… -.-
    afwan saya mengutip dari komentar khansa karena menurut saya ini yang baik…
    (akhi fillah, masya Alloh…
    Bukankah apa yang disampaikan di atas adalah Qolalloh, Qola Rosul, serta pemahaman sabahat umar? Lalu agama seperti apa yang akhi inginkan? kl Qolalloh, Qola Rosul, serta pemahaman sabahat akhi tolak? kl akhi berbeda pendapat dng tiga sumber trsbt, mungkin mungkin akhi yg keliru, oleh karena itu bukankah kita dianjurkan untuk memohon petunjuk kpd Alloh? ataukah kita terlalu sombong sehingga kita merasa selalu diatas kebenaran dan meremehkan pendapat orang lain, jelas akhi fillah… jika perbedaan antara ulama yg satu dngn yang lain itu wajar, ikhtilaf namanya selama masih berdasar Qur’an, Sunnah, dan pemahaman sahabat. Nah bila yg terjadi adalah perbedaan pemahaman dengan Qur’an, Sunah dan pemahaman para sahabat maka inilah yg disebut menyimpang atau SESAT… Semoga Alloh memberikan Taufik pada kita semua)

  473. @Rafi yg dirahmati Allah

    Betul akhy, asal muasal khansa menulis itu adalah ketika saya menuliskan 3 dalil berurutan, pertama dari al Qur’an, kedua dari Hadits, ketiga dari umar, lalu oleh abu anas (simpatisan HTI) dibantah dengan komentar :

    abu anas | 19 Mei 2010 pukul 00:13 | Balas
    kasian..dech ngaku mantan HT padahal sudah jelas antum al baniyyun.atau wahabiun..hee..heee

    Lalu khansa menegur abu anas (simpatisan HTI) dengan teguran seperti yg antum tulis kembali diatas.

    Jazakallah khairan untuk akhy khansa, semoga senantiasa dirahmati Allah

  474. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

    Knapa juga masih terpaku dengan ayat ni, “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)???

    baca quran jgn sepotong2 mas.. pasti ada penjelasan di ayat yg lain!!

    • @agung yang dirahmati Allah,
      penjelasan terbaik atas dua ayat diatas adalah penjelasan Rasulullah shallallahu alaihi wa salam,
      Rasulullah hadir sebagai penerang al Qur’an, untuk itu ijinkan saya sampaikan hadits Nabi yang menjelaskan hal itu :

      Suatu ketika shahabat Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
      Umar bertanya: “Apakah amal yang kita lakukan itu kita sendiri yang memulai (belum ditakdirkan) ataukah amal yang sudah selesai ditentukan takdirnya?”
      Rasulullah menjawab: “Bahkan amal itu telah selesai ditentukan taqdirnya.”
      Umar berkata: “Jika demikian, untuk apa beramal?”
      Rasulullah menjawab: “Wahai Umar, orang tidak tahu hal itu, kecuali setelah beramal.”
      Umar berkata: “Jika demikian, kami akan bersungguh-sungguh, wahai Rasulullah!”

      (Diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnadnya no. 168 dan Kanzul Ummal, no. 1583).

      Hadits diatas memiliki banyak qarinah hadits yang lain dengan makna yang sama. Semoga Allah memudahkan kita menerima kebenaran, amin

      • liem hoolay

        mas yg sangat arif, bukankah keterangan rasulullah spt yg anda petik dah sangat jelas bhw kita “wajib” beramal agar memperoleh pengetahuan ttg yg telah dicatat Allah di lauh al mahfudz. Jadi dah klop donk dg mafahim HT? knp ribuuuuut terus. jgn2 memang ada kebencian terselubung nih….

  475. WAHAI SAUDARAKU SEMUA …… TIDAKKAH KITA SADAR,DI TERTAWAKAN MEREKA NON ISLAM,LIHAT MEREKA BERTENGKAR…….HORE…..,MERASA BENAR…. JIKA KALIAN BENAR…JALANI,DAN DALILNYA PUN HARUS KUAT,JANGAN MENCELA,JANGAN MENUDUH..KITA SATU WAHIDATAN..ISLAM…TOH ,HT SHOLAT.NABINYA MUHAMMAD SAW, TUHANNYA ALLOH…SEMUANYA SALING KOREKSI,..YANG WAHABI…TIDAK MESTI SEMPURNA…YAKIN LAH ITU… JIKA MENGAKU PALING BENAR SOMBONG..TUH KAN..MARI BERSAMA – SAMA BERSATU,TEGAKKAN AMAR MARUF NAHI MUNKAR DI BUMI INI……ANA MIRIS DAN MALU…..SADAR…SABAR…ROSUL RINDU DENGAN KITA ……… JANGN MUDAH DI ADU …… SEMOGA BLOG INI JANGAN ADA KEBURUKAN LAGI ….. TATA KEMBALI SEMUA …….

    • Justru saya berharap non muslim melihat bagaimana perbedaan pandangan di kalangan muslim diselesaikan dengan diskusi ilmiyah yang bijak.
      Tidak seperti yang terjadi di agama mereka yang setiap perbedaan akan melahirkan pertumpahan darah, tuduhan sesat, lalu berdiri agama baru, misalnya antara katolik protestan & ortodok.
      begitu pula antara sekte agama yahudi yang saling tindas dan saling bunuh satu dengan yang lain.
      semua agama pasti punya sekte-sekte yang berbeda pandangan, budha saja ada mahayana hinayana, hindu ada hindu syiwa, hindu brahma, dsb, dan seringkali perselisihan mereka berujung pada konflik fisik bahkan pertumpahan darah, sedangkan kita ummat islam cukup dengan diskusi yang enak dan ilmiyah dengan semangat persaudaraan, walhamdulillah

    • sy se7 mas…. pengelola blog ini bkn mencari “pencerahan” malah membuat keburaman… dan memancing persengketaan yg kaku…….
      maaf sy seorang mualaf, kepala sy skrg tambah pening, gmn nih islam yg sebenarnya…????????????????????

  476. assalamualaikum. akhi fillah,(pengelolah blog). ana terkesan dengan postingan2 antum. dan ana sangat menghormati keran antum perna menjadi syabab HT namun begitu, ana sangat yakin, selama ntum ikut HTI. antum tidak benar-benar memahami apa yang di samapaikan oleh pendiri HT lewat buku2 yang dikarang beliau. pendapat atum tak ubahnya pendapat tement dari alumni popes lirboyo. (turba himmasal). dan semua tidak ada bukti seperti hal yang telah dituduhkan. seperti pendapat antum perihal masalah Aqidah Hti, pada poin 2 dari hasil kesimpulan diskusi. dan setelah ana baca di buku nidhomul islam, kayaknya antum tidak memahami semua maksud dari isi buku. antum seakan-akan menghukumi. dari per bab- perbab saja. padahl jika antum teliti. untuk memahami isi karangan kita HT ada keterkaitan antar bab dan paragraf. tolong antum teliti. jangan hanya bisa menyebar fitnah. apa antum mau ana sebut sebut sebgai penyebar fitnah. jika tidak mau silahan cek. lagi,

    • ان الذين كفزوا سواء عليهم
      pengelola blog ini ngotot kok, jadi sulit diajak berembug…………

  477. Waalaikumussalam warahmatullah, jazakallah atas masukannya ya akhil karim, silahkan dijelaskan mana yang dimaksudkan dan mari kita diskusikan dengan enak agar jelas duduk perkaranya.
    Barakallahufik

  478. fathurrahman zaki

    bismillahirrahmanirrahim,
    klo menurut ane sih ( yg udh pernah denger kajian ht tentng masalah ini lgsung ), yg ane tw ht gak bilang bahwa pilihan manusia itu terlepas dari takdir dan laoh mahfudz . ente pernah belajar pohon algoritma ? setiap percabangan bakal menemui buah atw duri yg berbeda , bukan berarti si buah atau duri yg ada dicabang itu gak ada sebelum memilih cabang , kita hanya memilih sesuatu yg sudah ditakdirkan Allah subhanahuwata’ala .
    wallahu’alam bishawab.

  479. Bissmillahirromannirrohim

    asswrw.

    Akhina pengelola KOMA – HT semoga 4JJI SWT.selalu merahmati anda dan semoga dijauhkan 4JJI SWT. dari sifat iri, dengki, jahil dan aniaya serta penyakit Dzohir atau pun Bathin.

    Untuk meluruskan permasalahan yang diskusikan dan melanjutkan diskusi tentang kodho dan kodhar ini.., bolehkan saudara menjelaskan :
    1. Apa itu Khodho…? baik menurut Rasululloh SAW ..? atau menurut para Shabat Rosululloh SAW …?.dalilnya seperti Apa…? baik dalam Al – Quran atau Sunnah…?..contohnya seperti apa…?
    2. Apa itu Khodar…? baik menurut Rasululloh SAW ..? atau menurut para Shabat Rosululloh SAW …?.dalilnya seperti Apa…? baik dalam Al – Quran atau Sunnah…?.contohnya seperti apa…?
    3. Apa perbedaan Kodho dan Qodhar ?…dimana letak Kesamaannya…? bagaimana penjelasan Rasululloh SAW ..? atau menurut para Shabat Rosululloh SAW …?…contohnya seperti apa…?

    sukron…was

    abi nida

  480. Ane perhatiin dari awal sampai akhir diskusi, pengelola berputar-putar berdalil dan berlogika n penafsiran semaunya sendiri asal beda dg ht. Awalnya menjauh, ditengah merapat, diakhiri dg menjauh, dan tendensius utk adu domba walau sering dibumbui kalimat manis yang terasa krg jujur.
    Masalah ini masalah lama, masalah pelik, sangat tergantung ketajaman pikir dan kebersihan hati, mudah dijadikan peluru adu domba.
    Kita doakan smg blok ini dikelola oleh insan yg cerdas dan berhati bersih dalam mencari ridho Allah swt. Afwan

  481. Ih.. Baca semua komen ni malah jadi puyeng. Penjelasan dari yang punya blog thd semua komen kesannya berputar-putar. Kalo diumpamakan orang protes, kayaknya yang punya blog ni macam “kritik minus solusi”. Misalkan pun pendapat dalam konsep HizbutTahrir keliru, yang punya blog juga belum memberikan penjelasan yang sistematis dan logis yang dapat menjawab konsep qadha-qadar seterang-terangnya. Yang ada lebih pada kesan tendensius hendak memaksa menunjukkan ‘ketidaksukaannya’ pada HizbutTahrir. Apakah yang punya blog pernah mengalami perlakuan buruk selama ‘pernah di dalam HizbutTahrir’, sehingga merasa perlu sedemikian gencarnya menyampaikan hal-hal yang tercela menurutnya? Saya jadi malah perlu mengetahui konsep qadha-qadar menurut HizbutTahrir nih sebelum bisa menilai mana penjelasan yang lebih mengena.

    Pertanyaan lagi, sepertinya label ahlusunnah waljama’ah dengan berbagai kategori (yang saya lihat kok bermacam-macam ya, misalnya–ormas Muhammadiyah, NU, juga Salafi, Persis, dan lain sebagainya masing-masing mengklaim ahlusunnah waljama’ah, tapi kadang-kadang mengatakan bahwa yang lain tidak, trus saling membedakan diri begitu..) malah terkesan mengkotak-kotakkan umat islam. Siapa sih yang berhak menyatakan si ini atau itu sebagai ahlussunnah waljama’ah? Bagaimana dengan masyarakat yang tahunya mereka yang penting telah berislam, tidak mengikuti kelompok apapun? Apakah mereka ahlussunah waljama’ah pula? Bukankah kata rasul saw yang penting berpegang teguh pada Quran dan Sunnah. Yang penting menonjolkan persamaan, sehingga persatuan dan kesatuan umat terwujud. Ya kan?

    Yah, semoga komen saya adalah yang terakhir, sehingga tidak berkepanjangan lagi. Terlepas dari paham/tidaknya yang punya blog dengan konsep qadha-qadar menurut HizbutTahrir (sebagaimana yang ditanyakan oleh banyak komen di atas), saya rasa anda kurang bijaksana meneruskan blog dengan nama dan isi tendensius semacam ini (seperti halnya blog-blog mantan aktivis pergerakan apapun). Kalopun ada yang ingin dikoreksi, lebih baik bukan jika disampaikan langsung ke pihak yang bersangkutan. Atau jika ingin disampaikan secara terbuka, sekalian saja diadakan debat di forum terbuka.

    Di sisi lain, saya melihat pergerakan Islam yang diupayakan oleh HizbutTahrir sepertinya memang ‘tampil’ dalam kancah dunia. Kira-kira yang anda sampaikan lewat blog ini, dapatkah membendung arus perubahan yang akan terjadi?

    Jika masih meneruskan artikel dengan gaya begini, saya berpendapat bahwa anda termasuk orang-orang yang hendak menghalangi perubahan umat. Selain itu, menurut saya, anda juga termasuk orang yang mendukung pengkotak-kotakan umat yang malah semakin menjauhkan persatuan dari umat.

    Adapun konten yang seharusnya menjadi concern adalah persoalan-persoalan umat yang masih menjadi hambatan atau halangan terhadap perubahan umat. Bukan berkutat pada kejelekan ini itu dari kelompok tertentu. Harusnya yang lebih disosialisasikan itu kelompok-kelompok yang jelas sudah nyempal dari Quran dan Sunnah, komprador asing, misionaris-misionaris, dan seterusnya.

    Terus terang, baca blog ini, saya jadi terbuka. Pas banget dengan kata-kata hikmah pepatah Arab, “Apabila akal seseorang telah sempurna, maka sedikitlah bicaranya”. Semoga, kita semua tidak termasuk orang-orang yang kurang sempurna akalnya sehingga tidak menjadikan orang lain perlu berpanjang-panjang kata, membicarakan sesuatu yang sebetulnya tidak perlu dipanjang-panjangkan, sehingga malah menyulitkan diri.

    Ini sedikit dari saya. Terimakasih sudah membaca…

  482. sy remaja tetapi saya tahu betul aktifitas HT bukan seperti apa yg kalian utarakan selama sy ngaji d HT dapat masuk akal dan menenangkan Hati Ht bisa membuat masalah2 kami yg begitu menumpuk ringan setelah dengar nasehat2 mereka…dgn memahamkan fikru qulliyah hx dgn itu persoalan2 kita akan terpecahkan bila tidak bisa stereess,,eeeehhh kalu gk suka jangan bayak omong,,itu adalah aktifitas menyeru kemunkaran membuka kebusukan2 para kepentingan agar semua org tahu dan akan meminta perubahan,,jgn gila dooong,,,akal adalah kemampuan mengaitkan informasi dgn fakta,,jadi jelas,,semua di jelaskan atas dasar dalil aqli’dan dalil naqli,,begitulah dlm lingkaran demokrasi org2 yg mengaku Islam semuanya kabeli islam padahal tujuannya bukan untuk Islam>>jgnlah jadi seperti org bodoh,,

  483. hanya orang yg tidak paham akan bisa terpengaruh dgn kata2 ini,,gila bener kalian mengkropomi HT??ahlu sunnah yg mana??? ahlu sunnah itu bukan klaim semata ,tetapi harus ada bukti. pada faktanya org2 yg mengaku mengikuti ahlu sunnah malah merasa tidak masalah ketika ditengahnya diterapkan sistem demokrasi sistem kufur, maka malah mencela org2 yang melakukan muhasabah kepada penguasa..bodohnya mereka mengaku-ngaku ahlu sunah sementara nggak faham apa ahlusunnah itu buktinya apa??

  484. Assalaamu’alaikum…ane akan ikut komentar kalau pemilik blog ini punya nyali menunjukkan jati dirinya sbg seorang pengkritisi, bukan mengkritisi di balik dinding.

    Fatih
    Lakemba NSW Australia
    0432809485

  485. khilafah tjap kindjeng

    “kenapa faham-faham baru (dalam konteks indonesia) sering bermunculan dan laris manis terutama di dunia kampus, jawabannya adalah karena mereka yang pergi ke kampus rata-rata dari kecil “tidak mengenal” agama, dan mereka giat belajar agama ketika masuk kampus”
    (sory keluar konteks, ini pendapat guru saya dan sekaligus pelajaran bagi saya, kelak ketika sudah berkeluarga, thanks for reading)

  486. @pengelolakomaht, kalau bener ingin meluruskan dakwah umat islam besok 2 muat tentang kesesatan ahmadiyah donk,,,yang udah jelas2 kesesatannya dan sangat meresahkan masyarakat…makasih

  487. Kalo ahmadiyyah mah udah jelas ketahuan sesatnya sama masyarakat….
    Maju terus Koma HT…

  488. Bukannya mikir dan instorpeksi… malah sewot….

  489. No comment lah,…….
    mau itu sudah kehendak ALLAH atau pun saya sendiri,..
    Sing penting lakukan hal bener,…

    Toh… masalah kehendak ,yang mana sudah kehendak ALLAH atau kehendak saya sendiri bukan wewenang saya,….
    saya yah cuma manusia,…..
    Takut dianggap SONGONG sama Sang Pencipta,..
    Ga mau pusing lah,……

  490. Rasulullah saja menyuruh taat pada ulil amri yang tidak mengamalkan syariat (tidak melakukan petunjuk-petunjukku dan tidak melakukan sunnah-sunnahku),
    +++++++++
    cuman meluruskan saja, mungkin yang diinginkan pengelola benar,
    Setiap kemaksiatan, kita tidak boleh taat, walaupun itu ibu ataupun raja/penguasa yang menyuruhnya, HANYA saja, ketidak taatan kita kepada ibu/raja/penguasa yang menyuruh bermaksiat kepada Sang Kholiq, BUKAN berarti kita harus membangkang ataupun menganggap dia bukan ibu/raja/penguasa – kita, tetap kita tidak boleh membangkang.
    TETAPI bukan berarti tidak boleh membangkang, maknanya tidakboleh menasehati mereka, TETAP boleh bahkan wajib menasehati mereka bagi siapa yang mampu dan mengilmui cara menasehati mereka sebagaimana tuntunan Nabi SAW.
    Dan menasehati mereka-pun BUKAN berarti, berkoar-koar dimuka umum dan menyebar keburukan mereka (ibu/raja/penguasa), menasehati bukan berarti menjelekkan mereka (ibu/raja/penguasa), menasehati bukan berarti mencela mereka (ibu/raja/penguasa) dimuka umum.
    Intinya, harus berilmu, dan menerapkan ilmu juga dengan ilmu, dan menyikapi efek/reaksi terhadap penerapan ilmu tersebut ya dengan ilmu juga, misalnya : seseorang telah berilmu tentang Amar Makruf Nahi Mungkar, maka menerapkan AMNM juga harus dengan ilmu, lalu jika ada reaksi dan perlawanan terhadap AMNM haruslah disikapi dengan ilmu juga.
    ILMU yang dimaksud adalah, Kitabulloh dan Sunnah Rosul dengan pemahaman yang benar (para shohabat)

  491. =========================
    begitulah dlm lingkaran demokrasi org2 yg mengaku Islam semuanya kabeli islam padahal tujuannya bukan untuk Islam>>jgnlah jadi seperti org bodoh,
    +++++++++++++++++++++++++
    benar bapak, demokrasi sistem kufur, oleh karenanya kita manasehati sesama muslim agar tidak menggunakan cara2 demokrasi dalam menegakkan Syariat, seperti dengan parlemen (Partai HT di timur tengah), demonstrasi dengan pengerahan masa dan membawa spanduk dll, …. janganlah terseret dengan arus demokrasi. Islam adalah mulia, dan jika hendak menegakkannya [un hendaklah dengan cara yang mulia, jauhi cara demokrasi, seperti parlemen dan demonstrasi
    =========================
    malah mencela org2 yang melakukan muhasabah kepada penguasa..bodohnya mereka mengaku-ngaku ahlu sunah sementara nggak faham apa ahlusunnah itu buktinya apa
    +++++++++++++++++++++++++
    kalau ada yang mencela, itu juga keliru, yang benar, adalah menasehati dan meluruskan bagaimanakah cara menasehati Penguasa yang benar?
    mencela org2 yang melakukan muhasabah kepada penguasa = siap, muhasabah, bukan berarti mencela penguasa, bukan berarti menjelekan mereka didepan umum, karena hal tersebut dilarang Nabi SAW, ada adabnya/syariat/aturannya (nasehat ke Penguasa, ke ibu/ayah, ke orang badui, ke orang berilmu/ulama dstnya ada ilmu nya dari Nabi SAW caranya masing2), begitu juga ketika ibu/ayah kita keliru, perlu kita lakukan nasehat, tetapi ada adab dan aturannya, sebagaimana telah jelas didalam hadits2 shohih, bisa dilihat di Hadits Bukhori – Muslim – Tirmidzi – Annasai – Ahmad – Abu Daud dalam bab ini.
    Misalnya ibu kita tidak menegakkan hukum Alloh, tidak menjadikan hukum Alloh sebagai hukum tertinggi, seperti tidak berjilbab, maka muhasabah kepada ibu kita, menasehati ibu kita adalah kewajiban kita yang mampu, menasehati ibu kita yang tidak menerapkan hukum Alloh yaitu berjilbab bukan dengan cara menjelek2kan ibu kita di mimbar masjid, atau membicarakan kejelekannya dimuka umum, tetapi menasehatinya dengan BAIK dan mendoakannya agar mendapatkan hidayah, itu yang kita maksudkan.

  492. kpd pak hafidjauhari
    Kalo yang salah ibu kita dan kita sebarkan ke masyarakat ya jelas memang tidak boleh pak. Islam jg melarang tindakan tsb karena menyebarluaskan aib keluarga dan menjadikan kita tidak hormat dg orang tua. Tp ini tdk bisa disamakan dengan kesalahan negara.
    Kalo ada istri teman kita ketahuan selingkuh, sikap kita bagaimana? tentu kalo kita bisa nasehati istri teman kita, kita nasehati dia. Kalo tidak ya kita sampaikan ke suaminya krn dialah yang telah memilih wanita tsb sbg istrinya.
    Sama juga dengan negara ini, pemerintahan sekarang kan siapa yang milih dan menentukan? jawabannya ya RAKYAT. Jd kalo pemerintahannya salah/menyimpah bagaimana? Ya kita nasehati pemerintah. Tp pemerintah tidak menggubris dan jalan terus maksiatnya, ya kita sampaikan ke RAKYAT, krn rakyatlah yang memilih mereka menjadi pemintah.
    salam

    • Itu hanya gambaran, ibu/ayah termasuk “pimpinan” kita dirumah kita, maka kita wajib taat padanya,tetapi ingkarul mungkar terhadap kemaksiatan mereka (misalnya ketika tidak berhukum dg hukum alloh, ibu tidak berjilbab, ayah tidak mau solat),ada adabnya juga dari Nabi sholallohu alaihi wasallam.

      Intinya, masing2 ada adab yang telah dituntunkan oleh Nabi sholallohu’alaihi wasallam sebagaimana yang dipahami dan diajarkan kepada Para shohabat dan Para tabi’in, adab utk pimpinan/penguasa,utk ayah ibu, utk kaum muslimin (tetangga), utk ulama, utk orang badui/kampung dstnya….. Masing2 ada tuntunannya, masing2 ada syariatnya. Untuk sederhananya, silakan antum merujuk kembali tentang adab2 menasehati pimpinan pada Bab Imaroh di shohih Muslim berikut syarahnya, dan juga antum baca kembali kitab2 para ulama abad sebelum 400 H utk memahami pemahaman Rosulullah sholallohu alaihi wasallam yg beliau ajarkan kepada para sohabat ttg cara menasehati pemerintah.

      Dan juga makna nasehat itu tidak hanya yang biasa dipahami, kebanyakan orang (sebagaimana makna dalam bhs indonesia)
      ==
      tentu kalo kita bisa nasehati istri
      teman kita, kita nasehati dia. Kalo tidak ya kita
      sampaikan ke suaminya
      ==.

      Sebagaimana didalam hadits yang shohih, Addinu Annasihah, liman ya rosulalloh ? Lillahi … Dstnya (Agama ini adalah Nasihah, utk siapa sajakah wahai utusan Alloh? Utk Alloh … Dstnya) .. Al Hadits As shohih, maka makna Nasihah tidak hanya sebagaimana yg kita pahami selama ini walaupun ada sedikit kemiripan dg istilah Nasehat/nasihat.

      == Sama juga dengan negara ini, pemerintahan
      sekarang kan siapa yang milih dan menentukan?
      jawabannya ya RAKYAT. Jd kalo pemerintahannya
      salah/menyimpah bagaimana? Ya kita nasehati
      pemerintah. Tp pemerintah tidak menggubris dan
      jalan terus maksiatnya, ya kita sampaikan ke RAKYAT, krn rakyatlah yang memilih mereka
      menjadi pemintah ==
      Pernyataan diatas, itu sudah masuk kemasalah teknis adab2 menasehati pemerintah, dan bukan berarti jika pemerintahnya tidak dipilih oleh RAKYAT maka kita tidak berhak menasehatinya ? TETAP kita terkena kewajiban menasehatinya, walaupun dia adalah PENGUASA turunan (RAJA) ataupun pimpinan yg ditunjuk langsung (seperti kholifah Umar) yang penunjukkannya bukan menggunakan sistem demokrasi yg antum maksudkan diatas, maka jika ada kesalahan,tetap berlaku hukum islam yaitu=nasihah.
      Akan tetapi yang kita maksudkan disini adalah adab menasehati mereka berbeda dg yang lainnya . Kenapa? Karena Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam mengajarkannya demikian (yaitu=teknis penerapan dari hukum islam itu sendiri (yakni NASIHAH) harus sesuai dg hukum/tuntunan yg diajarkan dan dipahamkan Nabi kpd para sahabat) maksudnya, menerapkan syariat islam juga harus dengan syariat yang diajarkan Nabi.

      Dan Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam-pun telah dikabarkan oleh Allohu ta’ala bahwa akan ada pemimpin yg zolim sepeninggal beliau, dan beliaupun telah memberi wasiat dan pesan2 kepada para sahabat berkaitan dg teknis/adab menasehati para penguasa/pimpinan (sebagaimana yg diwahyukan oleh Alloh ta’ala).

      ==
      Tp pemerintah tidak menggubris dan
      jalan terus maksiatnya
      ==
      Gubris ataupun tidak digubris,bukan tujuan kita,tujuan kita adalah melaksanakan kewajiban sesuai dg tuntunan dan yg dipahamkan Nabi sholallohu alaihi wasallam kpd kita. Jika nasihah ditolak oleh Pimpinan yg zolim bagaimana sikap kita ? Jika nasihah diterima bagaimana sikap kita ? Itu semua juga sudah dijelaskan dibanyak hadits yang shohih dan telah banyak diterangkan oleh para ulama. Dan betapa banyak orang yg tidak menggubris amar makruf nahi mungkarnya Nabi sholallohu alaihi wasallam disaat beliau berdakwah, yg banyak diterangkan didalam ayat2 alquran,intinya bukan gubris atau tidak gubris,tujuan kita,tetapi menjalankan syariat sesuai tuntunan dan pemahanan yg diajarkan oleh Nabi sholallohu alaihi wasallam.

      ==Kalo ada istri teman kita ketahuan selingkuh, sikap
      kita bagaimana? tentu kalo kita bisa nasehati istri
      teman kita, kita nasehati dia. Kalo tidak ya kita
      sampaikan ke suaminya krn dialah yang telah
      memilih wanita tsb sbg istrinya==
      Inipun ada adabnya,nasihah,ingkarul mungkar ataupun adab penegakkan had rajam/dilempar batu sampai mati (jika selingkuh yg dimaksud telah melakukan berzina).

      Masing2 ada adabnya dalam amar makruf nahi mungkar/penegakkan syariat sesuai dengan manhaj nubuwwah yang telah dibawa oleh Nabi sholallohu alaihi wasallam.
      Wallohu waliyuttaufiq

  493. Tp pemerintah tidak menggubris dan jalan terus maksiatnya, ya kita sampaikan ke RAKYAT
    >> sebaiknya diKEMBALIkan ke Alloh ta’ala dan Rosul-NYA, bagaimanakah solusi dan tuntunannya sebagaimana pemahaman yang diajarkan Nabi Nabi sholallohu’alaihi wasallama, kepada para sahabat beliau <<

  494. yang punya blog ini percis yang mengatakan mantan kyai masuk kristen,padahal seorang gelandangan yg ber-KTP islam dan tidak ngerti islam.

  495. @acep rudi yang dikasihi Allah,
    Terima kasih atas nasihatnya, semoga Allah memberikan hidayah kepada anda dan kita semua.

  496. Saudaraku…….
    Saya baca semua mengaku yang paling benar, semua mengaku akulah yang benar. masing-masing menyalahkan yang lainnya. Bukankah manusia memang dicipta untuk berbeda, dan perbedaan itu adalah satu keniscayaan.
    Tuhan menciptakan manusia berbeda bukan untuk saling mencaci, saling mengkafirkan, saling mengatakan antek yahudi, tapi untuk saling mengenal dan bersaudara.

    • @ Saya baca semua mengaku yang paling benar, semua mengaku akulah yang benar
      = termasuk saya sendiri Endi Suhendi
      @ saling mengkafirkan,
      = silakan dipelajari dipahami lebih mendalam tentang makna iman dan kufur, secara ringkas silakan disimak http://elhijrah.blogspot.com/2011/10/definisi-dan-jenis-jenis-kekufuran.html intinya, jangan sampai kita kufur terhadap ayat Alloh yang mana Alloh sendiri menyatakan tentang kekufuran suatu perbuatan tertentu. Kufur Mu’ayan dan Kufur Muthlaq, beda penerapannya. Suatu perbuatan dianggap kufur, hanya hak Alloh dan Rosul-NYA, dan jangan kita mengkufuri apa yang Alloh dan Rosululloh nyatakan sebagai kekufuran dan kekafiran.
      @ manusia berbeda bukan untuk saling mencaci
      = bukan berarti saling berperang lho, soalnya Nabi memerangi manusia juga, hanya saja yang diperangi kaum musyrikin dan kafirin. Siapakah musyrikin dan siapakah kafirin yang berhak diperangi ? banyak belajar ….
      @ saling mengenal dan bersaudara.
      mengenal, jika dia diatas aqidah yang sama, bertauhid, maka bersaudara
      mengenal, jika dia bukan beraqidah yang dibawa oleh Nabi SAW, maka dia bukan bersaudara dan belum tentu harus diperangi

  497. Sering kita mengatakan bahwa sistem demokrasi adalah sistem kafir, dan orang yang menjalankannya berarti dia juga kafir. Tapi apa kita tidak sadar bahwa kita hidup di dalamnya dan menikmatinya. Bukankah saat ini kita bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, menulis dan berteriak di jalan itu karena demokrasi.
    Mencela demokrasi sekaligus memanfaatkan demokrasi dan akan memberangus demokrasi ketika kekuasaan sudah ada ditangannya.

    • @ orang yang menjalankannya berarti dia juga kafir
      = ini perlu dipertanyakan siapa yang menyatakan ini ? karena tidak sesuai dengan pemahaman yang dibawa oleh Rosululloh dan para sahabat.
      Kenyataannya Syekh Taqiyuddin adalah seorang yang aktif di parlemen dan demokrasi, apakah berarti dia kafir? Tidak demikian, berhati-hati dalam hal takfir.

  498. sudah..damai2…orang masih beriman sama rukun iman & Islam kok dituduh kafir2an, muslim itu bersaudara, jangan saling caci maki…damai2..malu dilihat Rasulullah SAW ni umat gak pada rukun..gimana mau maju kalo sibuk debattttttttttttttttttt2 urusan yg sudah jelas. heeeeeeeeeeeeeh….sedih ngeliatnya..

    • sudah..damai2…orang masih beriman sama rukun
      iman & Islam
      => semoga sama, ini juga dalam rangka “penyamaan” rukun iman agar sama sebagaimana yang dipahami oleh Nabi dan yang diajarkan kpd para sahabatnya tidak ada yang mengkafirkan secara ta’yin benar,selama dia muslim yakni berislam sebagaimana islam yang dibawa oleh Nabi saw tidak ada yang mencaci dan jauhilah cacian serta menuduh orang mencaci maksudnya maju dan bertambah keimanan serta ketakwaannya ??? sama pak,sedih juga lihat umat yg tersesatkan dengan pemahaman yang keliru <=

      • sapisehattt

        sudah..damai2…orang masih beriman sama rukun
        iman & Islam
        == semoga sama, ini juga dalam rangka “penyamaan” rukun iman agar sama sebagaimana yang dipahami oleh Nabi dan yang diajarkan kpd para sahabatnya ==
        kok dituduh kafir2an,
        == tidak ada yang mengkafirkan secara ta’yin ==
        muslim itu
        bersaudara,
        == benar,selama dia muslim yakni berislam sebagaimana islam yang dibawa oleh Nabi saw ==
        jangan saling caci maki…damai2..
        == tidak ada yang mencaci dan jauhilah cacian serta menuduh orang mencaci ==
        gimana mau maju
        == maksudnya maju dan bertambah keimanan serta ketakwaannya ??? ==
        heeeeeeeeeeeeeh….sedih ngeliatnya..
        == sama pak,sedih juga lihat umat yg tersesatkan dengan pemahaman yang keliru ==

  499. yang membaca blok ini akan menilai argumen mana yang kuat

    • carilah al haq, bukan kuat kuatan argumen, al haq adalah alquran dan assunnah dengan pemahaman yang diajarkan Nabi kpd muridnya (para sahabat)

      • argumen yg saya maksud tentu harus berdasar alquran dan assunnah. Mungkin sebagai orang awam belum mendapat banyak kosa kata yang harus dipakai untuk menyebut yang lain (al haq). apa salah jika tidak menyebut al haq itu alqural dan assunnah?

      • sapisehattt

        argumen yg saya maksud tentu harus berdasar
        alquran dan assunnah
        == alhamdulillah, dan tentunya dengan pemahaman yang diajarkan Nabi kepada para sahabat. Disebabkan, inti permasalahan iman kepada taqdir (HTI dengan Ahlussunnah ), adalah cara memahaminya, pemahaman siapakah yang digunakan dalam memahami (dalil2 alquran dan assunnah) thd persoalan taqdir ini ? karena masing2 membawakan dalil.
        Dan tidak hanya masalah taqdir, termasuk pergerakan/perjuangan/metode dakwah, memakai konsep pemahanannya siapakah ? ==
        Mungkin sebagai orang
        awam belum mendapat banyak kosa kata yang
        harus dipakai untuk menyebut yang lain
        == alhamdulillah sudah anda jelaskan,tentang maksud anda tentang argumen yang kuat ==

  500. BUAT MANTAN HT; apakah sama yang saudara maksud ahlusunah dalam pembahasan qadha wal qadar sama dengan ahlusunah para sahabat rasul?
    BUAT HT; apa perbedaan ahlussunah yang menamakan kelompoknyanya ahlussunah dalam pembahasan qadha wal qadar dan ahlusunah yang dimaksud adalah para sahabat rasulullah?

  501. Assalamu’alaykum ya akh mantan HT, MasyaALLAH semoga ALLAH swt terus kokohkan keimanan anta, ditambahkan kesabaran, diluaskan ilmunya . Sungguh ane jadi teringat sabda Rasulullah saw :
    مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ : أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَ يُثْبَتَ الْجَهْلُ
    “Diantara tanda-tanda kiamat: Diangkatnya ilmu, dan kokohnya (banyaknya) kejahilan”. [HR. Al-Bukhari no.80, dan Muslim no.2671]
    Dalam lafadzh yang lain :
    إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ الْعِلْمُ
    “Sesungguhnya di depan hari kiamat ada hari-hari yang kejahilan diturunkan di dalamnya, dan ilmu diangkat”. [HR. Al-Bukhari no.6654] Atau sabda Rasulullah yang lain :

    يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُُرُ الْهَرْجُ
    “Zaman akan saling mendekat, diangkatnya ilmu, munculnya berbagai fitnah, diletakkan kerakusan, dan banyaknya peperangan”. [HR. Al-Bukhari no.989 dan Muslim no.157]
    InsyaALLAH, blog ini dan nasehat kebaikan serta ilmu anta dan ikhwan / akhwat yang istiqomah pada manhaj Rasulullah saw di atas pemahaman salaf ash shaleh dicatat sebagai amal shaleh di hadapan Rabb sebagaimana wasiat Nabi saw :
    لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ؛ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
    “Tidak akan bergeser kaki anak Adam dari sisi Rabbnya pada hari kiamat hingga ditanya lima perkara, tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa disirnakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan untuk apa dikeluarkan, dan tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan.” [HR. At-Tirmidzi no.2416, ] Allahu’alam

  502. org2 yang beraliran MAZHAB ZAHIRI…

  503. hmm…kok mbulet penjelasan mas 2. selama ada dalilnya kan ndak masalah. tapi kalau saling menghujat itu yang masalah. jangan salang menghujat yaa. trus dalilnya kok itu saja – sampai kelihatan bulet sendiri(mbahnya blog ini) terus terang itu dalil susah dipahami. kasih kita yang mudah dipahami. apa yang allah kehendaki itu hak allah kita tidak boleh menerka2. soal jabariyah dan qodariyah ka0n sama2 punya dalil apa masalahnya. jabariyah bisa dikatakan betul jika ditinjau dalilnya, qodariyah juga betul jika ditinjau dalilnya. tinggal kita memilih yang cocok dimana. yang memadukan juga betul karena ada dalilnya juga. skali2 jangan mengkafirkan atau menyesatkan saudara sendiri trus terang benci saya dengan orang demikian – kalau begini anda tercap sebagai ulama penggembosi, jujur sajalah bilang kepada HT “itu pendapatnya menurut ana keliru karena…..”(jangan justifikasi langsung sesat mereka juga pakai dalil ). selama apa yang diungkapkan itu berdalil hormatilah dan diskusikan dengan cara yang ahsan. apa pantas orang yang menggunakan dalil al-qur’an kemudian antum katakan sesat apa nggak berati secara tidak langsung ayat itu antum anggak sesaat bukan dari al-qur’an. katakan sajalah “menafsirkan ayat tersebut kurang tepat menurut ana karena bla-bla…”. serahkan semua pendapat kepada yang pembaca mana yang benar munurut mereka. meraka akan menilai sendiri hujah yang kuat yang mana. samapaikan dengan baik hujah saya begini dan dan begitu. trus monggo yang berpendapat beda. toh yang disampaikan itu berkenaan aqidah tentang qodo qodar. no problem kan…. yang terpenting iman adanya ketentuan allah. kalau mengingkari adanya qodo’ dan qodar baru itu sesat namanya………..

  504. @ hidayat yang dikasihi Allah,
    Mohon penjelasannya apakah menurut antum qadariyah tidak mengingkari qadha’ dan qadar ?

  505. @ Bahasa : Pertanyaan anta tentang difinisi ahlu sunnah sering saya dapati juga dilontarkan oleh aktivis HT yang kesulitan berhujah ketika berdiskusi mengenai tulisan syaikh taqiyudin tentang qadha wa qadhar dalam as syaksiyah islamiyah. Kemudian setelah diberikan penjelasan ttng difinisi ahlu sunnah berdasarkan rujukan kitab2 ulama khibar, maka para aktivis ht pun mencoba mengklarifikasi ahlu sunnah dalam tulisan syaikh-nya sebagai para ahli kalam, hingga tidak ada perbedaan pemahaman. Dan sayapun kembali teringat kepada wasiat Rasulullah saw dari jalan Abdullah bin Mas’ud ra, bahwa Beliau saw bersabda :

    لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. قاَلَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ: إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
    “Tidak akan masuk surga siapa saja yang dalam kalbunya ada (walaupun) seberat semut kecil dari kesombongan.” Maka seseorang mengatakan: ‘Bahwa ada seseorang suka bila baju dan sandalnya bagus.” Nabi saw menjawab: “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, KESOMBONGAN itu adalah MENOLAK KEBENARAN dan merendahkan manusia.” [HR.Muslim, Kitab Al-Iman Bab Tahrimul Kibir wa Bayanuhu, no. 91] Atau dalam riwayat lain dari jalan Abu Al Bakhtari ra, bahwa Nabi saw bersabda ” Manusia tidak akan binasa sampai mereka banyak melakukan perbuatan dosa atau hingga mereka mencari dalih untuk membenarkan dirinya [HR. Abu dawud 4347, al misykah 5146] Allahu’alam

    • @abu zhafran yang dikasihi Allah,
      Bagi saya sangat sulit diterima jika seorang ulama sekaliber Taqiyyuddin sampai salah sebut atau salah tulis ahlul kalam menjadi ahlus sunah, bagaimanapun itu tetap menunjukkan betapa taqiyyuddin sebenarnya tidak mencintai kelompok ahlus sunnah, selain itu definisi qadha dan qadar taqiyyuddin memang berbeda dengan definisi para ulama ahlus sunnah, saya tidak menemukan satupun ulama besar ahlus sunnah yang memiliki pandangan sama dengan taqiyyuddin dalam pengertian qadha dan qadar ini.

      • @pengelola: Assalamualaykum saudaraku yang dirahmati ALLAH swt, demikianlah yang saya dapati sa’at berdiskusi dengan saudara2 kita dari hizb. Semoga ALLAH swt mudahkan mereka meniti jalan yang bersih dari syubhat dalam memahami agama ini sebagaimana peringatan Rasulullah saw yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud ra , beliau berkata:

        خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ: إِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
        Suatu hari Rasulullah saw menggoreskan sebuah garis untuk kami, lalu bersabda: “Ini adalah jalan Allah.” Kemudian beliau membuat garis-garis di sebelah kanan dan kirinya kemudian bersabda: “Adapun garis-garis ini adalah jalan-jalan, pada masing-masing jalan ada setan yang mengajak kepadanya.” Kemudian beliau membacakan firman Allah : “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus , maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.” (QS. Al-An’am (6): 153) [HR. Ahmad (1/435), Ad Darimi (1/78) no 202, An-Nasa’i dalam Al-Kubra (5/94) no.8364 dan (6/343) no.11174, Abu Daud Ath-Thayalisy no. 244, Ath-Thabary (8/88), Muhammad bin Nashr Al-Marwazy dalam As-Sunnah no.11, Sa’id bin Manshur (5/113) no 935, Ibnu Hibban dalam Al-Ihsan (1/180-181) no.6-7 dan dalam Al-Mawarid no 1741, Al-Hakim dalam Al Mustadrak 2/348, Asy-Syasyi (2/48-51) no.535-537, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (6/263) dan Al-Lalaka’i dalam Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah (1/80-81). Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al- Albani dalam Takhrij Al-Misykah (1/59) dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash-Shahihain. ] Allahu’alam

  506. Menanggapi pengelola komahti cukup COPY PASTE – COPY PASTE saja.

    Menanggapi pengelola komahti ini tidak perlu pake energi Emosi atau pikiran terlalu besar. karena pengelola komahti ini juga tidak pake otak (mikir). pengelola komahti sepertinya hanya orang-orang yang di bayar, kerjanya merusak saja.
    penjelasan sehebat apapun tidak mempengaruhi mereka.

    yang penting rutin memberi komentar di sini.

  507. waduh gimana milih yang bener diantara argumen2 trsbt sbagai orng gk pahm Al-Quran dan As-Sunnah alias orng awam jadi bingung sendiri nih.

  508. @iblis: Hendaknya anta rubah nama iblis, Sebuah nama yang dinisbahkan ALLAH swt bagi mahluk ciptaanya yang terburuk sekaligus terkutuk. Apapun tujuan penulisan nama tetaplah ia berarti, Semoga ALLAH swt memudahkani anta menerima kebaikan, insyaALLAH.

  509. Atas dasar penasaran sy, setelah mendengarkan hasil dialog ini, menurut saya tidak ada perbedaan pandangan untuk permasalahan qadha & qadar, antara ahlussunnah maupun HT. Point penting dari kedua pandangan ini adalah -dalam hal qadar khususnya- ketika seorang hamba melakukan perbuatan/tindakan, harus dipisahkan antara sifat kemahatahuan Allah dengan diberikannya manusia kemampuan untuk memilih akan melakukan atau tidak suatu tindakan. Dan yang akan Allah Hisab adalah pilihan tindakan seorang hamba tersebut. Inilah hal yang terpenting bagi seorang hamba. Karena pada dasarnya HT pun mengakui bahwa apapun tindakan yang dipilih oleh seorang hamba nantinya, Allah telah mengetahuinya… karena sifat kematahuan Allah tersebut.

    Jadi, kesimpulan yang saya tarik dari pemahaman kedua ide ini adalah Ide HT hanyalah lebih memperjelas/memperdalam permasalahan qadha & qadar ini, sehingga kita memahami bahwa hasil hisab Allah nantinya adalah murni hasil pilihan hidupnya, apakah itu jalan yang benar atau salah. Meskipun sebelumnya, Allah telah mengetahui tindakan yang mana yang akan dia pilih. Itulah sifat khusus dari kemahatahuan Allah. Wallahu’alam.

    • @Zulkifli yang dirahmati Allah,

      1. Syeikh Taqiyyuddin sendiri telah mengatakan bahwa HT berbeda pandangan dengan ahlus sunnah, namun juga berbeda pandangan dengan mu’tazilah, jadi HT memiliki pandangan yang baru dalam hal qadha dan qadar dan telah disampaikan sendiri oleh Syeikh Taqiyyuddin.
      Syeikh Taqiyyuddin mengatakan :
      Mereka -ahlus sunnah- mengklaim bahwa mereka telah menjawab (pernyataan-pernyataan) mu’tazilah dan jabariyah. Namun, kenyataannya pendapat mereka dan pendapat jabariyah adalah sama. Mereka -ahlus sunnah- adalah kaum jabariyun. (Syakhshiyah Islam I, HTI Press, 2007, hal.95-96)
      2. Adapun pernyataan Syeikh Taqiyyuddin bahwa masalah qadha dan qadar ini tidak ada hubungannya dengan ilmu Allah (Allah Maha Mengetahui) maka belum pernah saya dapati ulama ahlus sunnah ada yang berpendapat demikian.
      Bahkan ada Firman Allah yang justru menegaskan bahwa dua hal itu sangat terkait erat sekali.
      Firman Allah :
      وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
      Artinya: “dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya)”. [al-Insan: 30].
      Dalam ayat diatas Allah menegaskan bahwa kemahuan manusia dalam melakukan suatu perbuatan adalah kuasa Allah lalu kemudian ayat tersebut ditutup dengan kalimay Allah maha Mengetahui, maka disini Allah sendiri telah mengaitkan sifatNya yang Maha Mengetahui dengan perbuatan manusia.
      3. Berikut saya nukilkan kembali contoh fatwa-fatwa Syeikh Taqiyyuddin yang sangat berbeda dengan para ulama ahlus sunnah :
      Dalam kitab As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Al qadha’ wal qodar (cet. Darul Ummah hal 94-95) Taqiyuddin berkata:
      «وهذه الأفعال ـ أي أفعال الإنسان ـ لا دخل لها بالقضاء ولا دخل للقضاء بها، لأن الإنسان هو الذي قام بها بإرادته واختياره، وعلى ذلك فإن الأفعال الاختيارية لا تدخل تحت القضاء» اهـ الشخصية الإسلامية الجزء الأول باب القضاء والقدر: ص94 ـ 95
      “Segala perbuatan manusia tidak terkait dengan Qadla (kepastian) Allah. Karena setiap manusia dapat menentukan kemauan dan keinginannya sendiri. Maka semua perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan dan kehendak manusia tidak masuk dalam Qadla.”

      Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
      «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
      “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

      Taqiyuddin menyatakan dalam kitab As-Syakhsiyyah Al-Islamiyah juz 1 hal. 73:
      والحقيقة هو ان رأيهم _ اي اهل السنة_ورأي الجبرية واحد فهم جبريون
      “Pada hakikatnya, pendapat mereka – ahlussunnah– dan pendapat jabariyah adalah satu, maka mereka -ahlus sunnah- adalah termasuk kelompok jabariyah”.

      Demikian jika ada kekeliruan saya mohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena sesungguhnya petunjuk dan hidayah hanyalah milik Allah semata.

  510. 1. Admin dalam beberapa komentar kritikannya selalu mengatakan bahwa paham HT adalah hasil ijtihad manusia biasa (dalam hal ini adalah oleh syekh Taqiyyuddin An-Nabhani). Saya setuju hal itu itu. Tapi dilahin pihak admin terkesan mensucikan pemahamannya -yg sy tangkap admin menganut paham ahlussunnah-. Lalu Apakah pemahaman ahlussunnah itu bukan dibuat oleh para mujtahid yg notabene oleh manusia biasa jg, shg berpeluang pula mengandung kesalahan -seakan-akan paham ahlussunnah sudah final dan suci dari kesalahan- ?
    2. Karena penasaran, Saya download buku syaksiyah dr website resminya. Setelah saya baca mengenai pembahasan qadha & qadar, -ini kesimpulan sy pribadi- sy merasa memang sangat tipis perbedaan pemahaman Jabariyah dan ahlussunnah, dimana kesimpulannya dari kedua ide menurut sy sama, yaitu segala sesuatu yg terjadi pada manusia telah ditentukan -baca : dipaksakan- oleh Allah, bedanya, jabariyah memahami bahwa seluruh yg terjadi telah “dipaksakan” Allah jauh sebelum manusia berbuat, sedangkan ahlussunnah pun memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah, bedanya dgn pahan jabariyah yaitu ahlussunnah memahami Allah menciptakan perbuatan manusia tepat sesaat sebelum manusia memutuskan melakukan perbuatan tersebut. Menurut saya bukankah intinya dari kedua paham ini sama? Mohon dikoreksi jika saya salah.
    3. Setelah saya baca buku syaksiyah HT tersebut -sangat saya sarankan rekan2 juga membacanya- menurut sy Syekh Taqiyyudin menggunakan cara berpikir yg istilah kerennya “OUT OF THE BOX”, diluar pemahaman mu’tazilah, jabariyyah maupun ahlussunnah, toh faktanya ketiga penganut paham ini memang selalu tidak mendapatkan titik temu. Jadi kesimpulan beliau atas permasalahan ini adalah pengertian iman terhadap qadla dan qadar -baik dan buruknya dari Allah SWT- adalah percaya bahwa seluruh perbuatan manusia yang terjadi secara paksa dan tidak dapat dielakkan dan khasiat/efek pada setiap sesuatu, semua adalah dari Allah SWT, bukan dari hamba manusia dan tidak ada campur tangan manusia di dalamnya.

    Jadi tema ini jangan dikaitkan dengan pembahasan apakah perbuatan dan hasil perbuatan manusia itu sudah ditentukan oleh Allah atau bukan, karena -seperti yang dijelaskna dalam buku tersebut- tidak ada satu pun istilah qadha & qadar ini dalam berbagai ayat maupun hadist yg memiliki satu arti, apalagi mengarah ke tema perbuatan manusia ditentukan oleh Allah atau bukan. Jika kita tetap memaksakan kehendak memasukkan pembahasan hal ini ke arah demikian…-walaupun tidak satupun kedua istilah ini mengarah kesana, baik di Alqur’an maupun hadist- maka selamanya kita akan terjebak dengan hal yang tidak produktif bagi kemajuan ummat, sedangkan kita semua sadari bahwa ummat ini sedang sekarat dikepung, dihajar, dibantai, diusir dimana2.

    Mengenai perbuatan dan hasil perbuatan manusia, saya yakin cukuplah dijelaskan dengan ayat Allah :
    “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya”
    (QS. Al-Mudatsir 74:38)
    Bukankan ayat ini sudah sangat gamblang dan adil maknanya???
    Wallahua’alam.

  511. @Zulkifli yang dikasihi Allah,
    1. Sangat lucu jika kita menyandingkan ijtihad syeikh Taqiyyuddin dengan ijma ahlus sunnah, bagaimanapun posisi pendapat ahlus sunnah adalah berupa ijma’ atau kesepakatan dari ratusan ulama besar Islam yang bahkan satu orang ulama ahlus sunnah jauh lebih mumpuni keilmuannya daripada syeikh Taqiyyuddin.

    2. Perbedaan jabariyah dan ahlussunnah mungkin memang tipis, tapi setipis apapun tetap berbeda, sehingga saya anggap syeikh Taqiyyuddin sangat gegabah dengan menyatakan “mereka (ahlussunnah) adalah jabariyah”, kesimpulan prematur ini kalo di ujian skripsi atau tesis sudah pasti akan dibantai habis-habisan, karena terlalu dangkal dan tidak ilmiyyah.

    3. Perbedaan ahlus sunnah dan jabariyah itu sebenarnya cukup tajam, pertama : jabariyah jelas berpendapat bahwa sejak awal (sebelum penciptaan) semua perbuatan manusia telah ditetapkan. Sementara ahlus sunnah meyakini bahwa memang perbuatan manusia ditetapkan Allah namun penetapan itu bertahap, sesuai hadits-hadits Nabi penetapan itu ada yang ; sebelum penciptaan langit dan bumi, ketika dalam rahim, saat lailatul qadar (taqdir tahunan), dan setiap hari (taqdir harian), oleh karena itu ahlus sunnah memberikan pengertian qadha dan qadar sebagai ketetapan pokok dan ketetapan rincian.
    kedua : jabariyah menolak adanya ikhtiar, sementara ahlus sunnah mewajibkan adanya akhtiar.

  512. betul kan,,,,, beginilah kalo diskusi di dunia maya…… semua jadi ikut kemana2 bukan hanya yang komen…. admin nya juga…….yang pakai argumen yang tidak pakai… yang alim yang berilmu…. yang bicara kasar yang bicara santun…. yang kepala dingin yang kepala panas…pokoknya segala ada…. saran saya….. pak mantan datang aja ke kantor DPP HTI… adakan diskusi….. terus siarkan hasil diskusinya…. biarkan yang lain pada donlot…. dan ga usah dikomentari… biar semua menyimpulkan masing2….. kalo di komen … ya… gini lagi…

    terus .. yang namanya diskusi (pendapat saya) biar per… harus yang selevel…… artinya… ulama dengan ulama….. pimpinan dengan pimpinan….. jadi kalo kang mantan merasa selevel dengan pimpinan HTI…. saran saya datang saja…. kalo merasa tidak selevel ….. saran saya …. minta bantuan seniornya yang selevel… biar diskusinya “saya yakin” (menurut pendapat saya) akan berjalan lancar

    terus …. dalam diskusi ga usah ada perasaan bahwa yang kita ajak diskusi itu harus menerima pendapat kita karena kita kan hanya menyampaikan saja (amar ma’ruf saja kalo boleh dibilang begitu) yang membolakbalikan hati kan Alloh SWT

    terus hormati aturan AD/ART yang berlaku dalam sebuah organisasi misalnya… kalo kita ingin mengubah pendapat Muhammadiyah tentang kekeliruan hisab dalam penentuan Romadhan (mhn maaf ini hanya oermisalan saja) maka ada proses untuk merubah itu … misal melalui dewan tarjih (mhn maaf kalo salah)…. demikian juga kalo ingin mengatakan atau merubah pendapat HT tentang sebuah pendapat….. saya kira mereka punya aturannya…. karena pendapat yang akan diubah adalah pendapat organisasi bukan pendapat anggota organisasi tersebut…

    terus hormati perbedaan pendapat pendapat…. karena kang mantan tidak akan dimintai pertanggungan jawab atas pendapat HT yang salah menurut kang mantan…. dan kang mantan sudah menjalankan amar ma’rufnya… saya yakin kang mantan akan dicatat usahanya oleh Alloh
    demikian saran saya….

  513. @ mr jo, yang dikasihi Allah,
    Jazakallahu khairan atas nasihatnya, sudah dicoba, dan belum efektif.
    Semoga kita semua dimudahkan Allah subhanahu wa ta’ala.

  514. Kepada admin dan yg gabung di blog ini.
    sebelumnya saya minta maaf
    sya memang tidak tau lebih jauh tentang agama seperti anda2 ini….
    cuma saya baca admin memang apal banyak dalil dan yang bergabung juga sama….kalian semua satu agama dan pintar2 saya juga sama agama islam tapi pemahaman saya tentang agama tidak sehebat kalian..
    setelah saya baca dari awal sapai akhir ini cma saling menjelekan kenapa tidak berkumpul dan berbicara langsung,,komunikasi seperni ini tdk baik apa lagi menyangkut aturan agama n bisa di baca semua orang,nanti kalo orang on musli baca pasti bahagia melihat kita bertengkar seperti ini,,,saya baca di blig ini seperti tawuran anak sekolah,,,tidak akan pernah selesai kalo seprti ini cma menghasilkan kebencian dan dendam wahai anak sekolah sekalian…
    anda sebagai admin ingin tau secara detil pemkiran orang HT ya datanglah ke markasnya,,,orang salafi juga datang ke markasnya HT setelah kalian berkumpul bicarakan dengan baik dengan tujuan kebaikan buat Islam dan karna Allah untuk kebaikan kita semua…
    orang Ht juga nanti kalo admin dan salafi datang terima dengan baik……
    perdebatan ini menurut saya tidak ada baiknya buat umat dan kalo semua umat tau ini cuma nambah permasalahan besar di tubuh islam…apalagi kalo banyak yang baca orang seperti saya yang tdk tahu banyak tentang aturan agama sebenarnya.
    kalo emang salah satu pihak memang sesat laporin ja kepihak yang berwenang toh kita tinggal di suatu negara yang jelas pemimpin dan aturanya….apalagi admin dkt dengan orang pemerintahan.
    om admin sya minta alamat jelasnya om dong….!!!
    Maff kalo ada kata sya kuarang baik
    harap di maklum saya cma tamatan SD….om admin dtggu alamatnya ok.

  515. @ Peburu yang dirahmati Allah,
    saya pun tidak tahu lebih banyak agama dari anda saudaraku, saya hanya tahu tentang Hizbut Tahrir karena saya lama di Hizbut Tahrir dan lama meneliti mereka, kalo ada dari tulisan saya yang keliru dengan senang hati saya bersedia menerima kritik dan sarannya, silahkan saudaraku barangkali ada tulisan saya yang kurang berkenan untuk tidak segan menasehati saya.
    Nasehat itu bagi seorang muslim sangat berharga meskipun terkadang nasehat itu tidak enak didengar.
    wallahu ta’ala a’lam

  516. Debat kusir kaya gini gak bakalan pernah ada habisnya
    Semua pada merasa pendapatny paling benar
    Menurut kacamata awam sy, blog ini bukannya membawa orang menjadi paham tp justru malah menjadi bimbang
    Menjadi ragu untuk memlih
    Jangan jangan semua ormas islam didunia sekarang ini gak ada yang bener?
    Jangan jangan jalan menuju surga sudah tertutup karena sudah tidak ada tempat merujuk yang benar
    Jika banyak muslim yg miskin dan tertindas, mungkin itu jg sudah menjadi takdir dan resikonya karena baik orangnya ataupun pemahamannya sudah beda-beda, dan sudah barang tentu berbeda pula tujuannya
    Menurut sy, ini bisa terjadi karena tidak ada imam atauvpemimpin yg menjadi panutan
    Dan menjadi penengah dan penyelesai segala permaslahan dan jg dalam setiap perselisihan umat seperti yg sedang terjadi saat ini.

  517. assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
    Al yauma akmaltulakum dinakum…(QS Al Maidah ayat 3)..
    Agama ini telah sempurna. Rasulullah SAW telah menyampaikan semuanya… Hujjah telah tegak. Dua hal yang bila kita kita berpegang teguh dengannya kita tidak akan tersesat… Al Quran dan Assunnah….

    @ pengelolakomaht : ana mencintai anta karena Allah.. Semoga Allah memberkahi anta dan keluarga anta…

  518. Akhi…. Rasulullah telah mengajarkan kepada kita tentang bagaimana cara menda’wahkan yang hak ini…. Islam Rahmatan lil ‘alamin… jika ada mereka yang merasa tersinggung dan menuduh, memaki atau semisalnya… abaikan saja yang penting hujjahnya antum sudah sampai. Jangan sampai justru antum tersinggung dan terpancing, malah mereka tidak intres. Toh apapun kata mereka tidak ada yang bisa mengalahkan dalil yang shahih…Tuduhan JIL, antek antek, karena mereka sudah tidak dapat membantah dengan dalil… Jadi pake hawa nafsu….

  519. assalamu’alaykum…..
    qodlo wal qodar diyakini dalam hati (bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT), diucapkan dengan lisan (karna itu lah konsekuensi iman), diamalkan dengan perbuatan (karna kita tidak akan pernah tau apa yang telah Allah tetapkan hingga kita mengusahakannya)

    Mohon dimaafkan bila di masa lalu ada kata2 dan ucapan ana yang tidak berkenan

    al insanu minal khoto wa nisyan

    wassalamu’alaykum

  520. Yach, tapi saya taunya klw HT meyakini ttg Takdir…
    dan komaHT jg yakin…
    jadi intinya, sama2 masih muslim…
    jadi klw terjd perbedaan pendapat ttg definisi “baru”, yakni istilah Qadha dan Qadar (ada penyatu “dan”), ya monggo2 saja…
    yang penting, klw Iman masih sama (tdk keluar dr Rukun yg 6 itu),
    perbedaan jgn membuat akhirnya:
    *Menolak semua/sebagian pendapat dari Pihak yg berbeda tadi….*
    hanya dgn alasan “1 pemahaman yg beda yg mmg bisa tjd perbedaan”….
    Klw smp Menutup Diri dr pendapat yg lain td,
    wah, namanya Ashobiyah…. Dosa !!!!

  521. selepas denger MP3nya,
    saya dpt’kan bhw:
    ada perbedaan thdp “istilah Qadha dan Qadar” [dmn antr Qadha-Qadar ada penyatu “dan”]…. Jd terjadi perbedaan definisi/makna “secara istilah….”
    Tapi semuanya, meyakini terhadap Rukun Iman yg ke-6 “Iman kpd takdir/ Qadha-(tanpa dan) Qadarnya Alloh”…

    jd, ya sudah, beda, silakan milih definisi istilah mana,
    yg paling dekat dg realitas dan dalil tentunya….
    Yg pasti, JANGAN SAMPE MENUTUP DIRI terhadap pemikiran lain…
    Yg pasti, ktk tjd perbedaan, dalil yg diliat, kuat mana… Dan klw Masih sama2 Mukmin, DON’T BE ASHOBIYAH MOSLEMM..!!!!

    • Yg pasti, JANGAN SAMPE MENUTUP DIRI terhadap pemikiran lain…
      Yg pasti, JANGAN SAMPE MENUTUP DIRI terhadap pemikiran lain…
      Yg pasti, JANGAN SAMPE MENUTUP DIRI terhadap pemikiran lain…
      ===============>
      Yang pasti dan wajib adalah,
      JANGAN SAMPE MENUTUP DIRI terhadap Al Haq,
      JANGAN pernah beragama karena pemikiran seseorang …
      tapi beragamalah karena pemahaman yang benar yang dipahamkan oleh Nabi Muhammad sholallohu’alaihi wasallam kepada para sahabat beliau
      ===============>
      Yang pasti dan wajib adalah,
      JANGAN SAMPE MEMBUKA DIRI terhadap Al Bathil, walau Anda dibilang kuper, kolot, bodoh, tidak moderat, tidak toleran

      • @gsmyemen
        hehe lagi, maaf lagi sebelumnya,

        maksud “Jangan Menutup Diri”
        bukannya TIDAK sama dg “Jangan Asal Mngambil/Meyakini”

        Jd, “menutup diri” ya,
        jangan Sampe Menutup Telinga, Mata, terhadap Informasi/pendapat yang lain…
        entah alasan: Takut terpengaruh, atw yg lain…

        Nah,
        persoalan mau “Mengambil” atau tidak,
        seharusny memang atas dasar Yang Haq…

        Jadi, maaf sebelumnya,
        setiap kata (belum kalimat )
        punya makna sendiri…

        terus terang,
        saya jd berkesimpulan lg,
        Kesalahan/Keraguan terhadap HT bs jd Juga krn:
        Salah menafsirkan (bukan lagi sekelas “kalimat”)
        tapi bahkan makna per”Kata”nya

      • permintaan berdasar Kesadaran utk Kewajiban berhukm dg 100% hukum Alloh

        ___
        Benar, untuk menerapkan berhukum dengan hukum Alloh, bisa Anda lakukan sekarang dengan Khilafah atau tanpa Khilafah, adapun mawani’ yang ada, dalam menerapkan sebagian Hukum Alloh seperti hukum rajam bagi yang selingkuh maka itu ada pembahasan tersendiri yang telah dipaparkan para ‘ulama. Artinya, tatkala seseorang itu hendak bertaubat dan ingin menerapkan Hukum Alloh rajam pada dirinya, dan dia dihadapkan dengan mawani’-mawani’ maka tidak bisa dia dikatakan tidak menerapkan Hukum Alloh, disebabkan mawani’ yang dia temui.
        Kesimpulannya : Siapapun kita, mulailah berhukum dengan Hukum Alloh sekarang juga, dan jangan menunggu hingga Khilafah tegak. Mengetahui Hukum-hukum Alloh butuh ‘ilmu , menerapkannya dan mengamalkannya butuh ‘ilmu. Dan berhukum dengan hukum Alloh bukan hanya potong tangan, cambuk, rajam dll, termasuk menerapkan hukum Alloh adalah menerapkan pembagian Warisan kepada keluarga kita, kakek, nenek, ayah ibu, dll, dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti menegakkan sholat lima waktu di masjid , menutup aurat dengan libas syar’i, tidak musbil bagi Pria, tidak menonton telivisi yang banyak menampilkan aurat wanita baik pada acara2, sinetron, saat iklan, penyampaian warta dstnya

        Masalah tegaknya Khilafah bukan sekedar karena ada ataupun tidak adanya permintaan, intinya adalah meskipun tidak atau belum ada permintaan dari masyarakat ttg Khilafah, penerapan Hukum Islam pada diri kita harus kita terapkan mulai sekarang juga. Karena Inti dari Dakwah para Nabi bukanlah tujuan utamanya dalam rangka menegakkan Khilafah Negara.
        Sehingga hendaklah kita mengikuti metodenya para Nabi dalam berdakwah, ‘ala Minhajinnubuwwah, diatas metode/toriqoh dakwahnya para Nabi.

  522. @ yeye yang dikasihi Allah,
    Masalah beda pengertian memang betul, namun beda prinsip juga ada, intinya Hizb meyakini bahwa pahala dan dosa itu tidak ditentukan oleh Allah akan tetapi hanya ditentukan oleh manusia sendiri tanpa campur tangan Allah.

  523. bentar, sy jd pgn tanya ttg istilah “yg menentukan pahala dan dosa itu manusia” maksudny itu
    yg sebelah mana,
    dr sisi pilihan utk berbuat dosa/pahala,
    atau
    yg memberi pahala/dosa?
    cz klw yg dmaksud @pengelolakoma “yg memberi dosa/pahal” itu manusia, kayae dr kajian2 umum Ht yg pernah saya ikuti, HT g blg begitu…
    tp bilang klw Pilihan Manusia utk berbuat dosa/pahal itu ditangan manusia sendiri…
    jd, manusia judi, itu bkn krn dipaksa Alloh, tp pilihan mnusia sendiri… pun dg manusia yg Taat, itu krn pilihan manusia utk mlakukan amalan pahala….

    jadi, Saran saya sih,
    kedepannya, Jangan menolak ide/pemikiran HT secara keseluruhan ….
    Saya sendiri terbuka pd pemikiran Siapapun/darimapun,
    krn Halal-haram itu jelas….

    • KETEMU, inilah, buah/hasil dari sering mengikuti kajian HT ….
      ===>
      cz klw yg dmaksud @pengelolakoma “yg memberi dosa/pahal” itu manusia, kayae dr kajian2 umum Ht yg pernah saya ikuti, HT g blg begitu…
      tp bilang klw Pilihan Manusia utk berbuat dosa/pahal itu ditangan manusia sendiri…
      Pilihan Manusia utk berbuat dosa/pahal itu ditangan manusia sendiri…
      Pilihan Manusia utk berbuat dosa/pahal itu ditangan manusia sendiri…
      Pilihan Manusia utk berbuat dosa/pahal itu ditangan manusia sendiri…
      <===
      Aqidah yang benar yang dipahamkan oleh Nabi Muhammad Sholallohu'alaihi wasallam kepada para sahabat beliau dan diikuti oleh para tabi'in dan pengikutnya adalah:
      Pilihan Manusia utk berbuat dosa/pahala itu ditangan manusia … dan Alloh ta'ala telah mentaqdirkan apa yang akan mereka lakukan (sebelum mereka memilih), Dan Alloh ta'ala telah mengetahui apa yang akan terjadi-sedang-dan telah terjadi di langit – bumi – dan diantara keduanya

      • Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
        «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
        “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

  524. @ yeye, yang dikasihi Allah,
    Hal tersebut diambil dari hasil dialog live. Silahkan disimak hasil mp3 dialognya supaya jelas.
    Adapun pendapat syaikh Taqiyyuddin sbagai berikut :
    Pada As-Syakhshiyah Al-Islamiyah juz I bab Alhuda wad Dlolal (cet. Darul Ummah hal 98) Taqiyyuddin menyatakan :
    «فتعليق المثوبة أو العقوبة بالهدى والضلال يدل على أن الهداية والضلال هما من فعل الإنسان وليسا من الله» اهـ (الشخصية الإسلامية الجزء الأول : باب الهدى والضلال ص 98)
    “Jadi, dikaitkannya pemberian pahala dengan petunjuk atau siksa dengan kesesatan menunjukkan bahwa hidayah dan dlalal keduanya (berasal) dari perbuatan manusia, bukan dari Allah.”

  525. Dari kasus salah tafsir seperti yg tjd di al Qur’an sama org JIL, krn kebiasaan mereka yg suka mnyuplik2 kalimat dgn menghilangkan keterng/pjelasan dari awal hingga akhir…..

    Jd, saya Ga bs Menerima penjelasan @pengelola…
    Mending Qt sama2 ngecek langsung dari bukunya, Penjelasan Qadha wa Qadar dari halmn awal smp akhir,

    0ya, Kritik saja,
    Nama alamat web @peneglola ini knp KOMA HT?

    Saya sangat curiga,
    klw @pengelola ga setuju pd peristilahan di bbrp ide HT,
    knp namanya KOMA HT?
    Itu malah Sangat Mengesankan Kebencian, daripada Muhasabah…!

    Klw sdh benci, ga liat ide mana yg salah, Semua bisa jd Disalahkan…. Alhasil, Kebenaran yg ada malah @pengelola Tinggalkan….
    Dosa to?!

    • kalau sempat, tolong dicek juga yah, hadits-hadits yang ada di shohih bukhori dan muslim yang berkaitan dengan taqdir, cek juga akidahnya Imam Bukhori , Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Attirmidzi, aqidahnya para guru mereka hingga para sahabat dan Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wasallam, terkhusus yang berkaitan dengan Qodho dan QoDr. Maka Anda akan menemukan kesamaan aqidah mereka tentang Qodho dan Qodr ini,
      ===>
      Mending Qt sama2 ngecek langsung dari bukunya, Penjelasan Qadha wa Qadar dari halmn awal smp akhir,

  526. oya, mengkrosceknya langsung dari bukunya ya….
    itu kan sumber, jd minim kesalahan dan lebih valid .. dibanding dr mp3….

  527. assalamu’alaikum,,,ustad, aku di rekomendasikan untuk buka blog ini olh tmn yg komaHT jg. aku masih aktif di HTI dan udah di bab Qadha dn Qadar. aku emang baru, mungkin tdk sepert ustad yg sudah lebih faham. tapi sampai saat ini aku belm peka dgn keganjalan seperti itu. wallahu ‘alam,,,tapi aku disini mengkaji ikhlas berjuang untuk Allah. untuk tegaknya kembali daulah khilafah. kata musrifah-ku, daulah khilafah bisa tegak oleh siapa saja, walaupun bkn olh ‘kita’ ,’kita’ hanya harus memberikan yang terbaik untuk agama ini, untk janji-Nya.
    ak emang baru dn mngkin mash dlm ‘batas aman’ kalo boleh tahu ustad mnemukn kejenggalan itu dari awal apa udh jauh? sampai kitab apa bab apa?
    sykrn sblmny ustd

    • @UNA
      tapi aku disini mengkaji ikhlas berjuang untuk Allah. untuk tegaknya kembali daulah khilafah
      ===>
      benar, dalam hal berjuang tidak hanya butuh keikhlasan, akan tetapi perjuangan yang Anda lakukan harus diatas syari’at (apakah demikian metode Dakwahnya para Nabi dan Rosul dalam berjuang ? Benarkan Dakwah mereka memperjuangkan Khilafah ? ) . Ikhlas tanpa ittiba’, adalah kesesatan. Ittaba’ tanpa keikhlas-an adalah “kesyirikan”. Perjuangan itu harus IKHLASH dan sesuai dengan APA YANG DIAJARKAN DAN DIPAHAMKAN OLEH NABI MUHAMMAD sholallohu ‘alaihi wasallam
      ===>
      tapi aku disini mengkaji ikhlas berjuang untuk Allah. untuk tegaknya kembali daulah khilafah

  528. @ una yang dirahmati Allah,
    Saya tertarik dengan pernyataan musrifah antum yang mengatakan daulah khilafah bisa tegak oleh siapa saja, itu memang sangat luar biasa indah dan saya sangat setuju sekali.
    Namun apakah dalih tersebut yang dipakai hizbut tahrir untuk menolak saat pemerintahan militer Yordan menyerahkan baiat kepada Hizbut Tahrir pada 29 Oktober 1956 dan meminta agar HT mendirikan khilafah di Yordan dan menyatukan kaum muslimin untuk melindungi Sinai dari Israel, Inggris, dan Perancis, ternyata HT menolak dan tidak berani mendirikan khilafah disana.

    • @pengelolakoma
      maaf, tapi dari kajian umumnya HTI,
      Khilafah tegak itu atas permintaan rakyat sendiri,
      yg krn mereka sdh Sadar akan Kewajiban Diatur dg 100% Hukum Alloh..
      Dan Btk Pemerintahan dan Btk Negara yg Mau dan Mampu Menerapkn 100% Hukum Alloh hanya Khilafah…

      Jd, keliatan bgt ,
      Pendapat @pengelola ttg Penolakan HT atas tawaran 1956 itu merupakn
      pendapat yg Ga paham Apa yg diperjuangkan HT…

      Klw sdh gini,
      KOMA jd sumber informasi ttg “HT Sebenarnya”,
      saya ragu

      • jikalau memang HT ad kekeliruan dan kesalahan sebaik nya dibicarakan secara langsung ke pihak2 kami,kita saudara ….
        ==
        jikalau memang Pemerintah kaum Muslimin ad kekeliruan dan kesalahan sebaik nya dibicarakan secara langsung ke pihak2 mereka, (tidak perlu “demo”, “turun kejalan”) kita saudara ….

      • Jd, keliatan bgt ,
        Pendapat @pengelola ttg Penolakan HT atas tawaran 1956 itu merupakn
        pendapat yg Ga paham Apa yg diperjuangkan HT…
        == == == == == == == ==
        Jd, keliatan bgt , Pendapat @pengelola ttg Penolakan HT atas tawaran 1956 itu merupakn BUKAN PENDAPAT dari @pengelola, melainkan KENYATAAN DAN REALITANYA DEMIKIAN.

        Kami sangat setuju jika Khalifah ditegakkan melalui pembinaan masyarakatnya, karena demikianlah salah satu dakwah para Nabi, akan tetapi tujuan Dakwah para Nabi bukanlah “menggoalkan” Khilafah, karena kenyataannya para Nabi/Rosul juga sangat banyak yang tidak menegakan Khilafah. Lalu apakah visi dan misi Dakwahnya para Nabi/Rosul ?? silakan dipelajari dulu Alquran dan Assunnah (diantaranya Shohih Bukhori – Muslim disana banyak sekali faedah) dengan pemahaman yang BENAR, yang memang pemahaman yang diinginkan oleh Alloh dan Rosul-NYA, bukan pemahaman pendiri suatu organisasi, atau pemahaman dari murobbi

      • Dan Btk Pemerintahan dan Btk Negara yg Mau dan Mampu Menerapkn 100% Hukum Alloh hanya Khilafah… hanya Khilafah… hanya Khilafah… hanya Khilafah… hanya Khilafah… hanya Khilafah…
        == == == == == == == == ==
        ini adalah subhat yang keliru ya akhi, tujuan Dakwah para Nabi bukan Khilafah, dan tegaknya hukum Alloh pada diri seseorang tidak bisa diukur dengan ada-tidaknya Khilafah. Para Nabi dan Rosul banyak yang tidak menegakkan Khilafah, akan tetapi BUKAN berarti mereka tidak menegakkan hukum Alloh 100%. Sekali lagi, pernyataan diatas bukanlah pemahaman yang diinginkan oleh Alloh dan Rosul-NYA. Banyak kisah-kisah orang yang masuk Jannah, dan merekapun banyak yang hidup di negara yang tidak ber-Khilafah. Penjelasan ini bukan berarti kami menolak Khilafah, akan tetapi ingin menjelaskan tujuan kita, tujuan Dakwah para Nabi adalah bukan Khilafah ya akhi…

      • ====>
        Khilafah tegak itu atas permintaan rakyat sendiri, (Mirip-mirip demokrasi dah, )
        ====>
        Khilafah tegak itu atas kehendak Alloh ta’ala, dan kita hanya bisa berusaha menjelaskan kepada masyarakat agar mereka mulai sedini mungkin menerapan Hukum Islam pada diri mereka sendiri, seperti sholat 5 waktu full ke masjid terus bagi pria, menutup aurat bagi pria wanita, tidak nonton TV karena TV 90% isinya maksiat, membiasakan wanita dirumah tidak keluyuran, mulai banyak menghafal alquran, menghafal shohih bukhori-muslim, .. dstnya

      • @gsmyemen

        iya, dari kajian umumnya HT yg di Indonesia

        tidak pernah dikatakan bahwa TUJUAN dakwah adalah utk Khilafah…

        makna TUJUAN adalah akan berhenti beraktivitas (dakwah disini)
        jika TUJUAN sdh Tercapai,,,

        Di kajian Umumnya HT (HT dimanapun negaranya),,
        dikatakan klw HT akan tetap dakwah mesq Khilafah berdiri…

        jd, Tidak pernah HT bilang:
        Khilafah adalah Tujuan..

        Nah, maaf lagi sebelumnya,
        kesimpulan saya lagi

        Kurang/Tidak mendukung HT krn
        Salah memahami Tujuan Dakwah HT karena:
        Salah memahami Makna Kata “Tujuan”

        Mari qt Cek (klw online, di http://www.hizbut-tahrir.or.id lbh cepet)
        benarkah, HT pernah bilang Khilafah sbg TUJUAN?!

  529. mf akhi,sebaiknya kita yg mengaku muslim tidak ada guna nya jikalau hanya membicarakan di situs ini di sini krna nnti hnya akn menimbulkn sesuatu yg tdak baik,jikalau memang HT ad kekeliruan dan kesalahan sebaik nya dibicarakan secara langsung ke pihak2 kami,kita saudara ….

    • jikalau memang HT ad kekeliruan dan kesalahan sebaik nya dibicarakan secara langsung ke pihak2 kami,kita saudara ….
      == == == == == == == == == == == == == == ==
      mf akhi,sebaiknya kita yg mengaku muslim tidak ada guna nya jikalau memang Pemerintah kaum Muslimin ad kekeliruan dan kesalahan sebaik nya dibicarakan secara langsung ke pihak2 mereka, (tidak perlu “demo”, “turun kejalan”) kita saudara ….

      • @gsmyemen
        Setuju juga…

        Untuk itu,
        saya pernah liat di majalah terbitan HTI,
        ternyata aktivitas2 HT tidak hanya Demo,
        tapi juga yg @gsmyemen Harapkan,

        Langsung ke pemerintah, bicara dg pejabatnya…
        Mengkoreksi langsung di depan Penguasa..

        Jd,
        saya smkn yakin,
        bs jd kurang percaya dg HT krn blm terlalu kenal,
        atw baru kenal sekilas, tp sayangnya langsung berkesimpulan…

        Majalahnya itu namanya Al-Waie,

        bs jg jd salah satu refernsi mengenal HT Sebenarnya

  530. @agus yang dikasihi Allah,
    antum benar akhy, ana pun juga lelah, namun jika masih ada saudara saya sesama muslim yang ingin tahu dan bertanya maka kewajiban saya untuk menjelaskan kepada mereka, sebab jika tidak saya akan mempertangungjawabkan nya dihadapan Allah kelak jika sampai ada muslim yang bertanya ke saya lalu saya abaikan dan karena pengabaian saya tersebut dia terjerumus pada kekeliruan.

    • antum benar akhy, ana pun juga lelah, namun jika masih ada saudara saya sesama muslim yang ingin tahu dan bertanya maka kewajiban saya untuk menjelaskan kepada mereka
      === === === === === ===
      Ibadah lelah dan menjadikannya semakin “mengasyikkan” untuk dilakukan adalah JANJI balasan-NYA di akhirat, terus beribadah, terus bertanashuh, terus menjelaskan yang benar, … hingga ajal menjemput, bukti taubat nashuhah Anda dan baro’ah Anda terhadap kesesatan/penyimpangan yang pernah Anda lakukan dan anjurkan

  531. saya kmrn liat Info acara
    Tabligh Akbar bersama Ustadz Hari Moekti
    di Kampus ISI Yogyakarta”
    tadi malam,,,
    sayang Ga ikut…

    Tapi ada MP3 ceramah Ust. Hari Moekti,
    ternyata beliau mantan artis yg sekrg jd aktivis HT jg..

    stlh mndengar,
    bagus isinya.. Isi yg beliau sampekan berdasar apa yg diajarkn di ngajinya HT tentunya…

    MP3 bs diliat di Fb a.n Nur Siswanto
    atau http://www.mediafire.com/?hn9avcbutlrnykv

    bs nambah referensi menilai HT Sebenarnya

  532. @gsmyemen
    hehe, maaf sebelumnya,
    saya menulis perkalimat dengan kalimat lain itu ada saling terkait,
    ga terpisah2 maksudnya..

    Akibatnya bisa fatal,
    misal @gsmyemen
    mengnyuplik kalimat
    “Khilafah tegak itu atas permintaan rakyat sendiri,

    trs @gsmyemen koment: kayak “demokrasi dah,”

    maksud saya itu, sperti yg terhubung di kalimat selanjutnya:
    “permintaan berdasar Kesadaran utk Kewajiban berhukm dg 100% hukum Alloh”

    nah, klw sdh gt, bisa disamakankah dg demokrasi?!

    Inilah yg saya sbg org awam,
    ga suka,
    dg yg suka Nyuplik2 Kalimat , menghilangkan kalimat2 sebelum dan sesudahnya…
    trs menafsirkan sendiri…

    Bahaya lho,
    kaya org Liberal,
    hasil tafsiran mrk salah, meski pakai dalil..
    Tafsiran yg salah itu
    krn salah satunya, Liberal sukanya (“sengaja” lbh tepat) Nyuplik2 Ayat2 Qur’an ..
    dan tdk menghubungkan antar semua ayat, bahkan dg as-Sunnah…

  533. Ahlussunnah adalah ummatan wasathan (antara qodiriyyah yang mengandalkan akal dan kemampuan meniadakan kehendak Allah sehingga sombong seakan-akan Allah tidak mengetahui dan Jabbariyyah yang pasrah berpangku tangan sehingga tidak berusaha),coba saudara-saudaraku HT,lihat surat Al Kahfi ayat 23-24 (Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan tentang sesuatu :”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi,kecuali jika Allah menginginkan,………),

  534. Assalamualikum, saudara2 muslim semua, hebat yah ini dialog/diskusi ini sudah lebih dari 3 tahun gak selesai2, ini lah yang saya khawatirkan, Umat islam stagnan dan hampir hancur karena ahli2 ilmunya hanya terus diskusi dalam pertentangan, satu pihak menganggap benar dan satu pihak lain merasa tidak slalah. Ataghfirullah. ini diskusi sampai kiamatpun tidak akan selesai. terus apa yang perbuatan nyata kita untuk membangkitkan islam. para imam2 mazhab juga gak “seangkuh” kalian semua, mereka saling menghormati perbedaan satu sama lain. nah kita yang “baru saja ” belajar tentang islam sampai “seangkuh” ini. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk meluruskan yang haq, Allah menurunkan Al-quran sebagai petunjuk MANUSIA, Allah SWT menjadikan Islam agama satu2nya yang di ridhoi untuk rahmat seluruh alam. hal itu semua harus kita imani dan jadikan kekuatan untuk memperkokoh umat Islam di seluruh dunia. Apakah kita akan terpuruk dalam pembahasan seperti ini terus tanpa mau bersatu padu. Allah SWT Maha Mengetahui stiap kebenaran dan kesalahn yang kita lakukan, dan golongan2 yang sangat banyak di dunia ini hanya ada 1 golongan yang akan Allah terima, dan hanya Allah SWT semata yang tahu golongan mana yang akan diterima-Nya.
    ini bukan saatnya kita harus memainkan jari2 kita untuk perdebatan dan diskusi yang tidak akan selesai. Sesama muslim itu kita harus menyatukan perbedaan pandangan dlam kerangka Islam.

    Mohon jangan di kritik tulisan saya ini karena takdir dari Allah saya menulis di Blog ini, kalo anda protes anda sama saja anda melawan TAKDIR Allah SWT, dan Tulisan saya adalah segala bentuk tindakan diri saya dalam mengoptimalkan akal yang saya miliki dan usaha saya ini adalah bisa jadi amal dan kesalahan yang menjadi pertanggung jawaban saya terhadap Allah SWT. Salah dan Benarnya Hanya Allah SWT yang tahu. jadi anda semua tidak diberikan izin menghakimi suatu kebenaran. kalo anda ngeyel maka anda melawan TAKDIR Allah SWT. Wallahualam bisawab

    • Mohon jangan di kritik tulisan saya ini karena takdir dari Allah saya menulis di Blog ini,
      ==> dan orang yang telah ataupun belum mengkritik dan yang telah ataupun belum mengomentari-pun adalah takdir dari-NYA

      Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk meluruskan yang haq, Allah menurunkan Al-quran sebagai petunjuk MANUSIA
      ==> benar sekali bapak, oleh karenanya muncul blog ini, karena ingin meluruskan yang haq, agar sesuai dengan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammd Sholallohu ‘alaihi wasallam, terkhusus permasalahan Keimanan dan lebih khusus lagi dalam hal taqdir

  535. Sejak lama sy bertanya2 dlm hati, gimanasih jelasnya hti itu, ternyata di sini saya banyak tahu, ternyata begitu, insya-Alloh bermanfaat bagi saya, semoga, amin.

  536. بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

    Alhamdulillah, Semoga ALLAH Memberikan hidayah kepada antum semua, dengan sebab diskusi yang baik, menerangkan sesuatu dengan dalil, Berpegang dengan pendapat yang shahih yang berasal dari Alquran dan Hadits Nabi berdasar pemahaman para Sahabat, Tabiin, Tabiut tabiin dan Ulama yang mengikuti jejak mereka, dan juga Semoga ALLAH menghilangkan rasa fanatik yang kemudian ALLAH menggantikannya dengan sikap menerima kebenaran,,,

    Semua makhluk yang bernyawa pasti akan mati, dan setelah kematian hanya ada dua pilihan yaitu Al Jannah ( Surga ) atau Al Naar ( Neraka )
    bagi orang yang menerima kebenaran akan diberikan jannah, dan bagi mereka yang menolak kebenaran maka akan diberikan padanya naar,

    Rasulullah Berkata :
    لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

    الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

    Tidak akan masuk kedalam surga, barangsiapa didalam hatinya terdapat KESOMBONGAN walaupun hanya sebesar zarrah. Kesombongan itu adalah Menolak kebenaran dan Merendahkan Manusia ( HR.Muslim )

    Maka terimalah kebenaran itu, dan tinggalkan orang yang menolak kebenaran…Sadarlah wahai makhluk yang pasti akan mati…
    Kembalilah Kepada kebenaran, dan jangan kau Tolak kebenaran itu…

    اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

  537. Bismillah,
    Saya admin blog ini menawarkan barangkali ada ikhwah yang memiliki kenalan penerbit dan berminat menerbitkan isi blog ini baik keseluruhan maupun sebagian, baik utuh maupun dengan diedit terlebih dahulu, dapat menghubungi email pribadi saya di extralive@ymail.com atau no HP rekan saya di 081373441891 / 085624482272 (a.n. Yogi).

  538. saya coba cari fakta/ Bukti ttg Khilafah
    Bukti Video misalnya..
    Dan saya menemukan, Bukti yg
    membuat Sadar akan Pentingnya Khilafah
    sekaligus Sangat7 Sedih !!!! terhadap y menimpa Kaum Muslimin di dunia ;(:(; Betul2 Sadar dan sedihnya sampe
    Bikin sadar dg:
    *****Alloh memelihara dengan kekuasaan
    terhadap apa yg Tidak dpt dipelihara dg al-Qur’an”

    di YOUTUBE keyword: RINTIHAN UMAT ISLAM:

    :(;(:(

  539. yang punya blog ini belum paham dengan qadha dan qodar yang di jelaskan HT, coba belajar lagi ke HT, jadi ga pabaliut…..

  540. ketika admin faham bahwa yang dibicarakan ini adalah saudaranya, tentu tidak akan beraikap buruk sperti ini. persoalan yang terpenting saat ini adalah memprsatukan umat islam kembali dan menerapan syariah secara total, hal ini bisa dicaapai dengan tegaknya khilafah seperti Rasulullah lakukan. mengenai qodho dan qadar pun akan bisa diselesaikan, minimal tak saling hujat, insyaAllah. namun saat ini kalau admin anggap pemahaman HT mngenai qodo dan qodar menyimpang, diskusi langsung,,, jgn sebar keburukan saudara sendiri. yang notabene belum tentu juga menyimpang.

    • ketika admin faham bahwa yang dibicarakan ini adalah saudaranya, tentu tidak akan beraikap buruk sperti ini.
      ==
      ketika HTI faham bahwa yang dibicarakan ini adalah saudaranya, tentu tidak akan beraikap buruk sperti DEMO, DAN BERORASI MEMAPARKAN KEBURUKAN SAUDARANYA DIMUKA UMUM.

      ————————

      kalau admin anggap pemahaman HT mngenai qodo dan qodar menyimpang, diskusi langsung,,, jgn sebar keburukan saudara sendiri.
      ==
      kalau HTI anggap pemahaman PIHAK PEMERINTAH KAUM MUSLIMIN menyimpang, diskusi langsung,,, jgn sebar keburukan saudara sendiri.

      • @gsmyemen
        di majalahny HTI, sering ada info tentang diskusi langsung ke Pemerintah.. samapai sekrg..
        hmmm, blm liat kayae antum.. saya suka baca majalahnya al waie..

        knp demo ga pernah dtinggalin HT?
        kenytaannya, Berapa byk Kebijakan Pemerintah “yg rentan mbahayakan masyarkt” efektif dicegah/diulur dg Demo…
        Bhkn masyrkat Umum jd Cepet Tahu ttg “Masalah”nya, (plus “Pembuat Masalah”)… Klw Demo HT, Plus “Solusi Islamnya”…

        jd,sya meliat,
        Demo bukanlah buat “Buruk2in” org, tp
        dlm aktivitas politik, ini termasuk cara efektif..

        Tp bagi yg msh menganggap Islam + Politik itu “Terpisah”
        mungkin pemahaman ini sulit dipahami…
        krn mmg berfikir politik itu ga semua org bs lakukan.. klw ga mw belajar dan biasa mikir politik…

        hemmmmm…. kok bs ya, menganggap Islam+Politik “terpisah” ??!!!

      • @YE

        agama islam ini adalah agama yang sempurna dan telah sempurna, termasuk urusan politikpun sudah diatur didalamnya (bukan hanya qodho dan qodar), tata caranya pun juga sudah diatur, silakan bapak kaji dengan baik dan menyeluruh kitab-kitab para ulama pewaris nabi , seperti kitab shohih muslim dan shohih bukhori, Terimakasih banyak

  541. Aku tidak menolak usaha, akan tetapi, pernyataan Anda ini, ada sesuatu yang tidak masuk akal, sesuatu yang tidak mungkin dan termasuk bentuk kekufuran, karena perkara yang Goib (sesuatu yg pasti akan terjadi) hanya Alloh yang Mengetahui secara pasti.

    Kalau mau memberi ibarat, janganlah memberi ibarat/permisalan yang disana terkandung kekufuran terhadap hak Alloh.
    ==
    walau dia tahu nasibnya telah tersurat dg seseorang yg krn sdh yakin nasibnya telah tertulis.

    • Salam..

      Awalnya coba searching anak ajaib di youtube,
      tapi ga sengaja dapat Video Youtube yg Bagus, bagi qt kaum muslim
      yang memimpikan persatuan Hakiki dan Mengetahui Agenda Musuh Islam kpd qt…

      Jadi, Search sj di YOUTUBE dg keywrd:
      Non-Muslim memecah Muslimin utk cegah KHILAFAH
      atw

      Salam..

      yg Alloh sendiri membolehkan beda, jgn qt permasalahkan,
      dan
      yg Alloh haruskan sama, jgn malah qt biarkan/abaikan, apalagi dipermasalahkan !!!!

  542. Maaf. Ternyata pengelola forum ini adalah orang salafi (salah fikir) yang masih menganggap SBY sebagai ULIL AMRI-nya, asalkan SBY masih sholat.
    Meskipun sudah melakukan kufran bawaahan.
    (Meskipun pengelola ini hanya korban dari syaikh2 mereka dan pemimpin2 yang di saudi).
    Dalam hal qadha dan qadar ini saya lebih memilih apa yang disampaikan pengelola ini.
    Dan seharusnya HTI mengkroscek kembali kitab nizhom islam, kemudian dicocokkan dengan al-qur’an dan al-hadits.
    Tetapi, jangan kemudian menurunkan semangat perjuangan menegakkan syari’at islam, tentang iman qadha dan qadar itu penting sekali, tetapi jangan sampai menurunkan semangat perjuangan dalam menegakkan kembali khilafah islam.
    Petakan dulu mana penghalang2 Islam/ musuh2 islam yang terbesar seperti SBY dan bala tentaranya, kemudian baru membenahi yang lain2.
    Bukan menyepelekan masalah iman.
    HTI/HT terus berjuanglah menegakkan syari’at islam dan khilafah, lawan thoghut2 dan bala tentaranya di negeri2 budak yahudi dan nasrani (seperti SBY).
    Tapi jangan lupa untuk terus membenahi diri sendiri juga ya.
    Semangat.

    • @all syabab : terus perkaya diri dengan Ilmu dan Amal. :)
      tetap lantang menyuarakan Syarii’ah n Khilaafah.

    • yang benar, korban dari Pemahaman yang diajarkan oleh Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau,
      ==
      …… Meskipun sudah melakukan kufran bawaahan.
      (Meskipun pengelola ini hanya korban dari syaikh2 mereka dan pemimpin2 yang di saudi).
      ___
      tidak ada yang menurunkan ataupun melebihkan diluar batas syar’i, tetap harus berjuang sesuai dengan metode dakwah para Nabi dan sesuai dengan pemahaman/pengamalan/syariat yang diajarkan Nabi tentang dakwah Islam
      ==
      Tetapi, jangan kemudian menurunkan semangat perjuangan menegakkan syari’at islam,
      __
      berjuanglah kaum muslimin, menegakkan syariat Islam pada diri kalian, keluarga, kampung, kantor, …. dll,
      ==
      HTI/HT terus berjuanglah menegakkan syari’at islam dan khilafah, lawan thoghut2 dan bala tentaranya di negeri2 budak yahudi dan nasrani
      __
      Bukan menyepelekan masalah Khilafah
      ==
      Bukan menyepelekan masalah iman.

  543. Shalluu ‘alan Nabiy!
    Allahumma shalli ‘alaa Muhammad. :)

  544. asy syahid mujahidin

    Ribut aja dari dulu, rasul sudah banyak mengajarkan jangan banyak berdebat…kasian ummat pada bengong…lha subjek dakwahna pada tawuran…xixixixixi…

  545. Cahaya Keberkahan Lailatul Qadr semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    Percaya segenap ketentuan baik dan buruknya adalah milik Allah swt, contohnya rizki anda berupa makanan dan minuman, nafas, harta, dll kesemuanya ALlah yg menciptakan dan buka kita yg membuatnya, karena kita hanya merangkai yg milik Allah, dan ketentuan buruk misalnya penyakit, musibah, neraka, itu semua tak tercipta sendiri tapi Allah swt yg menciptakannya.

    Manusia melewati kehidupan dan ketentuan Allah swt namun ketentuan Allah bisa berubah, sebagaimana kita memahami bahwa Qadha (ketentuan Allah) ada yg Mubram (tak bisa berubah) dan ada yg Mu’allaq (bisa berubah), sabda Rasul saw : “Doa dapat merubah Qadha” (Mustadrak ala shahihain hadits no.6038).

    kita berbuat dan beramal, dan memasrahkan segalanya kepada Allah, kita mepunyai keinginan dan berusaha, namun bila kehendak Allah berbeda maka kita tenang dan tak risih, ridho dengan kehendak Nya swt.

    manusia berbuat, namun sesekali ia bukanlah Maha Pengatur, ia berbuat namun tak bisa memaksakan kehendak Allah agar Allah menuruti kemauannya, ia selayaknya menerima keputusan Sang Pemilik Nya swt, sebagaimana anak yg patuh akan menerima kemauan ibunya walau bertentangan dengan keinginannya, ia jatuhkan kemauannya dan ia bersabar atas kemauan ibunya,

    lebih lebih lagi atas kemauan kekasih tunggalnya yaitu Allah swt, yg menciptakan ibu dan ayahnya, kita mempunyai kehendak, namun ketika kita sadar ternyata kehendak Nya berbeda dengan kemauan kita dalam suatu hal, maka kita tenang dan bersabar atas kemauan Nya swt, dan inilah hakikat hamba, mustahil hamba mengangkat dirinya atas tuhannya hingga memaksa agar tuhannya mesti patuh pada keinginannya.

    tawakkal yg benar adalah tawakkal yg diserrtai usaha, yaitu berusaha namun memasrahkan hasil kerjanya pada Allah, bila berhasil maka ia bersyukur karena ALlah sesuai dan setuju dg usaha dan kemauannya, dan bila tak berhasil ia bersabar karena ternyata kehendak Allah swt tak sesuai dg keinginannya, inilah yg disebut tawakkal.

    Jabariyah adalah pemahaman yg mengatakan bahwa amal shalih bukanlha sebab masuknya kita ke sorgadala segala hal, dan sebaliknya adalah Qadariyah, yg meyakini bahwa sorga adalah bayaran dari amal kita secara mulak.

    dan kedua faham ini batil, bahwa kita beramal dan Allah swt menentukan diterimanya amal itu atau tidak.

    tentunya kita tak berpangku tangan, tidak pula mengandalkan amal untuk memastikan masuk sorga dan bebas dari neraka. (Fathul Baari Almasyhur juz 11 hal 296).

    3. niat kita bisa berbeda beda, untuk mendekat pada Allah, menuju keridhoan Allah, cinta kepada Allah, rindu pada Allah, takut pada Allah dan banyak lagi, namun tetap Lillah.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a’lam

    Ditelusuri oleh Habib Munzir Almusawwa
    Lebih lengkap baca di : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=20677#20677

  546. nadera alburuuj

    assalamualaykum..
    untuk pengelola blog ini, saya mau klarifikasi ttg ayat pd surat As-Saffat:96
    Padahal Allah berfirman :
    وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
    Artinya: “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian” (QS As Shaffat :96)
    namun dalam translate qur’an saya “padahal Allah lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”>>

    dengan merujuk arti (ke-1) pengelolakomaht menjadikn pembaca memahami bahwa allah lah yang menciptakan perbuatan dan allah lah yang menentukan amalan seseorang :/

    dgn merujuk arti (ke-2) terdapat kata “yang” sgbmn perbuatan itu merupakan potensi yg ada pd manusia…

    jadi pemahaman ahli sunnah sungguh keliru kalo bilang perbuatan amalan manusia yg nanti diminta pertanggungjawaban itu alih-alih bak settingan Allah (karena kesan nya membaca penjelasan anda sprt itu)

    insha allah… apa yang aku share dgn teman-teman hizb tahrir itu benar dan sesuai konsep bukan meranah pd contoh-contoh..
    lgpula.. jangan lah mengambil ayat-ayat (pengertian nya) sepotong-potong.. karna semula iblis bisa menjadi malaikat..

    ulas balik >> pd surat aS-Saffat itu dijelaskan shirah nabi ibrahim yg di tentang kaum nya dn mereka marah mengapa berhala nya di porak-porandakn.. lalu ibrahim menimpali bukan kah Allah yg menciptakn kamu dan segenap kemampuan mu (dpergunakan membuat patung?) ..??

    pengelolakomaht… jika anda masih aktif disini.. pergunakanlah pilihan algoritma yg bukan didorong rasa “pernah mantan HT” yg akhirnya bukan seperti itu yg anda paham (dgambarkan ulah HT yg berpaham like that but in fact nop :)

  547. tidak usah berdebat. telah jelas halal haram.
    hargai masing2 pendapat.
    saling mengrti itu lebih mendekati kebenaran daripada merasa diri paling benar.
    wallahu a’lam

  548. puffff…sampe capek bacanya.

    pengelolakomaht (1 juni 2011) :
    Daulah versi Hizbut Tahrir harusnya sudah tegak akhy, sebab pada 29 Oktober 1956 pemerintah Yordan sudah menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir untuk mendirikan kembali khilafah. Namun sayangnya Hizbut Tahrir menolak

    pertanyaan :
    hizbut tahrir menolak mendirikan khilafah di yordan itu kira-kira alasannya apa ya pak ?

  549. Dengan ilmu ALLAH SWT lah sebelum kita terlahir sudah ada ketetapan surga atau neraka, dengan ilmu ALLAH SWT lah, DIA sudah tahu kelak pilihan kita mau taqwa atau kafir :) jadi bukan karena ALLAH SWT sebelum kita lahir sudah menentukan kita masuk surga atau neraka, tetapi karena ilmu ALLAH SWT lah DIA sudah tahu kita akan memilih taqwa atau kafir :)

  550. Ping-balik: Junior Liem Kisahkan Hampir Kena DO, Apa Penyebabnya?

  551. teruslah berpecah belah… bertikai…
    ha
    ha
    ha

  552. afwan, yg dimaksud mungkin bagi orang2 yang melabeli dirinya ahlus sunnah tapi dalam tindakannya tdk menunjukan ahli sunnah melainkan ahli bid’ah,,,,

  553. 2. Sabda Nabi :
    مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى }
    Artinya: “Tak seorangpun dari kamu kecuali telah tertulis tempatnya di surga atau tempatnya di neraka” Kemudian (sahabat) bertanya : “Ya Rasulullah, apakah kita tidak pasrah saja” (Dalam suatu riwayat disebutkan :’Apakah kita tidak pasrah saja pada ketetapan kita dan meninggalkan amal). Beliau menjawab : “Jangan, (tetapi) beramalah, setiap orang dipermudah (menuju ketetapannya)”.

    disini sudah jelas bahwa Rasulullah menyuruh kita beramal sedangkan amalan itu pilihan, mau beramal baik atau beramal jahat

Tinggalkan Balasan ke malikkhan kali-qhye Batalkan balasan